Chapter: The Deal (2)Sera menyeka sudut bibirnya dengan tisu, lalu melirik ke arah jam tangan mungil di pergelangan tangan kirinya. “Sudah jam segini. Aku duluan ya. Kau juga, kalau sudah selesai cepatlah ke kelas. Jangan sampai terlambat!” ujar Sera sambil merapikan nampan sarapannya. Evan mengangguk kecil. “Oke!” balasnya. Sera berdiri, bersiap untuk pergi. Namun, sebelum itu ia menoleh kembali ke arah Evan. “Oh, satu hal lagi. Kau sudah tahu mau ikut ekstrakurikuler apa?” “Ahh... belum,” Evan berkata sedikit canggung. “Aku masih sedikit bingung ingin bergabung dengan klub mana.” Sera tersenyum maklum. “Batas pendaftarannya sampai akhir minggu ini. Sekedar saran dariku, pilih dengan baik klub yang akan kau ikuti. Bagaimanapun juga kegiatan ekstrakurikuler ini akan mempengaruhi nilai akhirmu nanti.” “Baiklah! Terima kasih untuk sarannya, Sera,” Evan membalas sambil tersenyum pada gadis itu. Sera mengangguk pelan pada Evan sebelum akhirnya beranjak pergi. Ia membawa nampan bekas sarapannya menuju
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: The Deal (1)Kantin pagi itu sudah mulai dipenuhi siswa. Suara denting alat makan, obrolan ringan, dan tawa pelan bersatu dalam hiruk pikuk yang khas. Bau roti panggang dan kopi menguar di udara. Evan melangkah gontai memasuki kantin untuk sarapan. Malam sebelumnya cukup membuatnya kewalahan secara mental. Setelah mengisi nampannya dengan sepotong roti lapis, beberapa potong buah dan mengambil sekotak jus, ia berdiri sejenak di depan deretan meja. Pandangannya menyapu ke seluruh ruangan, mencari tempat duduk yang kosong. Saat itulah ia melihat sosok yang familiar. Pemuda itu melangkah mendekati meja tersebut. "Sera! keberatan kalau aku bergabung?" Sera yang tengah menusuk potongan buah di piringnya, menoleh ke arahnya. “Oh, Evan! Sama sekali tidak, duduk saja!” jawabnya dengan ramah disertai senyum tipis. Evan mengangguk singkat, lalu menarik kursi di depannya. Mereka duduk berhadapan. Ia mulai menikmati roti lapis miliknya dengan tenang sebelum suara Sera memecah keheningan. “Kau baik-baik
Last Updated: 2025-04-11
Chapter: A Chance (3)"Ivana..." bisiknya lirih, nyaris tak terdengar.Namun, itu saja cukup untuk membuat waktu seakan berhenti bagi Evan.Mendengar nama itu, hati Evan berdegup kencang. Ia mengendurkan cengkeramannya sedikit, cukup untuk memungkinkan Rai bergerak lebih leluasa namun tetap dalam kendalinya....Kini keduanya tengah duduk di ranjang masing-masing, saling berhadapan namun sibuk dengan pikiran mereka sendiri-sendiri. Tidak ada dari mereka yang berniat memecah keheningan yang menggantung di kamar itu.Evan akhirnya berdiri, menghela napas sebelum meraih kursinya yang terjatuh akibat dorongan mendadak dari Rai tadi. Ia membetul
Last Updated: 2025-02-26
Chapter: A Chance (2)Saat Rai berbalik, ia menatap Evan dengan tatapan yang tidak dapat dijelaskan oleh pemuda itu. Ada kecurigaan di matanya namun ada hal lain juga yang tidak dapat ia mengerti.“Dari mana kau mendapatkan semua artikel ini?” Rai bertanya pada Evan. Suaranya terdengar penuh selidik, matanya tajam memperhatikan setiap gerak gerik Evan.“Internet,” Evan menjawab singkat dengan ekspresi datar.Rai mendengus mendengar jawaban Evan, jelas tidak percaya dengan jawabannya. “Hah... jangan bercanda! Semua artikel itu sudah dihapus dari internet. Tidak ada lagi yang bisa ditemukan,” ujarnya dengan nada keras.Evan mempertahankan ekspresi datarnya. “Temanku yang mengirimkannya saat aku bilang akan pindah ke akademi ini. Itu sudah lama, kurasa sebelum artikelnya dihapus,” jelasnya dengan tenang.Rai menyipitkan mata. “Dan kau menyimpan file-file nya selama ini? Omong kosong!” ucap Rai dengan nada sinis. Suaranya meninggi.“Aku hanya belum sempat membacanya saat itu. Jadi, aku mengunduhnya untuk dibaca
Last Updated: 2025-02-19
Chapter: A Chance (1)Matahari mulai tenggelam di balik gedung Akademi Crimson, mewarnai langit dengan semburat jingga dan ungu. Evan, yang baru saja menyelesaikan kelas terakhirnya hari ini, sedang dalam perjalanan menuju asrama saat ia kemudian berhenti sebentar di lapangan olahraga akademi. Ia memutuskan untuk duduk di salah satu kursi di pinggir lapangan. Terlihat beberapa siswa sedang bermain baseball. Kegiatan klub sepertinya. Namun, yang mengalihkan perhatian Evan adalah pemandangan matahari yang perlahan terbenam di sore itu dan semilir angin lembut yang menyentuh wajahnya, memberikan sedikit ketenangan pada pemuda itu.Sejak kematian Ivana pikiran dan hatinya tidak lagi menemukan kedamaian, selalu dihantui oleh kegelisahan. Setiap malam, mimpi-mimpi buruk menyergap tanpa ampun, membangunkannya dalam kegelapan dan keputusasaan. Pil tidur yang ia konsumsi, meskipun hanya memberikan ketenangan sementara, adalah satu-satunya pelarian dari badai emosi yang terus menyerbu pikirannya, mengusir sejenak ba
Last Updated: 2025-02-11
Chapter: Crimson Royal (4)Saat ini jam pelajaran terakhir. Kelas terakhir untuk hari ini adalah Kelas Seni. Evan sudah duduk dengan rapi di kelas lima belas menit sebelum jam pelajaran dimulai. Di sampingnya ada Sasha. Gadis itu sedang sibuk dengan ponselnya, ia bilang sedang mengabari Sera yang juga mengambil kelas ini. Evan merasa beruntung ada orang yang dikenalnya di kelas ini.Pemuda itu memperhatikan sekitar. Sebelumnya, ia hanya sempat melihat dari luar. Ruangan ini memiliki desain yang klasik. Lantai dan dindingnya dilapisi marmer, memberikan kesan mewah dan elegan. Tempat duduk disusun setengah melingkari ruangan itu dengan kanvas dan peralatan seni disisinya. Kemudian ada sebuah jendela besar menghadap ke arah taman akademi, membiarkan cahaya matahari masuk dan menciptakan nuansa lembut. Beberapa karya seni dipajang di dinding ruangan untuk menambah estetika.“Sera! Di sini!” suara Sasha yang duduk di sampingnya mengalihkan perhatian Evan.Gadis yang dipanggil oleh Sasha itu melangkah menuju tempat du
Last Updated: 2025-02-04