author-banner
Frands
Frands
Author

Novels by Frands

Tukang Pijat Super

Tukang Pijat Super

“Lastri, maukah kamu menjadi pacarku?” Tiba-tiba Juned berdiri menghadang perjalanan Sulastri dan kedua temannya. “Minggir kamu, dasar pria lemah,” ujar Sulastri dengan kasar kepada Juned. Juned frustasi setelah ditolak oleh seorang wanita yang selama ini ia incar. Juned pun pergi ke hutan untuk mencari tanaman beracun demi mengakhiri hidupnya. Namun, ia justru memakan sebuah tanaman langka yang tumbuh 1000 tahun sekali, dan hal itu justru membuatnya mendapatkan beragam kemampuan supranatural serta membuat kemampuan fisiknya naik berkali-kali lipat, termasuk kejantanannya. Saat ia menyadari dirinya telah berubah, ia pun langsung membalas orang-orang yang selama ini telah mencemoohnya, dan membuat para wanita yang selama ini mencemoohnya kembali padanya dan memohon untuk menjadi kekasihnya!
Read
Chapter: Bab 350
Pintu depan tertutup perlahan setelah Bu Ratna dan Rizka keluar, meninggalkan Juned dan Dinda dalam keheningan yang berat. Dua pengawal hitam masuk tanpa suara, mengangkat jenazah Sugeng dengan efisien seolah hanya memindahkan barang, bukan seorang yang baru saja kehilangan nyawa. Dalam hitungan menit, semua bukti mulai lenyap—bau obat bius disapu, noda di lantai dibersihkan, bahkan sisa-sisa pertarungan diatur ulang seolah tak pernah terjadi. Dan kemudian mereka pun pergi, meninggalkan Juned dan Dinda sendirian. Udara terasa pengap. Juned menatap Dinda, melihat betapa gadis itu gemetar, matanya kosong. “Aku... minta maaf,” suara Juned parau, pecah oleh rasa bersalah. “Aku cuma ingin balas dendam pada orang-orang yang telah menghancurkan hidupku. Aku tak tahu akan berujung seperti ini—melibatkan Bu Ratna hingga sampai orang yang bernama Nyonya Lim.”Dinda menggosok lengannya sendiri, seperti mencoba menghangatkan diri meski udara tidak dingin. “Kita sudah melangkah terlalu ja
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: Bab 349
Juned mengeraskan tinjunya, otot-ototnya mengencang seperti baja yang terlatih. “Aku sudah hancurkan Sugeng. Anton berikutnya. Apa lagi yang harus kutakutkan?” Bu Ratna menghela napas panjang, matanya tiba-tiba menunjukkan kedalaman yang mengerikan. “Kau dan aku, Juned... kita hanya bermain di pinggiran arena. Ada seseorang yang jauh lebih berbahaya di balik semua ini.” Dia melangkah mendekati jendela, menatap matahari yang bersembunyi di balik awan hitam. “Ibu angkat Anton... Nyonya Lim. Perempuan itu bukan manusia biasa. Dia memakan Pil Kuno peninggalan Dinasti Ming—Pil Kebebasan yang konon memberi pemakannya kekuatan di luar logika.”Rizka terkesiap. “Ibu tidak pernah cerita tentang ini!”“Karena ini bukan dongeng pengantar tidur, Nak,” Bu Ratna membelalak. “Nyonya Lim bisa merasakan niat buruk dari jarak kilometer. Gerakannya lebih cepat dari peluru. Dan yang paling berbahaya—dia bisa melepaskan diri dari kenyataan, membuatnya mustahil dilukai.”Juned menelan ludah. “Lalu ke
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: Bab 348
Rizka membeku. “Ibu... hamil?” Suaranya serak. Juned tersentak, wajahnya pucat. “Tunggu—itu... Pasti kesalahan... aku cuma sekali—” Bu Ratna mengetuk-ngetuk kuku merahnya di lengan sofa. “Dan itu cukup, Juned. Lebih dari cukup." Matanya berpindah ke Rizka. “Jadi kau lihat, Nak? Ibu tidak perlu bergantung pada rahimmu atau kegagalan Sugeng. Cakra Buana akan tetap memiliki penerus darah langsung.”Kesunyian yang mematikan menyergap ruangan. Di lantai, Sugeng tiba-tiba tertawa histeris. “Kalian semua sama! Gila kekuasaan! Juned... selamat ya, sekarang kau jadi ayah dan calon suami dari ibu dan anak—”PLAK!Dinda yang tadi diam tiba-tiba menampar Sugeng hingga terdiam. “Dasar pecundang! Setidaknya Juned bisa menghamili wanita dalam satu kali tendangan, tidak seperti kau yang butuh waktu lama hanya bisa ngocok di kamar mandi!”Bu Ratna mengambil langkah anggun mendekati Juned. “Tenang, Sayang. Ini urusan bisnis semata. Kau bebas tetap bersama Rizka... asalkan tidak mengganggu janin i
