Chapter: Bab 5'Ting... Tong...' Bel rumah berbunyi, Mama Jessica bergegas bangkit menuju pintu untuk membukanya. Akhirnya aku terlepas dari keadaan yang sebenarnya cukup sulit untuk dikendalikan. "Eh, Papa udah pulang rupanya. Gimana kerjaannya, lancar?" Mama Jessica membantu melepaskan jasnya Ayah. "Lancar, seperti biasanya. Sekarang mau istirahat dulu. Hari ini lelah sekali rasanya." Percakapan mereka berdua terdengar jelas, masuk begitu saja ke telingaku. Aku masih duduk di sofa ruang keluarga, pura-pura sibuk memainkan ponsel meski pikiranku ke mana-mana. Ketika Ayah berjalan menuju kamarnya, langkahnya terhenti tiba-tiba. Ia menatapku, ekspresinya langsung berubah terkejut. Tanpa pikir panjang, ia membalikkan arah dan menghampiriku, seolah rasa penasarannya mengalahkan segala kelelahan setelah bekerja seharian. "Radit? Kamu kenapa?" tanya Ayah, panik. "Maksud Papa?" "Itu, lututmu kenapa diperban?" Aku menunduk sejenak, mengikuti arah pandangan Ayah. Benar saja, di lutut k
Last Updated: 2025-11-24
Chapter: Bab 4Setelah Mama Jessica berdiri dengan stabil, aku langsung menarik tanganku cepat-cepat. Jantungku berdebar kacau, wajahku panas bukan main. Tapi Mama Jessica hanya menatapku sambil tersenyum tipis, seakan sentuhan barusan sama sekali bukan masalah baginya. "Yaudah, sekarang coba kamu yang pasang lampunya." Mama Jessica memberikan bohlam itu kepadaku. Aku cukup lega karena terlepas dari ujian yang sebenarnya kuketahui kunci jawabannya. Akan tetapi, ujian berikutnya ternyata justru mengancam nyawaku. Aku menelan ludah, menatap bola lampu yang harus kuganti, lalu melirik ke tangga lipat itu. "Maaf, Ma. Aku gak bisa." "Loh, kenapa?" Aku menggeser langkah mundur setapak, tangan berkeringat. "Aku takut ketinggian soalnya." Mama memelototkan mata kecilnya, setengah tak percaya. "Ih kamu ya, Dit? Serius kamu?" Ia berdiri dengan tangan di pinggang. Aku menghela napas panjang, lalu menatap ke atas sebentar sebelum cepat-cepat kembali melihat lantai. "Iya, Ma. Trauma soalnya. Dulu wa
Last Updated: 2025-11-24
Chapter: Bab 3Aku mengatur napas sebaik mungkin, setelah lari terbirit-birit ke dalam kamar. Bagaimana jika Mama Jessica melihat milikku barusan?! 'Tok! Tok! Tok!' Belum selesai aku menata pikiran, dentuman ketukan tiba-tiba memukul pintu kamarku. "Radit, udah pake bajunya? Kita sarapan sekarang, yuk? Mama udah laper banget, nih." Aku bergegas mengenakan kaos dan celana jeans. Tidak lupa juga ikat pinggang ku eratkan sekuat mungkin. Berharap agar kejantananku terkunci rapat di dalam sana. "Iya Ma, ini udah mau siap." Aku menghampiri Mama Jessica yang sudah menanti di ruang makan. "Loh, Radit? Mau kemana kamu?" Mama Jessica memiringkan kepala, matanya menelusuri penampilanku dari atas sampai bawah. "Sarapan kan, Ma?" "Iya, Mama tau. Tapi, ngapain pake jeans segala? Masa iya sarapan rapi banget kayak gitu?" "Gak apa-apa, Ma. Biar lebih seger aja, hehe." Mama Jessica tersenyum sambil menggeleng pelan. Entah ia tahu maksud di balik celana jeans yang kupakai, aku tidak tahu. Ia l
Last Updated: 2025-11-24
Chapter: Bab 2Aku cukup tercengang. Walaupun sebenarnya hati ini ingin mengiyakannya, tapi entah kenapa aku seakan harus menolaknya. "Nggak usah, Ma. Aku sendiri aja. Mungkin sebentar lagi juga udah nyala lampunya." "Yaudah kalau gitu. Mama balik ke kamar dulu, ya." "Eum, iya Ma." "Huft..." Aku menghela napas, tidak tahu apa yang akan terjadi jika mengiyakan tawarannya itu. "Yaelah Dit, mikir apaan, sih?" batinku bicara, tersenyum sambil menggelengkan kepala. Namun demikian, aku tidak boleh menyimpan hasrat terhadapnya. Itu adalah ibuku, walau hanya ibu tiri, tapi dia adalah istri sah dari Ayahku. Tiga bulan lalu Ayah menikahinya. Usia Ayah sebenarnya sudah tidak muda lagi, sedangkan Mama Jessica jauh lebih muda darinya. Perbedaan usia mereka cukup mencolok, hingga tak jarang orang di sekitar kami sempat berbisik heran, mempertanyakan alasan di balik pernikahan mereka. Aku pun tidak tahu pasti kenapa Mama Jessica mau menikah dengan Ayah. Kadang aku berpikir, mungkin karena cinta, atau bisa
Last Updated: 2025-11-24
Chapter: Bab 1"Ahh... Ahh... Ahh..." Langkahku terhenti saat mendengar suara kenikmatan. Tepat berada di depan pintu kamar ibuku. Aku yang terbangun tengah malam karena merasa ingin buang air kecil, mengurungkan niatku sejenak untuk mendengar lebih jelas. Perlahan, aku mendekatkan telinga ke pintu. Ternyata benar, suara itu memang berasal dari dalam kamar Mama Jessica, ibu tiriku. Rasa buang air kecil yang tadinya nyaris tak tertahankan, menghilang seketika. Aku mengatur napas sebaik mungkin, sembari mencoba berpikir apa yang sedang berlangsung di dalam sana. Bagaimana mungkin? Tidak, ini tidak mungkin! Batinku bergejolak, pikiranku melayang-layang. Apa mungkin ibu tiriku memasukkan pria lain ke dalam kamar? Atau jangan-jangan... Pikiranku semakin beterbangan, membayangkan apa yang dapat memicu munculnya suara desahan itu. Ayah belum pulang karena lembur malam ini. Jadi, tidak mungkin desahan itu muncul dengan sendirinya. "Loh, Radit? Ngapain di sini?" tanya Mama Jessica yang tiba-tiba s
Last Updated: 2025-11-24