Tukang Pijat Super
“Lastri, maukah kamu menjadi pacarku?” Tiba-tiba Juned berdiri menghadang perjalanan Sulastri dan kedua temannya.
“Minggir kamu, dasar pria lemah,” ujar Sulastri dengan kasar kepada Juned.
Juned frustasi setelah ditolak oleh seorang wanita yang selama ini ia incar.
Juned pun pergi ke hutan untuk mencari tanaman beracun demi mengakhiri hidupnya. Namun, ia justru memakan sebuah tanaman langka yang tumbuh 1000 tahun sekali, dan hal itu justru membuatnya mendapatkan beragam kemampuan supranatural serta membuat kemampuan fisiknya naik berkali-kali lipat, termasuk kejantanannya. Saat ia menyadari dirinya telah berubah, ia pun langsung membalas orang-orang yang selama ini telah mencemoohnya, dan membuat para wanita yang selama ini mencemoohnya kembali padanya dan memohon untuk
menjadi kekasihnya!
Read
Chapter: Bab 331“Aku tahu maksudmu, Bu. Kamu berhak—”“Kamu pernah meniduriku dalam keadaan aku sedang mabuk.” Potong Bu Ningsih dengan tenang. “Aku juga tahu kalau kamu tak memperkosa Rizka maupun aku.”Juned menelan ludah sedikit cemas mendengar setiap ucapan Bu Ningsih.Wanita itu menghampiri Juned yang terpaku, nafasnya berat. “Aku tidak peduli kau main dengan wanita mana saja. Tapi Rizka?!” Jarinya menusuk dada Juned. “Dia adalah menantuku. Jika aib ini tersebar, keluarga kami akan merasakan rasa malu hingga turunan kami!”Juned tercekat. Kilas balik singkat menerawang di pikirannya kala itu.Bu Ningsih yang limbung di lorong hotel, meraih tubuhnya dan memaksanya tanpa sadar. Hingga Juned tak mampu menahan hasrat dalam tubuhnya karena dia seorang pria perkasa.Dia menempelkan tubuhnya ke Juned, tangan dinginnya meraba garis rahangnya. “Apa yang kau lakukan padaku di hotel malam itu... dan pada Rizka pagi tadi... itu sama. Liar, tapi sulit dilupakan.”Juned mencoba mundur, tapi Bu Ningsih me
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Bab 330Ratna kini berdiri tepat di depannya, jari-jarinya yang dingin menyentuh pipi Juned. “Masih ada cara lain, kan?” godanya. “Kau pasti sudah mempersiapkan backup plan. Aku suka itu tentang dirimu.”Dia menoleh ke arah kamera CCTV, lalu tersenyum langsung ke lensa. “Tapi inilah masalahnya—kita berdua tahu rekaman ini lebih berharga untuk disimpan daripada disebarkan. Jadi bagaimana kalau kita... bernegosiasi?”Juned turun dari ranjang berjalan ke arah jendela. “Negosiasi apa yang kau tawarkan? Aku tak ingin menjadi boneka orang lain.”Ratna duduk tegap di tepi ranjang, tangan bertaut di atas lutut. “Kau punya dua pilihan,” suaranya jernih memotong kesunyian. “Bekerja bersamaku, atau jadi musuh yang akan kuremukkan.” Juned berdiri di depan jendela, siluet tubuhnya terpotong cahaya terik. “Aku tak memiliki kewajiban untuk bekerja sama denganmu.”Ratna tersenyum, membuka tas kulitnya dengan gerakan teatrikal. “Kamu pasti masih menyimpan dendam kepada pemilik PT Anton Perkasa.”Juned
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Bab 329Ruangan mendadak terasa sangat sunyi setelah pengakuan itu. Juned tak bereaksi seperti yang Bu Ratna—Ratna Wijaya—harapkan. Alih-alih panik atau ketakutan, bibirnya malah menyunggingkan senyum tipis yang dingin. “Ratna Wijaya, pemilik PT Cakra Buana...” ujarnya perlahan, bangkit dari tempat tidur dengan tenang yang mengejutkan. “Aku pernah hampir bekerja sama denganmu. Saat masih menjadi tangan kanan Marina pemilik PT Bumi Marina.” Ratna Wijaya membeku. Nama Marina seperti sedikit sengatan listrik di kepalanya.“Kau... kau anak buah Marina.” suaranya tiba-tiba kehilangan nada merendahnya. Juned mengambil kemejanya, mengenakannya dengan gerakan perlahan yang penuh arti. “Bukan sekedar anak buah. Aku juga bisa dibilang mitra bisnis paling berharga untuknya saat dia hampir bekerja sama dengan Cakra Buana beberapa bulan lalu.” Kilas balik muncul dalam pikiran Bu Ratna saat dia berbicara dengan Marina lewat telepon. Mereka membicarakan tentang Marina yang hendak menyewa properti B