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: Bab 347
Juned mengangkat alis. “Jadi kita akan berhadapan dengan sang Ratu Cakra Buana?” Dinda yang sedang bersandar di dinding tiba-tiba tegang. “Aku sebaiknya pergi. Urusan keluarga—”“Tidak!” Rizka menggenggam tangan Dinda. “Kau bagian dari ini sekarang. Karena bantuanmu, aku jadi tahu siapa Sugeng sebenarnya. Ibu perlu tahu siapa yang akan menjadi tante dari calon penerus perusahaannya.”“Tante?” Dinda mengernyitkan dahi, matanya berputar ke segala arah. “Apa maksud ucapanmu, Mbak?” “Atas jasa yang telah kau lakukan. Mulai saat ini, aku menganggapmu sebagai saudaraku sendiri.” Rizka menggenggam tangan Dinda dengan lembut. “Kita juga telah berbagi cairan yang sama dari seorang pria.”Dinda sempat menoleh sejenak ke arah Juned yang mengangguk. “Kau harus menjamin keselamatanku.” Dinda mulai tersenyum meski dia tak banyak mengerti tujuan Rizka sebenarnya.Tak lama kemudian terdengar suara pintu depan terbuka dengan kasar. Bu Ratna berdiri di ambang pintu dengan balutan jas hitam, ma
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: Bab 346
Juned berjongkok di depan Sugeng yang terpuruk, menangkap dagunya yang basah dengan air mata dengan genggaman kasar. “Dengarkan baik-baik, Sugeng...” bisiknya, nafasnya masih berat. “Ibumu yang kau banggakan itu? Aku sudah menidurinya kemarin saat kau sibuk dengan pelacur-pelacurmu.”Sugeng membelalak. “B-Bohong...!” Juned mengeluarkan telepon, memperlihatkan foto Bu Ningsih tidur tanpa busana di ranjang sebuah hotel “Dia bahkan lebih liar dari sekedar wanita bermartabat, Sugeng. Lima kali klimaks dalam satu malam.”Rizka tertawa geli sambil memainkan rambut Dinda. “Oh jadi kamu mewarisi sifat ibumu yang suka jajan di luar?” Juned menepuk pipi Sugeng. “Sekarang kau mengerti? Ini bukan sekadar perselingkuhan... Ini pembalasan sempurna.” Di sudut ruangan, Sugeng menyusut dengan tubuh menggigil seperti anak kecil. Matanya kosong menyadari kini harga dirinya hancur berkeping-keping.“Besok,” Juned berdiri, “kita akan mulai babak baru. Kau akan menyaksikan istrimu mengandung anakku
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: Bab 345
Sugeng menggeleng liar, tapi tubuhnya berbohong. Dinda tertawa pendek, lalu memandang Rizka—yang saat itu sedang terengah-engah di pelukan Juned. “Mbak, boleh aku pinjam suamimu sebentar?” Dinda menjilat bibir. “Dia kelihatan lapar.” Rizka, tanpa melepas pandangan dari Juned, hanya melambai tangan acuh. “Lakukan apa saja. Aku sudah selesai dengannya.” Juned tertawa kasar, menggigit bahu Rizka. “Dengar itu, Sugeng? Kau barang bekas sekarang.”Dinda tak membuang waktu. Dengan gerakan cepat, dia membalikkan posisi Sugeng, menekannya ke lantai. “Jangan khawatir,” bisik Dinda sambil membuka kancing celana Sugeng, “aku juga akan memberimu sebanyak yang Juned beri ke istrimu.”Sugeng terisak, tapi tubuhnya menyerah. “Lihat mereka, Sugeng,” Dinda mendesis, tangan bergerak cepat. “Lihat bagaimana istrimu menikmati diri sendiri—sementara kau tak bisa melakukannya.” Sugeng menggigit tangannya sendiri untuk menahan erangan—tapi Dinda menarik tangan itu. “Jangan. Aku mau dengar.”
