author-banner
Hanana
Hanana
Author

Novels by Hanana

Under His Darkness

Under His Darkness

Nayla Moretti terjerat dalam permainan berbahaya milik Damian Bellucci. Setelah suaminya mengusulkan pernikahan terbuka, Nayla bersumpah tak akan lagi membuka hatinya untuk cinta. Namun, segalanya berubah saat dia melangkahkan kaki ke dalam klub malam milik Damian. Dia adalah sahabat kakaknya. Sosok penuh kuasa dan misteri. Pria yang tak memberi ruang untuk penolakan. Apa yang awalnya hanya pelarian sesaat, perlahan berubah menjadi obsesi yang mencekik. Damian tak sekadar menginginkannya. Dia ingin memilikinya sepenuhnya. Tubuh, pikiran, dan jiwa. Dan semakin Nayla mencoba menjauh, semakin kuat Damian menariknya kembali. Kini, di antara hasrat dan kehancuran, Nayla dihadapkan pada pilihan. Menyerah pada kegelapan, atau memperjuangkan versi dirinya yang bahkan tak lagi dia kenali? Karena satu hal yang pasti, Damian Bellucci tak pernah melepaskan apa yang telah menjadi miliknya.
Read
Chapter: 139. Pembunuh Bayaran
Damian menelusuri beberapa kontak yang nyaris tidak pernah dia hubungi. Selama ini, dia sudah cukup hanya dengan mengandalkan orang-orang di jaringannya sendiri. Damian tahu, dirinya bukan orang kecil. Dia punya kekuatan, uang, dan nama besar yang membuat banyak musuh gentar. Dia bisa menyingkirkan lawan bisnis, bahkan menghapus nama dari peta Eropa. Namun, dunianya yang ilegal terlalu abstrak untuk bisa mengimbangi dunia pemerintahan Iran yang tentu saja sangat bertolak belakang. Alhasil, tentu saja dia membutuhkan bantuan dari pihak yang sejajar.Dari seluruh deret nama, dia menemukan satu yang menurutnya paling bisa diandalkan. Alessandro De Luca. Nama yang bukan sekadar catatan, tapi legenda gelap. Seorang pria Italia yang dijuluki pembunuh berdarah dingin. Jejaknya tak pernah tercatat secara resmi, tapi bayangannya selalu muncul di setiap operasi besar yang gagal diurai oleh pihak mana pun.Alessandro berpengalaman bukan hanya di dunia kriminal, tapi juga di lingkaran intelijen.
Last Updated: 2025-10-02
Chapter: 138. Cara Kotor
Diapit oleh kehangatan, Nayla akhirnya jatuh terpejam. Napasnya perlahan menjadi tenang, teratur, seakan ancaman para musuh kekasihnya itu tak pernah ada. Rambutnya terurai di bantal, dan sebagian menempel pada kulit Damian yang masih basah oleh keringat.Damian menatap wajah itu lama. Lembut sekaligus rapuh, berbanding terbalik dengan segala kegelapan yang menjerat dirinya. Dia mengusap pipi itu pelan, lalu menunduk mengecup kening Nayla sekali lagi.Kedua mata Damian memang kini bisa melihat wujud dari kedamaian. Namun, di dalam dadanya, badai justru kian menggila. Hatinya ingin menetap di sini, bersama wanita ini, dalam hangat yang sederhana. Namun, kepalanya menolak. Setiap cabang otak terus menghitung kemungkinan, ancaman, dan rencana.Damian memejamkan mata sebentar. Bukan untuk tidur, melainkan untuk menahan sesak yang semakin mendesak. Detik berdetak di telinganya, seolah jarum jam sedang mengejek. Tidur mustahil, tenang mustahil, menyerah pun mustahil.
Last Updated: 2025-10-01
Chapter: 137. Tempat Kembali
“Damian.” Ucapan Nayla beradu padu dengan desah panjang.“Hm?”“Lagi.”Sambil sedikit melepas senyum tipis, jemari tangan Damian bergerak dengan semakin rakus. Tarikan napas Nayla semakin cepat. Dadanya naik-turun. Matanya setengah terpejam dengan racauan lirih yang lolos di sela bibirnya. Damian menatap wajah itu sejenak, lalu menunduk untuk meraih mulutnya lagi.Ketika tubuh mereka kembali menyatu, Damian menahan napas panjang. Erangan tertahan lolos dari kerongkongannya. Dia menutup mata, lalu menenggelamkan wajahnya di leher Nayla. Geraknya masih dibuat lambat dan terukur. Dia ingin Nayla merasakan setiap tarikan, setiap dorongan, setiap kepemilikan yang dia tanamkan.“Amore,” ucapnya serak. “Kamu akan selamanya denganku.”Nayla melingkarkan lengannya di leher Damian untuk menarik tubuh pria itu agar lebih dekat. Bibirnya gemetar saat berbisik, “Aku tahu. Aku tahu, Damian.
