Chapter: Ban 58 Kegilaan DinaraSuara mesin kopi beriringan dengan suara pembeli di kafe dekat rumah sakit siang itu menambah pikiran gelisah seseorang. Dinara terlihat duduk di meja paling pojok dengan jari-jarinya yang gelisah mengetuk gelas kopi yang mulai dingin. Sesekali tatapannya sesekali beralih ke pintu kaca, dia sedang menunggu seseorang yang dia yakini akan segera datang.Tak berselang lama sosok yang dinanti datang, Dinara tersenyum sambil melambaikan tangan. Widipa muncul dan dia berjalan tenang menghampiri Dinara.Wajah Widipa tanpa ekspresi melihat Dinara yang tersenyum menarik perhatiannya. Dia berhenti di depan meja Dinara, memilih duduk di seberang bukan di sebelahnya. Widipa hanya menatap dingin ketika Dinara hampir memegang tangannya."Terima kasih sudah memenuhi undanganku, Dipa. Aku tahu kau akan datang," kata Dinara tampak sumringah."Jangan berbasa-basi lagi. Apa yang kau inginkan dariku, Dinara?” tanya Widipa dalam dan datar. Suaranya nyaris seperti seseorang yang sudah lelah menghadapi soso
Last Updated: 2025-10-16
Chapter: Bab 57 Kau Sakiti Danastri, Kubuat Hidupmu TersiksaWidipa berdiri dekat jendela. Dia terdiam dengan tangan yang bersedekap sembari matanya menatap lurus ke jalanan di bawah. Dia tampak tenang, tapi jemarinya mengetuk kaca pelan sebagai bentuk tanda gelisahnya.Di belakangnya, suara lembut terdengar.dari bibir Danastri yang baru saja terbangun dari pingsannya kemarin. Danastri menyadari ada Widipa yang menunggunya."Kau datang pagi sekali,” ujar Danastri dengan suaranya yang serak, tapi matanya sudah terbuka penuh."Apa kau sejak kemarin di sini, Dipa?"Widipa menoleh sekilas. Tatapannya tajam, tapi ada kelegaan samar di dalamnya. Wajah wanita yang dia sayangi terlihat pucat dan sayu. Hati dan pikirannya kacau memikirkan Danastri yang terbaring sakit.“Jadi kau akhirnya sadar juga,” katanya datar."Iya bau kopi yang membangunkanku," sahut Danastri masih bisa bercanda sambil duduk bersandar.“Kenapa tidak bilang apa pun padaku tentang keadaanmu? Kau tahu aku tidak suka kau menyembunyikan apapun dariku," ujar Widipa.Danastri menarik nap
Last Updated: 2025-10-16
Chapter: Bab 56 Aib Bagas Diketahui VeroSuasana kantor Wirajaya Group tampak seperti di hari-hari biasanya. Suara printer yang berdengung, ada aroma kopi dari pantry menyebar dan derap langkah para karyawan yang tergesa di lorong marmer.Namun hari itu ada suasana yang berbeda yang dirasa Bagas bahkan saat dia berjalan menuju ruang kerjanya, begitu Bagas membuka pintu ruang kerjanya, dia langsung merasa ada yang tidak biasa.Di atas meja kerjanya yang selalu rapi, tergeletak sebuah amplop cokelat polos tanpa nama pengirim, tanpa segel perusahaan atau tanpa cap pos. Sekilas tampak sepele, tapi posisi amplop itu seolah sengaja diletakkan di atas map laporan keuangan yang kemarin dia periksa."Surat apa ini?"Bagas menarik napas panjang. Instingnya sebagai pengusaha yang terbiasa dengan permainan kotor politik bisnis langsung bekerja. Dia menatap sekeliling tak ada siapa pun. Perlahan dia duduk dan meraih amplop itu. Ujung jarinya bergetar sedikit saat dia membuka lipatannya.Di amplop itu ada sebuah foto yang sedang menunjukk