Last Updated: 2025-06-17
Tawanan yang Menawan

Tawanan yang Menawan

Terperangkap dalam perjalanan waktu, Wiryana Pangestu mendapati dirinya di kerajaan Wanawaron—tanah yang hanya dihuni wanita dan memiliki tradisi unik: seorang pria akan diculik dan dipaksa menghamili putri kerajaan demi melanjutkan garis keturunan. Namun, saat Wirya menganggap tugasnya sederhana, kenyataan justru membuatnya terjebak dalam dilema: “Hamili sebanyak mungkin wanita, atau yang tersisa darimu hanya tinggal nama!”
Read
Chapter: Bab 29
Ketukan keras di pintu membuat mereka membeku. “Tuan Putri Kirani,” suara Perdana Menteri Adiwidya yang berat menggema dari balik pintu, “Sarapan pagi telah disiapkan di Paviliun Timur. Ibu Ratu meminta kehadiran Tuan Putri segera.” Dewi Kirani menghela napas, wajahnya memerah. “Aku... aku sedang tidak enak badan, Bibi Adiwidya. Tolong sampaikan permohonan maafku pada Ibunda Ratu.” Suara Adiwidya terdengar skeptis. “Tapi Putri Kirani, tabib istana juga sudah menunggu untuk pemeriksaan lanjutan...” Mata Wirya dan Kirani bertemu dalam kepanikan. *Pemeriksaan? Sekarang?* “Sebentar lagi, Bibi!” seru Kirani sambil buru-buru merapikan gaunnya yang kusut. “Aku butuh waktu untuk bersiap.” “Bolehkah aku masuk membantu Putri?” Kreek!Pintu terbuka tiba-tiba meski tanpa persetujuan Dewi Kirani.Perdana Menteri Adiwidya yang biasanya penuh wibawa kini terpaku di ambang pintu. Matanya yang tajam langsung menangkap sosok Wirya bertelanjang dada dengan otot-otot yang masih berkilat o
Last Updated: 2025-06-07
Chapter: Bab 28
Wirya membaringkan tubuh Dewi Kirani di atas ranjang. Bersiap menerobos kesucian wanita tercantik di Wanawaron.“Aku akan memasukkan ini ke situ.” Ujar Wirya yang berlutut di bawah tubuh Dewi Kirani.Tangannya menuntun barang miliknya menuju ke arah lembah suci Dewi Kirani yang menggoda.“Uuhhh..”Dewi Kirani melenguh, tubuhnya menggeliat saat ujung barang Wirya menempel pada lembahnya.Hanya butuh sedikit dorongan saja, Wirya akan memegang kendali atas tubuh Dewi Kirani.Dok.. Dok.. Dok...Ketukan keras menggema di pintu kamar, memecah keheningan fajar. Suara Ratu Arunya yang tegas merambat melalui kayu yang kokoh. “Kirani. Wirya. Sudah lewat fajar. Aku ingin laporan kemajuan.” Wirya dan Dewi Kirani saling bertukar pandang. Ranjang masih berantakan, pakaian berserakan di lantai, udara kamar terasa hangat dan berat oleh keintiman yang terputus tiba-tiba. Dewi Kirani menggenggam lengan Wirya, kukunya nyaris mencakar kulit pria itu. “Itu suara ibunda,” bisiknya gemetar. W
Last Updated: 2025-06-07
Chapter: Bab 27
Napas Wirya tersendat saat tubuh Kirani yang hangat menempel padanya. “Karena... karena melakukan hal seperti itu tidak boleh dengan paksaan. Kita harus saling menginginkan.” “Saling menginginkan,” ulang Kirani perlahan, seperti mencoba kata baru. Lalu tiba-tiba matanya berbinar. “Jadi ini yang kau maksud tadi? Tentang... jatuh cinta?” Wirya tidak menjawab. Tapi tangan yang mengelus rambut Kirani dengan lembut sudah cukup sebagai jawaban. Dewi Kirani kembali mengerutkan kening kecil saat wajahnya terbenam di bahu Wirya. “Wirya,” bisiknya dengan suara penuh rasa ingin tahu, “kalau begini terus... apakah bisa membuatku hamil?” Wirya tersedak, hampir terbatuk. “Te–tentu tidak! Bukan begini caranya!” Dewi Kirani mengangkat kepalanya, mata lebar penuh pertanyaan. “Tapi kan kita harus membuat anak? Kata Ibunda Ratu—“ “Shhh!” Wirya dengan cepat meletakkan jari di bibir Dewi Kirani yang mungil, wajahnya merah padam. “Itu... itu proses yang berbeda. Aku tadi kan sudah bilang kalau
