author-banner
Ayu Anggita
Ayu Anggita
Author

Novel-novel oleh Ayu Anggita

Duda Pilihan Mama

Duda Pilihan Mama

Karena sebuah perjanjian keluarga, Andara terpaksa kehilangan masa mudanya dengan menerima perjodohan. Yang lebih menyakitkan lagi, orang yang dijodohkan dengannya adalah seorang duda yang jauh lebih tua darinya! Hanya saja, suatu kejadian tidak terduga membuat Andara mulai melihat perjodohan ini dari sudut pandang yang berbeda...?
Baca
Chapter: Bertemu Masa Lalu
“Aku … aku nggak nyangka kita ketemu lagi,” ucap orang itu yang tak lain adalah Dirga, mantan kekasihnya dulu. “Gimana kabar kamu sekarang?” Dirga memberondong Andara dengan pertanyaan-pertanyaan. Andara semakin terdiam. Mulutnya terkunci rapat. Tak ada niatan untuk membalas semua ucapan Dirga. Hal itu justru membuat Galang bertanya-tanya. Siapa lelaki ini dan apa hubungannya dengan sang istri? “Siapa dia, Sayang?” bisik Galang. Wajahnya menyiratkan kebingungan dan menuntut jawaban dari sang istri. Andara menoleh ke arah suaminya dengan raut yang sulit diartikan. Namun, sedetik kemudian Andara bersuara yang membuat Dirga terhenyak. Setelah itu, Andara segera mengajak sang suami untuk beranjak dari tempat itu. Meninggalkan Dirga yang masih berdiri di tempatnya. Andara masih tak percaya bisa bertemu lagi dengan Dirga. Hatinya mencelus ketika bayangan wajah Dirga terus mengusik pikiran dan jiwanya. Tak pernah ia
Terakhir Diperbarui: 2025-06-15
Chapter: Bahagia dan Terluka
Suara tembakan memekakkan telinga. Jeritan Andara masih menggantung di udara saat tubuh si penyerang roboh ke lantai, disertai suara berdebam berat. Pisau terlepas dari genggamannya, berputar di udara sebelum mendarat di lantai dengan bunyi nyaring. Darah mengucur deras dari dadanya, membentuk genangan yang cepat meluas di lantai putih ruang rawat itu. “Andara!” Galang memekik tertahan berusaha bangkit, meski tubuhnya masih lemah dan dipenuhi selang infus. Andara, yang sempat terdorong ke belakang saat si pelaku ambruk, terengah dan gemetar. Tangannya berlumur darah. Bukan hanya darah si penyerang, tetapi juga darahnya sendiri. Bekas sabetan pisau di lengannya tadi. Rasa perih nyaris tak terasa karena tubuhnya masih diselimuti rasa terkejut dan takut. Dua polisi bersenjata masuk cepat, disusul dua tenaga medis berseragam. “Ambil korban! Segera stabilkan tekanan darahnya jika masih hidup!” perintah seorang polisi. Namun, s
Terakhir Diperbarui: 2025-06-14
Chapter: Lebih Parah Untuk Pasrah
Anessa menyeringai lebar saat duduk di hadapan Bunda. Ruangan rumah tahanan itu dingin dan pengap. Akan tetapi, senyumnya justru menghangat, bahkan menyulut bara kepuasan di dada wanita itu. "Akhirnya," bisik Anessa lirih. "Andara akan hancur, dan Galang juga. Satu tembakan dua burung mati bersamaan." Bunda, yang wajahnya sudah menua karena hari-hari di dalam sel, menatap anak gadisnya itu dengan sorot mata penuh racun. "Kamu yakin kali ini tidak akan gagal lagi?" Bunda bertanya dengan mata menyorot bara dendam. Anessa mengangguk. "Aku tidak akan gagal lagi seperti sebelumnya. Bunda tahu, aku belajar dari kesalahan." Anessa mencondongkan tubuh, berbisik pelan. "Orang yang aku sewa ini sudah ahli di bidangnya. Dia sudah berpengalaman dan tidak akan mungkin mengecewakan. Tapi, kalau itu tidak cukup membuat Galang mati ... Aku masih ada Plan B." Senyum Bunda merekah, padahal ia mengenakan rompi t
Terakhir Diperbarui: 2025-06-11
Chapter: Antara Marah, Kecewa, dan Pasrah
