author-banner
Andi Iwa
Andi Iwa
Author

Novels by Andi Iwa

PEDANG NAGA LANGIT

PEDANG NAGA LANGIT

Li Feng adalah seorang pemuda desa yang diremehkan karena kemiskinannya. Ia merantau ke ibu kota untuk mencari pekerjaan dan akhirnya bekerja sebagai tukang cuci piring di Kedai Tianxiang. Namun, hidupnya berubah ketika ia secara tak terduga mengalahkan seorang penjahat terkenal dengan satu pukulan. Kemampuannya menarik perhatian Kaisar, dan ia pun direkrut ke akademi militer. Dari seorang prajurit rendahan, Li Feng perlahan naik pangkat berkat kepintaran dan keberaniannya. Namun, kekaisaran penuh dengan intrik dan pengkhianatan. Banyak pihak ingin menjatuhkannya, termasuk para pejabat dan jenderal yang merasa terancam oleh keberhasilannya. Saat Kaisar memerintahkannya mencari Pedang Naga Langit—senjata legendaris yang dapat memperkuat kerajaan—Li Feng tidak hanya harus menghadapi bahaya di luar, tetapi juga musuh dalam bayangan yang menginginkan kehancurannya. Perjalanan ini mempertemukannya dengan sahabat, musuh, dan cinta yang tak terduga. Namun, semakin dekat ia dengan pedang itu, semakin besar bahaya yang mengintainya. Apakah ia mampu mengendalikan kekuatan pedang itu, atau justru terperangkap dalam kutukannya?
Read
Chapter: Bab 210 – Saat Legenda Menjadi Manusia
Li Shen berdiri di samping sebuah makam yang terlupakan oleh waktu. Angin pegunungan yang sejuk berhembus melalui sela-sela pohon tua, membawa aroma tanah basah dan daun yang jatuh. Matahari baru saja tenggelam di balik puncak gunung, mewarnai langit dengan rona merah jingga yang perlahan meredup. Desanya yang kecil dan sunyi tampak begitu damai, meskipun ada sesuatu yang berat menggantung di udara. Di hadapannya, sebuah makam yang sederhana terukir dengan tulisan tua yang hampir pudar. Tak ada upacara, tak ada pengawalan. Tidak ada yang datang untuk memberi penghormatan, kecuali Li Shen. Ia mengubur sisa-sisa pedang yang dulu begitu terkenal—Pedang Naga Langit. Pedang yang tak hanya menjadi simbol kekuatan, tetapi juga kutukan yang menimpa banyak jiwa. Kini, pedang itu hancur menjadi debu, seperti harapan yang sudah lama sirna. “Begini akhirnya,” Li Shen berbisik pada dirinya sendiri, suara hatinya begitu tenang namun penuh beban. "Tak ada yang tahu. T
Last Updated: 2025-05-31
Chapter: Bab 209 – Warisan yang Hidup dalam Jiwa
Li Shen berdiri di tengah kehampaan yang dalam, menghadap Kaisar Tanpa Wajah yang kini hancur, hilang di udara yang rapuh. Sebuah kilatan terakhir pedang, sepotong debu yang melayang, dan suara angin yang membawa sisa-sisa keputusasaan. Dunia ini seolah menghela napas dalam diam, seakan-akan segala sesuatu berhenti bergerak sejenak. Tidak ada sorak sorai, tidak ada gemuruh, hanya kehampaan yang menggantung di antara mereka. Namun, meski Kaisar Tanpa Wajah telah lenyap, pedang yang digunakan Li Shen untuk menebasnya, hancur menjadi serpihan debu, tersebar di udara. Seperti sebuah takdir yang tak bisa dihindari, benda yang begitu kuat dan penuh sejarah itu sekarang hanya menjadi kenangan yang terbang dalam hembusan angin. Sungguh ironis, pikir Li Shen. Selama ini ia berjuang untuk mengekalkan keseimbangan, tetapi dengan setiap pedang yang diayunkan, ia juga menyentuh kehancuran. “Pedang ini…” Li Shen merasakan berat di hatinya. Ia menundukkan kepala, menc
Last Updated: 2025-05-31
Chapter: Bab 208 – Pertarungan Tanpa Penonton
Dunia terasa hening. Tidak ada suara gemuruh angin, tidak ada gerakan apapun. Di tengah kekosongan yang melingkupi mereka, hanya ada dua sosok yang berdiri saling berhadapan. Li Shen dan Kaisar Tanpa Wajah, dua entitas yang tak lagi sekedar manusia, bertempur di ruang yang tidak mengenal waktu, tempat yang seolah berada di antara dimensi, jauh dari segala bentuk kehidupan dan sorak-sorai. Di sini, tidak ada penonton, tidak ada penghormatan, hanya dua takdir yang akan bertubrukan. "Akankah kau menyerah?" Kaisar Tanpa Wajah bertanya, suaranya serak namun penuh kekuatan, menggema di seluruh ruang yang hampa. Tatapan matanya yang merah membara, tak ubahnya kobaran api yang siap melalap segala sesuatu di sekitarnya. "Takdirmu sudah jelas. Dunia ini sudah terkutuk sejak lama." Li Shen mengangkat pedangnya, Pedang Naga Langit, yang kini bersinar terang di tengah kegelapan. Pedang itu bukan sekedar senjata, tapi juga lambang dari harapan yang tak ingin padam. "
