Chapter: BAB 49"Aku bangga sama Mas. Nanti kita lanjut lagi ke laporan arus kas, karena itu sama pentingnya. Banyak orang terkecoh, laba besar tapi kas habis," ucap Dona dengan lembut.Ergan mengangguk, kali ini dengan senyum penuh percaya diri."Saya siap belajar, Dona. Teruskan membimbing saya," jawab Ergan.Wanita itu mulai membuka laptopnya, menampilkan laporan keuangan salah satu perusahaan milik Ergan. Angka-angka yang tertera di layar cukup rumit, banyak kolom, grafik, serta tabel yang memenuhi layar."Aku tahu ini terlihat membingungkan, Mas. Tapi kalau kita pelajari pelan-pelan, Mas akan terbiasa," ucap Dona.Ergan memperhatikan layar dengan seksama. "Bagian mana yang seharusnya saya pahami lebih dulu?" tanya Ergan."Mulai dari laporan laba rugi dulu, ini yang paling sering ditanya oleh pemegang saham atau auditor. Di sini ada pendapatan, lalu ada biaya operasional, dan hasil akhirnya adalah laba bersih," jelas Dona sambil mengarahkan kursornya. "Kalau biaya operasional itu apa saja conto
Last Updated: 2025-08-26
Chapter: BAB 48Pagi itu, udara masih terasa segar. Matahari baru saja merangkak naik, sinarnya menembus kaca besar kamar utama mansion. Ergan sudah lebih dulu terbangun, duduk di kursi dekat meja kerja dengan setumpuk berkas di hadapannya. Pandangannya serius, meski sesekali dahi berkerut melihat deretan angka yang tampak asing baginya.Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Dona masuk dengan rambut yang masih sedikit basah habis mandi, mengenakan kemeja putih sederhana yang dipadu celana panjang krem. Ia tersenyum tipis ketika melihat suaminya sudah larut dalam tumpukan kertas."Mas, kamu bangun pagi sekali," ucap Dona sambil berjalan mendekat.Ergan menoleh, tersenyum kecil."Saya memang mau bangun lebih awal, kalau tidak, kapan lagi saya bisa belajar. Laporan ini… luar biasa rumit, Dona," jawab Ergan sambil tersenyum.Dona duduk di sampingnya, lalu meletakkan secangkir kopi hitam di meja. "Aku tahu, tapi jangan kamu pikir ini mustahil. Semua bisa dipelajari. Yang penting, kamu sabar," ucap Dona
Last Updated: 2025-08-25
Chapter: BAB 47 Semua tertawa kecil mendengar komentar polos itu.Ergan mengusap kepala Jihan dengan lembut. "Papa harus rajin belajar," jawab Ergan.Damar tersenyum lebar."Justru itu, Pak Ergan. Anggap saja proses ini seperti kembali ke sekolah. Ada tahap belajar, latihan, dan ujian," ucap Damar.Dona menoleh penuh perhatian."Kalau begitu, kapan sebaiknya Mas Ergan mulai, Pak Damar?"tanya Dona."Semakin cepat semakin baik," jawab Damar mantap. "Saya sarankan minggu depan Pak Ergan mulai masuk ke kantor, bukan hanya sebagai pendamping Anda, Bu Dona, tapi juga untuk mulai mengenal karyawan," lanjut Damar.Dona menoleh ke arah suaminya."Bagaimana menurut Mas?" tanya Dona menatap suaminya.Ergan menghela napas, lalu mengangguk. "Saya… akan mencoba. Kalau kamu percaya pada saya, Dona, maka saya juga harus percaya pada diri sendiri," jawab Ergan sambil tersenyum ke arah istrinya.Dona tersenyum haru, matanya sedikit berkaca-kaca. "Itu yang aku tunggu, Mas," ucap Dona.Jihan tiba-tiba meraih tangan
Last Updated: 2025-08-23
