Chapter: BAB 11Jika pesta sebelumnya menurut Senja sangatlah mewah, pesta kali ini sungguh di luar nalarnya. Sebagai rakyat jelata, ini adalah pesta terindah dalam hidupnya. Mata Senja bahkan tak rela untuk mengedip sedikitpun melihat cantiknya bunga-bunga dan juga gemerlap lampu yang dipajang di sepanjang jalan yang dilewati oleh mobil yang mereka tumpangi. Senja dan Bima berada di dalam satu mobil yang sama dan di sepanjang perjalanan Senja hanya melihat keluar jendela. Bahkan, jalan menuju rumah kakeknya bisa seluas ini. "Jangan norak!" Bima mengeluarkan kata-kata pedasnya lagi membuat senyum di wajah Senja meredup.Senja yang awalnya antusias akhirnya kembali duduk dengan memutar badannya kembali menghadap ke arah depan. Ia ingin sekali satu mobil dengan Langit yang berada di mobil belakang dan bukan dengan Bima.Sayangnya, ia tak bisa pindah mobil begitu saja. Padahal sejak tadi keluar dari Boutique, Senja ingin sekali bersama Langit daripada bersama kakaknya yang angkuh ini. Namun, tangannya
Last Updated: 2024-07-30
Chapter: Bab 10POV SenjaSeumur hidup, aku tak pernah datang ke tempat seperti ini. Apalagi mendapat pelayanan yang menurutku ini berlebihan. Bahkan dengan gaun biru pendek yang melekat di tubuh mungilku cukup membuatku canggung ketika dilihat oleh kakak beradik itu."Bagaimana tuan-tuan? bukankah gaun ini cantik sekali. Sangat pas untuk nona muda." ucap seseorang dari arah belakangku. Dia jugalah yang membantuku untuk memakai gaun ini. Gaun yang cukup mengekspos pundak milikku membuat tulang selangkaku terlihat cukup menonjol. Sebenarnya gaun apa ini? batinku.Kulihat Bima dan Langit hanya mematung melihatku. Mereka tak mengatakan apapun yang membuatku tambah gugup. "Kurasa ini tidak cocok." ucap Bima selanjutnya. "Gaunnya terlalu terbuka." ucapnya lagi.Akhirnya ada yang sependapat denganku. Jujur saja aku tak nyaman dengan gaun terbuka seperti ini."Menurutku ini cantik. Tapi, sepertinya kamu lebih cantik jika tampil
Last Updated: 2024-07-19
Chapter: Bab 9Hampir semalaman Senja tidak bisa memejamkan matanya. Senja sangat gugup karena akan bertemu dengan keluarga besar Prisma Group. Apalagi dia harus pergi bersama Bima dan hanya berdua saja. Senja membuka hp nya dan menelepon sang Ibu, nada tunggu telepon terdengar di telinga Senja yang akhirnya berakhir. Ibunya menjawab di seberang.Assalamu’alaikum, gimana Nak? Ada apa telepon ibu?.“Ibu kenapa nggak bilang Senja, kalau kemarin harus kerumah tante Nilam sampe harus nginap segala.”“Kalau ibu bilang ke kamu, pasti kamu menolak. Udahlah Nak, Tante Nilam itu baik kok apalagi mereka akan jadi keluarga kamu nanti. Itung-itung beradaptasi kan.”“Tapi bu, disini ada Bima, dan ada Langit juga,” Senja mengeluh pelan saat menyebut nama Langit. Bagaimana Senja bisa hidup bersama dua orang itu. “Ada apa dengan Bima, Senja? Dia nanti akan jadi suami kamu. Jadi kamu harus terbiasa menerimanya,” kata ibu Senja yang ternyata tak mendengar saat anaknya mengucap nama Langit.“Tapi kan Senja jadi ting
Last Updated: 2024-07-18