Last Updated: 2025-05-31
Chapter: Bab 207 – Di Balik Gerbang Surga Ketiga
Li Shen berdiri di hadapan Gerbang Surga Ketiga, sebuah pintu raksasa yang tertutup rapat, seakan menantang dunia untuk mengungkapkan rahasia-rahasia gelap yang tersembunyi di baliknya. Cahaya suram menerobos dari sela-sela batu besar, menggelapkan seluruh tempat di sekelilingnya. Pintu itu, meskipun tampak tidak bergerak, terasa seperti sesuatu yang hidup, mengamati setiap langkah Li Shen dengan mata tak tampak. "Apa yang akan kamu pilih, Shen?" Suara Li Feng berbisik dalam angin, begitu familiar, namun tetap penuh dengan keheningan yang mendalam. Li Shen bisa merasakan kehadiran guru lamanya, meskipun hanya dalam bentuk bisikan yang lemah. Li Shen menarik napas dalam-dalam, matanya terfokus pada gerbang yang tak tampak berujung itu. Ia tahu apa yang harus ia lakukan—tidak hanya untuk menyelamatkan para jiwa yang terperangkap di sana, tetapi juga untuk masa depannya sendiri. "Ini saatnya," gumamnya, hampir tidak terdengar oleh angin yang berdesir di se
Last Updated: 2025-05-30
Chapter: Bab 206 – Bangkitnya Kaisar Tanpa Wajah
Di tengah sunyi malam yang berat, langit di atas Istana Langit diselimuti oleh kabut hitam tebal yang menggerakkan udara dengan lembut, seakan menandakan hadirnya malapetaka. Li Shen, dengan langkah mantap dan pandangan tajam, menginjakkan kaki di ruang yang penuh dengan kekuatan gelap yang luar biasa. Di hadapannya berdiri sosok yang telah lama hilang—Tian Xuan Reinkarnasi, yang kini menyebut dirinya Kaisar Tanpa Wajah. Li Shen merasakan perubahan yang begitu nyata. Kehadiran Kaisar Tanpa Wajah ini tidak hanya menggetarkan dimensi, tetapi juga membuat jantungnya berdegup lebih cepat. “Kau… bukan Tian Xuan yang dulu aku kenal,” Li Shen bergumam, suaranya penuh kebingungan dan ketegasan. “Apa yang telah kau lakukan padamu sendiri?” Kaisar Tanpa Wajah itu tertawa rendah, suara tawa yang kosong dan penuh keputusasaan. “Aku adalah wajah dari kegelapan yang menyelimuti dunia ini. Aku adalah bayangan dari segala keinginan yang tak terpuaskan. Dunia ini tak ak
Last Updated: 2025-05-30
Chapter: Bab 205 – Tiga Roh Pelindung Pedang
Li Shen menatap matahari yang tenggelam di balik pegunungan, menciptakan rona keemasan yang mengalir di sepanjang lembah. Hening, seolah dunia ini sedang menanti. Di sekelilingnya, desiran angin berhembus pelan, membawa aroma tanah dan dedaunan yang basah. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda. Sebuah kekuatan yang mengintai, namun tak terlihat, menggelayut di udara. "Li Shen," suara itu terdengar di telinganya, lembut dan dalam, seolah datang dari jauh. "Sudah waktunya." Ia menoleh. Di hadapannya, ada tiga sosok yang muncul dari kabut tipis yang tiba-tiba muncul, masing-masing memiliki aura yang tak bisa disangkal. Seperti bayangan, mereka berdiri dalam diam yang memikat. Bai Long, sang Naga Putih, adalah sosok pertama yang menyapanya. Dengan tubuh yang tinggi dan ramping, putih bersih seperti salju, ia memancarkan kekuatan yang begitu murni dan tak tergoyahkan. "Li Shen," kata Bai Long, suaranya sejuk namun penuh tekanan, "Kamu telah sampa
Last Updated: 2025-05-30
Misteri Di Balik Mata

Misteri Di Balik Mata

Suci, adalah detektif dengan kemampuan indra ke enam. Dirinya tak menyangka bahwa akan terjerat dalam sebuah misteri kuno yang melibatkan kutukan di desa terpencil yang dikenal sebagai "Desa Kegelapan." Satu-satunya cara untuk menghentikan kekuatan jahat tersebut adalah dengan memecahkan teka-teki ritual kuno dan mengungkap rahasia yang selama ini tersembunyi. Akankah Suci berhasil memecahkan misteri itu atau nyawanya menjadi bayaran?