Chapter: BAB 46Suasana malam hari sekitar jam setengah tujuh terasa begitu hangat di mansion mewah itu, lampu-lampu taman mulai menyala lembut, memberi nuansa tenang setelah seharian penuh kesibukan. Dona duduk anggun di ruang tamu, menanti kedatangan seseorang yang sudah ia percayai sejak lama. Tak lama kemudian, pintu besar terbuka, dan seorang pria paruh baya dengan raut wajah tegas namun bersahaja masuk. Dona berdiri sambil tersenyum. "Selamat malam, Pak Damar. Terima kasih sudah meluangkan waktu datang ke sini," ucapnya ramah. Damar Anderson, salah satu rekan kerja yang sangat ia percaya, sedikit terkejut dengan sambutan hangat itu. Ia tidak menyangka bahwa malam ini, pertemuan mereka akan membuka sebuah rahasia besar. Dona kemudian menggandeng tangan Ergan dan mendekat, memperkenalkan dengan nada penuh keyakinan. "Pak Damar, saya ingin memperkenalkan. Ini adalah suami saya, Mas Ergan, dan ini, Jihan… anak kesayangan saya." Mata Pak Damar membesar, wajahnya sempat sulit menyembunyika
Last Updated: 2025-08-22
Chapter: BAB 45Dona meletakkan tangan lembut di lengan suaminya, menatap mata Ergan dengan tulus. "Aku ingin kamu berhenti narik angkot, sudah terlalu lamaas bekerja keras di jalan untuk menghasilkan nafkah. Kita mampu dan aku tidak ingin Mas kalah oleh lelah yang tak perlu," jelas Dona. Ergan tersenyum tipis, namun rautnya tetap serius. "Dona… pekerjaan itu bagian dari identitas saya. Saya bangga bisa mencukupi keluarga dengan usaha sendiri, meskipun sederhana," jawab Ergan. Dona menggenggam lengan suaminya lebih erat. "Aku tahu Mas bangga, tapi aku ingin Mas memiliki pilihan yang lebih baik. Tak harus selalu dalam kelelahan, di tengah panas dan hujan, atau risiko lainnya." Dona yang masih berusaha membujuk suaminya. Ergan menghela napas. "Tentu… saya mengerti maksudmu. Saya juga ingin lebih banyak waktu bersama Jihan dan kamu," jawab Ergan. Dona menatapnya dengan lembut "Betul, aku ingin kamu punya lebih banyak kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga, bukan hanya setelah maghrib at
Last Updated: 2025-08-21
Chapter: BAB 44"Melihat Jihan tidur sedamai ini di pelukanku, rasanya seperti menyaksikan luka-luka lama di hatinya perlahan sembuh. Ia benar-benar merasa aman sekarang, dan itu yang selalu aku inginkan," ucap Dona. Ergan mengangguk perlahan, menatap kedua orang yang sangat dicintainya. "Kita akan menjaga suasana ini, Dona, saya tahu perjalanan kita tidak mudah. Tapi dengan komitmen dan cinta yang kita miliki, saya yakin… kita bisa memberikan kehidupan yang layak dan penuh kasih untuk Jihan," jelas Ergan. Dona menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata, "Aku sudah minta semua foto keluarga kita dicetak dalam ukuran besar. Minggu depan, saat semuanya selesai dicetak dan diantarkan ke rumah, para bodyguard akan langsung memasangnya sesuai instruksi, aku sudah menyiapkan tata letaknya, ruang tamu, ruang tengah, kamar kita, dan tentu saja kamar Jihan." "Langkah yang sangat bijak. Setiap hari Jihan akan diingatkan bahwa ia adalah bagian dari keluarga ini, dan bahwa ia dicintai tanpa syarat," ucap
Last Updated: 2025-08-20
