Chapter: ENDING (Sempurnanya Bahagiamu)Part 64 (Sempurnanya Bahagiamu) ****Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia kandungan Nana sudah memasuki sembilan bulan. Kata Dokter, seminggu lagi perempuan itu diperkirakan akan melahirkan. Segala keperluan sudah Zeen persiapkan, Zeen juga meminta pada Mamanya untuk menemani Nana saat ia tak ada di rumah. Wanita paruh baya itu sudah sejak semalam tinggal di sana. Sementara sang suami, sesekali datang berkunjung di sela kesibukannya bekerja, dan menemani sang putra yang masih berada di rumah sakit. Reza masih berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya. "Ya ampun, Na. Mau ke mana?" Mama Reni tampak terkejut saat mendapati sang menantu berjalan tertatih keluar dari kamar. Buru-buru ia menghampiri Nana, dan memapah menantunya agar tak jatuh. "Mama lagi apa?" tanya Nana. Mereka berdua berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Mama Reni membawa Nana ke sana."Mama lagi bersih-bersih terus lihat kamu, kamu kenapa keluar dari kamar sayang?" Dengan penuh kelembu
Terakhir Diperbarui: 2022-07-12
Chapter: Gendutan Yak?Part 63 (Gendutan Yak?)****"Iya, yang itu—ah tidak, jangan yang itu. Yang sampingnya Mang. Sudahlah Mang, lebih baik Mang Kasep turun, biarkan saya sendiri yang manjat." Zeen berujar pada Mang Kasep yang kini berada di atas pohon. Nana yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Dirinya yang hamil, justru sang suami yang mengidam, morning sickness dan segala macamnya. Sejak kedatangan Ibunya ke rumahnya beberapa hari yang lalu, Nana mulai kembali pada aktivitasnya. Beban yang bersarang pada pundaknya perlahan berangsur hilang. Ia mulai menikmati hidupnya. Toh sekarang hidupnya sudah lengkap dengan keberadaan Zeen dan tentunya dengan kehadiran sang buah hati yang masih mereka nantikan."Tapi Tuan," keluh Mang Kasep. Lelaki itu menunduk, menatap Tuannya."Saya bilang turun, Mang. Biarkan saya sendiri yang ambil." Sambil mendengkus Zeen menjawab perkataan Mang Kasep. Tanpa menunggu perintah dua kali, Mang Kasep segera turun. "Biarkan Mang, Ibu hamil satu ini memang aktif," c
Terakhir Diperbarui: 2022-07-12
Chapter: DamaiPart 62 (Damai)****Matahari semakin turun ke perut bumi. Gelap mengiringi, dan angin malam mulai berhembus pelan memasuki ruangan bernuansa putih itu. Reza merasakan hawa di sekitarnya mulai dingin. Ia merapatkan selimut, mengigit ujung bibir menahan nyeri dalam hati. Entah perasaan apa ini? Hanya rasa sesak yang menguasai hatinya. Ia telah terbelenggu oleh rasa bersalah yang ternyata semakin hari, semakin menjadi-jadi. Rasa yang tak mungkin bisa lagi ia ulang. Untuk ikhlas pun rasanya berat. Huft. Tarikan napas berat Reza ambil."Reza ..."Mendengar namanya dipanggil, lelaki berambut hitam itu segera menyudahi lamunan, ditatap kembali wajah sendu Mamanya dari balik layar ponselnya. Dirinya merasa menjadi orang paling bodoh di dunia ini. Ia telah membuang berlian, dan menukarnya dengan bongkahan batu. Dan parahnya, berlian yang ia buang itu telah dipungut oleh orang yang tepat. "Kamu kenapa? Are you okey?""Nana hamil Ma?" tanya Reza. Ia mati-matian menahan gelombang yang menghimpi
Terakhir Diperbarui: 2022-07-12