Last Updated: 2025-10-15
Chapter: Bab 55 Danastri Masuk Rumah SakitRasa pusing itu kembali menyergap. Sudah ketiga kalinya obat yang dia minum tak bisa meredakan kepala yang seperti ingin meledak. Danastri memegang kepala dan memijitnya pelan-pelan agar rasa sakit itu hilang. Tanpa sadar dia tertidur."Masalah banyak yang datang silih berganti membuatku semakin stres," gumam Danastri.Pada saat itulah suara bel berbunyi. Sagara berhenti di depan rumah Danastri. Dia tak berencana datang lama hanya ingin memastikan kondisi Danastri setelah pertemuan terakhir di rumah sakit. Dia masih memikirkan keputusan Danastri yang menolak menjalani operasi.Kedua kalinya Sagara menekan bel menunggu seseorang membukakan pintu. Sedangkan dari arah dalam pelayan wanita yang sudah agak berumur membukakan pintu dengan wajah ramah."Selamat siang, Bi," sapa Sagara sopan."Iya selamat siang. Mau bertemu siapa ya, Pak?" tanya pelayan wanita tersebut."Apa Danastri ada di rumah, Bi? Saya dokter yang menangani sakitnya Danastri. Dokter Sagara," balas Sagara memperkenalkan di
Last Updated: 2025-10-15
Chapter: Bab 54 Kejujuran Yang Menyakitkan Arumi dan Danastri berjalan berdampingan setelah menghabiskan waktu berdua di kafe. Mereka membawa beberapa kantong belanja dari butik. Wajah Arumi tampak tenang sementara Danastri sesekali melirik ponselnya, berharap ada kabar dari Widipa. Arumi berusaha menyenangkan hari Danastri. Mereka seakan lupa waktu karena begitu menikmati acara kencan mertua dan menantu. Namun ketenangan itu sirna ketika dua sosok perempuan berjalan mendekat dari arah berlawanan, Dinara dengan langkah angkuhnya dan Vero yang menyunggingkan senyum penuh kepura-puraan. "Bibi Arumi ... tidak menyangka bertemu di sini," ujar Dinara dengan nada manis yang terdengar menusuk. "Oh kau rupanya, Dinara." Nada suara Arumi berubah dingin seakan menanamkan jarak. "Halo nyonya Arumi. Saya Vero ibunya Dinara," kata Vero memperkenalkan diri sembari menjulurkan tangannya. "Salam kenal, Nyonya Vero," balas Arumi terpaksa menjulurkan tangannya juga. Danastri menunduk sedikit dan mencoba menahan diri dari tatapan sinis Di
Last Updated: 2025-10-14
Chapter: 53 Berburu GentaDi gudang tua yang terletak di pinggiran kota terlihat sosok Widipa yang berdiri tegak di depan jendela besar dengan penerangan cukup temaram. Angin malam di kota Milan berhembus dingin, mengibaskan mantel hitam panjang yang Widipa kenakan. Wajahnya tak memperlihatkan emosi hanya tatapan dingin yang menusuk seperti pisau.Di belakangnya, sang sahabat Arif berdiri dengan tangan terlipat di dada sementara dua anak buah Widipa menahan seorang pria dengan wajah lebam--- Genta. Bajunya kusut, bibirnya pecah dan sorot matanya campuran antara takut dan menyesal.“Jadi ini caramu membalas orang yang sudah menolongmu?” Suara Widipa rendah terdengar dalam dan nyaris tanpa emosi.“Kau ambil uangku lalu kabur seperti pengecut?” Widipa berdecih."Widipa, aku … aku bisa jelaskan semuanya,” ucap Genta dengan suara bergetar seolah meminta pengampunan. “Aku hanya butuh waktu. Aku tidak bermaksud untuk kabur. Aku—”Genta menunduk dengan napasnya tersengal. Dia mencoba bangkit, tapi segera ditahan lagi
Last Updated: 2025-10-14