Malam semakin dingin. Namun, Andara tetap bergeming. Hatinya masih terasa perih. Mengingat setiap kepingan kejadian yang baru saja ia lihat. Air matanya menetes tanpa ia sempat menahannya. Suara deru mesin mobil membuat Andara melirik sekilas. Matanya kembali tertumbuk pada pot bunga yang ada di teras rumahnya setelah tahu siapa yang datang. “Izinkan aku menjelaskan semuanya, Ra,” ucap Galang saat dirinya berdiri di depan Andara. Andara tetap diam. Memeluk luka yang dalam itu semakin erat. Matanya basah dan memerah. Denyut rasa sakit itu kian terasa ketika melihat wajah orang yang ingin ia hindari saat ini. “Aku … aku nggak … itu semua nggak seperti yang ….” Kalimat Galang terhenti kala melihat Andara bangkit dari tempat duduknya dan memilih pergi meninggalkan Galang di luar. Luka yang masih basah membuatnya enggan untuk berbicara dengan lelaki itu. Walaupun Galang akan mengatakan sebuah kejujuran.
Terakhir Diperbarui: 2025-06-10
Chapter: Semakin Runyam
Andara memenuhi permintaan si pengirim pesan. Ia bertekad untuk menemui orang itu walaupun hatinya masih diliputi keraguan. Tak hanya itu saja. Dia juga merasa takut kalau ini hanyalah sebuah jebakan. Langkah Andara terasa berat malam itu. Meski tubuhnya dibalut mantel hangat, hawa dingin tetap merasuk ke tulangnya. Ia tidak ingin pergi, sebenarnya. Akan tetapi, pesan dari nomor tak dikenal yang masuk siang tadi membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. “Aku tahu sesuatu yang penting soal Anessa. Temui aku malam ini di Kafe Luma, jam delapan. Sendiri.” Bahkan suara perempuan di balik telepon misterius itu pun masih jelas terdengar di telinganya. Andara menghela napas panjang saat hendak melangkah keluar rumah. Belum sempat ia membuka pagar, suara yang sangat dikenalnya menegur dari arah mobil yang baru saja berhenti tepat di depan rumah. “Andara? Kamu mau ke mana malam-malam begini?” tanya Papa. Ternyata kedua ora
Terakhir Diperbarui: 2025-06-09
Chapter: Waspada dan Curiga
Anessa berjalan mengendap. Dia harus berhati-hati agar rencananya tak gagal lagi kali ini. Dia terus berjalan menuju pantry. Tak ada yang memperhatikan kehadirannya karena semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Langkah-langkah ringan menyusuri koridor kantor yang senyap. Hanya suara hak sepatu yang beradu dengan lantai keramik yang terdengar samar. Anessa berjalan perlahan, sebotol minuman berwarna bening dengan tutup yang tampak baru terpasang di tangannya. Di balik masker kain berwarna hitam yang menutupi setengah wajahnya, senyum menyeringai penuh niat jahat terpahat jelas. “Sebentar lagi semuanya selesai,” gumamnya pelan, nyaris seperti desisan ular. Di dalam botol minuman itu, ia sudah mencampurkan bubuk racun yang nyaris tak berwarna dan tak berbau. Racikan yang ia pelajari dengan seksama selama berbulan-bulan. Ini bukan racun mematikan seketika, tapi cukup untuk melumpuhkan. Ia ingin Galang merasakan sakit perlahan, seperti
Terakhir Diperbarui: 2025-06-09
Harga Diri Seorang Suami

Harga Diri Seorang Suami

Gunawan kehilangan segalanya dalam sekejap. Dipecat dari pekerjaannya. Istrinya pun memilih pergi. Rumah pun tak lagi bisa ia pijak. Ia dianggap gagal dan tak pantas memimpin, tak layak jadi suami. Dulu ia dihormati. Kini bahkan sekadar harga diri pun harus ia perjuangkan. Sendiri di tengah reruntuhan hidup, Gunawan menatap waktu. Katanya, waktu bisa menyembuhkan luka. Akan tetapi, bagi Gunawan waktu justru terasa seperti pisau. Semakin lama, semakin makin dalam menggores hatinya. Lalu apa yang akan ia pilih? Tenggelam dalam pahitnya nasib atau bangkit, meski harus merangkak dengan sisa harga diri yang melekat padanya?
