Chapter: Bab 64. Dihantam pengkhianatan[Mas, apa kamu sudah tidak peduli padaku lagi?]Natala membaca pesan singkat itu dari layar ponsel Davin. Ia melirik sekilas ke arah Davin yang masih tertidur pulas di ranjang king size. Pria itu sama sekali tidak terganggu saat Natala masuk ke kamar hotelnya. Itu semua berkat bantuan temannya, ia bisa mendapat kartu akses untuk masuk.Wanita itu mendekat ke ranjang, mengatur posisi, dan memotret dirinya sendiri dengan Davin yang menjadi latar belakang. Foto itu terlihat sempurna, seolah mereka baru bangun tidur bersama.Ia mengetik pesan balasan di ponsel Davin.[Tunanganku sedang tidur. Kamu sangat tidak sopan menghubungi tunangan orang lain pagi-pagi sekali.]Setelah terkirim, Natala segera meletakkan kembali ponsel Davin di atas meja, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, senyum kemenangan terukir di bibirnya.Sementara itu di kediaman Dina, wanita itu baru saja membaca pesan singkat dan melihat foto yang dikirim. Dunia Dina seakan berhenti. Ia tahu pasti itu ulah
Last Updated: 2025-12-11
Chapter: Bab 63. Keluar dari sarang iblisSudah berhari-hari Dina tidak mendengar kabar apa pun dari Davin. Bukan hanya kepergiannya yang mendadak ke Bali, tapi kabar tentang pencarian bukti yang seharusnya dilakukan orang suruhannya pun menguap tanpa jejak. Davin seolah diam tanpa peduli. Meskipun Dina sudah mengirim pesan berulang kali dan mencoba menghubunginya, Davin sama sekali tak merespon.Apakah ucapan Arka benar? Apakah Davin hanya mau bersenang-senang dengannya?Jika memang begitu, rasanya sungguh sangat menyesakkan. Ia tidak terima jika dirinya hanya menjadi permainan sesaat. Semua momen yang mereka bagi—dua kali berbagi kehangatan, ciuman, dan janji-janji manis yang mereka ukir—apakah itu semua hanya sandiwara belaka?"Mas Davin, kenapa tiba-tiba menjauh seperti ini?" bisik Dina pada dirinya sendiri.Dina mengusap wajahnya yang terasa tegang dan panas. Dadanya terasa sesak luar biasa, ditekan oleh rasa sakit karena diabaikan. Davin telah menghilang tanpa kabar, seolah ia memutus hubungan yang telah mereka bang
Last Updated: 2025-12-11
Chapter: Bab 62. Merayakan penderitaannyaTiga hari setelah insiden kebakaran tersebut, Ramdani dan Rina kembali menemui Arka. Mereka datang untuk meminta penjelasan terkait klaim asuransi restoran yang nasibnya masih menggantung.Ayah dan ibu Dina duduk di ruang tamu mewah itu, raut wajah mereka penuh harap dan kecemasan yang kentara. Sementara itu, Arka duduk berhadapan dengan mereka. Dengan ketenangan dan penguasaan informasi yang total, ia dengan mudah mengambil peran sebagai juru bicara tunggal."Asuransi menolak klaim penuh, Pa," ujar Arka, wajahnya tampak sedih dan penuh simpati di hadapan Ramdani dan Rina. "Katanya ada celah kecil di dokumen polis karena renovasi terakhir tidak dilaporkan dengan benar. Mereka hanya mau menanggung dua puluh persen. Sisanya, kita harus siapkan sendiri."Dina melihat betapa terpukul dan kecewanya Ayahnya saat itu, terlihat dari helaan napas berat yang keluar dari Ramdani."Tapi tenang, Pa. Aku sudah menyiapkan uang tunai untuk membantu semua biaya perbaikan," ujar Arka, suaranya terd
Last Updated: 2025-12-10
