Share

Bab 25

Penulis: Farchahcha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-27 17:58:18

“Sarapan dulu, Nay. Ini sudah ibu siapkan!” seru Ibu Kanaya.

Wanita paruh baya itu sudah membuat nasi goreng dan juga telur ceplok untuk sarapan anak-anaknya. Dia menatap menu sarapan itu di meja kecil depan televisi.

Kanaya masih ada di kamarnya, memasukkan keperluan kantornya ke dalam tas. Dia sudah rapi dengan pakaian kerjanya, celana kain warna khaky dengan atasan sederhana berwarna ivory.

Wanita itu memoles sedikit lip tint di bibirnya sebelum keluar. Menyemprotkan parfum ke badannya, lalu setelah itu membuka pintu kamar.

Matanya langsung disambut oleh Ibunya yang menata piring untuk mereka sarapan.

Tiba-tiba saja pertanyaan Adrian semalam mengingatkannya. Apa yang disukai ibumu?

Kanaya masih tidak tahu apa yang disukai wanita yang melahirkannya itu. Dia menggigit bibir bawahnya, apa perlu dia menanyakan langsung apa yang disukai ibunya sekarang?

Dia mengangguk sesaat lalu melangkah mendekat pada sang ibu. Duduk di sisi meja, matanya lurus melihat sang Ibu menyendok nasi go
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Teman Tidur Bosku   Bab 25

    “Sarapan dulu, Nay. Ini sudah ibu siapkan!” seru Ibu Kanaya. Wanita paruh baya itu sudah membuat nasi goreng dan juga telur ceplok untuk sarapan anak-anaknya. Dia menatap menu sarapan itu di meja kecil depan televisi. Kanaya masih ada di kamarnya, memasukkan keperluan kantornya ke dalam tas. Dia sudah rapi dengan pakaian kerjanya, celana kain warna khaky dengan atasan sederhana berwarna ivory. Wanita itu memoles sedikit lip tint di bibirnya sebelum keluar. Menyemprotkan parfum ke badannya, lalu setelah itu membuka pintu kamar. Matanya langsung disambut oleh Ibunya yang menata piring untuk mereka sarapan. Tiba-tiba saja pertanyaan Adrian semalam mengingatkannya. Apa yang disukai ibumu? Kanaya masih tidak tahu apa yang disukai wanita yang melahirkannya itu. Dia menggigit bibir bawahnya, apa perlu dia menanyakan langsung apa yang disukai ibunya sekarang?Dia mengangguk sesaat lalu melangkah mendekat pada sang ibu. Duduk di sisi meja, matanya lurus melihat sang Ibu menyendok nasi go

  • Menjadi Teman Tidur Bosku   Bab 24

    Malam itu sungguh cerah, ribuan bintang menghampar memenuhi langit. Kanaya mendesah berat sambil melihat ke luar jendela. Kurang dari seminggu dia akan menikah dengan Adrian. Pria yang sedang menyetir di sebelahnya sekarang. Kanaya mencuri pandang ke arah pria yang sedang fokus menatap jalan itu. Adrian terlihat tenang, berbeda sekali dengan Kanaya yang penuh dengan kekhawatiran. Kenapa rasanya pundak Kanaya begitu berat. Menikah dengan Adrian dan hidup bersamanya, tak pernah ada di bayangan Kanaya. “Apa yang sedang kamu pikirkan, Nay?” Adrian sudah menghentikan mobilnya. Mereka sudah sampai di depan rumah kos Kanaya. Wanita itu sampai tak sadar sudah berapa lama dia melamun. “Ehem.” Kanaya berdehem mengalihkan kecanggungannya. “Hanya memikirkan ini dan itu.” Jawabnya. “Soal pernikahan?” Adrian seolah membaca pikirannya. “Kamu tidak perlu khawatir, Kanaya. Serahkan saja padaku.” Kanaya tidak bisa menjawabnya selain mengangguk. Setelah itu Adrian memegang tangannya. Kanaya te

  • Menjadi Teman Tidur Bosku   Bab 23

    Canggung. Rasanya Kanaya susah sekali bernapas saat ini. Tatapan orang tua Adrian seolah ingin melubangi dirinya. Apalagi tatapan dari Presdir LW Group itu seolah melihat Kanaya sebagai musuh yang masuk ke dalam teritorialnya. Januari Prakasa bersikap dingin saat Adrian mengenalkan Kanaya sebagai calon istrinya. Sedangkan Dewi, ibunda Adrian menatapnya dengan tatapan yang dalam meski sama tidak merespon saat Kanaya memperkenalkan dirinya. “Apa pekerjaan orang tuamu?” tanya Januari akhirnya buka suara. Kanaya mendongak, wajahnya terlihat menegang saat ditanya oleh Januar. Dia menelan ludah, lalu menarik napas panjang sebelum menjawab. “Ibu saya tidak bekerja, beliau seorang ibu rumah tangga.” Jawab Kanaya pelan. “Bagaimana dengan ayahmu?”Kanaya terdiam cukup lama, dia tidak ingin membahas soal ayahnya yang sudah pergi entah kemana meninggalkan keluarganya. Dia meremas tangannya yang sudah mulai berkeringat. Sampai akhirnya sebuah tangan muncul dan menggenggam erat tangannya. Ka