Chapter: Baby Twins?Part 61 (Baby Twins?)****"Nana, bagaimana kabarmu? Kamu nyaman kan tinggal bersama Zeen? Apa Zeen memperlakukanmu dengan baik?" tanya Mama Reni melalui sambungan telepon. Wanita itu sungguh merindukan menantunya. Setelah Zeen memboyong Nana pergi rumahnya tampak sepi. "Kabarku baik Ma, hanya saja ada sedikit masalah. Zeen memperlakukanku dengan baik. Bagaimana kabar Mama?" jawab Nana pelan. Ia berlari berbirit-birit ke kamar mandi saat mendengar suara rintihan. Dengan kasar Nana membuka pintu, dan langsung menemukan Zeen yang membungkuk di wastafel."C'k, menyusahkan. Sudah berapa kali kukatakan, kau ini butuh ke Dokter. Jangan nakal bisa tidak, seharian ini kau terus saja memuntahkan isi perutku, membuatku repot mengurusmu," cerocos Nana. Ia menaruh benda pipih itu di dekat telinga dan menghimpitnya dengan pundak. Lalu dengan sedikit kasar ia mulai memijat tengkuk Zeen. Nana benar-benar dibuat geram. Pasalnya seharian ini Zeen terus saja muntah-muntah. Bahkan pria itu berkali-kal
Terakhir Diperbarui: 2022-07-12
Chapter: Ck, Rujak?Part 60 (Ck, Rujak?) **** Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui celah jendela. Cahaya keemasan itu tak terasa menerpa wajah Nana, seketika ia menggeliat. Ia meraba sisi kanan yang ternyata sudah kosong. Di mana Zeen? tanya Nana dalam hati. Nana melenguh pelan, ia mulai membuka mata, dan mengedarkan pandangannya pada kamar bernuansa hitam ini. Ia mencari keberadaan suaminya. Membuat benaknya bertanya-tanya. Tidak biasanya Zeen pergi kerja tanpa pamitan padanya. Terlebih ia meninggal Nana yang masih ingin bermanja-manja dengannya. "Zeen," panggil Nana setengah berteriak. Ia masih bergulat dalam selimut. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Dengan malas Nana bangun, ia bersandar pada kepala ranjang sambil mengucek matanya. Semalam setelah pulang dari rumah sakit, mereka berdua menghabiskan malam panjang dan panas. "Zeen ..." Lagi-lagi Nana memanggil nama suaminya. Nihil, tak terdengar sahutan. Hanya keheningan yang perempuan itu rasakan. Kamarnya sunyi, sepertiny
Terakhir Diperbarui: 2022-07-12
Chapter: Talak & PencerahanPart 59 (Talak & Pencerahan)****"Pergi kamu dari sini!" pekik Abraham marah. Setelah semuanya beres, ia segera menurunkan koper Ira, dan membawanya keluar. Membuat wanita itu seketika panik.12 tahun bersama, ini kali pertamanya lelaki itu bersikap seperti ini padanya. Abraham tidak pernah marah sampai sebesar ini, dan mengusirnya begitu saja. Seperti yang terjadi sore ini. Hal itu tentu membuatnya kelimpungan. Dan tak tahu harus berbuat apa demi meredam emosi suaminya. "Kamu dengarkan aku dulu, Mas!" Ira berucap seraya menyusul suaminya, berulang kali ia mencoba menyentuh lengan Abraham. Namun, dengan cepat lelaki berambut hitam itu menepisnya. Amarah telah menguasai dirinya. Tak ada kata penjelasan, bagi lelaki itu semuanya sudah jelas. "Tidak ada yang perlu dijelaskan, semuanya sudah jelas! Kamu sudah mengkhianati pernikahan kita!""Itu sudah lama!" sanggah Ira. Abraham mengayun langkah cepat menuruni tangga. Ia melempar koper itu setibanya di teras rumah. "Pergi!""Mas, aku
Terakhir Diperbarui: 2022-07-12
Chapter: Ending (Akhir Yang Bahagia) Ending (Akhir Yang Bahagia) Waktu terus berlalu, hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan, dan seterusnya. Setelah menunggu hampir lebih dari tiga bulan. Perempuan itu akhirnya memantapkan diri menjatuhkan pilihan pada Andriansyah. Dan hari ini mereka akan melangsungkan pernikahan di salah satu hotel bintang lima. Mauren tidak bisa mendeskripsikan perasaannya. Ia senang sekaligus gugup. Hatinya berbunga-bunga, momen sakral yang dulu pernah ia rasakan kini terulang kembali, dan tentunya bersama dengan pria yang takut kehilangan dirinya. Selama menunggu masa Iddah selesai, Mauren dan Andriansyah semakin dekat. Mereka kian lengket. Siapa sangka, yang awalnya hanya menganggap layaknya adik-kakak. Kini mereka telah melangkah ke jenjang pernikahan. Status mereka berubah. Andriansyah berjanji pada dirinya sendiri akan menjaga dan menyayangi Mauren dengan segenap hati dan jiwanya. Bismillahirrahmanirrahim. "Saya nikahkan dan saya kawinnya engkau Andriansyah Nugroho dengan anak saya, M
