Chapter: Bab 22Tiara masih menatap sinis pria di depannya. Naren. “Jangan pergi, kumohon!” pinta Naren memelas. Tiara melepaskan tangannya dari Naren. Melihat pria itu memohon membuat hatinya bergetar, baru pertama kali dia melihat Naren dengan ekspresi seperti itu. Naren melihat Tiara dengan mata sendu. “Ra, aku minta maaf soal apapun itu. Tapi, sekarang kita harus memeriksakan kakimu,” kata Naren melirik ke arah kaki Tiara yang sudah membengkak dan mulai membiru. Tiara mengikuti arah pandang Naren, kakinya memang sakit tapi entah kenapa melihat Naren mengkhawatirkannya membuatnya bahagia. Mungkinkah Tiara masih mencintai pria itu setelah apa yang dilakukannya? Cepat-cepat dia mengenyahkan pikiran ngawurnya itu. Tiara memposisikan duduknya lagi, tatapannya lurus ke depan. “Ok, kita ke rumah sakit,” ucapnya tanpa menoleh ke arah Naren. Meski Tiara bersikap begitu, Naren tidak tersinggung sama sekali. Dia langsung menyalakan mobilnya kembali, sebelum itu dia menoleh ke arah Tiara. Dan, tiba
Dernière mise à jour: 2025-12-01
Chapter: Bab 21“Awh,” Tiara meringis ngilu melihat Rafka membuka perban di kakinya.“Apa rasanya masih sakit?” tanya Rafka mendongak melihat Tiara yang duduk di atas bed hospital. Dia khawatir membuat Tiara kesakitan karena tidak hati-hati saat membuka perban kaki wanita itu. Tiara menggeleng, bibirnya terlihat bergetar tipis. “Sedikit, dok. Rasanya agak ngilu, ya,” candanya menanggapi pertanyaan Rafka. Lalu setelah itu Tiara tertawa kecil. Rafka juga ikut tersenyum jelas senyuman yang disertai rasa bersalah. Pria itu melanjutkan membuka perban di kaki Tiara, kali ini lebih hati-hati.Suhu ruangan itu berubah menjadi dingin, hening, dan hanya suara napas mereka yang terdengar. Begitu perban terakhir terlepas, Rafka menatap luka itu dengan dahi berkerut. “Masih sedikit bengkak,” dahi Rafka berkerut menatap luka di kaki Tiara. “Apa kamu benar-benar beristirahat beberapa hari ini?” tanyanya serius. Tiara menyunggingkan senyum tak bersalah. Dia memang tidak beristirahat dengan baik. Beberapa hari
Dernière mise à jour: 2025-10-28
Chapter: Bab 20“Sebenarnya apa yang mama lakukan di apartemen Tiara?” tanya Naren di dalam mobil pada Rosa yang sudah duduk di sampingnya. “Harusnya mama yang tanya itu padamu! Apa yang kamu lakukan Naren? Jangan bilang kamu mau menemui Tiara. Ren, kalian sudah akan bercerai!” tukas Rosa dengan suara meninggi. Naren mengetatkan rahangnya. “Kalau aku tidak mau bercerai dengan Tiara bagaimana? Ma! Sudah kukatakan aku tidak akan melepaskan Tiara.”Suasana menjadi tegang seketika. Rosa tidak habis pikir dengan Naren. Bisa-bisanya dia berbicara dengan nada tinggi pada ibunya sendiri. “Kau mulai berani dengan mama Ren? Lihat, ini semua adalah pengaruh buruk dari wanita itu. Tiara tidak baik buatmu,” Rosa mencoba meraih tangan anaknya dan berusaha mengambil hati Naren lagi. “Kuharap mama tidak ikut campur dengan rumah tanggaku lagi.” Suara Naren terdengar dingin, pria itu menoleh ke Rosa dengan tatapan tajamnya. “Kalau sampai aku nggak bisa membuat Tiara kembali karena mama. Aku bersumpah, tidak akan
Dernière mise à jour: 2025-10-27