Chapter: Bab 61. Menjadi yang keduaDina kembali ke rumah, melewati hari dalam kegelisahan yang menyiksa. Ia masih berpegangan pada benang tipis harapan bahwa orang suruhan Davin akan menemukan bukti yang bisa membongkar kejahatan Arka. Bukti itu adalah satu-satunya harapan yang ia miliki untuk melawan. Ia terus menunggu, memeriksa ponselnya setiap beberapa menit, namun yang ia dapati hanyalah keheningan dari Davin. Dua hari tanpa kabar, tanpa kepastian, terasa seperti dua tahun.Pagi itu, saat sarapan yang kaku seperti biasanya, Arka datang dengan sebuah senyum yang terlalu lebar. Ia menyerahkan tablet di depan Dina, meluncurkannya di atas meja. Dina menatap layar itu, dan seluruh darahnya serasa ditarik ke bawah. Ia hanya bisa tercengang, lidahnya kelu.“Dia bahkan sudah meninggalkanmu terlebih dahulu,” ujar Arka, suaranya dipenuhi kepuasan yang brutal, menikmati setiap inci wajah pucat Dina.Di layar tablet itu, Dina bisa melihat sebuah artikel gosip besar. Foto Davin yang bersinar cerah, menggandeng Natania. Judu
Last Updated: 2025-12-10
Chapter: Bab 60. Tanggung jawabDina memejamkan mata sejenak, menahan gelombang perih yang mendadak menyerang tenggorokannya. Ia memaksakan senyum tipis, senyum yang sama sekali tidak mencapai hatinya.“Ya, Mas. Tentu saja aku baik-baik saja,” jawab Dina, mengatur setiap tarikan napasnya agar terdengar santai.“Syukurlah kalau kamu baik-baik saja.” Helaan napas lega terdengar, tapi hanya sesaat setelahnya pria itu kembali bertanya dengan nada cemas. “Arka belum pulang, kan?” Air mata Dina sudah menggenang di pelupuk, mengancam akan tumpah. Ia harus segera mengakhiri ini."Belum, Mas. Ia akan kembali sore nanti. Jadi untuk saat ini aku baik-baik saja. Dan kamu tenang saja, aku pasti baik-baik saja, Mas. Jangan terlalu khawatir.” Dina berbohong, suaranya naik satu oktaf agar terdengar normal. "Aku akan menghubungimu nanti, ya."Sebelum Davin sempat membalas dengan pertanyaan lain, Dina segera mengucapkan, "Sampai nanti," lalu memutuskan sambungan telepon dengan cepat. Jantungnya berdebar keras, suara tangisan yan
Last Updated: 2025-12-09
Chapter: Bab 59. Kehancuran yang sempurna"Pilih, Dina, Restoran keluargamu atau pria yang kamu cintai itu. Jawab sekarang,” desak Arka, suaranya mengandung perintah yang tak terbantahkan.Dina mengerjap, pikirannya yang kacau perlahan menangkap satu kejanggalan dari ucapan Arka sebelumnya. Ia masih belum pulih dari pilihan yang mendesaknya itu, tetapi kalimat Arka tentang kepatuhan membuatnya bingung."Tunggu, apa maksudmu dengan patuh di ranjang?" tanya Dina. Ia mengerutkan kening, bukankah pria itu selama ini bersikap sangat anti menyentuhnya? Kepatuhan di ranjang seperti apa yang dimaksud oleh pria di depannya ini?Arka tersenyum lebar, senyum yang sarat akan makna tersembunyi. "Tunggu dan lihat saja, Dina. Kamu akan lihat bagaimana tubuhmu akan memohon padaku."Dina sontak memeluk tubuhnya sendiri erat-erat. Ia merasakan gelombang ketakutan dan kewaspadaan yang dingin menjalarinya. Terutama saat melihat ekspresi liar di wajah Arka, yang kini membuat seluruh tubuhnya bergetar hebat."Aku tidak mau! Jangan sentuh aku,
Last Updated: 2025-12-09
Mendadak jadi istri kakak tiriku
Dalam satu malam, hidup Amel retak dan serpihannya tertancap di hati yang salah.
Ketika Jonathan—kakak tiri yang selama ini ia hormati—melakukan satu kesalahan fatal dalam kondisi mabuk dan emosi, Amel kehilangan banyak hal: rasa aman, masa depan, dan kepercayaan. Di bawah tekanan keluarga dan rasa malu yang membungkam, pernikahan dipaksakan, sebuah "tanggung jawab" yang hanya menambah luka.