Terakhir Diperbarui: 2023-02-19
Chapter: Restu Dan Kabar KematianPart 38 (Restu Dan Kabar Kematian) "Andriansyah, apa benar kamu melamar putriku?" tanya Bram, pria itu melipat kedua tangannya sambil bersandar pada kursi. Ia memanggil Andriansyah ke ruangannya karena desakan dari sang istri. Pasalnya, sepulang dari apartemen Andriansyah, Mauren terus tersenyum. Putrinya itu terlihat sedang berbunga-bunga dan dimabuk asmara. Membuat hati Bram menghangat melihat Mauren perlahan bangkit dari keterpurukan. Meski putrinya harus tertatih dalam membuka hati dan berdamai dengan luka lamanya. Its okey, semua orang punya jalan hidupnya masing-masing. "Benar, Pak." Bram memicingkan mata, ia menatap Andriansyah dengan tatapan tajam. Pria itu sudah siap mengajukan banyak pertanyaan pada calon menantunya. Mauren bilang ia nyaman, sementara Andriansyah sendiri sudah beberapa kali meminta putrinya untuk dijadikan pendamping hidup. Namun, Bram tetaplah Bram. Dia berkaca dari apa yang pernah terjadi beberapa bulan yang lalu. "Kamu yakin dengan keputusanmu? Mengi
Terakhir Diperbarui: 2023-02-19
Chapter: Di atas Kebahagiaan Masih Ada DeritaPart 37 (Di atas Kebahagiaan Masih Ada Derita) Mauren menelepon Venya, ia menceritakan masalahnya mulai dari A sampai Z. Termaksud kegelisahanya mendapati Andriansyah baru beberapa menit yang lalu melamarnya. "Jadi begitu Ma, aku bingung harus jawab apa?" Mauren menarik kursi, ia menunggu air mendidih. "Kamu nyaman tidak sama dia?" tanya Venya. Sesaat Mauren terdiam, perempuan itu menopang dagunya dengan tangan kanan. "Jujur sama Mama, kamu nyaman sama Andriansyah atau tidak?" Venya mengulang pertanyaan, Mauren mengangguk kecil. "Nyaman Ma." "Menurut kamu Andriansyah itu orangnya seperti apa?" Mauren merasa Venya seperti sedang mengintrogasinya sekarang. Memberi pertanyaan yang menurutnya tak masuk akal. Apa coba maksud Mama bertanya seperti itu padaku? gerutu Mauren dalam hati. "Mauren," "Menurut pandanganku yah Ma, Andriansyah itu orangnya baik. Dia bertanggung jawab, terus pekerja keras. Dan aku lihat, dia setia kok orangnya," ungkap Mauren. Venya menahan senyum, ia men
Terakhir Diperbarui: 2022-12-27
Chapter: Isi Hati?Part 36 (Isi Hati?) Sore itu Mauren mengunjungi apartemen Andriansyah. Ia mengantar kue kering titipan Venya. Dan langsung syok mendapati Andriansyah sakit. Punggung tangan Mauren bergerak menyentuh kening Andriansyah. Seketika hawa panas bercampur dingin menyapa permukaan kulitnya. Dia demam? "Kakak demam, kita ke rumah sakit ya," usul Mauren. Andriansyah yang menggigil dibalik selimut menggelengkan kepala. Pria itu tak punya tenaga untuk sekadar bangun, tubuhnya benar-benar lemas. Belum lagi wajahnya yang pucat. Dan hawa panas menyerang tubuhnya secara tiba-tiba. "Kakak sudah minum obat?" tanya Mauren. Andriansyah menoleh, sekali lagi ia menggeleng lemah. Menggigit bibirnya sambil meringis. "Kenapa belum minum obat? Kakak sudah makan belum?" Berbagai pertanyaan Mauren lontarkan. Tidak ada jawaban membuat perempuan cantik itu kalut. Rasa khawatir datang membabi-buta, sebelumnya ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini. Apa mungkin Andriansyah sakit karena kehujanan, dan
Terakhir Diperbarui: 2022-12-26