Read
Chapter: Kebenaran yang Terungkap
“Jadi, ini semua hanya permainan, kan?” Suara Suci bergetar, seolah tak percaya pada apa yang ia baru saja dengar. Ruangan itu sunyi, hanya diselimuti aroma dingin dan tajam dari udara yang merembes masuk melalui celah jendela tua. Farhan, berdiri di ujung ruangan dengan tatapan kosong, memandangi sebuah cermin besar yang sudah pecah sebagian. “Tidak ada yang seperti yang kita kira. Semua petunjuk, semua yang kita temukan… ternyata sudah diatur sejak awal.” Suci menelan ludah, masih memproses kata-kata itu. “Siapa yang mengatur semua ini? Apakah… mereka?” Tatapannya beralih ke cermin di sudut ruangan, bekas luka dari teror yang baru saja mereka hadapi masih segar dalam pikirannya. Farhan berbalik, matanya memancarkan rasa putus asa yang belum pernah Suci lihat sebelumnya. “Bukan hanya mereka, Suci. Ada sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar ‘mereka’. Semua ini dimulai dari sebelum kita terlibat. Bahkan sebelum aku tahu siapa aku seben
Last Updated: 2024-10-21
Chapter: Mata yang Tak Pernah Tertidur
“Suci, kau yakin ini jalan yang tepat?” tanya Farhan, suaranya bergetar dalam gelap malam. Di depannya, cahaya senter yang redup menerangi jejak kaki mereka di tanah lembab. Suci mengangguk, menatap jauh ke dalam kegelapan yang seolah menelan setiap suara di sekitar mereka.“Aku bisa merasakannya, Farhan. Kita harus terus maju. Ada sesuatu di sini yang harus kita temukan,” jawab Suci, dengan nada tegas namun penuh keraguan. Sejak kejadian di cermin, dia merasakan ada sesuatu yang lebih dari sekadar ketakutan biasa. Kegelapan itu seolah mengawasi setiap langkah mereka, berbisik dalam bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang berani menyelam ke dalam misteri.“Ini sangat berbahaya. Kita tidak tahu apa yang sedang kita hadapi,” kata Farhan, berusaha mengingatkan Suci. Dia tahu, semakin dalam mereka menyelidiki, semakin besar risikonya. Namun, Suci sudah terjebak dalam perburuan kebenaran, dan rasa penasarannya lebih kuat daripada rasa takutnya.Merek
Last Updated: 2024-10-21
Chapter: Teror di Balik Cermin
"Apakah kau yakin kita harus masuk ke dalam?" suara Farhan terdengar cemas, mencerminkan ketegangan yang menyelimuti suasana malam itu. Suci menatap cermin yang tergores di depan mereka, memantulkan cahaya lampu neon dari luar, menciptakan bayangan gelap di sekelilingnya."Aku merasakannya, Farhan. Di balik cermin ini, ada sesuatu yang lebih dari sekadar pantulan," jawab Suci dengan tegas, meskipun hatinya berdegup kencang. Indra keenamnya bergetar, seolah memberi peringatan akan sesuatu yang menunggu mereka di sisi lain.Suci melangkah maju, menatap cermin yang tampak seperti portal menuju dunia lain. Lalu, dengan nafas dalam, ia menyentuh permukaan dingin cermin. Sejenak, cermin itu bergetar, dan gambarnya mulai kabur. Di dalam kabut itu, Suci melihat bayangan samar seorang wanita, wajahnya terdistorsi, seolah mengalami kepedihan yang mendalam."Siapa dia?" Farhan bertanya, suaranya bergetar. Suci menggelengkan kepala, tak mampu mengucapkan apa pun. Dala
Last Updated: 2024-10-20
Chapter: Dalam Pelukan Dosa
