Chapter: Bab 24. Pewaris Tiga Ilmu DewaBanga mewarisi empat ilmu dewa perang; Tapak Dewa, Angin Dewa, Sinar Dewa dan Mata Dewa. Mewarisi teknik pengobatan penyakit dan racun dari dewa obat, dan tujuh jurus inti Dewa Pedang: Angin Topan Menggulung Badai, Gelombang Samudera Meneguk Ombak, Bulan Sabit Menutup Matahari, Harimau Putih Menangkap Buruan, Kupu-kupu Menari Di Awan, Bintang Jatuh Di Teratak, dan Petir Membelah Hujan. Tanda-tanda pewaris tiga ilmu dewa ini sangat misterius dan mustahil terdapat pada klan Nayaka, maka beberapa abad lalu lembaran berita tentang kedatangan ksatria perang dilenyapkan dari kitab kuno istana. "Apakah pemuda itu mewarisi ilmu raja iblis?" ujar tokoh silat istana bertampang Asia Timur. "Dewa pedang hanya memiliki keunggulan senjata, ia mengalahkan ribuan musuh dengan senjata." Semua jurus sakti yang berada di muka bumi tercantum dalam kitab besar istana, maka itu Ratu Nayaka merekrut tokoh silat istana dari berbagai golongan dan memiliki jurus langka. Bahkan beberapa jurus sakti mampu m
Last Updated: 2025-08-14
Chapter: Bab 23. Klan Terkuat"Baiklah! Aku mendatangi kalian kalau kalian ragu-ragu untuk mati!" Banga berjalan di antara mayat di halaman menghampiri pasukan kerajaan di pintu gerbang, sambil memegang pedang mirabilis. Komandan perang dan tokoh silat istana heran melihat perilakunya ini. Ksatria besar seharusnya melayang di udara dan langsung menyerang mereka. Bukan berjalan kaki seperti petani hendak pergi ke sawah. Pemuda ini kelihatannya tidak memiliki gin kang memadai. Aneh sekali. "Semakin kentara kalau kekuatan pemuda itu berada di tangannya," kata komandan perang. "Kita rebut pedang kalkolitik." "Aku kira pemuda itu hanya berpura-pura," ujar Jagapati. "Ia ingin menghabisi prajurit dengan cara berbeda. Kau lihat ia tidak meninggalkan jejak di tanah berdebu. Ia tidak benar-benar menginjak bumi." "Kita habisi ksatria itu lebih dahulu." Komandan perang lompat dari kuda dengan jungkir balik di udara, lalu berdiri di halaman menghadang Banga. Jagapati dan beberapa tokoh silat istana istana menyusul deng
Last Updated: 2025-08-08
Chapter: Bab 22. Simbol Kekuasaan LangitDebu beterbangan di udara laksana asap membumbung. Satu batalyon prajurit kotaraja memacu kuda dengan cepat, mereka mengenakan zirah serta bersenjata samurai dan panah. Pasukan kotaraja dipimpin seorang komandan perang, turut bersamanya dua puluh tokoh silat istana dengan berbagai senjata pusaka. Kuda berlari melambat mendekati rumah kepala kampung. Komandan perang memberi isyarat untuk berhenti saat tiba di pintu benteng yang rusak parah. "Aku belum pernah melihat pemandangan keji sebelumnya," kata komandan perang marah. Matanya memandang nanar pada mayat yang bergeletakan di halaman. "Prajuritku di perlakukan secara hina dina." Belasan mayat di dekat pintu gerbang diguyur air comberan sehingga penuh lumpur dan berbau busuk, bahkan di muka beberapa mayat terdapat tinja. "Kau komandan perang munafik!" seru Banga, yang berdiri dengan gagah di beranda sambil menggenggam pedang kalkolitik. "Kau berperan aktif dalam pembantaian klan Adikara di kadipaten ini! Mereka dibunuh secara biad
Last Updated: 2025-05-09
Chapter: Bab 21. Berjuang Di Kemudian HariKomandan legiun berkeringat dingin melihat seluruh pendekar dan prajurit bergelimangan darah di halaman, tewas secara mengenaskan. Penduduk meludahi beberapa prajurit yang sekarat dan menginjaknya hingga mati, semasa hidupnya mereka sangat kejam menindas rakyat. Komandan legiun menyesal membiarkan kepala pengawal pergi ke dalam rumah mencari harta yang tertinggal. Tapi ia tidak gentar, ia mencabut pedang komando untuk bertarung sampai mati. "Kau bukan ksatria sejati," geram komandan legiun. "Kau iblis yang haus darah. Apakah hanya kematian yang ada di pikiranmu?" "Hukuman bagi kaki tangan istana adalah kematian," tegas Banga dingin. "Untukmu aku ada toleransi, kau ingin mati dengan cara apa?" "Bedebah!" umpat komandan legiun dengan kemarahan memuncak. "Kau harus membayar perbuatanmu kepada anak buahku!" "Aku akan membayar biaya pemakaman mereka, juga pemakaman dirimu!" Banga meminta Abiyasa mengurus pemakaman korban untuk mencegah penyakit menular dari bangkai yang tergeletak.