Chapter: Bab 8Sampai di kediaman Prisma Group, Senja, Langit, dan Bima mulai masuk. Baru kali ini Senja memasuki kediaman Prisma Group. Begitu takjub dengan interior mewah yang menyambutnya. Tangga melingkar di tengah ruangan menambah kesan mewah. "Tunggu disini! Nyokap mau ketemu Lo," kata Bima sedikit ketus, "Gue bingung kenapa Mommy harus pilih lo jadi istri gue."Bima langsung berlalu menuju kamarnya dan meminta art memanggil Nilam.Senja yang mendengar itu langsung menunduk diam. Langit yang melihat Bima memperlakukan kasar malah merasa iba dengan Senja. Pasalnya, dia dulu juga bersikap seperti itu dengan Senja dan sekarang dia menyesal. Setelah mengenal Senja meski hanya lewat chat, Langit sangat nyaman dan memiliki perasaan kepadanya. Senja memiliki karakter yang lembut dan menarik. "Kamu bisa duduk disini sambil nunggu mommy datang," tunjuk Langit ke arah sofa ruang tamu, "Aku ke kamar dulu ganti baju."Senja hanya mengangguk dan mengikuti instruksi Langit. Dia melihat kakak beradik itu
Last Updated: 2023-11-27
Chapter: BAB 7Hari ini Senja mendapat undangan untuk menemani Bima ke sebuah pesta pernikahan kolega bisnisnya. Sebagai Direktur di Prisma Group, tentunya Bima harus menuruti sang Ayah untuk mengajak Senja sebagai calon istrinya ke pesta tersebut. Begitu juga Langit yang akan menghadiri pesta sebagai salah satu keluarga Prisma Group. Senja yang sejak awal tak tertarik ikut akhirnya mulai berpikir untuk menyiapkan alasan menolak. Tapi makin lama dia tak tahu harus beralasan apa untuk menolaknya. “Bu, kalau Senja nggak ikut saja bagaimana. Malu lah bu, Senja nggak pernah ikut acara seperti itu.” Ibunya yang dari tadi memilihkan gaun yang harus dipakai putrinya untuk pesta itu menghentikan aktivitasnya. “Kan ada calon suamimu Senja. Bima pasti menjagamu disana, kenapa harus malu,” kata ibu, “Ini bisa membuat kamu dan Bima lebih mengenal satu sama lain.” Bukannya senang dan tenang. Senja malah semakin was was untuk ikut ke pesta tersebut. Hal itu karena Bima yang sedari awal sudah mengatakan dia
Last Updated: 2023-11-15
Chapter: BAB 6POV: Senja "Inget ya cewek murah, meski mami dan papi setuju jodohin Gue sama Lo. Gue nggak bakalan cinta sama cewek murahan kayak Lo, inget itu!," Kata-kata Bima selalu terlintas di ingatanku. Aku merasa jadi perempuan yang tak punya harga diri diperlakukan seperti itu oleh Bima dan Langit. Perasaan ditolak kedua kakak-beradik itu melahirkan trauma bagiku. Tapi, bagaimana aku bisa menghindar. Ibu sudah terlanjur bahagia dengan rencana pernikahan ini. Mampukah aku melanjutkan perjodohan ini? Entahlah. Hari ini aku melanjutkan kegiatanku seperti hari-hari lainnya. Bekerja di perpustakaan dan mulai menyiapkan kebutuhan ibu untuk pergi ke rumah sakit. Ibuku memang memiliki penyakit hipertensi. Sesekali memang harus check up ke rumah sakit. Karena itulah hari ini aku izin pulang lebih awal dari biasanya. Padahal jam kerjaku di perpustakan terbilang cukup singkat dibanding dengan bekerja di perusahaan yang menghabiskan waktu 8 jam sehari bahkan lebih. Sementara diriku hanya perlu w
Last Updated: 2023-11-13