Chapter: Bab 19Siapapun yang disakiti terus menerus pasti akan mulai melawan, begitupun Tiara yang sudah disakiti oleh pernikahannya. Bayangan kebahagiaan setelah menikah dengan Naren ternyata tidak pernah Tiara dapatkan. ***Tiara terbangun dalam tidurnya, matanya langsung menatap ke arah jendela kamar. Cahaya matahari pagi terlihat mencuri masuk dari sela-sela gorden. Tiara mulai merenggangkan ototnya setelah bangun tidur. “Akh!” rintih nya.Kakinya yang masih diperban masih terasa nyeri. Hari ini dia tidak ke kantor dan cuti sampai kakinya sembuh. Pelan-pelan dia menggerakkan kakinya untuk turun dari ranjang. Perlahan Tiara keluar dari kamarnya menuju dapur. Dia menyambar ponselnya yang ada di meja ruang tamu. Mengecek beberapa pesan, Tiara terdiam sesaat melihat layar ponselnya. “Kenapa dia menelpon sebanyak ini?” gumamnya. Di dalam layar ada begitu banyak panggilan tak terjawab dari Naren. Itulah yang membuat Tiara mengernyit heran. Untuk apa pria itu menelponnya, padahal dulu dia jara
Dernière mise à jour: 2025-10-26
Chapter: Bab 18Naren duduk di sisi ranjang dengan mata yang melihat ke foto pernikahannya dengan Tiara, foto itu tergantung di dinding. Dia menghela nafas sambil melihat senyuman Tiara. Wanita itu terlihat bahagia sekali menikah dengannya tiga tahun lalu. Tapi kenapa Tiara berubah menjadi dingin dan sinis. Setelah kecelakaan yang membuat Naren koma, semua tentang Tiara berubah bagi Naren. Bahkan beberapa jam lalu wanita itu mengusirnya. Padahal dia sudah mengatakan kalau dia tidak mau bercerai. “Katamu kau mencintaiku dulu,” gumam Naren sambil melihat ke arah foto Tiara. Pria itu berdiri dan mengelus frame foto itu. Rasanya hampa sekali tidak ada Tiara di sampingnya. Apalagi saat melihat ada Andreas di sekitar Tiara. Entah kenapa Naren ingin sekali menarik Tiara agar menjauh dari pria itu. “Kamu tidak bisa ninggalin aku gitu aja, Ra!” gumam Naren sambil mengepalkan tangannya di sisi tubuh. Dia bertekad akan membawa kembali Tiara ke kehidupannya. ***Dengan bantuan Andreas, Tiara sudah sampa
Dernière mise à jour: 2025-10-21
Chapter: Bab 17Naren berjalan dengan tergesa-gesa sepanjang lorong rumah sakit. Langkahnya nyaris berlari, napasnya masih terengah-engah ketika sampai di depan ruang IGD. Matanya mulai liar mencari Tiara dari deretan pasien dan petugas medis berseragam putih. Setelah dia tahu kalau Tiara mengalami kecelakaan, pria itu langsung bergegas ke rumah sakit. Naren masih di depan ruang IGD, tak lama seorang perawat berjalan melewatinya. Dengan cepat dia menahan si perawat itu. “Maaf Sus! Apa ada pasien bernama Tiara Santika?” tanyanya. Perawat itu melihat catatannya sekilas, lalu mendongak ke arah Naren. “Tiara Santika, korban kecelakaan mobil?” tanyanya. “Iya bener.”“Pasien sudah dipindahkan ke ruang observasi. Anda bisa langsung ke tempat tidur nomor empat,” ucapnya sambil menunjuk ke arah kanan. “Terima kasih, sus.” Tanpa menunggu lagi, Naren langsung berjalan ke tempat yang dimaksud. Dan, saat dia sampai, Naren melihat sosok Tiara yang sedang duduk bersandar di ranjang. Kepalanya diperban putih,