  • Menjadi Teman Tidur Bosku   Bab 22

    Pagi itu Kanaya berdiri di depan rumah kos nya, dengan dress selutut berwarna ivory. Dia sengaja menata rambutnya, menggerai dan menyematkan jepit mutiara di sisi kepalanya. Sesekali dia mengatur napasnya, menggembungkan mulutnya. “Brrr, aaa.. aa… aaa…” Kanaya melakukan senam mulut agar tidak terlalu tegang. Karena pagi ini Adrian mengajaknya bertemu dengan orang tuanya. Pada akhirnya hari itu tiba juga. Kanaya benar-benar gugup sekarang, padahal Adrian belum juga tiba. Kemarin, mereka bertemu dan Adrian mengajak Kanaya untuk berbelanja dan mencuci rambutnya ke salon agar penampilannya lebih baik sekarang. Pria itu juga membelikan Kanaya tas dan heels yang dikenakannya sekarang. Saat wanita itu membayangkan bagaimana nanti saat dia bertemu dengan kedua orang tua Adrian. Sebuah mobil berhenti tepat di depannya, seorang pria turun dari arah lain dan menghampirinya. Pria itu Adrian, dengan kemeja warna navy, dia tak mengenakan dasi, penampilannya lebih santai namun tetap terlihat so

  • Menjadi Teman Tidur Bosku   Bab 21

    Mereka berempat keluar dari gedung karaoke hampir tengah malam. Kanaya, Lala, Nathan, dan Adrian mengakhiri malam mereka. Saat di luar gedung karaoke, Kanaya masih mengobrol dengan Lala. Nathan dan Adrian mengambil mobil mereka. Tak lama kemudian, kedua pria itu muncul di hadapan Kanaya dan Lala. Nathan langsung menarik tangan Kanaya. “Yuk! Aku antar kamu pulang,” katanya. Tapi, Kanaya mematung. Bukan karena menolak ajakan Nathan, tapi karena sebelah tangannya yang lain sudah ditarik oleh Adrian. Secara bersamaan Nathan dan Adrian sama-sama menarik tangan Kanaya. Membuat wanita itu kebingungan sendiri, begitupun Lala yang menoleh ke arah Nathan dan Adrian dengan tatapan heran. Karena tidak mau menimbulkan kecurigaan Lala. Kanaya menarik kedua lengannya dari Adrian dan Nathan. Kedua pria itu terlihat kecewa dan saling pandang dengan ekspresi tak bisa diartikan. “La, aku pulang bareng kamu aja ya?” ucap Kanaya pada Lala. “Boleh aja sih, tapi kan rumahku di dekat sini aja. Kosan k

  • Menjadi Teman Tidur Bosku   Bab 20

    Adrian tidak tahu apa yang sedang ia lakukan. Dia melajukan mobilnya mengikuti kemana Kanaya pergi dengan dua temannya. Pria itu seperti sedang mengikuti diam-diam kekasihnya yang sedang selingkuh. Dia memarkirkan mobilnya di tepi jalan, tepat di depan gedung karaoke yang berkelap-kelip lampu sorotnya. Dia menyugar rambutnya kasar sambil mendecakkan lidah. “Tck! Kenapa aku malah mengikutinya sampai kemari?” Adrian mengumpat dirinya sendiri. “Apa aku bilang saja pada Kanaya. Kalau akan menjemputnya pulang, mumpung aku di daerah sini.” Pria itu meraih ponselnya untuk mengirim pesan, namun baru saja membuka aplikasi pesan. Tangannya berhenti. Dia hanya menggenggam erat ponselnya. “Dia kan sudah bilang kalau akan pulang sama Lala. Argh!!” Adrian bingung sekali, dia tak mau hanya menunggu di dalam mobil. Sedangkan, Kanaya ada di dalam sana bersama seorang pria. Setelah berpikir panjang, Adrian memasuki parkiran gedung karaoke. Dia memutuskan untuk pergi ke dalam. “Kalau nanti tak s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status