author-banner
Frands
Frands
Author

Novels by Frands

Tukang Pijat Super

Tukang Pijat Super

“Lastri, maukah kamu menjadi pacarku?” Tiba-tiba Juned berdiri menghadang perjalanan Sulastri dan kedua temannya. “Minggir kamu, dasar pria lemah,” ujar Sulastri dengan kasar kepada Juned. Juned frustasi setelah ditolak oleh seorang wanita yang selama ini ia incar. Juned pun pergi ke hutan untuk mencari tanaman beracun demi mengakhiri hidupnya. Namun, ia justru memakan sebuah tanaman langka yang tumbuh 1000 tahun sekali, dan hal itu justru membuatnya mendapatkan beragam kemampuan supranatural serta membuat kemampuan fisiknya naik berkali-kali lipat, termasuk kejantanannya. Saat ia menyadari dirinya telah berubah, ia pun langsung membalas orang-orang yang selama ini telah mencemoohnya, dan membuat para wanita yang selama ini mencemoohnya kembali padanya dan memohon untuk menjadi kekasihnya!
อ่าน
Chapter: Bab 470
“HORE! HIDUP JUNED!”Sorak-sorai kemenangan warga desa masih bergema di udara ketika Nyonya Lim memandang dengan para warga desa dari kejauhan. Wanita itu mendekat dengan elegan, langkahnya tenang dan penuh wibawa bagai macan yang memasuki wilayah kekuasaannya. Semua mata tertuju padanya, termasuk Juned yang masih dikelilingi warga.Dia berjalan mendekati Anton yang masih berlutut di tanah, tubuhnya terguncang oleh isakan yang memilukan. Wajah Anton yang babak belur dan penuh debu tampak begitu memprihatinkan di bawah sinar matahari pagi.Nyonya Lim berdiri di depan Anton, memandangnya dengan pandangan dingin, tanpa sedikitpun belas kasihan. “Kau lihat, Anton?” ujarnya dengan suara yang jelas terdengar oleh semua orang. “Inilah akhir dari setiap keserakahan yang tidak mengenal batas.”Anton mengangkat kepalanya, matanya yang bengkak dipenuhi rasa takut dan keputusasaan. “Nyonya Lim... tolong... aku mohon...”“Diam,” potong Nyonya Lim tajam. “Kau sudah kehilangan hak untuk berbicara.”
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-27
Chapter: Bab 469
Udara pagi yang semula dingin dan diselimuti kabut, kini berubah menjadi panas oleh amarah yang lama terpendam. Anton, berdiri terhuyung dengan wajah babak belur, matanya menyala-nyala seperti binatang yang terkepung. Di depannya, Juned berdiri tegak, tubuhnya penuh luka tapi sorot matanya tajam bagai pedang. Tapi yang membuat Anton benar-benar terpojok adalah barisan di belakang Juned. Warga desa yang selama ini ia anggap sebagai kawanan domba penurut, kini berdiri dengan batu, kayu, dan pacul di tangan. Wajah-wajah mereka yang biasa tunduk kini dipenuhi tekad membara.“Kalian pikir segelintir petani kotor bisa mengalahkan kami?!” teriak Rico, tangan kanan Anton, sambil mengacungkan golok pendek. Suaranya menggertak, tapi ada getar ketakutan di dalamnya. Ia dan lima anak buahnya yang tersisa mundur selangkah, membentuk formasi perlindungan di sekitar Anton yang nyaris tak berdaya.Pak Darmin, lelaki berotot yang selama ini dikenal pendiam, maju selangkah. Tangannya yang kekar mencen
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-27
Chapter: Bab 468
“SUDAH CUKUP, JUNED!”Teriakan itu datang, tajam dan berwibawa, memotong ketegangan yang mencekik. Suara yang familiar bagi sebagian warga, terutama bagi Pak Samijo yang wajahnya langsung pucat pasi.Semua kepala menoleh. Sebuah mobil sedan sederhana berhenti di belakang kerumunan. Keluarlah seorang wanita dengan saree elegan, wajahnya tampak lelah namun penuh kewibawaan. Dia adalah Bu Ratna, mantan istri Pak Samijo dan pemimpin sebelumnya dari Cakra Buana.“Bu Ratna?” gumam beberapa warga tua, heran melihatnya kembali.Dia berjalan mendekat, langkahnya pasti, mengabaikan tatapan takjub dan heran. Matanya yang tajam menyapu kerumunan sebelum akhirnya tertuju pada Juned yang babak belur dan Anton yang masih dengan congkaknya.“Lihatlah mereka, Juned!” hardik Bu Ratna, suaranya bergetar bukan karena takut, tapi karena kemarahan dan kekecewaan yang mendalam. Dia menunjuk ke arah warga yang membeku. “Lihatlah baik-baik orang-orang yang kau bela ini!”Juned mencoba memusatkan pandangannya