Last Updated: 2025-05-08
Chapter: Bab 20. Sudah TerlambatKepala pengawal tidak peduli ksatria perang berasal dari klan mana, ia tak mungkin mampu melawan kekuatan besar istana. Legenda itu hanyalah cerita turun temurun yang entah dari mana asalnya. Kemunculan ksatria perang tidak terdapat dalam kitab kuno Jawa Dwipa, selain pedang kalkolitik yang sangat misterius itu. Ia adalah pendekar bayaran yang bertugas melindungi keselamatan kepala kampung. Orang yang perlu dilindungi sekarang sudah pergi ke kotaraja. Buat apa lagi bertahan di rumah ini? "Aku memeriksa situasi di dalam dulu," kata kepala pengawal. "Apakah semua pelayan sudah meninggalkan rumah ini?" Kepala kampung pergi naik kereta lewat gerbang belakang, membawa harta kekayaan dan beberapa perempuan peliharaan. Ia hanya menyisakan pelayan tua dan tidak berguna di ranjang. "Rumah sudah kosong sebelum ksatria itu datang," kata komandan legiun. "Tinggal dua gundikmu saja. Bukankah ia diminta menunggu?" Kepala pengawal tersenyum licik. "Kau memerintahkan mereka tinggal karena kau ja
Last Updated: 2025-05-07
Chapter: Bab 19. Bukan Ahli PedangBanga melompat terbang melewati pagar tinggi dan mendatangi sekumpulan pendekar yang menunggu di beranda. Puluhan prajurit yang berbaris siaga di halaman segera membubarkan diri dan mengepung Banga dengan bersenjatakan tombak. Kepala kampung tidak kelihatan. Banga curiga ia melarikan diri. Tindakan bodoh kalau bersembunyi di dalam rumah. "Aku ingin bertemu dengan kepala kampung," kata Banga. "Adakah di antara kalian yang ingin menjelaskan?" Banga tidak mengenal kepala kampung, tapi bisa dibedakan dari pakaian ningrat yang dikenakan. Di antara mereka tidak ada yang memakai emblem istana. Banga tidak akan teperdaya jika kepala kampung berpakaian pendekar atau prajurit, karakter pemimpin congkak bisa dibedakan. "Kau tidak perlu tahu keberadaan kepala kampung," kata kepala pengawal yang berdiri di dekat komandan legiun. "Ia akan muncul untuk melihat mayatmu." Banga mendengus sinis. "Cecunguk istana itu takkan pernah melihat mayatku, selain mayat penjilat." "Sombong sekali k
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: 397. Puri AbadiRaden Manggala bersama beberapa pembantu dekatnya mengadakan perjamuan makan malam yang dihadiri dua ratus istrinya. Perempuan-perempuan muda dan cantik itu pergi ke Puri Abadi secara sukarela tanpa sepengetahuan suami atau orang tua sehingga dikabarkan diculik. Kebiasaan jelek warga kampung Luhan adalah menyebarkan berita tanpa menyaring dahulu kebenaran berita itu. Memicu kegaduhan dengan berbagai modus diakui sebagai hak asasi bangsa Luhan. Mereka bangsa yang bodoh. Bangsa yang mencontek sepenuhnya kebebasan dengan mengangkangi norma yang ada. Bangsa Luhan terlihat maju padahal sesungguhnya tengah menuju kehancuran hakikat kebebasan. "Perjuangan takkan pernah padam laksana api abadi," kata Raden Manggala. "Kita tinggalkan para pecundang yang menginginkan imbalan semata. Aku akan berusaha memberikan kehidupan yang lebih baik bagi kalian." Semua wanita yang menghadiri perjamuan tidak tahu kalau hidangan mewah di hadapan mereka adalah hasil rampokan. Mereka mengira semua i
Last Updated: 2025-03-02