Chapter: Karma Untuk Sheri?Part 35 (Karma Untuk Sheri?) Kini Andriansyah dan Meli telah dinyatakan resmi bercerai. Baru beberapa menit yang lalu hakim persidangan mengetuk palu, membuat ikatan diantara mereka terputus. Meli menangis, ia tidak sanggup lagi membendung kesedihannya. Ingin sekali Meli menahan Andriansyah. Tapi apa daya, lihatlah dirinya, ia bahkan harus duduk di kursi roda, tidak bisa bicara. Jangankan melontarkan sepatah dua patah, untuk bergerak saja Meli kesusahan. Kenapa Andriansyah pergi meninggalkannya? Kenapa ia tega mengakhiri hubungan mereka di saat kondisinya seperti ini? Kenapa. Kenapa dan kenapa? Andriansyah menoleh ke kiri, bertepatan dengan Meli yang masih memandangnya. Tatapan mereka bertaut, Meli ingin marah. Tapi kondisinya membuatnya kesulitan. Semesta seolah sedang menghukumnya, takdir macam apa yang sekarang ia jalani. Hakim persidangan bangkit setelah mengatakan sidang hari ini selesai. Menyisakan keheningan di antara mereka berdua. "Maaf Mel, semoga kamu bisa menerima
Terakhir Diperbarui: 2022-12-26
Chapter: Jantungku Berdebar Saat Aku menatapmu?Part 34 (Jantungku Berdebar Saat Aku menatapmu?) Malam itu Bu Sani mencoba menghubungi Andriansyah. Ia mendapatkan nomor Andriansyah dari Iden. Ia tidak tega melihat putrinya, sepanjang hari Meli menangisi pernikahannya yang ada di ujung tanduk. Sayang, kalimat maaf yang keluar dari mulut Bu Sani tidak mampu membuat menantunya luluh. Sidang perceraian mereka tetap akan dilangsungkan besok di pengadilan agama. Mau tak mau, Meli harus menerima kenyataan ini bahwa pernikahan mereka cukup sampai di sini. "Andriansyah Ibu mohon, jangan tinggalkan Meli. Kasihan dia, dia butuh kamu, Nak." Sambil berlinang air mata Bu Sani mengatakannya. Andriansyah berdiam diri, ia tidak menanggapi penuturan Bu Sani. Mertuanya itu tidak pernah mencoba memahami dirinya. Apa pun kesalahan Meli, di mata Bu sani tetaplah benar. Lagi pula untuk apa ia mempertahankan hubungannya dengan Meli, jika bukan Meli yang bertakhta di hatinya. "Tolong Andriansyah, Meli membutuhkanmu. Dia mencintaimu, maafkan putriku. S
Terakhir Diperbarui: 2022-12-25
Chapter: Ekstra Part (Penyesalan Yang Membelenggu)Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (36)****POV Faiz.Kematian Bang Fahmi setidaknya menjadi momok tersendiri bagiku. Gara-gara kejadian itu, aku kini harus mendekam di penjara. Menjalani hukuman selama 6 tahun. Belum lagi, Mama dan Papa yang enggan bicara padaku.Harusnya Bella yang bertemu ajalnya. Bukannya saudaraku. Argh sialan, lagi-lagi aku yang harus menanggung getahnya. Kenapa selalu aku yang ketipan sial.Ada sedikit rasa bersalah yang membayangi pikiran, harusnya aku tidak melakukannya. Tapi apa boleh buat, nasi sudah terlanjur jadi bubur. Rencana yang kususun matang-matang ternyata dicium oleh Bang Fahmi. Ia datang di saat pisau itu hampir menancap pada perut Bella, alhasil pisau yang telah kulumuri racun tersebut jus
Terakhir Diperbarui: 2021-11-23
Chapter: Ekstra part (Merindu)Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (35)****Dua bulan kemudian ....Tak terasa sudah dua bulan sejak kepergian Kak Fahmi, suasana duka masih menyelimuti kami. Sedangkan Mas Faiz, pria itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.Ia divonis 6 tahun penjara, sidangnya berlangsung kemarin bersama dengan Clarissa. Wanita itu juga terbukti merencanakan pembunuhan padaku.Mobil berhenti di TPU, seminggu sekali Isna mengajakku datang ke sini. Gadis kecil yang kini genap berusia 6 tahun itu, sudah tahu kalau Om Fahmi, yang tak lain adalah Papanya sendiri. Ayah biologisnya, pria yang dulu menemaninya bermain, membelikannya boneka, dan terkadang membacakannya dongeng sebelum tidur. Rasanya sakit, mengingat jika raga itu kini telah menyatu dengan tanah.