Dernière mise à jour: 2025-10-19
Chapter: Bab 22Pagi itu Kanaya berdiri di depan rumah kos nya, dengan dress selutut berwarna ivory. Dia sengaja menata rambutnya, menggerai dan menyematkan jepit mutiara di sisi kepalanya. Sesekali dia mengatur napasnya, menggembungkan mulutnya. “Brrr, aaa.. aa… aaa…” Kanaya melakukan senam mulut agar tidak terlalu tegang. Karena pagi ini Adrian mengajaknya bertemu dengan orang tuanya. Pada akhirnya hari itu tiba juga. Kanaya benar-benar gugup sekarang, padahal Adrian belum juga tiba. Kemarin, mereka bertemu dan Adrian mengajak Kanaya untuk berbelanja dan mencuci rambutnya ke salon agar penampilannya lebih baik sekarang. Pria itu juga membelikan Kanaya tas dan heels yang dikenakannya sekarang. Saat wanita itu membayangkan bagaimana nanti saat dia bertemu dengan kedua orang tua Adrian. Sebuah mobil berhenti tepat di depannya, seorang pria turun dari arah lain dan menghampirinya. Pria itu Adrian, dengan kemeja warna navy, dia tak mengenakan dasi, penampilannya lebih santai namun tetap terlihat so
Dernière mise à jour: 2025-12-23
Chapter: Bab 21Mereka berempat keluar dari gedung karaoke hampir tengah malam. Kanaya, Lala, Nathan, dan Adrian mengakhiri malam mereka. Saat di luar gedung karaoke, Kanaya masih mengobrol dengan Lala. Nathan dan Adrian mengambil mobil mereka. Tak lama kemudian, kedua pria itu muncul di hadapan Kanaya dan Lala. Nathan langsung menarik tangan Kanaya. “Yuk! Aku antar kamu pulang,” katanya. Tapi, Kanaya mematung. Bukan karena menolak ajakan Nathan, tapi karena sebelah tangannya yang lain sudah ditarik oleh Adrian. Secara bersamaan Nathan dan Adrian sama-sama menarik tangan Kanaya. Membuat wanita itu kebingungan sendiri, begitupun Lala yang menoleh ke arah Nathan dan Adrian dengan tatapan heran. Karena tidak mau menimbulkan kecurigaan Lala. Kanaya menarik kedua lengannya dari Adrian dan Nathan. Kedua pria itu terlihat kecewa dan saling pandang dengan ekspresi tak bisa diartikan. “La, aku pulang bareng kamu aja ya?” ucap Kanaya pada Lala. “Boleh aja sih, tapi kan rumahku di dekat sini aja. Kosan k
Dernière mise à jour: 2025-12-22
Chapter: Bab 20Adrian tidak tahu apa yang sedang ia lakukan. Dia melajukan mobilnya mengikuti kemana Kanaya pergi dengan dua temannya. Pria itu seperti sedang mengikuti diam-diam kekasihnya yang sedang selingkuh. Dia memarkirkan mobilnya di tepi jalan, tepat di depan gedung karaoke yang berkelap-kelip lampu sorotnya. Dia menyugar rambutnya kasar sambil mendecakkan lidah. “Tck! Kenapa aku malah mengikutinya sampai kemari?” Adrian mengumpat dirinya sendiri. “Apa aku bilang saja pada Kanaya. Kalau akan menjemputnya pulang, mumpung aku di daerah sini.” Pria itu meraih ponselnya untuk mengirim pesan, namun baru saja membuka aplikasi pesan. Tangannya berhenti. Dia hanya menggenggam erat ponselnya. “Dia kan sudah bilang kalau akan pulang sama Lala. Argh!!” Adrian bingung sekali, dia tak mau hanya menunggu di dalam mobil. Sedangkan, Kanaya ada di dalam sana bersama seorang pria. Setelah berpikir panjang, Adrian memasuki parkiran gedung karaoke. Dia memutuskan untuk pergi ke dalam. “Kalau nanti tak s
