Jodoh untuk Senja

Jodoh untuk Senja

Oleh:  Farchahcha  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
8Bab
134Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Blurb: Senja, perempuan berusia 28 tahun masih betah menyandang status single. Seumur hidup belum pernah merasakan apa itu pacaran. Hal itu karena trauma di masa lalunya. Suatu hari dirinya didesak oleh sang ibu untuk menikah. Secara putus asa Senja mulai mencari teman kencan melalui aplikasi online. Tak disangka dari sana dia menemukan kembali seseorang di masa lalu. Di sisi lain ibunya malah menjodohkannya dengan laki-laki anak sahabatnya. Ikuti kisah Senja dalam mencari jodoh disini.

Lihat lebih banyak
Jodoh untuk Senja Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
8 Bab
BAB 1
Apakah kamu percaya jika cinta pertama bisa datang kapan saja dan tak terduga. Rasa yang hadir tanpa permisi dan juga membuat banyak luka ketika ingin pergi.Mungkin itulah gambaran kisah Senja dengan cinta pertamanya. Dia memiliki trauma dengan lawan jenis, cinta pertamanya tak semulus cerita di layar kaca. Membuatnya mematung melihat sumber luka hatinya berdiri saat ini di depannya. Pertemuan Senja dengan Langit Biru tentunya akan membawa luka baru,Laki-laki itu menatap Senja penuh selidik. Merasa tak asing dengan paras perempuan di depannya. Begitupun Senja yang terlihat shock tak pernah dibayangkan teman kencannya adalah Langit Biru. Dia kaget bukan main. "Kayaknya aku pernah ketemu kamu deh. Tapi dimana ya?," Langit membuka percakapan. Apa? Dia lupa denganku? Tak mungkin?!, batin Senja tak terima.Merasa tak terima semudah ini dia lupa. Senja merasa kecewa dan memikirkan jika dirinya memang tak istimewa untuk laki-laki itu.. Ternyata memang benar tak pernah ada rasa sejak dul
Baca selengkapnya
BAB 2
POV: Senja Ada pepatah bilang keledai yang bodoh saja tak ingin terperosok di lubang yang sama.. Sedangkan diriku malah mengulang kesalahan yang sama… "Kamu mau kan menikah denganku?," kataku sekali lagi pada Langit. Langit terlihat terkejut dengan pertanyaan absurd dariku. Mungkinkah dia menganggapku aneh?. "Senja, kukira ini terlalu singkat. Aku baru mengenalmu dan kita baru saja bertemu," katanya. Apa? Baru saja bertemu. Dia betulan lupa denganku?. Apa ini akan jadi penolakan kedua?. "Jadi, kamu tidak mau?," tanyaku melemah. "Aku pikir aku harus mengenalmu lebih jauh. Aku menyukaimu tapi hanya sekedar teman saja. Nggak kepikiran sampai harus menikah," jelasnya panjang. "Bodoh sekali aku harus mendengar ini yang kedua kalinya," kataku lirih. "Apa maksudmu?," tanya Langit. "Sepertinya kamu betulan lupa denganku Lang. Aku Ika perempuan dekil yang dulu pernah kamu permalukan di SMA," ujarku sambil menatapnya. Langit mengerutkan dahinya berpikir apa yang sebenarnya aku
Baca selengkapnya
BAB 3
POV: Senja Sesampainya dirumah aku memasuki kamar dan mulai meletakan tas yang kubawa bertemu dengan Langit. Menoleh sejenak ke arah meja dekat ranjang. Kutarik perlahan kursi dan mulai duduk. Aku memandangi sebuah foto masa SMA ku, begitu dekil terlihat. Kulit kusam, kacamata lengkap dengan kepang dua. Sambil berfikir mengapa aku berpenampilan seperti itu dulu. Lalu, ku alihkan pandanganku ke foto yang baru -baru ini kuambil. Iseng menjejerkan dua foto tersebut. Terlihat sangat kontras sekali. Satu foto terlihat buruk rupa sedang lainnya sangat cantik jelita. Benar, diriku berubah setelah kejadian pembullyan SMA. Waktu itu bukanlah masa indah dalam hidupku. Bahkan kenangan indah putih abu-abu yg katanya sangat bahagia tak berlaku untukku. Yang kuingat hanya siraman air di toilet atau bau sampah di belakang sekolah. Dan beratnya mengangkat meja dari lantai 1 ke lantai 3. Semua kenangan buruk mulai berputar di otakku. Flashback on Di toilet sekolah SMA Persada terdengar keg
Baca selengkapnya
BAB 4
BAB 4Tok, Tok, Tok.“Senja, Senja, bangun nak! ayo kita sarapan,” suara ibu terdengar mengetuk kamarku. Aku sedang bersiap berangkat kerja. Pagi ini akan aku katakan pada ibu kalau aku menerima dijodohkan olehnya. Sedikit deg-deg an diriku mengatakannya. Karena jika aku mengatakan hal itu artinya aku harus siap dinikahkan secepatnya dengan orang yang belum aku lihat dan kenal. Tapi apa boleh buat, aku akan pasrah menerima ini. Mengingat umurku sebentar lagi sudah kepala tiga dan pastinya aku akan menjadi buah bibir para tetangga jika tak kunjung menikah. Ku Kuatkan mental dan bersiap keluar untuk sarapan menemui Ibuku. Ibu terlihat sibuk menyiapkan makanan dan teh di pagi hari. Apa sudah kubilang, kalau aku hanya tinggal berdua dengan ibuku. Ayahku sudah meninggal sejak aku SMP dan semenjak itulah kami hanya tinggal berdua, ibuku tak menikah lagi sepeninggal ayah. Aku tak tahu alasannya kenapa ibu sangat betah melajang.“Assalamu’alaikum, selamat pagi ibuku yang cantik sekali seper
