Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat

Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat

By:  Ndaka  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
39 ratings
64Chapters
431views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Demi menghindari kematian, apa pun akan Arum lakukan bahkan jika harus bercerai dengan seorang suami psikopat walau ia masih mencintainya. Alih-alih ingin bercerai, Arum yang tidak ingin membuat orang tuanya malu pun harus melakukan drama sampai diceraikan di kemudian hari. Namun apa yang ia rencanakan selalu gagal di tengah jalan, meski begitu Arum takkan menyerah begitu saja. Akankah Arum dapat terbebas dari takdir kematiannya, atau justru sebaliknya ia bertahan karena cinta yang dimiliki?

View More
Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Night Live
Bagus ceritanyaa... semangat up rutin yah kak!
2024-03-22 19:17:26
1
user avatar
Urbaby
menarik nih ceritanya, wajib bgt dibaca ...
2024-03-20 21:51:50
1
user avatar
Trioboy
cerita yang menarik, nih. semangat kk
2024-03-20 17:50:24
1
user avatar
Dina0505
semangat kak
2024-03-20 17:18:03
0
user avatar
sweetchocosin
semangat, ya, kakk...
2024-03-20 17:15:24
0
user avatar
Azril
Ini baru cerita luar bisa
2024-02-25 22:32:08
0
user avatar
lutfi08
ceritanya menarik, penasaran rencana arum selanjutnya
2024-02-25 14:39:05
0
user avatar
Megarita
seru plus deg²an plus jengkel ma arum.........
2024-02-25 00:39:26
1
user avatar
Leni Nurleni LN
Ceritanya bagus, agak ngeri juga ya, apa lagi mertua Arum sampai segitunya.. semangat Thor
2024-02-25 00:00:36
1
user avatar
Sun fatayati
Bagus banget ceritanya... buat jantungan thor
2024-02-24 23:16:54
1
user avatar
Dara rahman
Gak sengaja liat judul ini, isinya menarik. Rekomended pokoknya.
2024-02-24 22:45:31
1
user avatar
Nanda Utami
seru thor lanjut...
2024-02-24 22:23:54
1
user avatar
dian muh
ngeri banget arum,, lakinya psikopat....
2024-02-24 21:42:20
1
default avatar
princeskinan49
Cerita yang menarik...
2024-02-24 20:32:58
1
user avatar
Zetha Salvatore
Seru banget cerita ini. Rekomended banget dimarathonin, yukk
2024-02-24 19:56:44
1
  • 1
  • 2
  • 3
64 Chapters
Ramalan Seusai Pernikahan
Pernikahan adalah hal yang paling membahagiakan bagi setiap pasangan. Tak terkecuali dengan Arum dan Julvri yang saling mengikat janji suci di hadapan banyak saksi. Senyum merekah manis bak kelopak bunga yang tumbuh cantik, wajah sang pengantin pun terlihat begitu berkilau. Seharusnya begitu. Iya, seharusnya seperti itu. Setelah menikah mereka akan hidup bahagia. Itu adalah harapan terbesar Arum sebagai seorang wanita biasa yang menikah dengan sosok lelaki sukses dan kaya raya. Hingga ucapan sang dukun membuat hati Arum bergetar. “Suami kamu bukanlah orang yang baik. Suatu saat pasti, dia akan membunuhmu.”***Kali pertama berjumpa dengannya adalah ketika berada di halaman parkir sebuah universitas. Arum dan Julvri saling bertukar tatap satu sama lain di tengah kerumunan para mahasiswa. Awalnya hanya berupa ketidaksengajaan namun lama-lama keduanya ingin saling berjumpa kembali. Saling mengetahui latar belakang, kelebihan serta kekurangan masing-masing. Kedua insan itu pun mulai be
Read more
Lemah Tak Berdaya
“Suamimu akan membunuhmu.”Kata demi kata yang diucapkan oleh nenek dukun itu terngiang-ngiang dalam benaknya. Malam ketika ingin meredakan amarah, tiba-tiba saja mendengar Julvri mengucapkan hal tak masuk akal. 'Apa katanya?' batin Arum dengan masih memejamkan mata. “Istriku terlalu berisik tapi pesonanya sungguh luar biasa. Aku berharap dia hanya akan dipandang dan disentuh olehku saja. Tidak boleh ada orang lain di antara kami,” tuturnya. Dipikir bagaimanapun perkataan Julvri terdengar seperti obsesinya pada sang istri. Arum pun sadar ada yang salah dengan suaminya itu tapi ia tak harus menanggapinya seperti apa dan kalimat dukun tersebut pula terus teringat setiap detik.Kecemasannya itu berlanjut hingga matahari telah terbit. Ia sengaja terlambat bangun sampai suaminya keluar dari kamar terlebih dahulu, lantas Arum mulai memikirkan suatu cara. “Perkataannya tidak normal. Itu tidak seperti Julvri yang aku kenal. Dia orang baik dan begitu pengertian padaku, dia menghormati wanit