Chapter: Part 96 Epilog"Selamat pagi, Nona Eleanore."Seorang wanita menyambut kedatangan Eleanore dengan ramah lalu mengiringi langkah sang nona menuju suatu ruangan. Eleanore berjalan tampak anggun, dress yang dipakainya menarik pandangan semua orang bukan karena mahal, tetapi pakaian itu hasil rancangan dirinya sendiri.Sudah dua tahun ini Eleanore menekuni bidang fashion dan sesekali mengajari anak-anak panti asuhan belajar bermain Cello juga piano. Eleanore benar-benar berubah, dia menjelma menjadi wanita yang kuat dan pekerja keras."Apa agenda pekerjaanku hari ini, Anne?" tanya Eleanore sembari duduk di kursi kerjanya."Sampai esok lusa, tidak ada agenda penting, Nona. Semua sudah teratasi. Agenda padat di tanggal 1 bertepatan dengan tahun baru.""Syukurlah aku bisa istirahat. Aku lelah dan ingin merebahkan tubuhku di kasur, Anne," kata Eleanore menghirup napas panjang lalu menggeliat melepas lelah."Ya anda perlu mengistirahatkan tubuh anda, Nona. Hampir satu bulan ini banyak kegiatan yang menghabis
Last Updated: 2023-12-29
Chapter: Part 95 I Always Waiting For YouEleanore jatuh tersungkur di hadapan dokter yang menangani Ken. Pria yang dia acuhkan dan dia diamkan selama satu tahun ini mengalami luka dalam cukup parah hingga membutuhkan donor darah rhesus negatif, darah yang sulit dicari dan rumah sakit kehabisan stok."Darah saya sama seperti tuan Ken, Nona. Biar saya yang mendonorkan darah," kata Justin mengajukan diri.Beruntung sekali Ken bisa terselamatkan berkat donor darah dari Justin sang pengawal Eleanore. Namun meskipun darah sudah didapat, Ken tidak akan siuman dalam waktu sebentar. Ken dinyatakan mengalami koma dan para dokter tidak bisa memastikan kapan pria itu terjaga."Lakukan apa saja untuk keponakanku. Berapa biayapun akan kami bayarkan!""Maaf, Raja. Bukannya kami tidak bisa menyelamatkan Tuan Ken, tetapi luka dalam yang menyentuh organ vitalnya membuat Tuan Ken tak sadarkan diri," ungkap Dokter Jamie memberi penerangan.Henryco pun terlihat syok mendengarkan penuturan sang dokter. Mereka tak menyangka jika dua peluru di tubu
Last Updated: 2023-12-28
Chapter: Part 94 I Don't Want To Say GoodbyeHampir satu tahun setengah Ken bolak balik dari kediamannya ke tempat tinggal Eleanore di desa terpencil. Tak masalah bagi Ken asal dia bisa melihat kesembuhan sang istri meski Eleanore hanya sepatah dua kata mengajaknya berbicara. Toh ... bagi Ken itu adalah kemajuan luar biasa.Seperti saat ini ketika waktu berkunjung Ken di hari Kamis hingga Minggu, Eleanore menunggu di depan pintu dan berharap pria itu membawa makanan dari kota atau cokelat yang dibeli Belinda di luar negeri. Di hari itu Eleanore tak bisa diganggu oleh apapun."Ayah senang kau akhirnya mau menerima Ken sebagai menantumu, Naval. Lihatlah putrimu, dia kembali jatuh cinta dengan suaminya.""Terima kasih sudah berdamai dengan masa lalu, Ken," ucap Jaquavius melihat Eleanore dari tangga. Kadang dia turut menemani Eleanore menunggu Ken."Berdamai itu susah, Yah. Aku masih belajar dan awalnya memang berat, tetapi melihat ketulusan Ken akhirnya aku menyadari tak ada manusia yang luput dari kesalahan."Jaquavius dan Naval
Last Updated: 2023-12-27