“Farhan, ada yang aneh,” suara Suci mengiris keheningan malam yang dipenuhi dengan aroma hujan. Ia berdiri di depan jendela kantor penyidik, menatap ke luar ke arah jalanan yang basah. “Aku merasa... seolah ada yang mengikuti kita.” Farhan mengalihkan pandangannya dari layar komputer yang menunjukkan berbagai data kasus ke arah Suci. “Apa maksudmu? Kita sudah melakukan yang terbaik untuk menjaga jarak dari semua ini,” jawabnya, suaranya tegas meskipun ada nada ketidakpastian yang terlintas. “Aku tahu, tapi ini bukan soal menjaga jarak,” Suci menjelaskan, tangannya bergetar. “Ini lebih dalam daripada itu. Seolah ada bayangan yang terus mengikuti setiap langkah kita.” Farhan mengerutkan kening, memikirkan kata-kata Suci. “Kau yakin ini bukan hanya perasaanmu? Dengan semua yang kita hadapi, wajar jika kita merasa tertekan.” “Bukan hanya perasaan, Farhan,” Suci menekankan. “Ada sesuatu di sini. Sesuatu yang jauh lebih berbahaya
Last Updated: 2024-10-20
Chapter: Sentuhan Bayangan
"Suci, apakah kau mendengarnya?" Farhan tiba-tiba berbisik, memecah keheningan yang menyesakkan. Suara desau angin yang aneh, seperti rintihan yang menyusup dari segala arah, semakin jelas di telinga mereka.Suci memejamkan mata, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu. "Ya," gumamnya pelan, "tapi suara itu bukan dari sini… ini berasal dari sesuatu yang lain." Tatapan Suci menyapu tempat itu, dimensi yang asing dan penuh kehampaan. Tidak ada apa pun di sini, selain kegelapan yang terus bergerak, seolah hidup.Farhan menarik napas dalam-dalam, matanya terpaku pada bayangan-bayangan yang bergerak di kejauhan. "Kita tidak bisa diam di sini. Tempat ini… semakin terasa seperti jebakan."Suci mengangguk, langkahnya goyah saat mereka mulai bergerak, menyusuri dataran retak yang entah menuju ke mana. Setiap langkah terasa berat, seolah tanah di bawah kaki mereka menyedot energi yang tersisa. Meski Suci memiliki kemampuan khusus, di tempat ini, kekuatanny
Last Updated: 2024-10-19
Chapter: Ruang yang Menyempit
“Farhan, kita harus pergi sekarang!” Suci menarik tangan Farhan dengan panik, suaranya bergetar. “Semakin lama kita di sini, semakin berbahaya!”Farhan menoleh dengan cepat, matanya masih terpaku pada sosok ayah dan ibu Suci yang tidak mungkin nyata, namun mereka berdiri di hadapan mereka dengan ekspresi dingin. Ruangan yang semula tampak lapang kini terasa menyempit, dinding-dindingnya seperti bergerak, menekan mereka perlahan namun pasti.“Aku tak percaya ini,” gumam Farhan, suaranya penuh ketidakpercayaan. “Ini mustahil… Mereka sudah mati, Suci. Kau bilang mereka sudah mati!”Suci menatap Farhan, matanya memancarkan rasa takut yang mendalam. “Aku tahu… Tapi kita tak bisa melarikan diri dari kenyataan ini. Entah bagaimana, mereka… mereka di sini. Tapi ini tidak nyata, Farhan. Kita sedang dijebak oleh sesuatu yang lebih besar dari sekadar ilusi.”“Ilusi? Kau menyebut ini ilusi?” Farhan tertawa kecut, ekspresinya diwarnai oleh kepanikan yang mulai
Last Updated: 2024-10-19
Pewaris Langit Ketujuh

Pewaris Langit Ketujuh

"Dilahirkan dengan darah dewa, tapi dibesarkan sebagai kutukan." Gohan Lee, bocah yatim dari Desa Langit Sepi, tumbuh tanpa bakat, tanpa keluarga, dan tanpa harapan. Di mata sekte, dia hanya beban—lemah, tak berguna, dan ditakdirkan gagal. Sampai langit pecah. Sebuah pedang kuno jatuh, memilihnya sebagai tuan. Dan dunia... mulai ketakutan. Dalam darahnya, mengalir warisan yang pernah menghancurkan tujuh sekte besar. Tapi bukan pujian yang ia dapat. Melainkan pengkhianatan, pengejaran, dan kutukan untuk dikorbankan. Dengan sistem misterius dan kekuatan dendam dari masa silam, Gohan tidak lagi mencari pengakuan. Dia hanya punya satu tujuan: menghancurkan dunia yang pernah membuangnya.