Chapter: Episode 88 ( Tamat )"Aku benar-benar tidak menyangka ternyata Mbak Agatha sangat kejam. Ternyata kecurigaan ku ternyata benar, jika Duda anak satu yang dia maksud adalah Mas Anton." Rani masih sesenggukan.Wanita itu sudah berhenti menangis, hanya saja sesungguhnya masih ada. Rumah keluarga Watson benar-benar sangat sunyi, semua anggota keluarga sedang merasa sangat terkejut dengan kejadian beberapa puluh menit yang lalu.Malam harinya.Keluarga Watson sedang makan malam bersama, wajah mereka masih sangat datar. Termasuk Anton."Kenapa kalian diam saja?" tanya Zargie merasa heran."Kakak, Nenek dan Papa sedang merasa lelah, Sayang. Maka dari itu mereka diam saja." jelas Rani berbohong."Ah begitu. Apa Tante Agatha sudah pulang?" tanya Zargie lagi."Sudah, Sayang. Papa mimta kamu jangan bajas Tante Agatha lagi ya, dia bukan keluarga kita, tidak baik jika di bahas ataupun di cari." jelas Anton."Baiklah, Papa. Aku juga tidak terlalu suka dengan nya." jawab Zargie.Rani hanya tersenyum lalu semua orang kemb
Last Updated: 2023-11-18
Chapter: Episode 87"Jadi anda meragukan saya, Nona Agatha?" tanya Tirto menatap datar ke wanita yang duduk di hadapannya."Saya tidak berkata jika saya meragukan dirimu. Sekarang ke intinya saja, saya tidak memiliki banyak waktu." ucap Agatha."Baiklah. Jelaskan apa yang harus saya lakukan." jawab Tirto."Baiklah, dengarkan saya baik-baik. Jadi saya meminta kamu untuk melakukan hal seperti dulu, kita akan menculik kembali Rani dan membuat dirinya telanjang bulat seperti dulu, kamu juga begitu, bila perlu kamu masukan saja alat kelaminmu ke alat kelamin Rani, kapan lagi bukan kamu melakukan hal itu secara gratis, dengan wanita yang masih muda pula, terus nanti saya akan memvideo kegiatan kalian, saya akan mengirim video itu ke Mas Anton dengan nomor rahasiaku dulu untuk mengirim foto-foto kamu dan Rani saat di kamar hotel, saya tidak ingin rencana ini gagal, dan kamu harus membuat Mas Anton benar-benar membuang Rani, jika kedua orang tuanya sudah saya hasut, jadi tugas kamu itu saja." jelas Agatha."Itu
Last Updated: 2023-11-18
Chapter: Episode 86"Padahal sudah jam 4 sore yax Ran. Tapi mataharinya masih terik seerti jam 11 siang." ucap Agatha."Benar, Mbak. Ya namanya kuga musim kemarau, nanti jika sudah musim hujan pasti jam segini sudah hujan deras." jawab Rani."Benar sekali, dan pasti pakaian akan lama keringnya. Apalagi jika mengandalkan pengering dari mesin cuci." Agatha sembari menyuap seblak nya."Semoga saja saat musim hujan sudah datang, hujan nya malam-malam saja di atas jam 11 malam. Jangan siang-siang, supaya pakaian juga selalu kering." jelas Rani."Iya semoga saja begitu. Eh Zargie dimana? Dari tadi siang tidak kelihatan, semenjak kejadian Om Hasan dan Tante Laura menegurnya?" tanya Agatha."Dia sedang tidur siang bersama dengan Papanya. Mungkin sudah pada bangun." jawab Rani."Ah begitu. Aku juga akan menginap di sini beberapa hari, Tante Laura uang menyuruhku, entah ada apa." ucap Agatha."Benarkah? Mungkin supaya rumah ini lebih ramai saja." jawab Rani.Tidak ada jawaban dari Agatha. Kedua wanita itu melanjut
