author-banner
AL Doank
AL Doank
Author

Novels by AL Doank

Mustika Naga Bumi

Mustika Naga Bumi

Kejadian tragis yang menimpa keluarganya, membuat Ajisaka memilih keluar dari anggota gerombolan perampok, dan berbalik melawan mereka. Tak pernah diduganya, dia mendapat berkah memiliki Darah Murni yang mengalir di dalam tubuhnya. Darah yang ada hanya sekali dalam 500 ratus tahun. Namun di balik keistimewaan yang didapatnya, ada konsekuensi besar yang harus ditanggungnya. Aji harus menuntaskan tugas membunuh manusia abadi yang sudah bersekutu dengan Iblis, untuk menguasai dan menjadikan Bumi sebagai pusat kekuatan memberontak kepada Dewata. Mampukah Aji menyelesaikan tugas besar yang harus ditunaikannya?
Read
Chapter: Kematian Raja Iblis (Tamat)
"Kau! Energi apa yang kau miliki itu?"Raja Iblis dibuat heran dengan kemampuan lawan yang bahkan menurutnya memiliki kekuatan lebih besar dari pada yang dibayangkannya. Selain itu, energi yang keluar dari tubuh lawan sejauh ini tidak pernah diketahuinya."Itu tadi belum seberapa, Iblis busuk! Kali ini aku akan mengeluarkan semua kemampuan yang kumiliki!" Aji yang sudah memegang pedang Mustika Naga Bumi, mengerahkan semua energi yang dimilikinya.‘Tidak mungkin!’ pekik Raja Iblis dalam hati. Dia terkejut dengan energi pemuda itu yang menjadi berlipat ganda, setelah pedang di tangannya mengeluarkan aura hijau terang."Sekarang terimalah ajalmu! Kembalilah kau ke alammu Iblis biadab!” Pedang Mustika Naga Bumi di tangan Aji memancarkan energi yang begitu besar, bahkan lebih besar dari energi yang dikeluarkan Raja Iblis di awal kemunculannya tadi.Tiba-tiba saja, suara tawa Raja Iblis terdengar menggelegar. "Hahaha ... Aku memang terkejut dengan kemampuanmu, manusia hina! Tapi kau pun ju
Last Updated: 2025-01-07
Chapter: Aji vs Raja Iblis
Setelah debu pekat yang menutupi pandangannya menghilang, Aji yang masih dalam keadaan tergeletak di tanah bisa melihat dengan jelas jika Caraka masih berdiri dengan kokoh di tempatnya berdiri. Bahkan tubuhnya tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya semula. Pendekar yang belum genap 30 tahun tersebut merasakan nyeri yang begitu hebat di dadanya. Dia kemudian terbatuk kecil dan lalu memuntahkan darah segar dari mulutnya. ‘Kekuatannya sangat besar. Bahkan energiku saja tidak mampu untuk menggoyahkannya,’ gumam dalam hati. Tubuh Caraka kemudian melayang satu meter di atas tanah. Dia lalu bergerak maju mendekati Aji yang belum juga bangkit berdiri, "Apa kau sudah sadar betapa jauhnya perbedaan kekuatan kita berdua? Aku tahu kau belum mengeluarkan energi terkuatmu, tapi meskipun kau mengeluarkannya, itu tidak akan merubah apapun!" Caraka yang masih merasa geram dengan Aji langsung melesat tanpa terlihat seusai berbicara. Tendangan kerasnya mendarat dengan telak di perut Aji, hingga m
Last Updated: 2025-01-07
Chapter: Aji Vs Caraka
Rasa terkejut Aji belum selesai, tiba-tiba saja muncul bayangan hitam berbentuk cakar naga melayang di angkasa. Bayangan hitam itu menutupi matahari sehingga suasana yang semula terang menjadi redup. “Jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan bisa mengalahkan aku!” ucap Ki Brenggolo Karang. Seusai berucap, energi yang lebih besar meluap dari tubuhnya. Secara perlahan energi tersebut semakin membuat Aji tertekan. Namun suami Ratih itu masih menunggu kesempatan untuk menjatuhkan jurus Naga Bumi Mengoyak Langit yang masih mengambang di angkasa. Dia terus menarik unsur alam yang ada di sekitar hutan tersebut untuk menambah daya hancur jurus yang hendak dikeluarkannya. Sejauh ini, Ki Brenggolo Karang belum menyadari apa yang dilakukan Aji. Dia menduga lawannya itu hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk bertahan dari tekanan energi yang dikeluarkannya. Selain itu, redupnya sinar matahari juga menurutnya hanya karena tertutup awan tebal saja.Beberapa saat kemudian, Cakar Naga raksasa y
Last Updated: 2025-01-07
Chapter: Naga Bumi Mengoyak Langit