Read
Chapter: Bab 65 – Leluhur yang Terbangun dari Tulang
Udara di dalam gua altar kuno itu pekat dan berat, berbeda jauh dari dingin menusuk di reruntuhan tadi malam. Kegelapan disibak oleh kilatan cahaya biru keperakan yang memancar dari lantai batu berlapis retak. Gohan berdiri tegap di tengah altar, napasnya masih berat dari perjalanan panjang bersama bayi yang kini tertidur pulas di pelukannya. Di depan altar, tumpukan tulang naga putih pucat bergetar pelan, seolah merasakan getaran hidup yang baru saja menyentuh dunia ini. Energi dari bayi itu, warisan langit yang tak terduga, telah membangunkan sesuatu yang lama tertidur di kedalaman gua. Gemuruh dalam tanah terdengar perlahan, menggema memenuhi ruang tersembunyi ini. Retakan di lantai altar mulai memancarkan cahaya biru yang semakin terang, sampai akhirnya potongan tulang naga yang berserakan itu bergerak sendiri, bergesekan dan menyatu membentuk kerangka naga raksasa. Bentuknya yang besar dan anggun memenuhi gua, denga
Last Updated: 2025-08-23
Chapter: Bab 64 - Bayi yang Bisa Menelan Langit
Udara malam yang dingin menusuk tulang, membalut reruntuhan kuil tua yang sudah berabad-abad terlupakan. Kabut tipis melayang di antara puing-puing batu, berkilauan seperti serpihan kristal di bawah sinar rembulan yang samar. Gohan terengah-engah, badannya gemetar tak terkendali bukan hanya karena dingin, tapi sesuatu yang jauh lebih dalam dan membebani.Dia terjatuh terduduk di tanah yang retak, napasnya menghembuskan uap putih kecil di udara yang membeku. Matanya menyapu reruntuhan yang sunyi itu, hati dan pikirannya bergejolak. Ada sesuatu di sini—sesuatu yang tak seperti biasanya.Tiba-tiba, suara lirih bergema di antara keheningan itu. Suara bayi.“Ada bayi di sini?” gumam Gohan dengan suara serak, tubuhnya hampir tak mampu berdiri. Dia merangkak mendekati sumber suara yang datang dari balik reruntuhan.Di tengah-tengah reruntuhan, terbaring sebuah sosok kecil. Bayi itu tak lebih dari setengah tangan Gohan. Wajahnya pucat, matanya besar dan m
Last Updated: 2025-08-22
Chapter: Bab 63 - Ratu Salju dan Cermin Kebenaran
Gohan merasakan tubuhnya bergetar hebat, seolah diseret oleh arus energi yang bukan miliknya. Ruang di sekelilingnya berubah menjadi kabut putih pekat, dingin menusuk sampai ke tulang. Napasnya membeku, tak ada lagi hangat di dalam dada. Matanya terbuka tapi tak mampu melihat apa pun selain lapisan es yang memantulkan cahaya redup. Suara gemerisik es dan angin menusuk datang dari segala arah. Sesuatu yang asing sekaligus menakutkan menariknya ke kedalaman yang tak pernah dia tahu ada. “Ah!” teriaknya dalam batin. Ia berusaha melawan, menolak terhisap oleh dunia baru yang menggeliat di antara celah-celah es yang rapuh. Namun, kekuatan yang lebih besar menyeretnya tanpa ampun. Rasa sakitnya bukan lagi luka fisik, melainkan kedinginan yang menembus jiwa. Ia kehilangan pijakan, kehilangan kendali, dan akhirnya jatuh terduduk di sebuah ruang yang dihiasi kristal es berkilauan. Di sana berdiri sosok yang mempesona sekaligus menak
Last Updated: 2025-08-22