Baca
Chapter: 60. Berakhir Sudah
Gunawan tengah menikmati malam minggunya dengan duduk di teras rumahnya. Ditemani segelas minuman favoritnya—es cappucino juga sepiring brownies tape yang ia beli sepulang bekerja tadi. Seulas senyum tergambar di wajahnya kala melihat hidangan yang ia tata di atas meja. “Nikmat mana lagi yang bisa kudustakan?” ucapnya sembari menempatkan dirinya di kursi kayu. Namun, saat tangannya mencomot sepotong kue itu. Sebuah mobil dan dua sepeda motor tampak memasuki pekarang rumahnya. Dari dalam mobil turun sosok yang dikenal Gunawan sebagai suami dari Vera. Lelaki itu berjalan menghampiri Gunawan dan empat orang berbadan besar mengikutinya di belakang. “Ada apa nih?” tanya Gunawan saat lelaki itu berada di hadapannya. Keningnya terlipat heran karena ekspresi wajah kelima orang itu tampak tegang dan menyimpan kebencian yang mendalam. “Enggak usah banyak bacot!” ucap seorang yang berbadan paling besar. Gunawan semakin tak mengerti. “Ada apa ini? Bisa kan bicara baik
Terakhir Diperbarui: 2024-11-24
Chapter: 59. Salah Sasaran
Gunawan hanya diam saja mendengar semua ucapan Heri. Dia tak berniat untuk menjawab ataupun membantah ucapan lelaki itu. “Sekali lagi, aku minta tolong sama Mas Gunawan!” ucap Heri. “Kita sama-sama laki-laki dan aku pikir Mas Gunawan adalah orang yang baik. Jadi, Mas Gun nggak keberatan dengan apa yang akan aku sampaikan,” lanjut Heri. Gunawan menoleh sembari mengangkat sebelah alisnya. Sudut bibirnya turut terangkat. Membentuk seulas senyum tipis nan sinis. Seolah mengejek Heri yang mengatakan sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu. “Aku minta sama Mas Gunawan untuk nggak mengganggu dan mencoba mendekati Vera kembali. Aku mohon, Mas. Biarkan rumah tangga kami bahagia tanpa ada gangguan dari pihak luar,” terang Heri. “Lagi pula semua uang yang sudah Mas Gunawan keluarkan saat masih bersama dengan Vera sudah aku kembalikan semuanya?” lanjut Heri. “Aku pikir itu semua sudah lebih dari cukup untuk membuat Mas Gunawan pergi dari kehidupan kami berdua,” pungkas Heri. Gunawan i
Terakhir Diperbarui: 2024-10-31
Chapter: 58. Move On
Gunawan berusaha untuk melupakan apa yang telah terjadi antara dirinya dan Vera. Sekuat hati dia bersikap biasa saja saat tanpa sengaja bertemu dengan Vera di kantor. Dia juga berusaha untuk sebisa mungkin tak terlibat percakapan dengan wanita itu. “Gun,” tegur Amri saat Gunawan tengah bersiap-siap untuk berangkat visit. Gunawan menoleh ke arah temannya itu. “Ada apa, Am?” “Tuh!” Amri menunjuk ke arah lain dengan dagunya. Gunawan mengikuti arah tunjuk Amri. Seketika itu juga ekspresi wajahnya berubah. Tanpa mengatakan apapun juga. Dia bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Namun, saat akan mencapai pintu keluar Vera mencegah langkahnya. “Bisa kita bicara?” pinta Vera. Gunawan mendengus keras. “Maaf, saya sedang sibuk hari ini!” “Sebentar aja. Ada yang harus aku jelaskan sama Mas Gunawan,” ujar Vera sedikit memaksa. “Enggak ada yang perlu kamu jelaskan lagi! Semuanya sudah sangat jelas menurutku,” sahut
Terakhir Diperbarui: 2024-10-30