Chapter: 396. Menolak AmpunanCakra banyak memiliki waktu senggang. Ia sudah memantau keadaan di jazirah tirta dan jazirah bentala dengan ilmu Tembus Pandang Paripurna dengan kekuatan intisari roh, situasi cukup kondusif. Kelompok pergerakan di perbukitan Luhan bukan ancaman serius secara global, skalanya kecil, dan semakin hilang gemanya setelah harta karun disita untuk negara. Maka itu Cakra tidak keberatan ketika istana mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam untuk merayakan ikatan janji suci mereka. "Pesta itu untuk rakyat," kata Nawangwulan. "Kita tidak perlu hadir sepanjang waktu." Mereka meninggalkan kemeriahan pesta dan memilih beristirahat di kamar pengantin. "Adakah kearifan lokal di jazirah tirta yang terlewati?" tanya Cakra. "Di jazirah bentala, malam pertama disaksikan oleh ayah dan ibu mertua." "Di jazirah tirta malam pertama dihabiskan putera mahkota di pesanggrahan ibu mertua, untuk menerima hadiah perkawinan." Sebuah tradisi yang sangat memanjakan Cakra. Ibu Suri terlihat menawan dan
Last Updated: 2025-03-02
Chapter: 395. Ratu PengantinDengan bantuan energi intisari roh, Cakra berhasil memindahkan harta di kediaman adipati ke rumah Adinda yang kini kosong. "Aku butuh kereta barang untuk mengangkut ke istana," kata Cakra. "Warga kampung Luhan pasti curiga kalau aku sewa kereta barang. Apakah aku minta bantuan Nawangwulan saja?" Ratu Kencana muncul di kamar tirakat. Cakra tersenyum senang. "Kebetulan." "Kebetulan apa?" sergah Ratu Kencana. "Kebetulan kau ingin ditampar?" "Aku butuh kereta barang untuk mengangkut harta karun ke istana. Dapatkah kau menciptakan binatang penarik bertenaga super?" "Tidak ada ilmu yang bisa menciptakan makhluk hidup, kau bisa menciptakan tiruannya." "Lalu kau datang untuk apa?" Plak! Plak! "Aku datang untuk menamparmu!" geram Ratu Kencana. "Aku menjadi gunjingan di langit dan bumi gara-gara dirimu!" Pasti soal bercinta lagi, batin Cakra kecut. Ratu Kencana sangat jengkel dibilang mentransfer ilmu lewat kemesraan. "Kau harusnya memberi klarifikasi
Last Updated: 2025-03-02
Chapter: 394. Generasi Nasi BungkusKampung Luhan gempar. Penggerebekan rumah Adinda oleh pasukan elit Kotaraja sangat mengejutkan. Gelombang protes muncul secara sporadis. Mereka menganggap penangkapan lima puluh wanita dan beberapa petugas keamanan sangat beraroma politis. Adipati Butong laksana kebakaran jenggot, padahal tidak berjenggot. Ia bukan meredam massa yang berdemo di depan kantor kadipaten, malah semakin membangkitkan amarah. "Tenang! Tenang! Beri saya kesempatan untuk berbicara!" Warga berusaha diam, kebanyakan orang tua perempuan yang ditangkap. Mereka bingung anaknya pergi pesta dansa dicurigai anggota pergerakan. "Saya tidak tahu apa-apa dalam peristiwa itu! Istana tidak berkoordinasi dengan saya! Saya akan mengajukan protes keras pada istana!" "Bukan protes! Bebaskan anak kami! Mereka tidak bersalah!" "Pasukan elit sudah berbuat sewenang-wenang! Mereka membawa anak kami ke Kotaraja untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang tidak mereka lakukan!" "Bebaskan anak kami!" "Bebaskan istri
Last Updated: 2025-03-02
Chapter: 393. Tuan Khong"Selamat pagi, Tuan Khong!" Seluruh pelayan di dapur mengangguk hormat menyambut kedatangan kepala koki di pintu masuk. Tuan Khong sangat dihormati di pantry. Ia sangat perhatian pada pegawai. Ia menginginkan kesempurnaan dalam pekerjaan. "Ada yang sakit pagi ini?" "Tidak ada, Tuan Khong." "Bagus." Khong mendatangi Chan Xian yang tengah menyiapkan minuman hangat di dapur minuman. Gadis itu ahli meracik minuman. "Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Khong. "Pagi terindah bagiku," jawab Chan Xian. "Kau pasti mendapat gift universe lagi." Pelayanan kamar yang memuaskan akan menerima uang tip besar dari tamu. Chan Xian adalah primadona di penginapan termewah di Butong dengan tamu kaum bangsawan. Chan Xian terlihat sangat ceria, padahal hatinya menderita. Ia ingin menciptakan citra yang baik di penginapan untuk kelancaran misinya. "Aku dapat sepuluh gift universe pagi ini. Entah karena pelayanan yang memuaskan atau karena kecantikan diriku." "Perempuan cantik selal
Last Updated: 2025-02-28