Chapter: Bab 62 - Luka yang Tak Bisa Disembuhkan
Gelap. Sunyi. Dingin menggigit sampai ke tulang. Gohan terbangun dengan kepala yang seperti dihantam palu, matanya sulit terbuka. Namun lebih dari itu, ada rasa yang jauh lebih menakutkan: tubuhnya terasa berbeda, asing, seolah-olah ada sesuatu yang memakan dari dalam. Ia menggeliat pelan, mencoba menggerakkan tangan, tetapi setiap otot berteriak kesakitan. Kulitnya, yang dulu berkilau seperti baja tempa, kini memudar menjadi kelabu, tampak rapuh seperti daun kering yang siap gugur. “Ini... apa...?” batinnya kalut. Napasnya tersengal, dadanya sesak. Pedang langit yang setia di sisinya bergetar samar, seolah merasakan penderitaan sang pemilik. Namun, kekuatan pedang yang biasa memberi semangat kini hanya melemah, tidak mampu menahan kegelapan yang merambat dalam tubuh Gohan. Ia memejamkan mata sejenak, menahan rasa sakit yang menjalar, menundukkan kepala dan berusaha fokus. Tubuhnya tak lagi menjadi benteng, melain
Last Updated: 2025-08-21
Chapter: Bab 61 - Dunia yang Membalik Arah
Ah... langit di atas gunung itu berubah. Gohan masih terbaring, tubuhnya lemah dan kepala berdenyut tak tertahankan. Namun sesuatu berbeda. Udara pekat bergetar, dan pemandangan di sekelilingnya mulai melengkung, bergeser dengan cara yang aneh. Kabut dingin meliuk seperti ular yang berkelit, membawa hawa aneh yang menusuk kulit. “Apa... apa ini?” desahnya, meski suaranya hampir tak terdengar. Pandangannya kabur, namun ia menangkap sekilas bayangan aneh—langit berwarna gelap, bertukar tempat dengan tanah. Dunia yang selama ini dikenal seperti diputarbalikkan. “Tidak mungkin... ini efek dari segel yang kau buka, Gohan,” suara Qin Rouye menggema di telinganya, tegas tapi bergetar. “Realitas... mulai retak. Hukum energi kacau.” Jantung Gohan berdetak tak beraturan, tubuhnya bergemetar. Segalanya terasa salah, seperti dunia tidak lagi mengikuti aturan yang ia kenal. Energi yang biasa mengalir dalam dirinya berputar liar, menyebabkannya kehilan
Last Updated: 2025-08-21
Chapter: Bab 60 - Dosa Pertama Dewa
Ah... udara malam terasa begitu berat, seolah langit yang dulu megah kini menekan dada Gohan tanpa ampun. Tubuhnya tergeletak di antara reruntuhan benteng Sekte Bayangan. Kepalanya berdentum, dan matanya sulit terbuka meski suara gemuruh dan riuh pertarungan masih membara di kejauhan. Dia ingin bangun, ingin melawan, tapi badannya begitu lemah, terasa seperti direndam dalam lumpur hitam yang menghisap setiap energi yang tersisa. “Aduh... jangan... jangan tinggalkan aku sekarang,” batinnya, terpanggil oleh suara-suara yang terus berdentang di kepalanya. Dalam lamunannya, bayangan samar perempuan itu muncul—Yue Xiulan, dengan mata teduh dan senyum yang pernah menghangatkan jiwanya. Namun kini, wajah itu seolah kabur, perlahan memudar dalam gulita. “Xiulan...” desahnya, tapi suara itu seperti teredam. Tubuhnya bergetar, nafasnya tersengal-sengal, dan tiba-tiba dunia seolah ambruk. Kegelapan mengalir deras menutup pandangannya. Gohan terjatuh
Last Updated: 2025-08-20
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status