Dernière mise à jour: 2025-12-22
Chapter: Bab 19“Kanaya!” panggil Lala. Kanaya yang berjalan di koridor kantor menghentikan langkahnya dan berbalik. Tersenyum pada Lala yang berlari kecil ke arahnya. “Karaoke, yuk!” ajak Lal. Jam kerja mereka sudah selesai dan ini waktunya pulang. Kanaya menggaruk tengkuknya, dia seharusnya sudah ada di basement kantor sekarang. Adrian menunggunya. Tapi, kalau Kanaya menolak pasti Lala akan curiga. “Cuma kita berdua aja?” tanya Kanaya. Dia mencoba melempar umpan.Lala mengangguk, meski sedikit heran karena mereka kan memang kalau karaoke selalu pergi berdua saja. Kenapa tiba-tiba Kanaya menanyakan itu? Kanaya mengecap, ekspresi wajahnya tiba-tiba kecewa. “Hmm… gimana ya? Aku bosen kalau cuma berdua aja. Nggak asik aja kalau nggak rame-rame.” Alasan itu terdengar masuk akan di telinga Lala. “Benar juga sih,” katanya setuju. “Iya, kan?” Kanaya menaikkan alisnya, senyum tipis muncul di sudut bibirnya. Dia berkata dalam hati kalau Lala akan membatalkan ajakannya, tapi Kanaya tidak mau terlihat d
Dernière mise à jour: 2025-12-21
Chapter: Bab 18Apa yang membuatmu ragu? Pertanyaan itu berputar di benak Kanaya selama di mobil Adrian. Dia juga melirik kaca tengah yang mengarah ke belakang. Kanaya menelan ludah canggung, di belakangnya terlihat makanan berbungkus-bungkus terletak di atas jog penumpang. Mereka meninggalkan kafe karena jam istirahat makan siang sudah hampir berakhir. Adrian tidak masalah jika ke kantor lebih lambat. Tapi, tidak begitu dengan Kanaya yang karyawan biasa. Maka dari itu mau tidak mau Adrian mengantar Kanaya kembali. Karena merasa sayang dengan sisa makanan yang sudah dipesan Adrian. Kanaya meminta para pelayan kafe membungkusnya. Adrian terkesan dengan sikap hemat Kanaya. “Dia terlihat imut saat berusaha menghemat,” batin pria itu saat melihat Kanaya bolak balik membantu pelayan mengemas makanannya. Kembali lagi di mobil Adrian. Hening masih melingkupi Adrian dan Kanaya. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sampai akhirnya Adrian memecah suasana dengan mengucapkan sesuatu ha
Dernière mise à jour: 2025-12-16
Chapter: Bab 17Kanaya melihat ke kanan dan kirinya, kafe di sana terlihat sepi dari biasanya. Jangan-jangan… Matanya Kanaya memicing ke Adrian. “Jangan bilang anda menyewa kafe ini hanya untuk makan dengan saya?” tanyanya pada pria di depannya. “Apa itu salah? Katamu nggak mau ketahuan orang lain kalau sedang bersamaku.” Kanaya menghela napasnya berat. Kalau tahu seperti ini lebih baik menolak saja ajakan makan siang bersama itu. “Aku malah kayak si y/n di TikT*k,” gumamnya lirih. Ada satu video yang menampilkan parodi tentang CEO di media itu yang memanjakan kekasihnya.Padahal Kanaya selalu kesal sama kelakuan CEO yang lebay di video itu. Tapi kenapa sekarang dia ada di posisi ‘y/n’?Adrian dan Kanaya saling pandang dalam diam. Namun, tak berapa lama akhirnya pelayan menyajikan semua hidangan ke meja mereka. Ada berbagai macam menu, dari makanan utama berupa steak daging, minuman dengan berbagai varian, sampai makanan penutup yang terlihat sangat manis. “Ini semuanya buat saya?” Adrian meng