Chapter: Bab 21“Awh,” Tiara meringis ngilu melihat Rafka membuka perban di kakinya.“Apa rasanya masih sakit?” tanya Rafka mendongak melihat Tiara yang duduk di atas bed hospital. Dia khawatir membuat Tiara kesakitan karena tidak hati-hati saat membuka perban kaki wanita itu. Tiara menggeleng, bibirnya terlihat bergetar tipis. “Sedikit, dok. Rasanya agak ngilu, ya,” candanya menanggapi pertanyaan Rafka. Lalu setelah itu Tiara tertawa kecil. Rafka juga ikut tersenyum jelas senyuman yang disertai rasa bersalah. Pria itu melanjutkan membuka perban di kaki Tiara, kali ini lebih hati-hati.Suhu ruangan itu berubah menjadi dingin, hening, dan hanya suara napas mereka yang terdengar. Begitu perban terakhir terlepas, Rafka menatap luka itu dengan dahi berkerut. “Masih sedikit bengkak,” dahi Rafka berkerut menatap luka di kaki Tiara. “Apa kamu benar-benar beristirahat beberapa hari ini?” tanyanya serius. Tiara menyunggingkan senyum tak bersalah. Dia memang tidak beristirahat dengan baik. Beberapa hari
Last Updated: 2025-10-28
Chapter: Bab 20“Sebenarnya apa yang mama lakukan di apartemen Tiara?” tanya Naren di dalam mobil pada Rosa yang sudah duduk di sampingnya. “Harusnya mama yang tanya itu padamu! Apa yang kamu lakukan Naren? Jangan bilang kamu mau menemui Tiara. Ren, kalian sudah akan bercerai!” tukas Rosa dengan suara meninggi. Naren mengetatkan rahangnya. “Kalau aku tidak mau bercerai dengan Tiara bagaimana? Ma! Sudah kukatakan aku tidak akan melepaskan Tiara.”Suasana menjadi tegang seketika. Rosa tidak habis pikir dengan Naren. Bisa-bisanya dia berbicara dengan nada tinggi pada ibunya sendiri. “Kau mulai berani dengan mama Ren? Lihat, ini semua adalah pengaruh buruk dari wanita itu. Tiara tidak baik buatmu,” Rosa mencoba meraih tangan anaknya dan berusaha mengambil hati Naren lagi. “Kuharap mama tidak ikut campur dengan rumah tanggaku lagi.” Suara Naren terdengar dingin, pria itu menoleh ke Rosa dengan tatapan tajamnya. “Kalau sampai aku nggak bisa membuat Tiara kembali karena mama. Aku bersumpah, tidak akan
Last Updated: 2025-10-27
Chapter: Bab 19Siapapun yang disakiti terus menerus pasti akan mulai melawan, begitupun Tiara yang sudah disakiti oleh pernikahannya. Bayangan kebahagiaan setelah menikah dengan Naren ternyata tidak pernah Tiara dapatkan. ***Tiara terbangun dalam tidurnya, matanya langsung menatap ke arah jendela kamar. Cahaya matahari pagi terlihat mencuri masuk dari sela-sela gorden. Tiara mulai merenggangkan ototnya setelah bangun tidur. “Akh!” rintih nya.Kakinya yang masih diperban masih terasa nyeri. Hari ini dia tidak ke kantor dan cuti sampai kakinya sembuh. Pelan-pelan dia menggerakkan kakinya untuk turun dari ranjang. Perlahan Tiara keluar dari kamarnya menuju dapur. Dia menyambar ponselnya yang ada di meja ruang tamu. Mengecek beberapa pesan, Tiara terdiam sesaat melihat layar ponselnya. “Kenapa dia menelpon sebanyak ini?” gumamnya. Di dalam layar ada begitu banyak panggilan tak terjawab dari Naren. Itulah yang membuat Tiara mengernyit heran. Untuk apa pria itu menelponnya, padahal dulu dia jara
Last Updated: 2025-10-26