Chapter: 392. Bukan Hanya Milik Puteri MahkotaHari sudah pagi. Cakra bangun dan pergi mandi, kemudian berpakaian. Jie masih tertidur pulas di bawah selimut di pembaringan. Cakra menghubungi Nawangwulan lewat Sambung Kalbu. "Sayang!" pekik puteri mahkota Segara gembira. "Ada apa menghubungi aku?" "Biasanya panggil kang mas." "Aku merasa ada jarak, formil banget, padahal sebentar lagi kita tanpa jarak." Cakra sepakat, panggilan tidak mengurangi rasa hormat kepada pasangan, tergantung bagaimana menempatkan diri. "Aku ada informasi penting," kata Cakra. "Lima puluh istri Manggala akan mengadakan pertemuan rahasia di rumah Adinda, kepala front office kastil Teratai, dengan modus party dance." "Sayang ... kau berada di kampung Luhan?" "Ikan paus membawa diriku ke mari." "Ia ratu siluman paus. Ia sering menolong kesatria yang ingin berkunjung ke negeriku." "Tapi jutek banget." Nawangwulan tertawa lembut. "Ratu Paus biasanya minta upah ... barangkali ia sungkan karena kau calon garwaku, ia jadi bete." "Da
Last Updated: 2025-02-28
Chapter: Bab 96. Kemesraan TerpanasSrikandi perang tergolek lemas di atas rumput. Matanya tampak sayu. Ia mengalami guncangan hebat setelah menyadari apa yang terjadi. Mengapa ia sampai berhalusinasi bercinta dengan seorang ksatria gagah dan tampan? Padahal ksatria pemburu saja enggan bercinta dengannya kalau tak diiming-imingi ringgit. Kemarahan membakar hati srikandi perang. Namun ia sulit bergerak untuk membunuh kingkong yang berdiri penuh kepuasan itu. Tenaganya habis terkuras melayani nafsu binatang itu, ia mungkin sudah mati kalau saja tak mengalir energi aneh dari persenggamaan itu. "Berisik!" sergah Arjuna saat Kong belum berhenti juga dengan erangannya. "Binatang saja muak mendengar eranganmu! Kau ingin membuat kupingku pekak?" Kong berhenti mengerang. Kemudian merapikan jubah dan mendatangi Arjuna yang duduk menunggu di akar besar. "Wangsit palsu itu sungguh memanjakan dirimu," gerutu Arjuna jengkel. "Aku tidak melihat perubahan pada dirimu, selain basah di bawah." "Kau...perhatikan...
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 95. Percuma Keluar Keringat BertarungPermainan pedang srikandi perang sangat hebat, dikombinasikan dengan tendangan dewa yang mengandung chi penuh. Tapi musuh yang dihadapi bukan makhluk bumi, tokoh sakti dari langit yang terkena kutukan. Dalam satu kesempatan Kong berhasil menangkap kaki srikandi perang, ia memutar kaki gempal itu dan mendorongnya. Srikandi perang jatuh terhempas. Kong segera menotok saraf motoriknya, komandan pasukan pemburu itu merasa seluruh ototnya lemas, tak kuasa bangun. "Bedebah!" geram srikandi perang. "Lepaskan totokanmu!" Kong segera membawa srikandi perang ke bawah pohon rindang. Pimpinan ksatria pemburu itu mendelik tanpa kuasa untuk melepaskan diri. Srikandi perang sulit melepaskan diri dari totokan, ia curiga kingkong itu binatang dari langit, totokannya sangat berbeda. Kong membaringkan srikandi perang di atas daun mati. Wanita bertubuh gembrot itu semakin deras memaki. "Jahanam! Apa yang hendak kau lakukan?" Kong segera mempreteli rok zirah srikandi perang. "Antara melaksanakan
Last Updated: 2025-04-23
Chapter: Bab 94. Jadi Raja Sungguh EnakPasukan pemburu bertumbangan kena amuk naga sakti. Pedang mereka tidak mempan untuk melukai, kulit naga seakan membal. Para ksatria itu jadi bulan-bulanan naga sakti. Kematian adalah akhir dari perlawanan mereka, tak satu pun tersisa. Ksatria berjubah biru yang sedang menghadapi Arjuna tampak gentar menyaksikan semua kawannya tewas secara mengenaskan. "Jadi kau pewaris pedang mustika manik?" tanya ksatria berjubah biru. "Bagaimana manusia seperti dirimu terpilih jadi ksatria perang? Kau lebih cocok jadi pangeran dengan dikelilingi puteri cantik jelita, gerakanmu terlalu lembut untuk memainkan pedang." Keunikan ilmu pedang kuno yang dimiliki Arjuna adalah laksana penari memainkan pita, terlihat kurang bertenaga, menitikberatkan pada keseimbangan energi, selaras dengan ilmu tai chi yang dipelajarinya. Sekali terkena pukulan, organ tubuh dalam akan remuk. Pedang di tangan musuh akan terbabat putus dengan aliran chi lebih besar. Ksatria berjubah biru tidak menyadari bahaya itu