Dernière mise à jour: 2025-12-15
Chapter: BAB 11Jika pesta sebelumnya menurut Senja sangatlah mewah, pesta kali ini sungguh di luar nalarnya. Sebagai rakyat jelata, ini adalah pesta terindah dalam hidupnya. Mata Senja bahkan tak rela untuk mengedip sedikitpun melihat cantiknya bunga-bunga dan juga gemerlap lampu yang dipajang di sepanjang jalan yang dilewati oleh mobil yang mereka tumpangi. Senja dan Bima berada di dalam satu mobil yang sama dan di sepanjang perjalanan Senja hanya melihat keluar jendela. Bahkan, jalan menuju rumah kakeknya bisa seluas ini. "Jangan norak!" Bima mengeluarkan kata-kata pedasnya lagi membuat senyum di wajah Senja meredup.Senja yang awalnya antusias akhirnya kembali duduk dengan memutar badannya kembali menghadap ke arah depan. Ia ingin sekali satu mobil dengan Langit yang berada di mobil belakang dan bukan dengan Bima.Sayangnya, ia tak bisa pindah mobil begitu saja. Padahal sejak tadi keluar dari Boutique, Senja ingin sekali bersama Langit daripada bersama kakaknya yang angkuh ini. Namun, tangannya
Dernière mise à jour: 2024-07-30
Chapter: Bab 10POV SenjaSeumur hidup, aku tak pernah datang ke tempat seperti ini. Apalagi mendapat pelayanan yang menurutku ini berlebihan. Bahkan dengan gaun biru pendek yang melekat di tubuh mungilku cukup membuatku canggung ketika dilihat oleh kakak beradik itu."Bagaimana tuan-tuan? bukankah gaun ini cantik sekali. Sangat pas untuk nona muda." ucap seseorang dari arah belakangku. Dia jugalah yang membantuku untuk memakai gaun ini. Gaun yang cukup mengekspos pundak milikku membuat tulang selangkaku terlihat cukup menonjol. Sebenarnya gaun apa ini? batinku.Kulihat Bima dan Langit hanya mematung melihatku. Mereka tak mengatakan apapun yang membuatku tambah gugup. "Kurasa ini tidak cocok." ucap Bima selanjutnya. "Gaunnya terlalu terbuka." ucapnya lagi.Akhirnya ada yang sependapat denganku. Jujur saja aku tak nyaman dengan gaun terbuka seperti ini."Menurutku ini cantik. Tapi, sepertinya kamu lebih cantik jika tampil
Dernière mise à jour: 2024-07-19
Chapter: Bab 9Hampir semalaman Senja tidak bisa memejamkan matanya. Senja sangat gugup karena akan bertemu dengan keluarga besar Prisma Group. Apalagi dia harus pergi bersama Bima dan hanya berdua saja. Senja membuka hp nya dan menelepon sang Ibu, nada tunggu telepon terdengar di telinga Senja yang akhirnya berakhir. Ibunya menjawab di seberang.Assalamu’alaikum, gimana Nak? Ada apa telepon ibu?.“Ibu kenapa nggak bilang Senja, kalau kemarin harus kerumah tante Nilam sampe harus nginap segala.”“Kalau ibu bilang ke kamu, pasti kamu menolak. Udahlah Nak, Tante Nilam itu baik kok apalagi mereka akan jadi keluarga kamu nanti. Itung-itung beradaptasi kan.”“Tapi bu, disini ada Bima, dan ada Langit juga,” Senja mengeluh pelan saat menyebut nama Langit. Bagaimana Senja bisa hidup bersama dua orang itu. “Ada apa dengan Bima, Senja? Dia nanti akan jadi suami kamu. Jadi kamu harus terbiasa menerimanya,” kata ibu Senja yang ternyata tak mendengar saat anaknya mengucap nama Langit.“Tapi kan Senja jadi ting
Dernière mise à jour: 2024-07-18