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: 136. Surga Sementara
Kedua kaki mereka terayun menyusuri lorong villa. Damian menuntun di depan dengan langkah yang sengaja dibuat pelan. Gerakannya sama sekali tidak tampak terburu-buru, seolah sedang menakar detik sembari menenangkan denyut di kepalanya sendiri.Jemari mereka terus bertaut. Bahkan, ketika tiba di depan kamar, Damian tetap menggenggam tangan Nayla dengan satu tangan, sementara tangan yang lain bertugas membuka handle.Begitu pintu kembali ditutup, suasana seketika berubah. Napas mereka berdua entah mengapa berembus dengan ritme yang lebih cepat. Namun, alih-alih langsung mendekap tubuh Nayla, Damian justru menatapnya terlebih dulu. Sorot gelapnya menyelam dengan cukup dalam, juga mengunci pandang dengan cukup lama. Bukan untuk menguji kesabaran, tapi untuk sekadar memastikan kalau wanita di hadapannya masihlah Nayla yang dinding pertahanannya akan runtuh hanya perantara tatapan mata.“Amore,” bisiknya dengan suara rendah.Nayla belum sempat menjawab ketika Damian tiba-tiba mencondongkan
Last Updated: 2025-09-29
Chapter: 135. Jeda
“Damian.”Suara Nayla terdengar dari balik pintu. Meski sedikit memekik, tapi nadanya tetap lembut. Beriringan dengan itu, ketukan kecil ikut menyusul dengan ritme yang teratur. Di satu sisi, Nayla tetap ingin menilik Damian yang sejak tadi mengurung diri di dalam, dan di sisi lain, dia juga tak ingin sepenuhnya merusak dinding tenang yang Damian bangun.“Apa aku mengganggu?” tanya Nayla kemudian.Damian terkekeh, setengah tertawa. “Tidak, Amore. Tunggu sebentar.”Damian cepat-cepat mematikan rokok yang masih menyala di tepian asbak. Bara merah seketika padam dengan desis pendek. Saat dia bangkit dari kursi, jejak asap pekat masih menempel di udara, menusuk hidungnya sendiri.Sambil melangkah mendekati sumber suara, Damian menarik napas panjang. Tangan kiri sedikit memijat pinggang, sedangkan tangan kanan mengibas di udara. Kiranya, dia tak hanya berniat mengibas sisa kepulan putih, tapi sekaligus ingin mengibas kalut di kepalanya.Sebelum membuka pintu, jemarinya menyempatkan diri un
Last Updated: 2025-09-27
Chapter: 134. Dua Arus
Damian menyandarkan tubuh kursi begitu panggilan berhenti. Jarinya tak henti mengetuk perlahan permukaan meja. Sorot matanya menajam, seakan isi kepala sedang menghitung detik, angka, juga merapal beberapa nama.Sunyi menekan ruangan. Hanya ada bunyi detik jam yang terdengar pelan tapi entah mengapa justru menegangkan. Di tengah keterdiamannya, getar telepon dari nama lain mendadak memecah udara.“Ya?” ucap Damian singkat.Laporan masuk dari salah satu penjaga. Suara di seberang terdengar disiplin dan teratur.“Signore, area villa aman. Madam masih berada di ruang tengah dengan televisi menyala. Tidak ada aktivitas mencurigakan dari pihak lawan. Pos dua ratus meter juga bersih. Rotasi tetap berjalan, tidak ada indikasi lokasi ini terdeteksi.”Damian terdiam sejenak, mendengarkan setiap kata. Napasnya sedikit berembus lega.“Perintahkan tim yang lain untuk membuat tanda-tanda palsu tentang keberadaanku di area Kintamani. Buat pihak Jonathan berpikir aku ada di sana,” titah Damian kemud
Last Updated: 2025-09-26
Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam

Lelaki yang Datang di Mimpiku Setiap Malam

Dekapanmu terasa nyata. Pun dengan aroma tubuh yang sudah kuhapal dengan sungguh-sungguh. Ini memang hanya sekadar mimpi. Namun, mengapa kamu tak pernah bosan menjadi bunga tidurku di setiap malam? Tolonglah. Hatiku tidak sekuat itu. Aku takut mencintaimu. Aku takut mencintai lelaki yang sebenarnya ... tidak pernah ada. - Azura Jasmine. ______________________________________ Sejak masih berusia 19 tahun, Azura selalu memimpkan seorang lelaki asing. Lelaki itu datang di mimpinya nyaris setiap malam. Namun, betapa mengejukan saat tiba-tiba lelaki itu muncul secara nyata di hadapannya. Mungkin ini terdengar mustahil. Namun, lelaki itu benar-benar ada dan menjadi penyelamat Azura dalam situasi bahaya. Namanya Gavin Stewart, seorang arsitek landscape yang menjadi pelindung setelah kematian tragis kedua orang tua Azura. Pertemuan takdir yang mengejutkan membuat mereka terjebak dalam serangkaian masalah yang tidak mudah. Dengan mimpi sebagai petunjuk dan cinta sebagai kekuatan, dapatkah Azura dan Gavin menemukan kebahagiaan yang mereka impikan?
