Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

Oleh:  GREYWIND  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat
171Bab
19.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Follow me on ig and tiktok @grwynd Dunia Valerie hancur ketika sang calon kakak ipar tak sengaja memasuki kamarnya. Padahal Leo akan segera menikah dengan kakak kandung Valerie. Lalu bagaimana dengan nasib pernikahan tersebut saat keluarga mengetahui siapa yang telah membuat Valerie berbadan dua? Bagaimana dengan Vania jika tau bahwa Leo memperistri adiknya sendiri?

Lihat lebih banyak
Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
GREYWIND
Gaes, follow ig and tiktok author ya @grwynd terimakasih.
2024-03-25 16:42:27
0
user avatar
GREYWIND
Dear my precious reader... Terimakasih sudh bersedia membaca karya author, ya. Kalian bisa memberikan feedback berupa like, komen, gems or anything you can do agar author tau my readers is not a silent readers ... Semoga suka dan terhibur oleh drama sengit rumah tangga ini ya. Arigato!
2023-11-21 13:16:25
0
user avatar
Banyu Biru
Cerita bagus, Kak. Semangat. Ditunggu kelanjutan cerita dan Upnya.
2023-10-28 18:31:40
1
user avatar
unknown
gerem bnget sama vania
2023-10-04 20:07:28
1
user avatar
elkarin
lanjutttt cevaattt thor
2023-10-03 13:23:25
1
171 Bab
1. Mas, Jangan!
‘’Valerie sayang. Bawa kemari minumannya, Nak.’’ Pekikan dari ruang tamu terdengar jelas sampai ke dapur. Valerie gesit mengangkat nampan berisi lima gelas air jeruk dingin dan membawanya ke depan. Minuman-minuman itu untuk tamu-tamu orang tuanya yang datang melamar sang kakak— Vania. Seulas senyum terpatri bersama tangan yang sibuk menata gelas di meja. Dan Valerie langsung mendapatkan pujian atas sikap baiknya dari keluarga besan. Setelah kembali ke dapur, Valerie langsung naik ke lantai dua untuk membereskan tempat tidur di kamar tamu. Keluarga besan akan menginap karena besok akan diadakan pertunangan dan juga penentuan hari pernikahan. Berkutat dengan sapu, pel lantai dan ember berisi air selama kurang lebih lima belas menit, akhirnya pekerjaan itu selesai. Valerie masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Merebahkan tubuh di kasur dan menutupinya dengan selimut. Dan tak lupa mematikan lampu. Masih dalam keadaan setengah terlelap, Valerie mendengar suara gagang pintu yang dig
Baca selengkapnya
2. Maafkan Saya, Val.
Tak mengindahkan acara yang sedang berlangsung, Leo segera ke kamarnya. Mengambil celana tidur berbahan satin dengan rahang menegang. Membiarkan suasana ramai diiringi dengan gelak tawa dan juga obrolan riang khas keluarga di bawah sana. Waktu terasa berjalan begitu lambat seiring langkah kaki yang bergerak menuju kamar Valerie. Perasaan Leo berdebar tak karuan. Bahkan kegugupannya mengalahkan momen ketika ia mengatakan ingin menikahi Vania pada sang calon ayah mertua. Tapi bagaimanapun— ia harus memastikannya sendiri. Mencari tau apa yang sebenarnya terjadi tentang semalam. ‘’Val,’’ panggil Leo, pelan. Tak ada suara ataupun tanda-tanda pintu yang akan dibuka dari dalam. Jadi ia mencoba mengetuk. Tok… tok… tok ‘’Valerie.’’ Memanggil sekali lagi. Karena tak juga mendapatkan jawaban, akhirny Leo langsung masuk setelah memastikan tak ada orang yang melihat. Hati Leo seakan diremas kala mengedarkan pemandangan ke seluruh ruangan selama beberapa detik. Bukan karena ia tak mend