Chapter: 57. Akhir Kisah Itu
Gunawan meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Helaan napas berat terdengar begitu menyesakkan. Faizal yang melihat itu hanya bisa menepuk pundak sahabatnya dengan lembut. Mencoba menyalurkan semangatnya pada lelaki yang tengah patah hati itu. “Ikhlas ya, Gun! Aku tahu masih banyak wanita baik di luaran sana,” ucap Faizal. Gunawan menatap Faizal dengan tatapan sendu. Namun, seulas senyum terukir manis di wajahnya. “Suaminya mengembalikan semua uang yang pernah aku keluarkan selama bersama dengan Vera,” kisah Gunawan. “Padahal aku nggak pernah minta uang itu balik lagi. Aku ikhlas kok membantu dia selama ini. Yah walaupun endingnya harus menelan rasa kecewa dan sakit hati,” lanjut Gunawan. Faizal menganggukkan kepala mendengar penuturan Gunawan. Dia tahu betul sahabatnya itu akan sangat royal pada siapapun juga. Dia tak pernah pandang bulu ketika membantu orang lain. “Dia juga bilang, maaf atas semua yang udah istrinya
Terakhir Diperbarui: 2024-10-27
Chapter: 56. Patah Hati
Gunawan pulang dengan perasaan kacau. Hatinya hancur dan remuk. Kenapa semuanya harus seperti ini di saat dirinya mulai bisa membuka hatinya untuk orang lain? Apakah Tuhan tak mengizinkan dirinya untuk bahagia? Bukankah dirinya juga berhak untuk bahagia? Pikirannya melayang ke kejadian beberapa waktu lalu saat dirinya berada di rumah Vera. “Kenalkan! Saya Heri, suami dari Vera.” Lelaki itu mengulurkan tangannya bermaksud untuk bersalaman dengan Gunawan. Gunawan menyambut uluran tangan itu dengan perasaan kacau. Lelaki itu terkesiap mendengar ucapan lelaki yang mengaku sebagai suami Vera itu. Dia tak percaya dengan apa yang didengarnya hari ini. Tidak mungkin Vera sudah bersuami. Selama ini dia selalu mengaku masih sendiri dan belum ada rencana untuk menikah. Namun, kenapa semua seolah terbalik dan … “Maksudnya … apa ini, Ver? Kenapa dia mengaku sebagai …” “Aku … aku bisa jelaskan semua ini. Dia ini … dia ini memang … suamiku, Mas.”
Terakhir Diperbarui: 2024-10-26
Chapter: 55. Fakta Mengejutkan
Gunawan tertegun mendengar penuturan Lisa. Dirinya sulit sekali untuk percaya pada apa yang diucapkan oleh gadis itu. “Mas Gunawan boleh percaya atau enggak. Tapi, yang jelas aku udah kasih tahu yang sebenarnya,” ujar Lisa. Gunawan menatap Lisa dengan pandangan menyelidik. Seolah ingin menelisik lebih jauh tentang cerita yang meluncur dari mulut gadis itu. “Dia itu sebenarnya udah punya suami. Sekarang suaminya lagi ada di luar kota untuk kerja. Biasanya sebulan sekali suaminya akan pulang ke sini,” terang Lisa. Gunawan mengernyitkan keningnya. Seolah tak percaya dengan apa yang didengar oleh pendengarannya kini. “Aku cerita kayak gini bukan karena pengin menjelek-jelekkan teman, tapi aku nggak mau ada korban lagi,” lanjut Lisa. Gunawan semakin tak mengerti. Dia menatap Lisa dengan tatapan penuh tanya. “Maksud kamu … korban apa?” tanya Gunawan dengan suara terbata-bata. Lisa menikmati minuman yang telah te
Terakhir Diperbarui: 2024-10-23
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status