Chapter: Ciuman Berdalih Nafas BuatanMereka menanyakan Elira ingin warna apa untuk pelaminan hingga konsep dekorasi pesta.Dengan air mata menetes, satu demi satu pesan itu ia buka, lalu dihapus tanpa balasan. Hatinya hanya menahan sesak.Sampai akhirnya, jemarinya berhenti pada nomor pencetak undangan. Bertanya model undangan seperti apa yang Elira inginkan.Ia hendak menghapus pesan itu begitu saja seperti pesan dari wedding organizer. Tapi ia berubah pikiran, kemudian mengetik sebuah pesan pendek yang sarat akan hatinya yang berkecamuk.[Saya ingin membatalkan seluruh pesanan undangan. Mohon maaf.]Pesan terkirim dan hati Elira terasa makin pedih dan hancur.Tapi ia tahu ini lebih baik dari pada bertahan dalam hubungan yang tidak bisa dipertahankan.Kemudian Elira merebahkan tubuhnya sambil memandang langit-langit kamar. Membiarkan air mata meleleh dari sudut matanya.Dalam keheningan kamar, pikirannya melayang jauh pada Zayed, Isyana, keluarga Hananta, dan Respati.Respati, pria sederhana yang tidak haus akan sorot
Terakhir Diperbarui: 2025-08-17
Chapter: Saatnya Menyerah[Maaf, aku ada urusan mendadak. Tolong, antar Isyana pulang, Zay. Kalau Mama dan Papa marah, bilang aja aku yang nyuruh kamu nganter dia pulang.]Elira tidak peduli andai dihujat kembali oleh kedua orang tuanya demi Isyana. Lagi pula ia tidak pernah dianggap ada.Elira kemudian menepikan harga dirinya. Dia terus menghubungi nomer tanpa nama milik Respati Kanagara. Sudah puluhan kali panggilan ia layangkan dengan harapan Respati mengangkatnya.Karena hanya Respati yang bisa menolongnya. Meski ia banyak melukai lelaki itu di masa lalu. Dan akhirnya, panggilan itu terhubung setelah tujuh puluh sembilan kali.“Siapa ini?” Tanyanya dengan suara rendah.Elira gugup. “Aku … Elira.”Hening sejenak.“Oh … Elira Hananta?” Respati menyindir.Elira menghela nafas panjang.“Namaku Elira Putri. Bukan Elira Hananta.”Agar Respati tahu jika ia memiliki masalah dengan keluarga Hananta.“Ada angin apa tiba-tiba kamu nelfon aku, El? Aku pikir ini mimpi.”Menepikan rasa malunya, Elira membuka suara.“Aku
Terakhir Diperbarui: 2025-08-17
Chapter: Ingin Mencakar Tunanganku"Buang aja," ucapnya dengan menunduk.Menyembunyikan matanya yang bengkak setelah menangis semalam.Pikiran Elira kembali ke moment saat Zayed memberinya gaun yang indah, tapi tidak pernah bertanya ukuran badannya. Dia memberi Elira jam tangan dari emas tapi tidak pernah bertanya apakah Elira menyukainya atau tidak.Sebenarnya hubungan mereka kering namun Elira selalu menafikkan. Pada kenyataannya, Zayed selalu punya kehangatan untuk Isyana.Padahal Elira yang selama dua tahun ini berada di sisinya hingga rela dibentuk ulang oleh keluarga Hananta agar pantas menjadi calon nyonya Sagala.Zayed bisa memarahi Elira jika nada bicara dan cara duduknya kurang tepat. Bahkan karena secuil kerutan di bajunya terkadang bisa menjadi masalah.Tapi pada Isyana, segalanya dimaafkan dengan sejuta alasan yang pada akhirnya membuat Elira sadar. Bahwa selama ini dia terlalu lama membohongi hatinya dan menganggap sikap Zayed memang seperti itu.“Gimana, Pa? Apa Isyana udah bisa dihubungi?” Tanya Nyonya
Terakhir Diperbarui: 2025-08-07
Chapter: Kilau Yang Tak Berarti"Maaf, Zay. Aku nggak mau dimarahin Kak El gara-gara dansa sama kamu." Tolak Isyana dengan memandang Elira. Kemudian Zayed menghampiri Elira dan berkata, "Hanya satu tarian, El. Lagi pula Isyana itu adikmu dan pasienku. Buang cemburu butamu itu!" Tidak mau berdebat, kemudian kepala Elira mengangguk dengan terpaksa. Hatinya berubah panas ketika melihat gerakan mereka selaras. Tatapan Zayed hangat dan penuh perhatian. Bagi Elira, pesta ulang tahun Zayed adalah kuburan diam-diam bagi hubungan mereka.Setelah mereka selesai berdansa, Elira melangkah cepat. Gaunnya menyapu lantai marmer saat menghampiri Zayed yang tersenyum pada Isyana.“Bisa bicara sebentar?” Tanyanya dengan ekspresi menahan kesal.Zayed menoleh tanpa terkejut. “Nanti aja. Aku ---”“Sekarang!”Kemudian Zayed mengikuti Elira dengan langkah lebar. Mereka menuju taman belakang, jauh dari sorotan lampu pesta.“Apa kamu sadar apa yang kamu lakuin malam ini, Zay?” Elira berusaha tenang dan menahan suara yang bergetar.“El, i