Chapter: Part 93 Breaking Down"Kau akan pulang, Jas? Kapan kau akan kembali ke sini?""Bulan depan. Tunggu aku di sini. Jika kau mau dibelikan sesuatu, telepon saja aku dan akan kukirim segera."Percakapan Jason dan Eleanore di depan gerbang membuat Ken tersisih dari pikiran sang istri. Seberusaha apapun dia mencoba untuk mendekati atau sekedar duduk saja di sebelahnya, Eleanore tetap mengacuhkannya seakan-akan dirinya tak ada."Tidak usah. Aku senang jika kau sering mengunjungiku," ucap Eleanore penuh semangat, tetapi tidak dengan Ken. Dia mencelos dan tak berdaya."Oke sekarang aku pergi ya. Jaga kesehatanmu," kata Jason memeluk Eleanore erat untuk terakhir kalinya. Dia mungkin akan kembali ke sini dalam waktu yang tidak ditentukan. Jason tak mau menganggu Ken yang sedang berusaha memperbaiki hubungannya dengan Eleanore."Ken, ingat apa yang sudah aku sampaikan padamu. Jika kau melakukannya lagi maka kan kubawa Eleanore ke tempat kau tak pernah menemukannya," ujar Jason memberi peringatan ultimatum.Ken hanya me
Last Updated: 2023-12-13
Chapter: Part 92 Give Me Second ChanceTinggal dua bab lagi menuju tamat. Mau happy Ending atau Sad Ending? "Kau sedang apa di sini?""Kenapa kau membawa pria ini?"Naval maupun yang lainnya tidak menyangka sama sekali jika malam ini mereka kedatangan dua orang pria. Jaquavius memandang geram salah satu pria yang berdiri di ambang pintu dan ingin mengusir pergi."Coba jelaskan pada kami, Jas. Kau tahu dari mana mengenai tempat ini? Atau jangan katakan kalau kau meminta tolong pada ayahmu yang mafia itu," tuding Naval pada Jason yang datang malam itu.Keterdiaman Jason serta anggukan kepalanya membuat Naval menggeram kesal sekaligus marah. Keluarga Jason Georgeus selalu menemukan orang yang bersembunyi bahkan di tanah sekalipun."Usir mereka dari sini, Smith. Panggil pengawal jika mereka tak mau pergi," usir Jaquavius secara kasar.Pria di samping Jason yang sedari tadi hanya terdiam akhirnya bersuara dengan lirih. Jaquavius dan Naval memalingkan wajah mereka sedangkan Smith hampir menelepon pengawal, tetapi Jason menggele
Last Updated: 2023-12-06
Chapter: Part 91 Love Is GoneSudah hampir dua bulan ini Ken tak bisa menemukan keberadaan Eleanore. Tak seorang pun dapat mencari ke mana perginya sang istri. Bagi Ken, Eleanore tetaplah istrinya sebab dia tak pernah memberi tanda tangan di berkas penceraian tersebut."Kau ada di mana, El? Aku menyesali tindakanku."Meski dia sudah berulang kali ke kastil, tak ada yang bisa dia cari di sana. Naval maupun Jaquavius pun tidak mau memberitahu keberadaan Eleanore. Ken tahu jika keluarga Ulmer menyembunyikan sang istri dan sialnya mereka bekerja sama dengan sang ayah. "Mereka menghukumku dengan cara seperti ini."Ken sadar selama ini apa yang dia pikirkan mengenai sang kakak adalah salah besar. Dia terlalu menyayangi Ludric hingga rasa posesif terhadap sang kakak membawa dirinya salah menilai.Ketika semua terungkap dan pelan-pelan dia bisa menerima kenyataan tentang jati diri Ludric yang sebenarnya. Saat masa kanak-kanak, dia hanya berpikir betapa baik dan sayangnya sang kakak tanpa tahu perilaku kejahatan yang dila
Last Updated: 2023-12-04