Read
Chapter: 69. Di Balik Tirai Rumah Sakit
Azura memeluk dirinya sendiri. Penolakan tegas dari Darren cukup menampar dan bisa membuatnya sadar. Dia sudah terlalu gegabah.Ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan membuat Azura terlalu ingin cepat menemukan Gavin. Dia terkesan terlalu memaksakan diri. Sampai-sampai, dia lupa kalau dirinya mulai menjadi egois dan tidak rasional."Maaf," ucap Azura lirih. "Aku yang seharusnya minta maaf."Ada rasa sakit yang tak bisa dijelaskan ketika menyadari bahwa setiap langkah yang dia ambil mungkin akan menyeret Darren dan Laura ke jurang yang tak seharusnya. Ini salah. Ini terlalu jauh.Azura tidak ingin membuat siapa pun masuk ke dalam luka yang pada awalnya hanya miliknya sendiri.“Aku….” Suara Azura pelan, hampir tak terdengar. “Aku nggak ingin ada yang dirugikan karena aku. Termasuk kalian berdua.”“Azura—”Suara dari ponsel kembali terdengar. Darren belum menutup sambungan. Nada bicaranya masih terdengar berat, tapi juga tidak sekeras sebelumnya.“Aku bisa mengerti posisimu,” kata Da
Last Updated: 2025-04-17
Chapter: 68. Antara Hidup dan Mati
Cahaya.Begitu silau, tapi tak menghangatkan.Begitu dekat, tapi tak bisa digapai.Gavin mencoba mengangkat kelopak matanya, tapi tubuhnya tak merespons. Raganya seolah masih tertinggal di tempat yang gelap, jauh di kedalaman yang tak bernama.Lamat-lamat, dia lantas mendengar suara. Pelan. Samar. Namun, jelas menusuk ke dalam kesadarannya yang rapuh.“Tingkatkan dosisnya. Dia belum boleh sadar. Belum sekarang.”Ada desis perintah. Ada langkah-langkah yang tergesa.Suara alat medis berdenting halus, monoton, seperti detak waktu yang terus berbunyi tanpa empati.Gavin ingin bertanya. Dia ingin tahu di mana dia, kenapa dia di sini, dan siapa yang sedang berbicara. Namun, semua pertanyaan itu hanya menggema di dalam pikirannya sendiri.Satu-satunya hal yang bisa dia rasakan hanyalah dingin. Dingin yang menjalari tulang, memeluk nyawanya erat-erat. Dalam kegelapan yang kembali menelannya, satu nama lantas melintas.Azura.Nama itu muncul seperti bisikan paling jujur di tengah kekacauan. M
Last Updated: 2025-04-15
Chapter: 67. Kehabisan Waktu
Warna senja sudah menjilat tepian cakrawala saat Laura mengulirkan jari di layar ponselnya. Dia sedang mencari sebuah nama di daftar kontak yang saat ini mungkin bisa membawanya ke jalan keluar. Rowan Stewart, kakak laki-laki Gavin.“Aku nggak tahu dia masih pakai nomor ini atau nggak,” gumam Laura pelan, nyaris seperti minta izin untuk merasa gugup.David mengangguk. “Coba saja. Kita nggak punya banyak pilihan.”Azura tak ikut berkomentar. Namun, tatapan penuh harap darinya sudah cukup untuk memberikan Laura dukungan, atau bisa disebut juga dengan permohonan. Sungguh, wajahnya senada dengan langit mendung yang hanya sedikit disiram dengan rona jingga yang murung."Semoga tersambung," ucap Laura kemudian.Setelah mengembuskan napas panjang, Laura menekan tombol hijau. Tak lupa, dia juga membiarkan telepon berada pada mode loud speaker. Hanya butuh jeda satu detik hingga suara nada sambung berhasil mempercepat laju detak jantung.Sekali.Dua kali.Tiga kali.Lalu terdengar jawaban lela
Last Updated: 2025-04-15
Chapter: 66. Keluarga Gavin