Read more
Kepercayaan Ibu Mertua
Wanita berambut hitam panjang itu akhirnya membuka kedua mata dengan jelas, sembari menerima ocehan demi ocehan dari Ibu mertua, Arum lekas membuka koper dan mulai melipat bajunya ke dalam. “Aku tidak sudi menerima menantu hama sepertimu!” Begitulah kata-kata terakhir dari Ibu mertua sebelum keluar dari kamarnya. Sementara Julvri membuntuti Ibunya untuk membujuk. Tidak berselang lama kemudian, bibi yang merupakan pembantu di rumah ini menghampiri Arum. Tetap berdiri di luar pintu kamar sembari menanyakan bagaimana kondisi Arum.“Apa Neng Arum tidak apa-apa? Nyonya besar tidak bermaksud begitu. Saya yakin ini demi kebaikan dirimu.”“Bibi ...”Pelan, bibir yang bergetar itu menyebut. Lantas menoleh ke belakang dengan ekspresi memelas. Terlihat arah tatapannya tidak tertuju pada bibi melainkan lantai, ada perasaan takut serta cemas dalam diri Arum. Setidaknya bibi merasakan kondisinya yang seperti itu.“Neng ... bibi dulu yakin kamu itu bangun pagi-pagi sekali. Kamu pintar masak, beb
Read more
Masakan Asin
Semenjak ucapan dukun dan kalimat Julvi di malam yang sama, Arum dibuat kebingungan serta kebimbangan dalam hatinya yang kecil. Perasaan ragu dan menghindari sang suami perlahan sadar tindakannya semakin terlihat jelas dan membuat Julvri sendiri khawatir. Membuat ia begitu paranoid sampai kesulitan mengendalikan diri. Meski begitu upayanya untuk pergi masih ingin dilakukan sampai kehidupannya akan benar-benar terjamin aman. Datanglah hari libur yang dibanggakan semua orang. Ibu dan ayah mertua akan pergi berjalan-jalan sendiri, sebut saja kencan di masa tua mereka. Ibu mertua menitipkan pesan pada Arum untuk membuatkan makan malam nanti. Arum yang hanya sekadar menantu tak berguna ini pun hanya bisa mengangguk dan menjawab iya. “Arum, tidak perlu dipaksa jika memang tidak bisa atau tidak ingin membuatkan makan malam. Nanti biar bibi saja, bibi juga belum juga pulang,” ucap Julvri menatap sedih seraya mengenggam punggung tangan Arum yang terdiam duduk di kursi sofa.“Tidak apa Julvr
Read more
Drama Orang Ketiga
Menyambut pagi hari yang begitu cerah, langit kebiruan tanpa awan, burung-burung berkicauan dan udara yang sejuk ini terasa seperti fana. Sesuatu yang seolah bukan berasal dari dunia ini. Seorang wanita muda yang melihat semua keindahan itu di balik jendela pun menghela napas panjang. “Apa yang sebenarnya aku lakukan di sini?”Dirinya bertanya-tanya apa saja yang sebenarnya ia lakukan. Ia merasa aneh entah sejak kapan. Mungkin saja karena perkataan dari dukun itu. Semakin dipikirkan semakin membuat resah saja. Wanita itu lantas menghela napas untuk yang kedua kalinya. “Ha ... baiklah. Aku jadi aneh sekarang,” pikir Arum seraya bersandar pada kusen jendela. “Arum?” panggil sang suami yang kemudian masuk ke dalam kamar. “Itu ternyata kamu. Kupikir siapa.”“Hari ini hari libur. Kamu mau pergi ke mana? Perlukah kita berjalan-jalan atau ke suatu tempat yang kamu inginkan?” tanya Julvri, duduk di tepian ranjang dan tersenyum.“Aku rasa tidak perlu.” Arum hanya menjawab singkat lantara
Read more
Surat Cerai Bag. I
Sebuah ponsel bergetar cukup kencang, disertai dengan nada dering khusus ketika orang yang paling ia sukai sedang berusaha menghubunginya. Tertera sebuah nama "Arum." Dalam sekejap raut wajah pria yang tadinya murung berubah menjadi senang. “Tumben sekali.” Arum seharusnya bukanlah siapa-siapa bagi pria itu tapi ia memendam sebuah rasa kepadanya dan tidak pernah mengungkapkan perasaan itu sama sekali hingga orang terkasihnya menikahi pria lain.Eka, adalah pria yang sebelum ini dihubungi oleh Arum untuk dimintai bantuan. Tidak lain adalah agar dapat berakting, memperlihatkan seolah-olah Arum sudah melakukan hal memalukan sebelum pernikahannya dengan Julvri terjadi. Eka langusng setuju dan membantu. “Terima kasih, Eka. Berkatmu aku bisa segera terbebas darinya,” ucap Arum merasa sangat berterima kasih.“Sebenarnya apa yang kamu pikirkan sampai berani berakting di depan suamimu. Padahal dia terlihat tidak memiliki masalah apa pun,” pikirnya.“Ini aku lakukan demi bertahan hidup.”“Be