Last Updated: 2025-04-22
Chapter: Bab 93. Kutunggu Janjimu"Aku ada masalah dengan kejujuran perempuan." Arjuna ingin menyindir Dara Hiti. Empat Iblis Hitam tidak ada maksud jahat kepada dirinya. Mereka hanya ingin mencari perlindungan. Kong seakan siap jadi pelindung mereka, padahal Arjuna mesti turun tangan kalau ia mendapat kesulitan. Mereka ingin memanfaatkan dirinya lewat binatang murah hati itu. Kong takkan mampu mengatasi pasukan pemburu meski dibantu Empat Iblis Hitam. Kemampuan lawan sangat tinggi. Ilmu dewa yang tersisa hanya kemampuan berlari yang luar biasa. "Kapan aku pernah berbohong kepadamu?" tanya Dara Hiti. "Aku pergi ke timur bukan ingin kabur, aku mengambil jalan memutar untuk pergi ke kastil selatan." "Mengambil jalan memutar itu ke tenggara bukan ke timur." Empat Iblis Hitam sebetulnya ingin pergi ke perbatasan Jepara, mereka ingin menunggu perkembangan di Batulayang. Kampung itu jadi daerah paling bergejolak setelah istri Bairawa terbunuh oleh pasukan Senopati Aryaseta. Penyerbuan ke kasti
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 92. Bermasalah Dengan Perempuan CantikDara Hiti melompat ke udara dan berguling beberapa kali lalu mendarat di dekat Arjuna. Dara Hiti bertanya untuk memastikan, "Kau serius?" Arjuna balik bertanya, "Bukankah kau sudah menyatakan bersedia jadi wanita penghibur? Alangkah baiknya ada pembuktian terlebih dahulu." Dara Hiti tersenyum manis. "Kau keliru kalau ingin menguji diriku dengan melepas kegadisan ku. Siapa pikirmu yang sudi menolak permintaan ksatria tertampan di muka bumi?" Srikandi perang membentak Arjuna, "Siapa kau? Jangan meminta Dara Hiti untuk melakukan perbuatan yang dikecam para dewata! Empat Iblis Hitam bukan ditakdirkan untuk dirimu!" "Nah, aku menginginkan dirimu jadi budak nafsu sahabatku!" "Raja Langit pasti murka! Aku lebih-lebih!" Kong keluar dari arena pertarungan dengan jungkir balik di udara, lalu berdiri di hadapan Arjuna. Dengan bahasa isyarat Kong bertanya, apa maksud Arjuna meminta srikandi perang menjadi budak nafsu? Ia menolak memberi pertunjukan spektakuler secara gratis
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 91. Tidak Tahu Berterima KasihArjuna memuji kecerdikan Dara Hiti memancing emosi srikandi perang. Ia memanfaatkan dirinya untuk mengeksploitasi suasana. "Aku tahu kau tak pernah berniat menjadi guifei," kata Arjuna pelan. "Kau kira segampang itu berdusta padaku." Arjuna sebenarnya menginginkan Empat Iblis Hitam jadi istri Kong. Barangkali kerelaan mereka jadi istri akan membebaskan dewa kelamin dari kutukan. Satu-satunya cara untuk membebaskan kutukan abadi dengan membuat murka pencipta kutukan itu, di mana terjadi perkawinan manusia dengan binatang. Dewi cinta pasti didesak untuk mencabut kutukannya. Kong bukan pembangkang Raja Langit, ia terjebak situasi akibat kelalaian istrinya. "Ironis sekali," keluh Arjuna. "Dewi cinta sibuk mengatur asmara di bumi tapi asmaranya sendiri ambyar." Kong berusaha keluar dari situasi rumit dengan cara biasa di bumi tapi luar biasa di langit. Ia mencoba memahami situasi lewat asmara dewi lain. Kong terlibat cinta segitiga dengan dewi kelamin, dan banyak berbuat sk
Last Updated: 2025-04-19