Terakhir Diperbarui: 2025-08-07
Chapter: Mengaku Gila Demi Mencuri PerhatianBerawal dari dikenalkan lalu menjadi tunangan.Lelaki tampan sekaligus psikiater itu, Zayed Sagala, akan menjadi suami Elira Hananta dua bulan lagi.Tapi akhir-akhir ini, obrolan Zayed terasa berbeda.“Isyana gadis yang rapuh, El. Dia butuh pendengar sejak kamu masuk dalam keluarga Hananta.”Suasana berubah tidak menyenangkan. Elira mencengkeram ponselnya dengan erat hingga buku-buku jarinya memutih.Lagi-lagi saudara angkatnya itu kembali mencari perhatian Zayed dengan mengatakan dirinya mengidap gangguan mental semi berat.Bahkan minggu lalu, Elira dan Zayed sempat bertengkar hebat karena hal serupa."Tapi kenapa kamu nggak bilang kalau ke Jepang, Zay? Kamu nggak nganggap aku lagi?"Beberapa hari yang lalu, Zayed memang pergi Jepang untuk mengikuti sebuah seminar kesehatan mental."Seminarnya mendadak banget, El. Makanya aku nggak bilang karena kamu pasti melarang. Lagipula, aku ke Jepang kan supaya bisa memberikan perawatan terbaik buat saudara kamu.""Tapi kan—""El, udahlah. Buan
Terakhir Diperbarui: 2025-02-03
Chapter: Ramuan KonspirasiTiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Membuat Pangeran Wikrama menghentikan langkahnya. Namun aku dan Rawati yang bersembunyi tetap waspada dengan jantung berdegub kencang.“Pangeran Grawira! Mohon segera ke balairung! Persiapan rapat pengukuhan sebagai Putra Mahkota harus segera dibicarakan!”Senyum kemenangan Pangeran Wirakrama tercetak jelas. Dan dia seketika lupa dengan tujuan awalnya mencari suara tidak jelas di kamarnya ini.Langkah Pangeran Wikrama terdengar menjauh menuju pintu.“Beri aku waktu sebentar,” ucapnya sembari mengambil jubah kebesarannya yang disulam dengan benang emas.Setelah Pangeran Wikrama melangkah keluar, aku melepaskan Rawati yang secara tidak sengaja kudekap cukup erat.Kami langsung menjauh dan tanpa sadar membentur langit-langit meja. Beruntung Pangeran Wikrama sudah pergi.“Maaf, Rawati,” ucapku.Dia hanya mengangguk dengan membetulkan pakaiannya yang tidak kenapa-napa dengan wajah sedikit memerah karena malu.Keheningan sejenak itu menyelimuti ruang
Terakhir Diperbarui: 2025-08-17
Chapter: Semoga Saja BerhasilBerbekal mengenakan pakaian prajurit curian, aku bisa memasuki istana dengan leluasa. Namun jika memiliki kesempatan, aku selalu bergerak cepat. Kulihat Rawati mulai memasuki istana dan dia mengangguk sangat pelan dengan menatapku. Dalam hati aku berdoa agar Rawati bisa memasuki kamar Pangeran Wikrama dengan alasan akan membersihkannya. "Kamu kenapa, Wira?" tanya seorang prajurit yang sedang berjaga denganku. Aku berpura-pura memegangi perut sambil memasang wajah kesakitan. "Sepertinya aku tidak enak perut. Aku mau ke belakang sebentar. Tolong kamu yang berjaga sebentar ya?""Cepatlah! Sebelum panglima menghukummu!"Dengan setengah berlari aku menuju belakang namun di balik bangunan aku segera berbelok ke arah istana Pangeran Wikrama. Lalu dengan amat hati-hati, aku menyelinap masuk. "Biar aku saja yang membersihkan kamar Pangeran Wikrama. Kamu beristirahatlah." Itu suara Rawati. Dia sedang berbicara dengan seorang dayang yang biasanya membersihkan kamar Pangeran Wikrama. "Apa
Terakhir Diperbarui: 2025-08-02
