
Possessive crazy mafia
Yuta tidak menyangka akan bertemu dengan mantan kekasihnya setelah beberapa tahun tidak berjumpa. Ia kini bukan lagi pria ramah dan hangat seperti yang dulu dikenalnya. Sekarang, pria itu telah menjadi sosok yang dingin dan posesif. Kesalahpahaman yang terjadi di masa lalu membuat hubungan mereka tak seindah dahulu. Namun, Yuta tahu bahwa ia harus menjauh dari pria yang sampai saat ini masih tinggal di hatinya. Sayangnya, takdir tak sejalan dengan keinginannya. Hidup yang telah ia rencanakan runtuh seketika saat mereka bertemu kembali di tengah misi yang sedang dijalankannya.
Berbeda dengan Yuta yang berusaha menjauh, Gio merasa sangat bahagia bisa kembali bertemu dengan pujaan hatinya setelah sekian lama mencari keberadaan wanita itu. Rasanya, ia tidak akan membiarkannya pergi lagi. Ia pastikan wanita itu akan tetap berada di dunianya. Kepergian sang kekasih dan keluarganya dulu telah membuatnya terpuruk. Hal itu pula yang mendorongnya kembali masuk ke dunia gelap yang telah ia tinggalkan. Padahal, pertemuannya dengan Yuta dulunya menjadi alasan ia keluar dari dunia itu. Kini, ia merasa tidak memiliki alasan lagi untuk menjauh. Hanya dengan cara itu ia bisa menjerat wanita itu kembali ke dalam dunianya.
“Tidak ada lagi alasan untuk kembali. Kita sudah memiliki dunia masing-masing. Aku bukan wanita yang dulu kamu kenal. Wanita itu telah pergi bersama kebahagiaan yang turut terenggut.” ucap yuta.
“Aku tak peduli dengan semua kata-katamu itu. Aku hanya ingin kamu kembali menjadi milikku, meskipun harus dengan cara kasar.” ucap Gio
Read
Chapter: Chapter 11 : Benih Dendam Lembut, nyaris seperti bisikan angin, tangan Gio menyusuri rambut Yuta. Sentuhan itu menyadarkannya dari lamunan. Perlahan ia mendongakkan kepala. Tatapan mereka bertemu, dalam, penuh sejarah yang tak pernah benar-benar selesai.Setetes air mata jatuh di pipi Yuta—tak diminta, tak disadari. Hanya kenangan yang datang tanpa diundang. Gio tertegun, lalu memutar tubuh Yuta hingga keduanya saling berhadapan.“Apa yang membuatmu menangis?” tanyanya lirih, menyentuh wajah wanita itu dengan hati-hati seolah takut menyakitinya.Yuta menggeleng pelan. “Hanya... kenangan buruk yang datang tiba-tiba.”Suara Gio melembut, seperti sedang berbicara dengan bayangan masa lalu. “Honey... kamu tahu aku tidak pernah menduakanmu, bukan? Wanita itu... hanya pion. Suruhan seseorang yang ingin menjebak kita berdua.”Yuta tersenyum samar, getir. “Aku tahu, Gio. Beberapa tahun lalu, aku menemukan fakta itu. Tapi saat itu... rasanya aku malu untuk sekadar menatap matamu. Aku harusnya percaya padamu... bukan?”
Last Updated: 2025-05-25
Chapter: Chapter 10 : Luka masa laluSenyum seorang pria terbit saat ia selesai membaca sebuah dokumen yang baru saja diantar oleh bawahannya. Ia menyesap cerutunya, menyandarkan tubuh pada kursi, dan menatap ruang kosong yang ditempatinya—sebuah ruang kerja yang dipenuhi senjata favorit dan didominasi warna hitam di setiap sudutnya."Aku tidak menyangka wanita itu masih hidup," gumamnya, tatapannya mengarah pada sebuah potret yang terpajang di meja kerjanya. "Ternyata kamu sudah besar."Sebuah ketukan pelan mengembalikannya dari lamunan. Seseorang masuk ke dalam ruangannya. Tak sepatah kata pun keluar dari pria itu sampai bawahannya memulai pembicaraan."Kami sudah menemukan keberadaan keduanya, Tuan," ucap si pria sambil menunduk dalam-dalam. Tatapan tajam atasannya membuat bulu kuduknya meremang. Ia tahu, suasana hati tuannya sedang buruk."Biarkan mereka bersenang-senang dahulu. Aku suka mempermainkan peliharaanku. Setelah itu, pastikan kau menangkap wanita itu. Aku tak sabar bertemu dengan kelinci manisku," ucapnya,
Last Updated: 2025-05-25