Read more
Surat Cerai Bag. II
Datang juga akhirnya, yang telah lama ditunggu oleh wanita itu. Belum cukup lama mereka menikah dan harapan Arum akan segera terkabul usai Julvri memberikannya surat cerai. 'Tinggal di tanda tangan, beres.' Arum membatin girang. Namun ekspresi senangnya itu ia tahan sekuat tenaga di lubuk hatinya yang terdalam. Tak ingin menaruh rasa curiga, sehingga Arum pun kembali berakting layaknya wanita yang enggan diceraikan. “Tunggu sebentar, suamiku. Aku ... aku tahu aku salah,” ucap Arum dengan nada bergetar. Ia beranjak dari tempat duduknya lantas meraih ujung lengan jas Julvri yang hendak pergi begitu saja. Julvri menghentikan langkahnya dan berbalik badan sembari menatap Arum dengan sengit. Seketika tatapan tajam itu membuat Arum reflek menarik tangannya sendiri. Terkejut sekaligus takut, rupanya perasaan itu belumlah memudar. “Maafkan aku, Julvri. Aku tidak bermaksud ... begini, aku—”Julvri mengangkat jari ke depan bibir Arum, menghentikan istrinya bicara dan ia benar-benar ter
Read more
Aku Tidak Ingin Mati
Sekalipun amplop tebal yang berisikan sejumlah uang disodorkan, hati nenek yang merupakan seorang dukun tak pernah goyah. Ia tidak menolak secara terang-terangan melainkan menyatakan bahwa dirinya tidak ada niatan untuk memeras Arum seperti ini. Tetapi, Arum merasa sangat berterima kasih pada dukun lantaran telah memberinya sebuah peringatan. Bagi dukun itu hanya sekadar peringatan kecil tapi bagi Arum itu adalah peringatan terbesar dengan tanda bahaya semakin dekat. “Sudahlah, terima saja. Anggap ini kebaikanku padamu yang sudah nenek tolong,” ucapnya bersikukuh.“Terserah Nyonya muda saja.”Matanya masih sembab namun ekspresi bahagia yang barusan tiba-tiba saja lenyap dalam sekejap. Ia menghela napas panjang sembari memalingkan wajah seolah memiliki masalah lain. Dukun sadar akan hal tersebut dan kemudian bertanya.“Apakah ada masalah?”“Aku hanya memikirkan bagaimana aku ke depannya setelah diceraikan oleh suamiku nanti. Mahkota berharga milikku sudah direnggutnya dalam satu mala
Read more
Hidup yang Buruk
Keluarga Arum, terdiri dari seorang Ayah, Ibu, dirinya dan seorang adik laki-laki yang tinggal di kampung halaman. Sejak kecil mereka semua hidup berbahagia hingga suatu kejadian membuat Ayahnya berubah sikap. Itu terjadi tepat setelah ia di pecat dari pekerjaan karena tertuduh telah menyebarkan informasi perusahaan.Setiap kali pulang entah dari mana, bau tak sedap tercium dari tubuh sang Ayah. Minuman-minuman keras yang tak berkhasiat lah asal dari bau tak sedap itu.Namun hal itu tak berlangsung cukup lama, Ayahnya mendadak kembali bangkit dan kembali menghidupi keluarga entah dari ia mendapatkan sejumlah uang yang bernilai besar. “Ayah pulang!”Ekspresi bahagia terpancar jelas di raut wajah sang Ayah, hal tersebut membuat Arum sangat senang. Tapi tidak dengan Ibunya. Ia menaruh rasa curiga terhadap suaminya sendiri karena hasil uang yang tidak diketahuinya itu.“Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu?”“Ini dari pekerjaan baruku. Ayo terima uang ini, dan jajankan itu pada p
Read more
Kejujuran Sebuah Perasaan
“Hati-hati!” Bruk! Saat ia melangkah tanpa melihat, dan tersandung, beruntung ia diselamatkan oleh sosok pria yang murah senyum. Entah itu keajaiban atau mungkin takdir yang indah, begitulah yang wanita itu pikirkan saat berjumpa dengannya.Sekilas mengingat kenangan lama semasa kuliah, Arum lantas menggelengkan kepala dan berharap dalam batin agar dapat pergi jauh dari pria mengerikan ini. “Aku sudah lama mengincarmu. Tidak, bukan kamu melainkan hartamu!” seru Arum yang terus menangis. Sekujur tubuhnya bergetar, kedua tangan Arum pun terus mendorong tubuh Julvri agar menjauhkan diri dirinya. “Harta ... ku?” “Ya! Makanya itu aku ingin meminta cerai!”“Cerai ketika kamu berpikir bahwa aku akan melakukan sesuatu hal buruk kepadamu?”“Ya! Aku tidak benar-benar mencintaimu. Aku hanya mengincar harta dan segalanya yang kamu punya,” ungkap Arum setengah jujur. Arum Kusuma Pramesti dikenal oleh banyak orang sebagai wanita materialistis. Ia memandang pria dari ukuran harta dan seberapa
Read more
DMCA.com Protection Status