Aura hitam yang menyelimuti tubuh Ki Brenggolo Karang perlahan menghilang. Dia sadar jika terus menggunakannya dalam jangka panjang, yang ada tenaga dalamnya akan berkurang drastis. Murid Caraka itu juga berpikir harus bisa mengefektifkan serangannya lebih tepat lagi. Dia melihat jika lawannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Itu terlihat dari kondisinya yang masih terlihat bugar meski sudah terkena serangannya.Melihat aura hitam di tubuh Ki Brenggolo Karang menghilang, Aji tersenyum lebar. Kuat dugaan energi lawan sudah berkurang cukup signifikan. Memaksa menggunakan kabut beracun dalam jangka panjang jelas menguras energinya.Di antara reruntuhan pepohonan dan kepulan debu, pertarungan sengit masih terus terjadi di antara kedua pendekar yang tidak henti bertukar serangan. Beberapa pohon kembali bertumbangan terkena dampak pertarungan mereka berdua.Seperti terjadi kesepakatan, mereka berdua melompat mundur mengambil jarak. Nafas mereka tersengal-sengal terasa berat
Last Updated: 2025-01-06
Chapter: Aji vs Ki Brenggolo Karang 2
Belum juga sempat menyeimbangkan tubuhnya, serangan kembali muncul tanpa terlihat oleh mata Aji. Dia hanya merasakan energi besar saja yang bergerak menyerangnya. Aji kembali bergerak menghindar. Dia melompat menyamping dua langkah. Namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam punggungnya dengan begitu keras, hingga membuatnya terjungkal dan bergulingan di tanah berulang kali. Batuk kecil terdengar dari mulut Aji. Sesaat kemudian, darah segar meleleh keluar dari sudut bibirnya. Sambil bangkit berdiri, dia mengusap darah tersebut dengan punggung tangannya. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, kembali sebuah serangan yang tidak bisa dilihat menghajar dadanya dengan telak. Beruntung Aji masih sempat menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada ketika merasakan energi besar yang bergerak ke arahnya. Meskipun bisa melindungi dadanya, tapi tak urung tubuh Aji harus kembali terlempar hampir 12 langkah ke belakang hingga membentur sebuah batang pohon.Batuk kecil kembali te
Last Updated: 2025-01-06
Chapter: Aji vs Ki Brenggolo Karang
Sementara itu di sekitar lembah, terdapat sebuah gubuk kecil yang berdiri di dekat sungai kecil. Air di sungai itu berasal dari air terjun yang berada tidak jauh dari gubuk itu berdiri. Di dalam gubuk, Sanjaya terlihat duduk sendirian di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi. Dia menunggu kedatangan Ki Brenggolo Karang yang menemui Caraka sejak dia baru datang di gubuk tersebut. Menjelang tengah malam, Ki Brenggolo Karang akhirnya kembali ke gubuknya yang biasa digunakannya beristirahat sehari-hari. Sanjaya yang tertidur sambil memeluk lutut, terbangun ketika terdengar suara pintu dibuka. “Ki, akhirnya kau kembali,” ucap Sanjaya pelan.“Kenapa kau kemari tanpa membawa gadis, Sanjaya? Apa kau tidak tahu jika proses yang dilakukan Guru Caraka sudah mendekati akhir?” tanya Ki Brenggolo Karang seraya menatap tajam Sanjaya yang menunduk ketakutan.“Maaf, Ki, sebenarnya tiga gadis tambahan yang dibutuhkan sudah tersedia, tapi sebelum aku membawanya kemari, ternyata anak buahku telah menc
Last Updated: 2025-01-06
PEWARIS BAYANGAN TERAKHIR

PEWARIS BAYANGAN TERAKHIR

Dihantui pengkhianatan dan kehilangan segalanya dalam satu malam, Yu Zhen—pelayan rendah dari sekte kecil—terlunta-lunta tanpa arah, diburu oleh pembunuh bayaran. Takdir membawanya ke reruntuhan kuil tua, di mana darahnya membangkitkan roh naga purba yang telah lama tersegel. Namun kebangkitan itu bukan anugerah semata. Untuk membuktikan tekadnya, Yu Zhen harus bertarung melawan naga itu sendiri—dan kalah. Justru dalam kekalahan, ia mendapatkan warisan kekuatan yang dapat mengguncang dunia. Rahasia masa lalu mulai terkuak, dendam dan kehancuran sektenya menuntut balasan. Kini, Yu Zhen berdiri di ambang keputusan: menjadi alat pembalasan atau harapan terakhir di dunia yang terjerat pengkhianatan.