Baca selengkapnya
3. Kamu Kenapa?
Setelah berada di dalam kamar, Leo lantas mengambil kemeja batik motif lain. Kemudian mengenakannya secepat kilat. Tadi, ia sempat melihat Vania yang memergokinya keluar dari kamar Valerie. Namun ia berpura-pura acuh. Jadi ia telah menyusun beberapa kalimat untuk menangkis tudingan dan kecurigaan Vania. Padahal selama ini ia tidak pernah menutupi apapun dari wanita yang sangat ia cintai itu. Mempersiapkan mental, Leo menghela oksigen berselimutkan kegelisahan. Lalu menghembuskan kegugupan berbalut karbodioksida. Berharap dapat membantunya mengatasi kegugupan. Kemudian ia keluar dari kamar, melangkahkan kaki dengan tenang. ‘’Kenapa berganti pakaian?’’ Manik Vania memandangi setelan Leo. Laki-laki itu masih berada satu langkah dari pintu. Dan Vania berada di anak tangga terakhir. Rupanya Vania masih di tempat yang sama ketika memergokinya tadi. ‘’Ada apa dengan Valerie? Kenapa kamu keluar dari kamarnya basah-basah?’’ ‘’Aku tidak sengaja melihat pintu kamar Valerie terbuka. Dia te
Baca selengkapnya
4. Dia Hanya Adik Ipar
Saat dokter datang, semua orang di rumah langsung berbondong-bondong menuju kamar Valerie. Tak ketinggalan Vania dan Leo. Wanita itu memeluk lengan Leo dengan posesif. Sebab Leo berkeras untuk melihat dokter memeriksa sang adik. ‘’Badannya panas. Seharian ga keluar kamar, Dok.’’ Vira menjelaskan di saat dokter sendiri sedang memeriksa suhu tubuh Valerie. ‘’Makannya bagaimana? Perutnya sudah diisi belum?’’ Leo melirik piring yang masih lengkap dengan lauk pauk di atasnya. Sepertinya Valerie hanya makan beberapa suap. Valerie mengangguk. ‘’Apa ada bagian tubuh kamu yang sakit?’’ Valerie juga mengangguk. ‘’Di mana?’’ Ketika Valerie menunjuk ke arah perut, Leo terlihat tidak tenang. Apalagi saat Vira menyingkap selimut dari tubuh putrinya, semua orang bisa melihat ada noda darah di atas seprai. Vania langsung merasakan lengan Leo yang terasa basah. ‘’Kamu kenapa sih? Kok jadi keringat dingin?’’ Tapi Leo hanya menjawab pertanyaan Vania dengan meletakkan telunjuk di bibir. Me
Baca selengkapnya
5. Pernikahan Leo dan Vania
Selain Vania yang semakin ke sini semakin bersikap tak enak padanya, selebihnya tak ada yang berubah sepeninggal Leo. Ia sudah sembuh dari sakitnya dan mulai membiasakan diri menerima kenyataan pahit akan luka yang dibuat Leo malam itu.Sesekali Valerie tak sengaja mendengar percakapan antara Vania dan Leo di telepon, mereka semakin mesra di hari-hari menjelang pernikahan. Tapi Vania buru-buru mengecilkan suara ataupun menutup pintu kamar dengan kasar di saat Valerie hanya kebetulan lewat.Satu bulan terlewati, hari pernikahan pun tiba. Rumah kembali ramai. Kerabat jauh dan dekat berdatangan. Tak hanya dari pihak Mahendra, tapi juga dari pihak Arka— keluarga Leo. Valerie hanya mampu bersembunyi di kamar ketika orang-orang mulai sibuk menyiapkan semuanya. Ia enggan membantu atau menemani Vania di dandani oleh MUA, karena memang Vania tidak mau Valerie ada di dekatnya. Sebelum acara dimulai, suara-suara yang terdengar sampai ke kamar Valerie kebanyakan memperbincangkan mempelai laki-l
Baca selengkapnya
6. Pingsan di Dapur
Vania seperti sengaja. Malam itu, Valerie mendengar suara-suara desahan dari kamar sebelah. Mungkin Valerie tidak akan bisa tidur bila tidak ia paksakan menutup telinga menggunakan bantal. Dan di tengah malam, tiba-tiba saja Valerie terbangun. Rasa traumanya kambuh begitu saja. Valerie mengecek pintu, memastikannya terkunci lalu mencoba kembali tidur. Tapi sayangnya Valerie malah terjaga sebentar. Adanya Leo di rumah membuat batin Valerie tak tenang. ‘’Kau tidak boleh lengah, Valerie,’’ lirihnya. Hidup memang sulit untuk di tebak. Sebelum malapetaka itu terjadi, ia adalah gadis yang bersahaja. Ia bermimpi untuk menjadi dokter. Jadi Valerie tidak takut dengan yang namanya hal-hal mengerikan termasuk kematian. Sebab, Valerie akan mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan nyawa orang. Namun siapa sangka bahwa terbesit di pikirannya untuk melakukan percobaan bunuh diri. Apanya yang menjadi dokter? Apanya yang ingin menyelamatkan nyawa? Mempertahankan napas dan keteguhan hidup untuk
Baca selengkapnya