Last Updated: 2023-11-18
Chapter: Episode 85Rani sudah selesai pipis. Dia membuka pintu kamar mandinya, pintu kamar mandi ini tidak menimbulkan suara saat di buka."Itu Mbak Agatha sedang apa ya? Kok sedang mengaduk-aduk teh yang tadi aku buat." gumam Rani merasa sagat heran.Rani mendekat ke arah Agatha. Dia berdiri di sebelah kiri wanita licik itu."Mbak Agatha. Sedang apa?" tanya Rani.Agatha benar-benar sangat terkejut. Wanita itu gelagapan lalu berusaha mencari alasan yang masuk akal."Ah ini, Rani. Aku sedang membantu mengaduk-aduk teh nya, supaya gulanya lebih cepat larut." jawab Agatha."Ah begitu. Terima kasih ya, MBak." ucap Rani tersenyum kepada Agatha."Iya sama-sama, Rani." jawab Agatha membalas senyuman Rani.Wajah Agatha banyak keringatnya, wanita licik itu sangat geologi dan merasa takut. Takut Rani melihat aksinya yang memasukan beberapa sendok garam ke dalam teh yang tadi dia buat untuk Laura, tapi Rani tidak merasa curiga kepada wanita licik itu."Kenapa Mbak mengeluarkan garam?" tanya Rani saat melihat di sa
Last Updated: 2023-11-17
Chapter: Episode 84Rani benar-benar sangat bangga mempunyai anak seperti Zargie. Masih kecil saja anak itu mempunyai pikiran seperti itu."Iya, Sayang. Mama sangat percaya jika kamu akan menjadi anak yang sangat hebat di masa depan." jawab Rani mengusap-usap punggung anaknya dengan lembut.Zargie hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja. Setelah sampai di lantai dua, Rani langsung membawa Zargie kw kamarnya.Ceklek.Rani membuka pintu kamarnya, setelah itu dia masuk ke dalam, tidak lupa dia menutup kembali pintunya. Wanita itu masih menggendong Zargie, dia berjalan ke arah ranjang dan melihat suaminya yang sedang membaca koran di atas ranjang."Eh ada jagoan Papa datang. Kenapa di gendong, manja sekali." ucap Anton.Dengan perlahan Rani menurunkan tubuh Zargie ke atas kasur. Anton sangat terkejut saat melihat kedua mata buah hatinya membengkak."Apa yang terjadi, Sayang?" tanya Anton sembari menarik Zargie ke dalam dekapan nya."Kakek dan Nenek menegur aku, Papa. Dan mereka menghina Mama dan memarahi Ma
Last Updated: 2023-11-16
Chapter: Episode 83"Bagaimana? Apa Agatha menerima tawaran Mama?" tanya Hasan."Iya, Pa. Agatha sedang bersiap-siap. Setelah itu dia akan datang kemari." jawab Laura."Baguslah. Sekarang buatkan Papa kopi buatan Mama." pinta Hasan.Wanita tua itu mengangguk lalu berdiri dari duduknya,dia berjalan ke arah dapur. Sedangkan di Anton dan Rani baru saja sampai di dalam kamar, pria itu menutup kencang pintunya lalu tanpa sadar dia mendorong Rani kencang ke arah sofa.Brakk!Kepala Rani terbentur sudut sofa. Tes.Tes.Tes.Darah keluar dari kening Rani yang terluka."Astagfirullahaladzim." gumam Rani pelan sembari memejamkan kedua matanya karena menahan sakit yang luar biasa di bagian keningnya yang terluka.Pria itu menatap ke arah Rani yang masih terduduk di lantai, dia sangat terkejut.lalu mendekat ke arah Rani."Astagfirullahaladzim, Rani. Maafkan Mas." ucap Anton yang sudah menyadari apa yang sudah diperbuat kepada istrinya itu."Tidak apa-apa kok, Mas. Jangan meminta maaf ya." jawab Rani dengan senyuman