Chapter: Bab 8Sampai di kediaman Prisma Group, Senja, Langit, dan Bima mulai masuk. Baru kali ini Senja memasuki kediaman Prisma Group. Begitu takjub dengan interior mewah yang menyambutnya. Tangga melingkar di tengah ruangan menambah kesan mewah. "Tunggu disini! Nyokap mau ketemu Lo," kata Bima sedikit ketus, "Gue bingung kenapa Mommy harus pilih lo jadi istri gue."Bima langsung berlalu menuju kamarnya dan meminta art memanggil Nilam.Senja yang mendengar itu langsung menunduk diam. Langit yang melihat Bima memperlakukan kasar malah merasa iba dengan Senja. Pasalnya, dia dulu juga bersikap seperti itu dengan Senja dan sekarang dia menyesal. Setelah mengenal Senja meski hanya lewat chat, Langit sangat nyaman dan memiliki perasaan kepadanya. Senja memiliki karakter yang lembut dan menarik. "Kamu bisa duduk disini sambil nunggu mommy datang," tunjuk Langit ke arah sofa ruang tamu, "Aku ke kamar dulu ganti baju."Senja hanya mengangguk dan mengikuti instruksi Langit. Dia melihat kakak beradik itu
Dernière mise à jour: 2023-11-27
Chapter: BAB 7Hari ini Senja mendapat undangan untuk menemani Bima ke sebuah pesta pernikahan kolega bisnisnya. Sebagai Direktur di Prisma Group, tentunya Bima harus menuruti sang Ayah untuk mengajak Senja sebagai calon istrinya ke pesta tersebut. Begitu juga Langit yang akan menghadiri pesta sebagai salah satu keluarga Prisma Group. Senja yang sejak awal tak tertarik ikut akhirnya mulai berpikir untuk menyiapkan alasan menolak. Tapi makin lama dia tak tahu harus beralasan apa untuk menolaknya. “Bu, kalau Senja nggak ikut saja bagaimana. Malu lah bu, Senja nggak pernah ikut acara seperti itu.” Ibunya yang dari tadi memilihkan gaun yang harus dipakai putrinya untuk pesta itu menghentikan aktivitasnya. “Kan ada calon suamimu Senja. Bima pasti menjagamu disana, kenapa harus malu,” kata ibu, “Ini bisa membuat kamu dan Bima lebih mengenal satu sama lain.” Bukannya senang dan tenang. Senja malah semakin was was untuk ikut ke pesta tersebut. Hal itu karena Bima yang sedari awal sudah mengatakan dia
Dernière mise à jour: 2023-11-15
Chapter: BAB 6POV: Senja "Inget ya cewek murah, meski mami dan papi setuju jodohin Gue sama Lo. Gue nggak bakalan cinta sama cewek murahan kayak Lo, inget itu!," Kata-kata Bima selalu terlintas di ingatanku. Aku merasa jadi perempuan yang tak punya harga diri diperlakukan seperti itu oleh Bima dan Langit. Perasaan ditolak kedua kakak-beradik itu melahirkan trauma bagiku. Tapi, bagaimana aku bisa menghindar. Ibu sudah terlanjur bahagia dengan rencana pernikahan ini. Mampukah aku melanjutkan perjodohan ini? Entahlah. Hari ini aku melanjutkan kegiatanku seperti hari-hari lainnya. Bekerja di perpustakaan dan mulai menyiapkan kebutuhan ibu untuk pergi ke rumah sakit. Ibuku memang memiliki penyakit hipertensi. Sesekali memang harus check up ke rumah sakit. Karena itulah hari ini aku izin pulang lebih awal dari biasanya. Padahal jam kerjaku di perpustakan terbilang cukup singkat dibanding dengan bekerja di perusahaan yang menghabiskan waktu 8 jam sehari bahkan lebih. Sementara diriku hanya perlu w
Dernière mise à jour: 2023-11-13