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-27
Chapter: Bab 467
“Ini bukan tentang menang atau kalah, Anton,” ujar Juned, suaranya lantang sehingga terdengar oleh warga yang berkerumun, termasuk Pak Samijo yang masih terpana. “Ini tentang membayar hutang. Hutangmu pada desa ini. Hutangmu pada setiap keluarga yang berasal dari desa ini.”Juned menunjuk ke bangunan klub malam yang terbengkalai di sebelah rumahnya. “Kau mengubah warisan kakekku menjadi tempat kekotoranmu. Kau meracuni tanah dan air kami dengan tambangmu. Kau menyiksa orang-orang yang tidak berdaya, seperti Lastri... dan tanteku, Lilis!”Anton tertawa getir, hampir histeris. “Bodoh! Kalian semua bodoh! Di dunia ini yang penting adalah uang dan kekuasaan! Dan aku memilikinya! Aku... aku...” Teriakannya teredam ketika dia menyadari bahwa uang dan kekuasaannya telah lenyap. Ekspresinya berubah menjadi putus asa.“Tidak, Anton,” sergah Juned, suaranya menggelegar penuh keyakinan. “Yang kau miliki sekarang hanya rasa malu. Lihatlah sekelilingmu.” Juned menunjuk ke arah warga yang mulai be
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-27
Chapter: Bab 466
Perjalanan ini terasa seperti mimpi. Beberapa jam yang lalu, dia adalah seorang penyusup yang putus asa. Sekarang, dia duduk di samping seorang wanita yang dengan mudah meruntuhkan kerajaan seorang Anton, dan pulang dengan status yang sama sekali berbeda.Nyonya Lim tampak tenang, sesekali melihat dokumen di tabletnya, seolah perjalanan ini adalah urusan bisnis biasa.“Apakah kau siap?” tanya Nyonya Lim tiba-tiba, tanpa mengangkat pandangannya dari tablet.“Untuk apa?” jawab Juned.“Untuk menghadapi masa lalumu. Untuk menjadi orang yang berbeda di mata orang-orang yang mengenalmu sebagai anak desa yang biasa saja,” jelasnya. “Kekuatanmu akan mengubah segalanya. Termasuk caramu memandang desamu, dan cara mereka memandangmu.”Juned tidak langsung menjawab. Dia ingat ejekan, ingat rasa tidak berdaya, ingat bagaimana keluarganya berjuang melawan perusahaan Anton.“Aku selalu siap,” gumamnya akhirnya. “Hanya saja, dulu aku tidak punya kekuatan untuk melawan.”“Sekarang kau memilikinya,” sa
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-27
Chapter: Bab 465
Limusin itu berhenti di depan menara pencakar langit yang megah, tempat kantor pusat Grup Anton Perkasa berdiri. Berbeda dengan penyusupan gelap-gelapan ke rumahnya, kali ini Juned masuk melalui pintu utama, disamping Nyonya Lim yang langkahnya penuh wibawa. Para satpam hanya memberi hormat dalam-dalam, tidak berani menanyakan identitas Juned.Mereka naik lift eksklusif menuju lantai paling atas. Koridor sepi dan mewah, berlapis karpet tebal. Tanpa mengetuk, Nyonya Lim mendorong pintu kayu berukir yang megah, menuju ruang kerja utama Anton.Ruangan itu luas dan mewah, dengan pemandangan kota yang memukau. Namun, ruangan itu kosong. Tidak ada Anton yang terpojok, tidak ada konfrontasi dramatis.Nyonya Lim berjalan langsung ke meja kerja megah Anton dan menghidupkan komputer. Dengan beberapa klik, dia memasukkan sebuah device USB. Layar komputer berpendar, dan berbagai jendela data terbuka dengan cepat.“Kekuasaan sejati,” ujar Nyonya Lim tanpa menoleh pada Juned, “tidak selalu membutuh
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-24
Tawanan yang Menawan

Tawanan yang Menawan

Terperangkap dalam perjalanan waktu, Wiryana Pangestu mendapati dirinya di kerajaan Wanawaron—tanah yang hanya dihuni wanita dan memiliki tradisi unik: seorang pria akan diculik dan dipaksa menghamili putri kerajaan demi melanjutkan garis keturunan. Namun, saat Wirya menganggap tugasnya sederhana, kenyataan justru membuatnya terjebak dalam dilema: “Hamili sebanyak mungkin wanita, atau yang tersisa darimu hanya tinggal nama!”