Last Updated: 2023-11-16
Chapter: Bab 14Dia tersenyum saat melihat Andres yang sedang tertidur nyenyak sembari memeluk lembut buah hatinya."Tuan Andres pasti merasa sangat lelah. Seharian menjalankan tugas dan menemaniku berbelanja untuk keperluan anakku," gumam Whindy sembari berjalan ke arah kasur busa.Karena anaknya tidak tidur di ayunan. Melainkan di kasur busa."Tuan Andres..." Whindy menepuk pelan lengan kekar pria itu.Beberapa detik kemudian, Andres membuka matanya. Lalu pria itu menatap ke arah Whindy."Astagfirullahaladzim," ucap Andre dengan raut wajah terkejutnya lalu mengubah posisi tiduran nya menjadi berdiri."Maafkan saya, Nyonya Whindy. Saya ketiduran saat menjaga baby boy," Andres menundukkan kepalanya, karena merasa sangat bersalah kepada istri majikan nya itu."Anda tidak salah, Tuan Andres. Saya yang harusnya minta maaf kepada anda, maafkan saya karena sudah membuat anda menunggu lama," ucap Windy merasa tidak enak hati kepada pria di hadapan nya yang masih menundukkan tubuhnya."Tidak, Nyonya. Ini bu
Last Updated: 2024-03-17
Chapter: Bab 13"Benar yang di katakan suami saya, Pak Ergan. Ini memang sudah menjadi tradisi, anda tidak perlu merasa tidak enak hati kepada menantu kami," lanjut Hilda.Ergan merasa aneh dengan apa yang di katakan suami istri itu. Tapi dia hanya mengangguk saja, karena untuk menghormati tradisi di keluarga Avalon saja."Baiklah. Saya ingin lauk sayuran dan tempe goreng saja, Nyonya Whindy," ucap Ergan."Ini ada ayam goreng dan ayam bakar loh, Pak Ergan. Kenapa anda meminta tempe goreng," Hilda merasa heran kepada pria itu."Saya lebih suka tempe goreng, ketimbang ayam goreng ataupun ayam bakar, Nyonya Hilda. Karena saya sudah merasa bosan dengan ayam," jelas Ergan sembari tersenyum kepada Hilda.Wanita tua itu hanya mengangguk saja. Sedangkan Whindy mulai mengambilkan lauk yang di minta oleh Ergan. Wanita itu berjalan ke arah Ergan."Ini makanan nya, Pak Ergan. Silahkan di nikmati," ucap Whindy sembari tersenyum dan meletakan makanan nya di depan pria itu."Terima kasih, Nyonya Whindy. Maaf saya m
Last Updated: 2024-02-18
Chapter: Bab 12Setelah sampai di lantai dua, Evan langsung berjalan ke kamarnya. Dia berjalan sedikit cepat.Ceklek.Pria itu membuka pintu kamar sedikit kasar, dia masuk ke dalam kamar dan.Brak!Evan menutup pintunya kencang."Astagfirullahaladzim, Mas Evan. Apa tidak bisa menutup pintunya dengan perlahan saja," ucap Whindy yang merasa sangat terkejut.Wanita itu sedang merias wajahnya di depan cermin meja rias. "Pak Ergan Alaska sudah datang, dia datang bersama aku. Ingat satu hal, awas saja jika kamu menunjukan bayi cacat itu ataupun bercerita tentang nya kepada Pak Ergan, aku tidak akan segan-segan menyakiti anak itu," jelas Evan yang mengancam Whindy lagi.Wanita itu hanya bisa menghela nafas lalu mengangguk."Namun, Mas," Whindy menatap suaminya dari pantulan meja riasnya."Apa?" tanya Evan sembari menaikan sebelah alis nya."Aku tidak mungkin meninggalkan anakku sendirian di kamar. Aku tidak tega," jawab Whindy.Jujur saja dia sangat khawatir jika meninggalkan anaknya sendirian di kamar ana
Last Updated: 2024-02-09