Jonathan ingin menebus, tapi Amel hanya ingin melarikan diri.
Di tengah rasa bersalah dan trauma, benih cinta tumbuh dalam bentuk yang tak wajar. Pahit, gelap, dan menyakitkan.
Apakah cinta bisa bertahan di atas puing-puing hati yang salah?
Atau keduanya akan tenggelam dalam luka yang tak pernah sembuh?
Read
Chapter: Bab 139. Headliner9 bulan kemudian. Di ruang bersalin, semua menunggu dengan cemas di depan pintu. Ratna, Laura, dan Raden—mereka semua tak ingin melewatkan momen penting itu.Tapi di tengah keheningan itu, tiba-tiba, suasana berubah menjadi genting ketika terdengar suara tangisan Jonathan dari dalam ruangan.Wajah mereka seketika pucat dan panik. Laura menggenggam erat tangan rapuh Ratna, mencoba menenangkan diri sendiri sekaligus orang di sampingnya.“Apa yang terjadi di dalam? Kenapa Jonathan menangis di sana?” tanya Laura dengan suara gemetar, matanya menatap Ratna penuh kekhawatiran. Ia juga hampir tak kuasa menahan tangis karena mulai memikirkan bagian terburuk. Ratna semakin cemas. Suara tangisan Jonathan terdengar begitu keras hingga membuat jantungnya ikut berdebar.“Semoga cucu dan menantuku baik-baik saja, Tuhan… Kami memohon padaMu,” doa Laura lirih, suaranya dipenuhi harap dan kecemasan.Sementara itu, di ruang bersalin, Amel yang tengah menahan sakit juga harus menenangkan Jonathan yang
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: Bab 138. Akhir bahagiaBeberapa bulan berlalu, kehidupan rumah tangga Amel dan Jonathan berjalan begitu harmonis. Namun, pagi itu Amel terbangun dengan tubuh yang terasa lemah, perutnya mual, dan muntah-muntah untuk kesekian kalinya. Wajahnya pucat, tubuhnya lunglai, hingga membuat Jonathan benar-benar khawatir.“Ayo kita ke rumah sakit,” ucap Jonathan cemas, bahkan sudah bersiap untuk menggendong Amel.Amel menggeleng pelan. “Tidak perlu, aku baik-baik saja,” jawabnya lirih.“Tapi, Amel—”“Aku hanya butuh istirahat sebentar. Nanti juga membaik,” ujarnya mencoba menenangkan Jonathan.Belum sempat Jonathan membalas, suara ketukan terdengar di pintu. Laura muncul sambil memberi kabar bahwa sarapan sudah siap. Dengan langkah pelan, Amel dan Jonathan menuju ruang makan.Namun begitu mencium aroma masakan dari dapur, rasa mual Amel semakin menjadi-jadi. Perutnya bergejolak hebat, membuatnya segera berlari ke wastafel. Ia memuntahkan isi perutnya di sana, merasa tak enak hati karena harus melakukannya di depan Ra
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: Bab 137. Semua dikembalikan“Usia kehamilanku semakin bertambah, dan aku butuh tanggung jawabmu, Jonathan,” desis Fidya penuh penekanan.Jonathan tidak langsung menjawab. Ia hanya menoleh ke arah Amel. Tatapan mereka bertemu, dan Amel mengangguk pelan, memberi izin.Jonathan mengeluarkan sebuah alat perekam dari sakunya. Ia meletakkannya di atas meja, mendorongnya perlahan ke arah Fidya.Fidya mengernyit, wajahnya menegang penuh kebingungan. “Benda apa ini?”“In rekaman yang menyimpan kebenaran tentang kehamilanmu,” jawab Jonathan. Begitu tombol play ditekan, suara dalam rekaman memenuhi ruangan. Wajah Fidya pucat seketika, matanya membelalak tak percaya. Ia mengenali suara itu. Itu suaranya dan suara Marcell. Tidak bisa disangkal lagi.“Ini tidak benar, Jona. Kamu harus percaya padaku,” ucapnya terbata, panik.Jonathan menatapnya penuh luka sekaligus kecewa.“Aku pernah berpikir kau wanita terhormat, Fidya. Seseorang yang tidak akan merendahkan dirinya hanya demi menjebakku. Tapi ternyata aku salah.” “Jona…”