Last Updated: 2025-06-06
Chapter: Bab 26
"Kau tidak tidur?" Dewi Kirani berdiri begitu cepat sampai bangku di belakangnya terjungkal dengan suara keras. "Aku—aku hanya—" Wirya mengernyit, lalu tiba-tiba melihat bola kertas di tangan Kirani. "Apa itu?" "Tidak ada!" Kirani menyembunyikan tangannya di belakang punggung, tetapi Wirya sudah bangkit dari ranjang dan berjalan mendekat. Di bawah sinar bulan, dengan hanya celana pendek yang dikenakan, tubuh Wirya terlihat lebih jelas daripada sebelumnya. Kirani bisa melihat setiap tarikan napasnya menggerakkan otot perutnya, bisa melihat bagaimana bahunya yang lebar membentuk siluet yang— "Kirani? Kau baik-baik saja? Wajahmu merah sekali." Wirya mengulurkan tangan, dan tanpa berpikir, Kirani menjerit kecil dan melemparkan bola kertas tepat ke wajahnya. "JANGAN DEKAT!" Wirya terkejut, tetapi menangkap bola kertas itu dengan refleks. Sebelum Kirani bisa menghentikannya, ia sudah membuka gulungan kertas itu. Diam. Wajahnya perlahan berubah dari bingung menjadi... ses
Last Updated: 2025-06-06
Chapter: Bab 25
Dewi Kirani mengamati dengan cermat bagaimana cahaya bulan melintasi alis Wirya yang tebal, turun ke bulu matanya yang bergetar pelan dalam mimpi. Tangannya sendiri gemetar ketika tanpa sadar ia mengulurkan jari, hampir menyentuh ujung rambutnya yang tergeletak di bantal. “Kau...” bisiknya, suaranya serak oleh rasa penasaran yang membara, “apa kau punya mantra? Atau mungkin... kau menyihirku tanpa kusadari?” Wirya tetap terlelap, tetapi seolah menanggapi, ia menghela napas panjang dalam tidurnya. Napas itu mengalir hangat ke wajah Kirani, membuatnya tersentak dan menarik diri. Tangannya menempel di dada, merasakan degup jantung yang semakin kencang. “Tidak,” ia bergumam pada dirinya sendiri, “ini pasti penyakit. Sesuatu yang belum pernah aku rasakan dari dunia luar.” Tapi mengapa penyakit ini terasa... nikmat? Dengan hati-hati, Kirani menelusuri ingatannya tentang semua naskah kuno yang pernah di ajarkan gurunya.Namun Tidak ada catatan tentang gejala seperti ini. Tidak ada
Last Updated: 2025-06-05
Chapter: Bab 24
“Kau tak perlu merasa bersalah, Tuan Putri.” Wirya menepuk pundak Dewi Kirani dengan lembut. “Dalam hidup ini, keputusan yang benar bisa dianggap salah begitu juga sebaliknya.”Dewi Kirani yang semula menunduk, mulai mengangkat kepalanya. Wirya memeluk tubuh Dewi Kirani yang masih gemetar.“Lakukan apa yang kamu mau jika itu memang kau anggap benar, Tuan Putri.” Lanjut Wirya, tangannya membelai rambut Dewi Kirani perlahan.Sang Putri terhanyut dalam dekapan pria yang berprofesi sebagai jaksa. “Wirya...”Wirya melepaskan pelukannya dan memandang wajah Dewi Kirani yang tersisa bekas aliran air mata di pipi. “Ada apa, Tuan Putri?” Suara Wirya lirih nan lembut.Dewi Kirani duduk di tepi ranjang, jari-jarinya yang halus mencengkeram lipatan gaun merahnya. Matanya—besar dan gelap—menatap lantai, seolah-olah mencari keberanian dari dewa bumi. “Bisakah kau membuatku hamil?”Wirya berbalik menuju ambang pintu, tangannya kembali berkeringat. “Kita… kita tidak harus melakukan ini,” kata
Last Updated: 2025-06-05
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status