Chapter: Bab 18Naren duduk di sisi ranjang dengan mata yang melihat ke foto pernikahannya dengan Tiara, foto itu tergantung di dinding. Dia menghela nafas sambil melihat senyuman Tiara. Wanita itu terlihat bahagia sekali menikah dengannya tiga tahun lalu. Tapi kenapa Tiara berubah menjadi dingin dan sinis. Setelah kecelakaan yang membuat Naren koma, semua tentang Tiara berubah bagi Naren. Bahkan beberapa jam lalu wanita itu mengusirnya. Padahal dia sudah mengatakan kalau dia tidak mau bercerai. “Katamu kau mencintaiku dulu,” gumam Naren sambil melihat ke arah foto Tiara. Pria itu berdiri dan mengelus frame foto itu. Rasanya hampa sekali tidak ada Tiara di sampingnya. Apalagi saat melihat ada Andreas di sekitar Tiara. Entah kenapa Naren ingin sekali menarik Tiara agar menjauh dari pria itu. “Kamu tidak bisa ninggalin aku gitu aja, Ra!” gumam Naren sambil mengepalkan tangannya di sisi tubuh. Dia bertekad akan membawa kembali Tiara ke kehidupannya. ***Dengan bantuan Andreas, Tiara sudah sampa
Last Updated: 2025-10-21
Chapter: Bab 17Naren berjalan dengan tergesa-gesa sepanjang lorong rumah sakit. Langkahnya nyaris berlari, napasnya masih terengah-engah ketika sampai di depan ruang IGD. Matanya mulai liar mencari Tiara dari deretan pasien dan petugas medis berseragam putih. Setelah dia tahu kalau Tiara mengalami kecelakaan, pria itu langsung bergegas ke rumah sakit. Naren masih di depan ruang IGD, tak lama seorang perawat berjalan melewatinya. Dengan cepat dia menahan si perawat itu. “Maaf Sus! Apa ada pasien bernama Tiara Santika?” tanyanya. Perawat itu melihat catatannya sekilas, lalu mendongak ke arah Naren. “Tiara Santika, korban kecelakaan mobil?” tanyanya. “Iya bener.”“Pasien sudah dipindahkan ke ruang observasi. Anda bisa langsung ke tempat tidur nomor empat,” ucapnya sambil menunjuk ke arah kanan. “Terima kasih, sus.” Tanpa menunggu lagi, Naren langsung berjalan ke tempat yang dimaksud. Dan, saat dia sampai, Naren melihat sosok Tiara yang sedang duduk bersandar di ranjang. Kepalanya diperban putih,
Last Updated: 2025-10-19
Chapter: Bab 16Saat mencoba membuka mata, Tiara merasa kepalanya seperti dihantam palu godam, sakit sekali. “Awh!” rintihnya sambil terus memegang kepalanya. “Oh, kamu sudah sadar?” seseorang langsung menyambut kesadaran Tiara. Tiara belum tahu siapa orangnya karena penglihatannya masih kabur. Dia mengerjapkan matanya sampai akhirnya pandangannya bisa fokus. “Oh,” pekiknya saat mengetahui siapa orang itu. “Dokter Rafka?” gumamnya dengan suara serak yang disertai rintihan karena kepalanya yang berdenyut. “Awh!”“Mana yang sakit?” Rafka langsung sigap membantu Tiara yang berusaha bangun. Tiara menggeleng dan menolak halus bantuan Rafka. Dia mulai melihat ke sekeliling dan baru sadar kalau dia berada di rumah sakit. “Ini… Rumah sakit?” tanyanya heran. “Iya, kamu ada di rumah sakit sekarang.” Tiara langsung melihat lurus ke arah Rafka. “Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa di sini?” “Kamu tidak ingat? Kamu mengalami kecelakaan tadi. Taksi yang kamu tumpangi menabrak pembatas jalan, untung saja aku l
Last Updated: 2025-10-17