Last Updated: 2025-09-30
Chapter: Bab 136. Semua terbongkarNamun sebelum rencana Jonathan untuk ikut menemani Fidya ke rumah sakit terlaksana, Raden justru menemukan sesuatu yang jauh lebih mengejutkan. Ia kembali membuntuti Fidya secara diam-diam. Meski tidak bisa masuk ke dalam lapas untuk menyaksikan langsung pertemuan Fidya dan Marcell, ia tidak terlalu khawatir, perekam kecil yang ia titipkan pada Nico sudah terpasang rapi di tas Fidya, persis sesuai arahan yang ia berikan sebelumnya. Dan ketika Raden mendengarkan rekaman itu, tubuhnya menegang. Suara Marcell terdengar jelas, dingin dan penuh perhitungan. “Kau harus pertahankan cerita itu, Fidya. Biarkan mereka percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah hasil dari Jonathan. Dengan begitu, posisi kita aman, dan keluarga Sailendra tidak akan bisa menolakmu lagi.”Tak lama, terdengar sahutan Fidya. Suaranya penuh kebencian, penuh dendam yang membara.“Ya! Amel harus menyingkir. Aku yang akan masuk ke keluarga Sailendra. Semua orang akan memandangku sebagai istri sah Jonathan. Tidak ada y
Last Updated: 2025-09-29
Chapter: Bab 135. RencanaRaden menyipitkan mata dari kejauhan. Ia sudah mengikuti Fidya sejak wanita itu keluar dari kafe. Langkahnya ragu saat melihat mobil Fidya berhenti tepat di depan lapas kota. Hatinya langsung dipenuhi tanda tanya besar. “Untuk apa dia ke sini?” gumamnya pelan. Tak butuh waktu lama, Raden melihat Fidya masuk melewati pintu pemeriksaan, lalu menghilang di balik lorong panjang. Raden menunggu dengan sabar, menahan diri agar tidak gegabah. Sekitar setengah jam kemudian, Fidya keluar dengan wajah masam, namun di matanya jelas ada cahaya puas. Raden mengepalkan tangan di samping tubuhnya. “Dia menemui Marcell… berarti dugaan Jonathan benar. Mereka berdua masih bekerja sama.” Kecurigaan itu semakin kuat ketika Raden menyadari betapa hati-hatinya Fidya saat meninggalkan lapas, seakan sedang menyembunyikan sesuatu. Tak menunggu lama, Raden segera menyalakan mobilnya. Ia menghubungi Jonathan dengan suara tegas. “Jonathan, dugaanmu tidak salah. Fidya barusan menemui Marcell. Dan aku yakin
Last Updated: 2025-09-29
Chapter: Bab 134. Janji dalam sentuhan Jonathan menarik napas panjang, menatap mata istrinya yang basah. “Aku akan berusaha membuktikan semuanya, Amel,” ucapnya mantap, meski jauh di dalam hatinya masih ada keraguan yang menusuk. “Aku akan buktikan kalau semua ucapan Fidya itu salah. Kamu hanya perlu percaya padaku.” Amel terdiam, lalu mengangguk. Ia menunduk, tubuhnya sedikit bergetar sebelum akhirnya bersandar pada dada Jonathan. Ia membiarkan tangannya melingkari pinggang pria itu, membiarkan dirinya dikelilingi hangat tubuhnya. Meski hatinya belum sepenuhnya tenang, di dalam pelukan itu ia menemukan sedikit tempat untuk bernapas. Amel tahu, Jonathan tidak akan pernah ingkar. Pria itu akan menepati semua ucapannya. Jonathan merapatkan pelukannya, mencium pucuk kepala Amel seakan menegaskan janjinya. Amel mengangkat wajahnya pelan, matanya masih sembab. “Kenapa kamu begitu yakin untuk membuatku bertahan? Padahal aku tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan padamu, dan juga kamu tidak punya alasan apa pun untuk memilih
Last Updated: 2025-09-29