Chapter: Chapter 9 : Kehangatan Yuta tidak pernah merasakan pagi yang seindah ini sejak kejadian itu terjadi. Ia selalu sulit tidur dan bangun dalam keadaan sangat lelah. Tapi pagi ini, ia tidak lagi merasakan hal itu. Ia merasa seperti kembali ke masa lalu. Apakah sebesar itu pengaruh keberadaan Gio dalam hidupnya? Kedua matanya menatap pria yang sedang tidur di sampingnya. Kedua tangan besar memeluknya begitu erat. Tak ada jarak yang memisahkan keduanya. Sekarang, ia bisa menikmati pemandangan indah di hadapannya. Napas pria itu menghembus ke wajahnya.Seharusnya ia berteriak dan memarahi pria itu karena telah lancang masuk ke dalam kamarnya di vila milik Gio. Tapi biarlah, untuk kali ini ia ingin merasakan kehangatan yang telah hilang beberapa tahun ini. Rasanya semua bebannya menghilang begitu saja. Rasa rindu yang ia pendam selama ini telah terbayar. Tangannya bermain di wajah pria itu, dari alis yang sangat tebal dan berbentuk indah, berlanjut pada kelopak mata dengan bulu mata hitam yang begitu lentik, hidung
Last Updated: 2025-05-24
Chapter: chapter 8: PenyesalanYuta mengejar pelaku penembakan beberapa waktu lalu. Hampir saja dia mencapainya tapi orang itu berbalik dari melepaskan tembakan. Beruntungnya dia memiliki reflek yang baik. Peluru itu memang tidak melukainnya. Waktu bersamaan kap bergoyang karena gelombang air laut. Saat itu waktu seakan berlambat, tubuhnya terlempar dari kapal akibat kakinya yang tak seimbang. Apakah keinginannya terwujud dalam waktu dekat sebelum kebenaran terungkap sepenuhnya. Saat itu muncul rasa kesal karena dia belum bisa membalaskan dendamnya. Tapi seakan takdir sedang mempermainkannya. Tubuhnya terlempar kedalam gelombang air laut yang sedang berkecambuk. Hal yang paling dirinya hindari ialah air karena dia tidak bisa berenang. Apakah ajalnya akan datang dengan seperti ini. Rasannya dia ingin menyesal karena belum bisa mengucapkan perasaanya pada pria itu. Sekarang dia malah ingat seluruh kenangan indah dengan pria manis itu. Padahal seluruh orang disekitarnya mengatakan pria itu dingin dan sedikit bicara.
Last Updated: 2025-05-09
Chapter: Chapter 7 : Bermain Peran Sebuah tangan memeluk pinggangnya dan tangan lain menutup mulutnya yang hampir saja berteriak. Dia menyadari sosok pria yang membisikan dirinya. Pertanyaan mengisi isi kepalanya, dia bertanya-tanya bagaimana pria itu bisa mengetahui rencananya malam ini. Tubuhnya dibutar dan akhirnya sekarang keduanya saling bertatapan. Sesaat kedua mata mereka bertatapan. Tak ada satu kata yang keluar dari keduannya. Mereka saling terpesona dengan penampilan satu sama lain. Hingga pria itu mendekatkan dirinya ke telinga wanita. "Kamu sangat cantik, aku tidak lera membiarkan pria-pria itu menikmati keindahanmu." ucap pria itu yang berhasil membuat rona merah muncul di wajah wanita itu. Dia mengakui penampilan pria dihadapannya sangat menawan. Tapi dia lupa kalau pria ini memang selalu berpenampilan menawan. Rasa tak lela bila pria itu bersanding dengan wanita lain. "Tampan bukan? tanya pria itu dengan diakhiri kedipan mata pada wanita dihadapannya yang membuatnya tersadar. "Biasa saja." sambil memb
Last Updated: 2025-05-06
Chapter: Chapter 6 : Pemeriksaan Yuta membuang nafas kasar saat melihat tingkah laku pria dihadapannya. Bagaimana tidak pria itu membuat satu rumah sakit tegang karena ancamannya. Pria itu memintanya mengikuti pemeriksaan padahal dia tidak mendapatkan luka parah selain memar pada tempat tembakan. Peluru itu menancap pada pelindung yang dirinya selalu gunakan setelah kejadian beberapa tahun lalu. "Berhenti Gio, aku tidak apa-apa." ucap Yuta yang dibalas dengan tatapan tajam pria. Walaupun dia tahu wanita di depan tidak mengalami luka parah. Tapi dia tetap khawatir. Rasa takutnya melingkupinya saat ini. "Diam dan ikuti saja setiap prosedur, atau kamu tidak boleh lagi keluar dari mansion." ancam Gio yang membuat wanita itu menatap sebal pria itu. Dia tidak memiliki keberanian untuk melawan ancaman pria. Yuta sangat tahu sikap pria itu saat sedang marah. Yuta sangat ingat saat hubungan keduanya saat menjadi sepasang kekasih. Pria itu bukan tipe yang mudah marah untuk sikapnya yang menyebalkan. Tapi sekali pria itu mar
Last Updated: 2025-05-06