Read
Chapter: Pengadilan
"Ooo ... jadi kau ingin pamer kemampuan di hadapanku? Baiklah, kali ini aku tidak akan segan untuk membunuhmu."Aura merah tiba-tiba muncul di tangan Srinoto yang jari-jarinya sudah membentuk seperti cakar."Jurus Cakar Macan."Srinoto bergerak dengan cepat dan gesit selayaknya seekor Macan. Dalam sepersekian detik dia sudah berada di depan Lindu Aji, dan beberapa kali memberikan serangan yang mengarah ke titik vital.Melihat kecepatan lawannya semakin bertambah, Lindu Aju pun mengalirkan tenaga dalam ke kakinya untuk menambah kecepatannya. Dia tidak ingin bertarung dan melukai pria paruh baya yang menyerangnya saat ini, sebab dia tahu pria tersebut hanya menjadi korban kebohongan anaknya.Lindu Aji hanya terus menghindar dan sesekali menangkis serangan Ki Srinoto tanpa sekalipun melakukan serangan balik, meskipun dia melihat banyak sekali celah terbuka yang bisa dimanfaatkannya jika dia ingin menyerang.Penonton hanya berdecak k
Last Updated: 2025-07-10
Chapter: Fitnah Satriaji
Setelah kejadian tersebut, semua berjalan normal kembali. Namun bagi Tetua Poncokusumo kejadian tadi adalah pelajaran berharga baginya. Dia mengambil hikmah bahwa umur bukanlah suatu ukuran yang bisa dijadikan patokan kemampuan seseorang.Lindu Aji berjalan seorang diri untuk melihat sekeliling perguruan Rajawali Putih. Dia melihat begitu banyak pendekar muda yang sibuk berlatih untuk menaikkan kemampuan menjelang turnamen dibuka. Sesekali dia berhenti sekedar untuk mengamati gerakan para pendekar muda yang sedang berlatih."Lindu ...!"Terdengar suara seorang gadis sedang memanggil dirinya dari jauh. Dia pun segera menoleh untuk memastikan siapa yang memanggilnya.Pandangan matanya lantas tertuju pada seorang gadis berbaju ungu yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum kepadanya. Perlahan dia pun mendekati gadis tersebut yang ternyata Andini."Ternyata kau di sini juga. Kenapa kemarin tidak bilang?" Andini memasang senyum semanis m
Last Updated: 2025-07-10
Chapter: Jurus Pelebur Sukma
"Kenapa tidak bisa kurasakan ada tenaga dalam di setiap pukulannya?" Tetua Gondosuli tidak bisa berhenti membatin.Lindu Aji memang hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk menambah kecepatan saja, dan tidak menggunakannya untuk menambah kekuatan pukulannya. Dia berpikiran mungkin dengan pukulan biasa saja tidak akan membuat lawannya sakit dalam.Tetua Gondosuli semakin terdesak karena durasi kecepatan serangan Lindu Aji terus bertambah, sehingga yang terlihat hanya bayangan berkelebat kesana kemari terus menyerangnya tanpa henti.Senopati Wage dan beberapa tetua menahan nafas dibuat kagum dengan kecepatan yang ditunjukkan Lindu Aji. Mereka tidak mengira pemuda yang baru berumur 17 tahun bisa mempunyai kecepatan seperti itu.Lindu Aji pun akhirnya melompat kebelakang dan berhenti menyerang karena beberapa pukulannya berhasil mendarat di tubuh Tetua Gondosuli."Mohon maaf, Tetua." Lindu Aji sedikit membungkukkan tubuhnya kepada Tetua Gondos
Last Updated: 2025-07-10
Chapter: Uji Coba