อ่าน
Chapter: Bab 145
“Maaf, Amita. Aku tidak bermaksud...” Wirya mulai merasa tidak nyaman.“Jangan meminta maaf,” potong Amita, menarik napas dalam-dalam untuk mengumpulkan dirinya kembali. Wajahnya perlahan kembali ke ekspresi tegasnya, meski semburat merah di pipinya masih tersisa. “Ini... ini hanya bukti bahwa ilmu warisan Joko Loyo lebih kompleks dari yang kita kira. Kita harus memetakan titik-titik mana yang aman untuk digunakan dalam pertempuran.”Dia mengambil pedang kayunya lagi, tetapi kali ini menjaga jarak yang sedikit lebih jauh dari Wirya. “Coba titik lainnya. Tapi... mungkin yang lebih jelas efek lumpuhnya.”Wirya mengangguk, berusaha mengesampingkan rasa bingungnya. Dia mengangkat pedang kayu dan menyerang. Namun, Amita masih jauh lebih cepat dan terampil. Dengan gerakan-gerakan tangkas, dia menangkis setiap serangan Wirya tanpa kesulitan. Tak! Tak! Suara benturan pedang kayu menggema di taman yang sepi.“Konsentrasi, Wirya! Jangan ragu-ragu!” teriak Amita saat dia dengan mudah mengalir
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-26
Chapter: Bab 144
“Jangan memikirkan kekuatanmu!” teriak Amita, mengoreksi sikapnya. “Pikirkan akurasi!”Wirya mengangguk, berkeringat. Dia mengayunkan pedang kayu itu ke arah bahu boneka latihan. Sebuah tusukan pendek dan tepat ke area yang dia tahu adalah persendian utama.Thok.Suaranya biasa saja. Boneka itu hanya bergoyang. Kegagalan terpancar jelas di wajahnya.Amita menghela napas. “Coba lagi, Wirya. Konsentrasi!”Saat Wirya akan mencoba untuk kedua kalinya, Ambarani mendekat. Wajahnya penuh kebingungan, sama sekali tidak menunjukkan pemahaman tentang titik-titik tekanan.“Apakah ada masalah?” tanya Ambarani, matanya beralih antara Wirya yang gugup dan Amita yang tampak frustrasi. “Aku pikir ilmu warisan Joko Loyo itu... lebih dahsyat. Ini tampaknya seperti teknik dasar saja.”Wirya merasa makin tertekan. Ambarani benar-benar tidak tahu apa-apa. Dia mengira ilmu sakti Joko Loyo adalah semacam kesaktian yang langsung bisa melumpuhkan lawan.“Aku... aku masih berusaha menguasainya, Ambarani,” jaw
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-26
Chapter: Bab 143
Ratu Arunya berdiri tegak, wajahnya yang sempat menunjukkan kepanikan kini berubah menjadi keteguhan yang membaja. “Amita benar. Ini adalah undangan untuk bertempur, dan kita akan datang—tapi dengan cara kita sendiri.”Dia menoleh ke Ambarani. “Kau yang paling mengenal cara berpikir Candra. Di mana dia mungkin membawa mereka?”Ambarani mengerutkan kening, mengingat-ingat. “Dia selalu menyukai tempat-tempat yang memiliki hubungan dengan sejarah. Tempat dimana Pasukan Bulan pertama kali dibentuk—di sekitar hutan ilusi.”"Hutan ilusi," gumam Wirya. "Itu tempat dimana Joko Loyo berada."Kesamaan itu membuat mereka semua merinding. Sepertinya segala sesuatu terhubung dengan cara yang tidak mereka sangka."Kita akan menyusun rencana," ucap Ratu Arunya, suara penuh wibawa. "Amita, kumpulkan pasukan terbaik kita. Ambarani, buat peta serangan. Wirya..." Dia memandang Wirya dengan keyakinan penuh. "Kau adalah kunci dalam pertempuran ini, Wirya.”Wirya, yang seumur hidupnya lebih familiar deng
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-26
Chapter: Bab 142
“GERBANG TIMUR! GERBANG TIMUR TERBUKA LEBAR!” Teriakan panik tiba-tiba membelah keheningan pagi.Seorang prajurit wanita berlari dengan napas tersengal-sengal, wajahnya pucat ketakutan. Dia membangunkan Ratu Arunya yang tertidur di tahta taman dengan lembut.“Yang Mulia! Bangun!” teriaknya, suara bergetar. “Ada penyusup yang masuk!”Ratu Arunya terbangun dengan kaget, kepala masih berat karena mabuk. “Apa? Apa yang terjadi?”Prajurit itu menunjuk ke arah gerbang timur. “Gerbangnya terbuka! Dan ada jejak kaki—banyak sekali—menuju hutan! Seperti ada pasukan besar yang masuk atau keluar!”Dalam sekejap, semua yang tidur mulai terbangun. Amita sudah berdiri dengan pedang terhunus, meski matanya masih berkabut. Ambarani membantu Dewi Kirani bangun, sementara Wirya dengan cepat menggosok matanya yang masih merah.“Mungkin ini ulah Pasukan Bulan,” desis Ratu Arunya, wajahnya berubah pucat. “Mereka menemukan keberadaan kita. Mereka menyusup saat kita lengah!”Amita segera mengambil kendali.