Terakhir Diperbarui: 2021-11-21
Chapter: Ending (Dia Telah Pergi) Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (34) **** Lima detik berlalu, aku tak juga merasakan apa pun. Kuintip sedikit dari celah jari, dan tatapan mataku langsung jatuh pada pisau yang kini sudah berlumuran darah. Kalau bukan aku, siapa yang Mas Faiz tusuk? Detak jantungku menggila, aku menyingkirkan telapak tangan yang menutupi mataku. Dan melihat apa yang sebenarnya telah terjadi. "Kak Fahmi." Aku memekik kecil, pria itu tersenyum tipis sambil memegangi perutnya. Bibirnya terlihat pucat, belum lagi kaos yang ia kenakan kotor lantaran noda darah. "Abang ..."
Terakhir Diperbarui: 2021-11-21
Chapter: Kejadian Menegangkan!Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (33)****Sudah lima hari berlalu, dan hari ini sidang perceraianku dengan Mas Faiz berlangsung.Ku mendengar hakim sudah mengetuk palu, pertanda kami sudah resmi bercerai baik secara agama maupun negara, di sebelahku nampak ia duduk termenung.Tak terasa sudah 5 tahun berjalan, tahun ini pernikahan yang kami bina kandas."Selesai, akhirnya aku bisa bernapas lega," gumamku sambil mengulas senyum. Ada kalanya hubungan menemukan titik akhir, saat di mana tidak ada cinta di dalamnya. Saat di mana pondasi itu telah hancur menyisakan luka yang mendalam.Darinya aku bela
Terakhir Diperbarui: 2021-11-19
Chapter: Dua EgoMaaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (32)****Sejak Kak Fahmi sadar, Isna semakin lengket dengannya. Ia terus memeluk lengan kekar itu, sambil berceloteh. Aku bahkan tidak dibiarkan masuk, meski sekedar menanyakan kondisinya.Aku menghirup oksigen melalui rongga hidung. Mengintip dari celah pintu interaksi mereka. Syukur isak tangis putriku sudah reda."Om makasih yah, udah nolongin Isna. Om jangan benci Papa, Papa kayak gitu karena Mama selingkuh."Perkataan Isna membuatku terkejut. Serasa ada ribuan paku yang kini menancap di dada ini. Apa yang telah Mas Faiz katakan pada Isna, sampai rasa benci yang semula tak pernah tumbuh, kini berkeliaran dalam benak gadis kecilku."Selingkuh?"&
Terakhir Diperbarui: 2021-11-19
Chapter: Kebencian Itu Telah Tumbuh!Maaf, Mas, Aku Memilih Bercerai (31)****Di tengah perjalanan menuju perusahaan Kak Fahmi, tiba-tiba saja ponselku berdering. Lekas aku merogohnya dari dalam tas, dan melihat nama siapa yang tertera di sana.Apa ada masalah? Kenapa Papa meneleponku?Tanpa pikir panjang aku mengusap tombol berwarna hijau, lalu mendekatkan benda pipih ini pada telingaku."Bell, kamu di mana sekarang?" tanya Papa."Di jalan Pa, memangnya ada apa?""Hallo Pa, Papa baik-baik saja kan?"Aku menoleh kearah Pak Nathan, sebelah alis pria itu terangkat. Menandakan ia bingung, sama sepertiku."Papa baik-baik saja Bell,
Terakhir Diperbarui: 2021-11-19