Melihat perubahan mimik wajah para ketua perguruan di ruangan tersebut, Lindu Aji lalu bertanya, "Ada apa, apakah ada yang salah denganku?"."Tidak, Lindu, kamu tidak salah."Tetua Arisutha mencoba mengendalikan suasana. "Kamu dan Pangeran silahkan istirahat dahulu. Kamar sudah kami siapkan untuk kalian."Ketua perguruan Rajawali Putih itu lantas mengarahkan pandangannya kepada seorang anggotanya. "Antarkan pangeran Indragiri dan nakmas Lindu ke kamarnya," perintahnya."Baik, Guru," jawab murid tersebut.Setelah Pangeran Indragiri dan Lindu Aji pergi, rapat membahas tentang turnamen dan Lindu Aji pun dimulai."Mohon maaf, Tuan Senopati, bagaimana pendapat Tuan tentang Lindu?" tanya tetua Bagaskara."Maaf apakah bisa diperjelas lagi pertanyaannya?""Begini, Tuan Senopati, saya benar benar mengakui tentang kekuatan yang dimiliki Lindu Aji. Di antara seluruh peserta, jelas Lindu lebih unggul. Di antara para tetua p
Last Updated: 2025-07-09
Chapter: Keterkejutan Para Tetua
"Paman Wage, Kenapa Eyang tidak ikut kesini?" tanya Lindu Aji setelah berada di atas kapal yang akan menyeberangkan mereka ke Pulau Santong."Tetua Damarjati ada kepentingan lain yang tidak bisa ditinggal. Apa beliau tidak bilang kepadamu?" jawab Senopati Wage sekaligus bertanya balik.Lindu Aji menggeleng pelan. "Eyang tidak bilang apapun, Paman." jawabnya sebelum menyandarkan punggungnya di sebuah peti kayu milik penumpang lain.Tidak terasa kapal sudah penuh dengan penumpang dan akan segera berangkat menuju pulau Santong.Di atas kapal terlihat ada beberapa peserta turnamen dari beberapa perguruan kecil dan menengah. Itu terlihat dari simbol yang terdapat di masing masing seragam mereka.Juga terlihat beberapa orang wanita yang kesemuanya berbaju ungu. Mereka adalah rombongan dari perguruan Teratai Ungu.Di kapal satunya, terlihat Satriaji dan rombongan dari perguruan macan putih berada di sudut kapal.Lindu Aji dan P
Last Updated: 2025-07-09
Chapter: Andini
Jeritan kesakitan terdengar dari mulut Satriaji setelah tubuhnya menghantam dinding dalam ruangan tersebut. Tubuhnya terasa remuk redam terkena pukulan dan tendangan lawan yang kualitasnya berada jauh di atasnya. Dia pun jatuh lunglai tidak berdaya."Kali ini aku membiarkanmu hidup. Tapi jika aku melihatmu kembali melakukan kejahatan, aku tidak akan segan untuk membunuhmu," ucap Lindu Aji seraya menatap tajam kepada Satriaji yang meringkuk di lantai.Satriaji hanya bisa diam menahan marah. Dia berencana melaporkan hal ini kepada ayahnya yang sekarang berada di Perguruan Rajawali Putih untuk membuat perhitungan kembali.Lindu Aji kemudian menghampiri gadis cantik yang sudah menutupi aset berharganya dengan sobekan pakaiannya."Pakailah bajuku. Setelah ini kembalilah ke rombonganmu."Lindu Aji memberikan baju yang diambil dari bungkusan kain yang tergantung di bahunya, lalu memalingkan mukanya agar gadis tersebut leluasa berganti pakaian.
Last Updated: 2025-07-09
You may also like
Pendekar Tiga Iblis
Pendekar Tiga Iblis
Pendekar · Rudi Hendrik
5.5K views
Danuranda (Pendekar Nusantara)
Danuranda (Pendekar Nusantara)
Pendekar · Pemalas Penyendiri15
4.9K views
BODYGUARD KESAYANGAN
BODYGUARD KESAYANGAN
Pendekar · Rosa Rasyidin
4.7K views
Janji Setia
Janji Setia
Pendekar · Rosa Rasyidin
4.7K views
Legenda Pendekar Pedang Ganda
Legenda Pendekar Pedang Ganda
Pendekar · Serpihan Salju
4.3K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status