Last Updated: 2025-04-28
Chapter: Bab 328Bu Ratna mendesah panjang, tangannya meraih rambut Juned. “Aku tahu kau tak bisa menolak...” Tapi Juned tiba-tiba berhenti, menatap tajam wanita di hadapannya. “Bukan untukmu. Ini untukku.” Dia mengangkat tubuh Bu Ratna dengan mudah, melemparkannya ke atas tempat tidur. Saat ini, Juned bukan lagi korban, dia menjadi pemain yang mengambil alih kendali.Kondisi redup dalam kamar yang terhalang oleh korden tebal menyisakan sedikit sinar yang menerpa tubuh mereka dalam potongan-potongan cahaya yang sensual. Juned berdiri di tepi tempat tidur, jari-jarinya yang kasar mulai membuka kancing blus sutra Bu Ratna satu persatu. Kulit pucat nan mulus perlahan terungkap seperti mutiara yang keluar dari cangkangnya. “Diamlah," bisik Bu Ratna ketika Juned terhenti sebentar, terpana oleh lekuk tulang selangkanya yang nyaris sempurna dan gunung kembar yang masih tertutup bra renda hitam.Tapi Bu Ratna tak tinggal diam. Tangannya yang bercincin berlian membelai bahu bidang Juned, diikuti otot pe
Last Updated: 2025-04-26
Chapter: Bab 327“Ini suamiku, Agung Prasetyo,” ujar Bu Ratna dengan nada datar, seolah memperkenalkan asisten rumah tangga. Suaminya—pria berusia 50-an dengan rambut mulai memutih—hanya tersenyum lemah ke arah Juned. “Maaf mengganggu,” ujarnya dengan suara halus, “Ratna bilang ada yang perlu dibicarakan.” Bu Ratna bangkit dari sofa, berjalan mendekati suaminya dengan langkah penuh wibawa. “Agung, ini Juned,” katanya sambil menunjuk ke arah Juned yang masih setengah telanjang, “tukang pijat favoritku... dan kali ini, dia mau memuaskanku.” Pak Agung hanya mengangguk, wajahnya tanpa ekspresi. “Ya Sayang, seperti biasa, aku persilakan selama kau bahagia.” Juned ternganga. Ini bukan reaksi yang ia duga. Bu Ratna mendekati Juned dengan langkah penuh keyakinan, jari-jarinya yang bercincin menyentuh kulit dadanya yang berkeringat. “Apa kamu masih ragu, Sayang?” bisiknya, sambil melirik ke arah Pak Agung yang berdiri kaku di dekat pintu. “Suamiku adalah orang yang pengertian... tidak mempermasa
Last Updated: 2025-04-26
Chapter: Bab 326Wajah pucatnya muncul di ambang pintu rumah, matanya membulat.Juned yang sudah setengah telanjang sedang ditindih Bu Ratna yang masih mengenakan blus sutra terbuka.“Kalian...?” Rizka berbisik, suaranya getir.Juned hanya membeku, mulutnya terbuka tapi tak bersuara mampu mengeluarkan suara. Dia melihat Rizka mundur selangkah demi selangkah dengan wajah syok.“Mbak Riz, tunggu—” Juned akhirnya bersuara. Tapi Rizka sudah menghilang dari arah pintu depan, meninggalkan kekecewaan yang menggantung di udara. Bu Ratna beralih dari atas tubuh Juned, wajahnya berkerut dalam ekspresi jengah yang tertahan. “Mengganggu saja.” desisnya, kuku-kuku merahnya mencengkeram lengan Juned dengan lemah. Juned bangkit dari sofa itu, tubuhnya masih membara antara rasa malu dan dorongan untuk mengejar. “Aku harus—”“Tidak, sayang.” Bu Ratna menahan lengannya dengan gerakan cepat, suaranya mendesis seperti ular yang terganggu. “Kau pikir boleh begitu saja meninggalkanku dalam keadaan seperti ini?”J
Last Updated: 2025-04-23