Chapter: Selamat Jalan, Cinta! (Ending)Part 47 Selamat Jalan, Cinta! (Ending)Setibanya di rumah sakit, Hanzel langsung di tangani Dokter. Mengingat banyaknya darah yang keluar dari punggung suaminya membuat Kinan kalut. Ditambah lagi Hanzel tidak sadarkan diri, tangannya terasa begitu dingin.Tubuh Kinan masih menggigil, perempuan itu tak menyangka ternyata Stev memiliki niat buruk padanya. Kesempatan kabur yang ia rencanakan sekian lama kini justru jadi bumerang. "Tenangkan dirimu Kinan, Hanzel akan baik-baik saja. Dia orang yang kuat, dia pasti akan bertahan untukmu." Seketika Kinan menoleh, nampak Xaxier, sahabat suaminya itu berusaha menenangkannya. Sedangkan Blacke, pria itu menghubungi orang tua Hanzel. Manuela dan yang lainnya sibuk mengurus kekacauan di perusahaan Diego dan sebagiannya menjadi saksi di kantor polisi. Kinan menunduk, buliran bening mengalir deras dari pelupuk matanya. Bayangan Hanzel yang tertembak menari-nari dalam benaknya. Kenapa takdir begitu kejam padanya? Apa salahnya, kenapa sulit sekali i
Terakhir Diperbarui: 2025-07-27
Chapter: Tameng Untuk Kesekian KalinyaPart 46 (Tameng Untuk Kesekian Kalinya)Mobil yang dikemudikan sopir Stev tiba-tiba saja menepi. Kinan terlonjak, matanya membulat sempurna. Ia seketika panik dan takut. Entahlah, ia merasakan ada kejanggalan di sini. "Kenapa berhenti Stev?" Kinan menoleh, ia langsung menyerbu Stev dengan pertanyaan. Rasa cemas datang membabi buta membuatnya bertanya-tanya."Tunggu aku di sini, aku akan urus orang yang mengikuti kita," jawab Stev. Dengan cepat Kinan menggelengkan kepalanya. Ia berusaha menahan Stev turun, Kinan takut ditinggal sendirian. Ia tidak mau kejadian dulu terulang kembali."Jangan, kumohon tetaplah di sini. Aku takut, Stev," lirih Kinan. "Kamu tidak perlu khawatir, kamu kunci mobilnya dari dalam. Biar saya sama bos yang urus mereka." Anak buah Stev menyahut, menyakinkan Kinan kalau semuanya akan baik-baik saja. Sedikit pun Kinan tak percaya. Ia sudah beberapa kali berurusan dengan maut, dan terakhir Hanzel lah yang menyelamatkannya. Selalu Hanzel yang datang di saat ia se
Terakhir Diperbarui: 2025-07-27
Chapter: Dalam BahayaPart 45 (Dalam Bahaya!) Aku melihat Kinan pergi dengan seorang pria, wajahnya tidak terlalu jelas. Bisa tolong beritahu Hanzel." Blacke menghubungi Xaxier, pasalnya ia sudah menelepon Hanzel namun tidak diangkat. Pesan yang ia kirim pun masih belum dibaca, itu tandanya ada sesuatu yang tidak beres yang terjadi di dalam. Tidak mungkin, Kinan pergi tanpa sepengetahuan Hanzel. Pria itu sangat posesif sekali pada istrinya. Pikir Blacke. "Seorang pria? Sialan, di sini kacau C'k!" Blacke mengerutkan kening, ia menatap Kinan dari kejauhan. Kacau? Benar dugaannya, ada sesuatu yang terjadi di acara pesta perusahaan? tanya Blacke pada dirinya sendiri. "Kurasa ada yang tidak beres," sambungnya masih mengamati Kinan yang hendak masuk mobil. "Coba kamu ikuti, aku akan beritahu Hanzel. Share lokasimu nanti." "Oke." Setelah mengatakan kalimat singkat itu, dengan sepihak Blacke mematikan sambungan telepon. "Mau kemana Kinan? Dari gelagatnya, ada yang tidak beres." Blacke menganto
Terakhir Diperbarui: 2025-07-27