Azura tak ingat kapan terakhir kali dirinya merasa begitu lelah. Bukan sekadar kelelahan fisik, tapi sesuatu yang lebih dalam. Seperti tersesat di tempat yang seharusnya familiar, mencari seseorang yang seharusnya mudah ditemukan, tapi semakin dikejar, semakin jauh bayangannya.Tentu ada seberkas rasa ingin menyerah. Hari-hari yang selama ini Azura lewati bukanlah masa yang mudah. Untungnya, Azura masih menemukan satu nama yang mungkin bisa membantunya bangun dari kubangan lumpur.Laura datang. Langkahnya mantap dan cepat. Mantel panjangnya berkibar tertiup angin, menampakkan tubuh yang tampak lebih berisi. Di sebelahnya, David berjalan lebih pelan sambil mendorong stroller bayi."Azura." Suara Laura pelan, nyaris tenggelam dalam kebisuan.Sejenak, mereka hanya berdiri berhadapan. Dua orang yang dulu saling terikat dalam simpul yang rumit, kini kembali bertemu dalam keadaan yang sama sekali berbeda."Kamu baik-baik saja?" tanya Laura. Dia sadar kalau itu adalah pertanyaan bodoh yang t
Last Updated: 2025-03-26
Chapter: 65. Telepon Laura
"Azura? Itu kamu, 'kan?"Tidak ada sapaan terburu-buru. Nada suara Laura memang terdengar terkejut. Mungkin dia tidak menyangka kalau Azura tiba-tiba menghubunginya. Namun, kalimat kedua darinya sudah meluncur dengan lebih tenang."Ra? Are you there?""Iya, ini aku," timpal Azura. "Hai, Laura."Azura menutup mata sejenak, meresapi kenyataan bahwa akhirnya mereka berbicara lagi setelah sekian lama tidak ada kontak. Ada perasaan aneh di dadanya. Bukan hanya canggung, tapi juga sedikit rindu.Laura pernah menjadi cahaya di tengah kegelapan yang hampir menelan Azura. Sebagai seorang pengacara, Laura tidak hanya menyelamatkan hidupnya dalam arti hukum, tapi juga dalam makna yang lebih dalam. Wanita itu pernah berhasil membebaskan Azura dari jerat yang hampir membunuh dirinya. Azura mengingat hari itu dengan jelas, bagaimana Laura berdiri di depan, berani melawan badai yang nyaris meruntuhkan.Hubungan mereka pun tidak sesederhana itu. Selain interaksi profesional antara klien dan pengacara
Last Updated: 2025-03-19
Chapter: 64. Menyusuri Setiap Sudut Barnton
Azura masih diam pada pijak yang sama.Ada sesuatu.Bahu dan tengkuknya menegang. Bukan karena lelah, tapi lebih seperti ada sesuatu yang menariknya. Kepalanya seolah dipaksa untuk tetap menoleh ke lantai dua.Sejak beberapa detik yang lalu, ruangan itu sudah gelap. Cahaya dari luar hanya menyisakan kilasan samar di balik kaca besar. Semua kosong. Tak ada siapa pun.Namun, … tunggu dulu. Masih ada seseorang di atas sana.Azura menajamkan pandangan, tapi gelap di sana terlalu pekat. Sosok lelaki itu terbungkus dalam siluet yang buram. Namun, meski samar, Azura tetap bisa mengenalinya. Cara lelaki itu berdiri, garis bahunya yang kokoh, kemiringan kepalanya, dan satu tangannya yang diselipkan ke dalam saku, semua terasa begitu akrab."Gavin?" Azura berbisik pada dirinya sendiri.Udara yang semula bisa Azura hirup dengan bebas, kini berubah jadi beban yang menghimpit. Sebelum dia bisa mencari kepastian, sebelum otaknya mampu memproses lebih jauh, sosok itu lantas bergerak. Tak sampai tiga
Last Updated: 2025-03-17
You may also like
Dia,  Tak Datang
Dia, Tak Datang
Romansa · Mrs Dream Writer
23.1K views
Istri Kedua
Istri Kedua
Romansa · Cucu Suliani
23.0K views
Ketika Mas Gagah Tiba
Ketika Mas Gagah Tiba
Romansa · Nendia
23.0K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status