Chapter: Bab 11Andres tersenyum dan merasa sangat terharu. Karena Whindy mendoakan dirinya begitu tulus."Aamiin, Nyonya. Apa ada hal yang bisa saya bantu lagi?" tanya Andres."Tidak ada, semuanya sudah selesai saya bereskan. Terima kasih atas bantuan nya," Whindy tersenyum kepada pria yang berdiri di hadapan nya itu."Baiklah. Jika begitu saya permisi terlebih dahulu," pamit Andres lalu mendekat ke arah Whindy."Sayang... Om pergi dulu ya. Jika kamu merasa kesepian dan membutuhkan teman bermain, pinta Mama mu untuk memanggil Om, nanti kita akan bermain bersama," jelas Andres sembari mengecup gemas pipi bayi itu.Bayi itu menggerakkan tangan nya untuk menjawab perkataan Andres. Whindy sangat terkejut melihat reaksi anaknya."Anak pintar. Jangan rewel ya " ucap Andres lalu berjalan ke arah pintu.Ceklek.Dengan perlahan Andres membuka pintu nya lalu keluar dari kamar. Tidak lupa pria itu menutup pintunya kembali dengan perlahan juga, karena takut bayi itu akan terkejut, jika dia tidak menutup pintuny
Last Updated: 2024-01-30
Chapter: Bab 10Whindy menekankan matanya, dia berusaha menahan sirinya untuk tidak menangis. Andres merasa sangat terkejut mendengarkan perkataan Evan yang begitu kasar kepada Whindy."Kenapa Tuan Evan sangat berubah drastis, dulu dia sangat lembut kepada Nyonya Whindy. Tuan Evan juga sangat mencintai dan menyayangi Nyonya Whindy, apa ini gara-gara bayi tidak berdosa itu," batin Andres bertanya-tanya."Saya permisi ke kamar anak anda terlebih dahulu, Nyonya," pamit Andres."Baiklah," jawab Whindy singkat sembari menganggukkan kepalanya.Andres berjalan ke arah anak tangga lalu mulai menaiki anak tangga sedikit cepat. Sedangkan Whindy masih di tatap tajam oleh suaminya."Dia pasti sengaja pergi lama, Evan. Karena dia muak dengan kita," Hilda sengaja berbicara seperti itu.Evan menghela nafasnya lalu berdiri dari duduknya. Dia berjalan ke arah istrinya."Nanti malam rekan bisnis ku akan ke sini, dia itu pria yang sangat-sangat sukses, terkaya juga di kalangan pembisnis, dia ke sini karena ingin menjen
Last Updated: 2024-01-30
Chapter: Bab 09Bodyguard itu mulai menjalankan mobilnya ke arah rumah keluarga Avalon."Saya yang seharusnya minta maaf kepada anda, Nyonya. Saya sudah lancang memangil anda sayang dan dan mengaku-ngaku jika anda adalah istri saya di hadapan kedua satpam itu, saya mengerti Nyonya tidak nyaman," ucap Bodyguard itu menatap sekilas ke arah Whindy.Wanita itu tersenyum menatap pria yang sedang fokus menyetir itu."Jika saya merasa tidak nyaman. Pasti saya sudah mengatakan nya dari tadi, terima kasih, sudah membantu saya dan melindungi anak saya," Whindy menatap ke arah anaknya yang sedang tidur.Karena dia mendengar dengkuran kecil dan nafasnya teratur. Pria itu terkejut lalu dia melihat sekilas ke arah Whindy dan bayi itu, di usap lembut kaki bayi itu oleh Bodyguard."Apa Tuan muda sedang tidur, Nyonya? Dia anteng sekali, saat di tinggal anda berbelanja, dia juga sagat anteng, tidak rewel, saya sangat senang mengajaknya mengobrol," jelas Bodyguard tersenyum menatap ke arah jalanan."Benarkah? Syukurlah
Last Updated: 2024-01-24