Chapter: Bab 173 Biarlah Tetap Menjadi Rahasia [ Tamat ]Aku menatap cermin besar di kamarku. Gaun putih sederhana menyentuh lantai, menjuntai lembut mengikuti gerak tubuhku yang bergetar pelan. Jemariku dingin, padahal AC kamar sudah dimatikan sejak satu jam lalu. Bukan karena gugup, melainkan karena hati ini masih tak percaya—akhirnya aku menikah dengan Arya. Semesta mengabulkan permintaanku agar bertemu kembali dengan cara yang aneh bahkan aku tak bisa mempercayai. Mungkin kisahku dan Arya bagaikan sebuah cerita fantasi di dunia film. Sama halnya dengan diriku yang ditakdirkan untuk kembali ke masa lalu, begitu pula Arya yang meminta pada semesta agar dipertemukan kembali denganku. Doanya memang terkabul, tetapi ada konsekuensinya dari permintaan tersebut. Dia kehilangan ingatan sementara. ["Ketika aku terjatuh dari gedung itu. Satu doaku yang ingin Tuhan dengar. Aku ingin kembali ke masa lalu saat aku bertemu denganmu pertama kali."] ["Aku memang bertemu denganmu ketika kamu menangis di lorong rumah sakit. Aku tak ingat siapa dir
Last Updated: 2025-05-23
Chapter: Bab 172 Bab Tambahan ( Ini Aku, Mahira )"Akhirnya selesai juga."Aku menatap pantulan diriku di kaca ruang operasi yang sudah sepi sembari bergumam. Topi bedah masih menempel di kepala dan masker medis tergantung longgar di leher. Kulihat diriku wajahku yang mulai lelah di pantulan cermin.Namun tak ada penyesalan saat aku mengambil sebuah keputusan tersebut, ini hidup yang kupilih—sebagai seorang dokter bedah dan sebagai ibu dari anak yang sedang menunggu di rumah.“Dokter Mahira." Suara suster Winda menyadarkanku dari lamunan.“Operasi tadi luar biasa. Anda sungguh hebat, Dok," pujinya yang membuat aku merasa tak layak menerima kalimat tersebut.Aku tersenyum tipis, mengangguk. “Terima kasih, Sus. Kalian juga hebat karena kita satu tim yang solid," kataku sembari memberi pujian pada mereka."Ini sudah operasi ketiga yang anda lakukan, Mahira. Sekarang pulanglah. Dokter Jaka yang akan menggantikanmu nanti," ujar dokter Agustin seraya melangkah memasuki ruang operasi."Iya Dok. Pulanglah, anda sudah terlihat lelah. Tenang
Last Updated: 2025-05-13
Chapter: Bab 171 Perpisahan Yang Bahagia"Takdir itu tak bisa diubah dan akan menghampiri setiap insan manusia.""Ini sudah takdir ayahmu. Jangan merasa bersalah.""Allah menempatkan ayahmu di sisi-Nya."Kerabat ayah dan teman-teman sesama TKI datang ke pemakaman ayah. Mereka menguatkan aku di hari yang paling menyedihkan. Andai mereka tahu, aku tak bisa kuat seperti yang mereka katakan.Saat kabar itu datang—bahwa Ayahku dan Ayah Dani meninggal bersamaan dalam kecelakaan itu, rasanya seperti seseorang mencabut seluruh napas dari paru-paruku. Dan seakan belum cukup, Ibu Tari... koma. Antara hidup dan mati layaknya menggantungkan harapan kami di benang yang nyaris putus.Aku mengunci diri di kamar. Dua hari. Dua malam. Aku tidak bicara. Tidak makan. Bahkan air mataku pun seakan berhenti mengalir. Yang tersisa hanya kebisuan dan rasa marah—pada dunia, pada semesta dan juga pada takdir."Kenapa Ayah harus semobil dengan mereka?""Sebenarnya Ayah mau ke mana?"Aku tak menyangka jika ayah semobil dengan kedua orang tua Mas Birend
Last Updated: 2025-04-14