7. Anak Sialan
‘’Apa yang kamu rasakan sekarang, Nak?’’ Valerie diburu pertanyaan Mahendra begitu siuman. Ada Vira juga di sana. Kepala terasa sakit. Valerie juga merasa seperti kehilangan tenaga. Tapi yang dikatakan Valerie selanjutnya jauh berbeda dengan kenyataannya. ‘’Valerie gak apa-apa kok, Pah.’’ ‘’Apanya yang gak apa-apa. Kamu pingsan. Sekarang kita ke rumah sakit,’’ tukas Mahendra lagi. Telapak tangan Valerie dingin. Ia telah menyukai dunia medis sejak kecil. Jadi sedikit banyak ia paham akan kondisi tubuhnya saat ini. Ada ketakutan yang membayangi Valerie jika ia berkeras menuruti permintaan Mahendra. ‘’Tadi cuma kaget lihat darah, Pah. Valerie beneran gak apa-apa,’’ ucap Valerie lirih. Hatinya diterpa kesedihan. ‘’Kalau begitu biar dokter yang kemari. Cepat telepon—’’ ‘’Mama,’’ Valerie memotong. Wajahnya memelas. Meminta untuk dituruti perkataannya. ‘’Tolong, Mah, Pah. Valerie hanya perlu istirahat.’’ Tetes air mata jatuh membasahi pipi. Kepala Valerie yang panas merasakan belaia
Baca selengkapnya
8. Bungkam
‘’Papa…’’ ‘’Jawab Valerie!’’ Vira berteriak tak sabar. Degup jantung Valerie terasa lebih kencang. Ia memejam sambil menyentuh tangan Devano yang semakin kuat menarik rambutnya. Mengharapkan belas kasih untuk dikendurkan sedikit tatkala ia meringis. Namun ringisan Valerie tak bisa menutupi kemarahan Devano selagi pertanyaan menggantung itu tak dijawab. ‘’Apa Vania bilang, Pa.’’ Secara tak langsung Vania membongkar kejahatannya sendiri. Wanita itu diam-diam selalu mencuci otak Vira dan Mahendra terkait desas-desus yang didapat Vania dari teman-temannya. Namun selama ini mereka berdua tidak percaya. Atau lebih tepatnya masih berpikiran positif tentang Valerie. Valerie kesal, kenapa orang tuanya tidak marah pada Vania yang jelas-jelas sengaja menjelek-jelekkannya tanpa bukti? Seolah fitnah itu tidak terdengar kejam. Apakah begitu rasanya menjadi anak yang paling disayang? Selalu dimaklumi perbuatannya meski salah? Batin Valerie menjerit. Dan yang membuat Valerie lebih berduka adala
Baca selengkapnya
9. Hanya Untuk Hitam di Atas Putih
‘’Mas?’’ Valerie meminta Leo sadar atas ucapannya. Itu berarti Leo menginginkan ia menjadi istri kedua.‘’Kita harus membicarakannya. Segera. Waktu saya tidak banyak,’’ pungkas Leo sambil mengulurkan tangannya pada Valerie. Mengajak wanita itu pergi.Berkali-kali Valerie mengurungkan niat untuk menyambut telapak tangan yang terbuka itu. Tapi apa daya, gerakan sepihak Leo membuat telapak tangan mereka bertemu. Ada penerbangan yang sedang menunggu dan Vania yang menghubunginya terus-menerus. Ia diburu waktu.‘’Saya tidak mau dimadu. Dan lagi, kamu sudah menikah dengan Vania,’’ ujar Valerie saat mereka sudah berada di dalam mobil. Leo mendengarkan sambil mengemudikan mobil.Mendengar Valerie berkata seperti itu, Leo menghentikan kendaraan di pinggir jalan. Menghadapkan tubuh pada Valerie. Bisa dibilang Leo terlihat sangat frustasi saat itu.‘’Apa yang kamu harapkan? Saya menceraikan Vania lalu menikahi kamu di depan keluarga?’’ Leo berujar marah. Valerie membisu merasakan suasana panas
Baca selengkapnya
10. Kau Menipuku?
Di sang hari yang panas tersebut, Leo urung tidur siang bersama istri pertamanya setelah membaca pesan di gawai itu. Leo cepat-cepat memakai baju dan memastikan mata Vania masih menutup. Wanita yang ia sayang itu tidak boleh tahu ia meninggalkan kamar. ‘’Kau menipuku? Sebenarnya kau di mana?’’ Leo bertanya beruntun setelah mengecek ke luar rumah dan tidak menemukan wanita yang di dalam pesan mengatakan sedang berada di kediamannya. ‘’Saya salah ketik.’’ Apa dia serius? Leo menahan kesal mendengar kalimat polos Valerie. Seperti mendapatkan syok terapi. ‘’Sekarang kau di mana?’’ Kekesalannya masih belum hilang. Leo berkata keras sampai Valerie harus menjauhkan gawai dari telinga. ‘’Saya di luar. Sedang berbelanja.’’ ‘’Bukankah sudah ku bilang jangan menghubungi bila tidak penting?’’ Susu ibu hamil di depan mata urung ia raih. Sebegitu terganggunya kah Leo dengan pesan typo tersebut? Padahal ia ingin mengetikkan ”saya sudah makan’’ dan mengirimkannya pada Inah. ‘’Maaf, Mas. S
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status