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-26
Chapter: Bab 141
“Pria itu tidak pantas untuk membuatmu sedih,” suara Kuncoro tiba-tiba terdengar dari belakangnya. Dia membawa dua gelas minuman, menyerahkan satu pada Indah. Indah menerimanya dengan senyum tipis. “Aku tidak sedih. Aku hanya... merenung.”Kuncoro duduk di sampingnya. “Aku mengerti. Kau tak perlu membohongi dirimu sendiri,” dia menunjuk ke arah Wirya yang sedang menari dengan Dewi Kirani. "Sejak awal, mungkin pria itu tidak pernah melihatmu lebih dari sekadar teman se-perjalanan."Indah menatapnya tajam. “Kau tidak berhak menilai jika kau belum terlalu dekat dengannya, Kuncoro.”Tapi Kuncoro terus memanas-manasi. “Kau ingat bagaimana kau menyelamatkan dan merawatnya di gubuk kayumu yang reot di tengah hutan. Bagaimana matamu berbinar setiap kali dia menatapmu.” Dia mendekatkan wajahnya. “Tapi dia hanyalah seorang tawanan. Selalu mengikuti perintah, bagai daun mengalir di arus sungai yang hanya bisa mengikuti ke mana air mengalir.”Indah mengatupkan bibirnya, mencoba menahan emosi. “
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-26
Chapter: Bab 140
“Lukisan itu... lukisan di batu di taman istana! Tiga gadis kecil yang sedang bermain!”Semua orang memandangnya. Dewi Kirani terus menjelaskan, semakin bersemangat. “Selama ini aku berpikir itu hanya lukisan simbolis. Tapi itu kalian, bukan? Ibu, Bibi Ambarani, dan Bibi Amita! Kalian bertiga dulu begitu dekat!”Ratu Arunya, Ambarani, dan Amita saling memandang, kemudian tersenyum melalui air mata mereka. Kenangan masa kecil yang telah lama terkubur kembali dengan jelas.“Kita dulu tidak bisa dipisahkan,” ucap Ratu Arunya, suara lembut penuh nostalgia. “Sampai... sampai tanggung jawab kerajaan memisahkan kita.”Ambarani memegang tangan kakak dan adiknya. “Tapi sekarang kita bersama lagi. Dan kali ini, kita akan menghadapi segala tantangan sebagai saudara.”Pelukan mereka semakin erat, menyatukan tiga saudari yang telah terpisah terlalu lama oleh takhta dan tradisi.“Kita harus kembali ke istana agar aman.” Ujar Ratu Arunya sembari melepas pelukannya. Kedua saudarinya mengangguk seper
ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-22
บางทีคุณอาจจะชอบ
Geger Kahyangan
Geger Kahyangan
Fantasi · Gibran
46.2K views
Dewi Medis Kesayangan Kaisar
Dewi Medis Kesayangan Kaisar
Fantasi · Xiao Chuhe
46.2K views
Kebangkitan Sang Naga Emas
Kebangkitan Sang Naga Emas
Fantasi · Rai Seika
44.8K views
REINKARNASI
REINKARNASI
Fantasi · Alya Snitzky
44.5K views
Reborn Change Destiny
Reborn Change Destiny
Fantasi · Aerina Ay
43.2K views
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status