Chapter: Bab 170 Inilah Takdir Yang Harus Aku Terima["Mahira, kamu bisa ke rumah sore ini? Ada yang mau aku bicarakan denganmu."]"Rumah ayah Dani atau ke rumahnya Mas di jalan Cempaka?"["Datanglah ke jalan Cempaka."]Pagi ini aku mendapat notif pesan dari Mas Birendra. Dia menyuruhku untuk datang ke rumahnya. Katanya ada yang sesuatu yang hendak dia bicarakan. Aku langsung membalas pesannya dan mengiyakan permintaannya.Setelah menyelesaikan tugasku, aku segera melangkah pergi menemui Mas Birendra di rumahnya. Aku mengambil kunci mobil. Sudah dua bulan ini aku belajar lagi menyetir setelah pernah mengalami trauma."Selamat sore, Mbak Hira. Lama tidak ke sini.""Senang bisa melihat Mbak Hira lagi."Sesampainya di depan pintu gerbang rumah Mas Birendra, aku disambut hangat para pekerja di sini. Dulu sebelum Mas Birendra menikah dengan Sarayu, aku sering ke sini bersama ibu Tari hanya untuk beberes dan menyetok makanan, karena tempat kerja Mas Birendra lebih dekat daripada di rumah utama."Ah iya Pak. Hira juga kangen sama kalian," sapa
Last Updated: 2025-04-08
Chapter: Bab 169 Takdir Yang BerbedaAku berdiri di depan lift dengan jantung berdegup kencang. Wanita itu tersenyum, tetapi bukan ditujukan padaku melainkan pada dua sosok di belakangku. Aku menoleh dan melihat seorang pria bersama gadis remaja.Dia dengan langkah anggun. Tubuh ini menegang karena orang yang aku kenal ada di hadapanku sekarang. Ibu Fatma mengangkat tangan, melambai dengan semangat pada dua sosok yang juga membalas lambaian tangannya."Ibu Fatma!" seruku disertai langkah maju dengan penuh harap.Wanita itu berhenti dan alisnya berkerut. Tatapannya kosong seolah aku hanyalah orang asing di matanya dan menatapku dengan penuh kebingungan."Maaf, apakah kita saling mengenal?" tanyanya dengan suara tenang, tapi ada kehati-hatian di matanya.Dadaku seketika terasa sesak. Aku mengerjap dan mencari jawaban di wajahnya lalu berharap ada secercah pengakuan. Namun tidak ada dan ku tersenyum kaku, berharap dia sedang bercanda."Ibu tidak ingat aku?" suaraku terdengar ragu.Wanita itu menghela napas, menggigit bibirn
Last Updated: 2025-04-07
Chapter: Bab 168 Apa Yang Terjadi Di Tahun IniAku melangkah masuk ke ruang lobi rumah sakit dengan sedikit rasa gugup. Saat kakiku berjalan lebih jauh, aku merasa ada sesuatu yang aneh. Dua kali aku dihidupkan kembali oleh semesta.Semua yang ada di gedung rumah sakit ini terlihat sama. Tak ada perubahan sama sekali. Aku menghela napas sembari terus berjalan menuju ruang UGD, tempat aku akan bertugas.Mataku menyapu ruangan yang penuh dengan staf dan dokter. Beberapa dari mereka tersenyum ramah, sementara yang lain sibuk dengan tugas masing-masing. Dua perawat senior mendekat, wajahnya lembut, menyodorkan tangan untuk berjabat. Aku kenal dengan mereka."Selamat datang di rumah sakit ini, Dokter Mahira.""Senang rasanya bisa berkenalan dengan anak dokter Dani.""Terima kasih Sus Mariani dan Sus Siska," sahutku seraya berjabat tangan dan mengetahui nama mereka dari name tag.Satu per satu staf memperkenalkan diri. Beberapa bersalaman dengan tatapan penasaran, mungkin mendengar kabar tentang aku dan pemilik rumah sakit ini. Namun ti
Last Updated: 2025-04-01