Chapter: Di Ujung Kisah Part 44 (Di ujung Kisah)Kekacauan tak terelakkan lagi. Makian, umpatan hingga sumpah serapah menggema di tempat ini. Suara ricuh mengalahkan lagu yang berdentum keras. Para tamu undangan menatap Hanzel sinis, guratan kekecewaan terpancar di wajah mereka. Tidak ada yang menyangka, putra seorang Diego ternyata memperlakukan istrinya dengan amat buruk. Diego masih menghajar Hanis. Suara pekikan hingga jeritan dari Mega tidak membuat orang di sekeliling iba. Mereka membiarkan pria tua itu melampiaskan amarahnya. Kinan memang bukan anaknya, bukan pula terlahir dari rahim istrinya. Namun, ia sudah berjanji akan menjaga Kinan seperti yang ia utarakan dulu pada sahabatnya."Lepaskan Hanis, jangan sakiti dia, Om!""Aku bilang lepaskan!"Dari kejauhan Kinan menyaksikan semuanya. Sorot kesakitan makin menyala di matanya. Ia berpaling saat Hanzel menoleh kebelakang. Mencari istrinya ditengah kerumunan. "Aku ingin pergi. Apa masih ada yang belum selesai?" tanya Kinan. Banyak yang belum sele
Terakhir Diperbarui: 2025-07-27
Chapter: Pertunjukan di MulaiPart 43 (Pertunjukan Di mulai)Kegaduhan terjadi, tamparan dari Diego membuat para tamu undangan tercengang. Betapa hancurnya hati pria paruh baya itu, ia melihat dengan matanya sendiri putra yang selama ini Diego bangga-banggakan ternyata bajing*n. Ketakutannya selama ini telah menjadi nyata, Diego tak mengira hubungan putranya dengan simpanannya itu sampai sejauh ini. Benar-benar memalukan. Dada Kinan sesak, matanya buram oleh lelehan kristal. Sekuat apa pun ia menahan perasaannya, dirinya tetap kalah. Pertahanannya runtuh. Beruntung Stev segera memegang kedua pundak Kinan saat wanita itu hendak luluh ke lantai. Tuhan, kenapa rasanya sesakit ini, apa salahku? Kenapa aku tidak pernah bahagia, jeritnya dalam hati. "Pa—""Cukup Hanzel, apalagi yang ingin kamu jelaskan. Lihat video itu baik-baik, kurang apa Kinan hah, papa benar-benar menyesal. Menjodohkan kamu dengan berlian jika pada akhirnya kamu tetap buang." Diego tidak sanggup melanjutkan kalimatnya, ia bahkan tidak berani mel
Terakhir Diperbarui: 2025-07-27
Chapter: Siapa Yang SalahPart 42 (Siapa Yang Salah)Kinan mengerakkan bola matanya, mencari sosok pria bernama stev. Sebentar lagi acara akan dimulai, tapi Kinan belum juga bertemu dengan Stev. Apa yang pria itu rencanaka membuatnya dirundung rasa penasaran. Terlebih kalimat yang Mega ucapkan terngeliang di kepalanya."Kamu sedang cari siapa, Kinan?" Hanzel membelai lembut pipi istrinya. Seketika lamunan wanita itu buyar. "Bukan apa-apa, Mas," jawab Kinan gugup. Dari ekor matanya Hanzel menatap istrinya, pria berbalut kemeja itu mencoba mencari kebohongan di mata Kinan, pasalnya wanita itu sejak tadi bergerak gelisah. "Kamu yakin?" Kinan mendongak, tatapan matanya langsung bersibohok dengan netra tajam Hanzel. "Iya Mas, bukan apa-apa. Aku hanya gugup saja," alibi Kinan.Hanzel mengatupkan mulutnya, ia menahan ribuan tanya yang membelit benaknya. Ditariknya kursi, lantas mempersilakan istrinya duduk. "Kamu butuh sesuatu?""Tidak,""Ingin minum?""Aku tidak haus Mas,""Baik lah." Hanzel mendorong kursi m
Terakhir Diperbarui: 2025-07-27