Baca selengkapnya
BAB 5
POV: Senja Pertemuan memalukan antara aku dengan dia terjadi lagi. Meski kali ini aku sedikit terkejut dengan kehadirannya. "Kamu ngapain disini?," tanyaku pada pria yang aku yakin betul itu Langit. Saat memasuki ruangan pertemuan itu. Aku melihat 3 laki-laki didalamnya satu paruh baya dan 2 lainnya masih muda. Salah satu dari mereka itu Langit. "Kamu sendiri kenapa ada disini?" tanyanya balik padaku. "Lho, lho ini sudah pada kenal?," kata tante Nilam pada kami. "Iya ma, dia temen Langit," jawabnya. "Wah, kebetulan banget jadi sudah akrab ya sama calon adik ipar," kata Laki-laki paruh baya yang ternyata Om Bayu suami Tante Nilam. Apa? Adik ipar? Jadi dia.. "Sudah, kita duduk dulu saja," ajak tanten Nilam. Aku dan ibu segera menuju kursi untuk duduk. Ibu berbisik padaku menanyakan perihal tadi, "Kok ibu nggak tahu ya kalau kamu punya temen cowok," bisiknya. Aku hanya menggelengkan kepala saja tanda aku tak ingin membahasnya sekarang. Apalagi ini adalah acara pertemuan
Baca selengkapnya
BAB 6
POV: Senja "Inget ya cewek murah, meski mami dan papi setuju jodohin Gue sama Lo. Gue nggak bakalan cinta sama cewek murahan kayak Lo, inget itu!," Kata-kata Bima selalu terlintas di ingatanku. Aku merasa jadi perempuan yang tak punya harga diri diperlakukan seperti itu oleh Bima dan Langit. Perasaan ditolak kedua kakak-beradik itu melahirkan trauma bagiku. Tapi, bagaimana aku bisa menghindar. Ibu sudah terlanjur bahagia dengan rencana pernikahan ini. Mampukah aku melanjutkan perjodohan ini? Entahlah. Hari ini aku melanjutkan kegiatanku seperti hari-hari lainnya. Bekerja di perpustakaan dan mulai menyiapkan kebutuhan ibu untuk pergi ke rumah sakit. Ibuku memang memiliki penyakit hipertensi. Sesekali memang harus check up ke rumah sakit. Karena itulah hari ini aku izin pulang lebih awal dari biasanya. Padahal jam kerjaku di perpustakan terbilang cukup singkat dibanding dengan bekerja di perusahaan yang menghabiskan waktu 8 jam sehari bahkan lebih. Sementara diriku hanya perlu w
Baca selengkapnya
BAB 7
Hari ini Senja mendapat undangan untuk menemani Bima ke sebuah pesta pernikahan kolega bisnisnya. Sebagai Direktur di Prisma Group, tentunya Bima harus menuruti sang Ayah untuk mengajak Senja sebagai calon istrinya ke pesta tersebut. Begitu juga Langit yang akan menghadiri pesta sebagai salah satu keluarga Prisma Group. Senja yang sejak awal tak tertarik ikut akhirnya mulai berpikir untuk menyiapkan alasan menolak. Tapi makin lama dia tak tahu harus beralasan apa untuk menolaknya. “Bu, kalau Senja nggak ikut saja bagaimana. Malu lah bu, Senja nggak pernah ikut acara seperti itu.” Ibunya yang dari tadi memilihkan gaun yang harus dipakai putrinya untuk pesta itu menghentikan aktivitasnya. “Kan ada calon suamimu Senja. Bima pasti menjagamu disana, kenapa harus malu,” kata ibu, “Ini bisa membuat kamu dan Bima lebih mengenal satu sama lain.” Bukannya senang dan tenang. Senja malah semakin was was untuk ikut ke pesta tersebut. Hal itu karena Bima yang sedari awal sudah mengatakan dia
Baca selengkapnya
Bab 8
Sampai di kediaman Prisma Group, Senja, Langit, dan Bima mulai masuk. Baru kali ini Senja memasuki kediaman Prisma Group. Begitu takjub dengan interior mewah yang menyambutnya. Tangga melingkar di tengah ruangan menambah kesan mewah. "Tunggu disini! Nyokap mau ketemu Lo," kata Bima sedikit ketus, "Gue bingung kenapa Mommy harus pilih lo jadi istri gue."Bima langsung berlalu menuju kamarnya dan meminta art memanggil Nilam.Senja yang mendengar itu langsung menunduk diam. Langit yang melihat Bima memperlakukan kasar malah merasa iba dengan Senja. Pasalnya, dia dulu juga bersikap seperti itu dengan Senja dan sekarang dia menyesal. Setelah mengenal Senja meski hanya lewat chat, Langit sangat nyaman dan memiliki perasaan kepadanya. Senja memiliki karakter yang lembut dan menarik. "Kamu bisa duduk disini sambil nunggu mommy datang," tunjuk Langit ke arah sofa ruang tamu, "Aku ke kamar dulu ganti baju."Senja hanya mengangguk dan mengikuti instruksi Langit. Dia melihat kakak beradik itu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status