Chapter: Kepercayaan Tidak Penuh"Bagus!" gumamku lalu tersenyum puas ketika anak panah telah menancap sempurna di pohon pisang bidikanku. Lalu tangan kananku menarik tali kuda dan membuatnya berhenti perlahan. Begitu kepalaku menoleh ke arah dimana Rawati berdiri dan memperhatikan, dia hanya memandangku dengan tatapan banyak kebimbangan. Aku turun dari kuda lalu mengikatkan talinya ke salah satu pohon lalu mendekati Rawati. "Aku tidak memaksamu untuk percaya. Tapi tolong bantu aku. Tolong cari tahu kapan penobatan Pangeran Wikrama akan dilangsungkan." "Bagaimana kalau kamu ternyata seorang pengkhianat?" "Waktuku hanya empat puluh hari lagi. Jika dihitung dari sekarang, tersisa tiga puluh hari saja, Wati. Aku tidak memiliki banyak waktu untuk berbohong. Lihat saat hari keempat puluh nanti. Raga yang kudiami ini akan kembali menjadi sosok Grawira yang sebenarnya. Aku meminta tolong padamu, Rawati." Kemudian aku berbalik menuju kuda untuk mencari strategi baru bagaimana cara menguak rahasia mati suri yang kualam
Terakhir Diperbarui: 2023-08-12
Chapter: Berkuda Sekaligus Memanah"Ampun, Baginda Raja! Saya hanya mengingatkan. Dari pada nanti akan terjadi kudeta seperti Wangsa Samara hingga membuat sang raja dihabisi oleh rakyatnya." Aku memberanikan diri sedikit mendongak untuk melihat raut wajah Baginda Raja, ayahku. Terlihat dia begitu kesal dengan bibir mengerucut dan alis menukik tajam. Lalu Pangeran Wikrama membisikkan sesuatu di telinga Baginda Raja kemudian beliau mengangguk kecil. Ekspresinya sedikit mengendur ketika mendapat bisikan kecil dari Pangeran Wikrama. Entah apa yang adikku itu katakan hingga Baginda Raja menurut. Beliau mengambil nafas sebanyak mungkin lalu menghembuskannya kasar dihadapan para patih yang duduk dihadapannya. "Baiklah, kita tunda seperti rencana awal." Aku ikut melega mendengar keputusan Baginda Raja karena setidaknya aku bisa menyusun rencana selanjutnya. Setidaknya aku harus tahu secara pasti kapan tanggal penobatan Pangeran Wikrama. Begitu acara usai, aku segera menuruni tangga lebih dulu lalu bergerak cepat mening
Terakhir Diperbarui: 2023-08-10
Chapter: Titisan Dewa Yang Tidak Bisa Menjadi PanutanSetelah mendapat informasi kapan Pangeran Wikrama akan dilantik menjadi putra mahkota, aku tidak kembali ke istana tempat ragaku terbaring lemah. Juga tidak tega jika harus kembali ke sana tapi melihat Putri Mahkota Kayuwangi bersedih hati, namun aku juga sangat ingin tahu bagaimana kabar ketiga putraku. Calon penerusku. Bertepatan dengan langkah yang terasa berat ini, aku melihat rombongan para menteri menuju istana yang ditempati Baginda Raja. Aku hafal wajah dan nama mereka satu demi satu karena setiap kali Baginda Raja melakukan perkumpulan di setiap pagi hari, aku duduk di sebelah Baginda Raja menatap para menteri yang bergelar patih itu. Dengan sigap, aku urung melangkah kembali ke istanaku, melainkan bersembunyi di dekat bangunan yang ada di dekat dapur istana. "Apa yang akan mereka lakukan malam-malam begini ke kediaman Baginda Raja? Apa yang akan mereka bicarakan? Apa ada pembicaraan penting yang sifatnya mendadak?" gumamku sendiri. Kemudian aku makin melangkah mundur
Terakhir Diperbarui: 2023-08-03
Chapter: Saatnya Bergerak!"Pergi kamu dari istanaku, Pangeran Wikrama! Jangan pernah meletakkan kakimu lagi di istana ini!" Pekikan Putri Mahkota Kayuwangi terdengar menggema di pelataran istana yang biasa kutinggali dengannya saat raga ini masih sehat. Ia tengah berhadap-hadapan dengan Pangeran Wikrama yang berdiri tinggi menjulang dengan tubuh gagah dan tangan mengepal. Pakaian indah khas anggota kerajaan yang melekat di tubuh dan mahkota kecil dengan bermatakan intan serta berlapiskan emas yang tersunggi di atas kepalanya, nampak memantulkan sinar rembulan di malam ini. Menjadikannya sosok yang terlihat agung untuk dipuja. Di belakang Pangeran Wikrama ada lima prajurit berpakaian kurang lebih sama denganku, tengah berdiri dengan membawa gulungan kain dan tikar. Untuk apa? "Kamu hanya menantu di Istana Mahayana, Putri Mahkota! Jadi, tidak perlu bersikap jagoan akan melawanku yang jelas-jelas adalah keturunan dari kerajaan ini!" ucapnya tegas. "Walau aku menantu, tapi ini adalah istanaku dengan Putra
Terakhir Diperbarui: 2023-08-02