Share

Bab 23 - Black Mamba

Prabu menyeretku keluar layaknya ia menarik koper di Bandara dan hampir telat penerbangan. Aku mengerung sakit tapi Prabu tak mengindahkannya. Sampai akhirnya Aku mulai memberontak.

“Lepasin, Sakit!” racauku yang kemudian dengan sekuat tenaga melepaskan cengkraman dari Prabu. Prabu yang ngeh hanya terdiam.

“Eh, malah diam. Gak bilang minta maaf lagi,” imbuhku. Tapi, percuma juga. Prabu tak menggubrisnya. Batinku bergejolak dengan amarah karena sikap Prabu yang gengsian untuk mengatakan satu kata empat huruf “Maaf”. Tapi, kemudian terdasar dengan janji yang dibuat Prabu semena-mena kepada Nyoya Mirna.

“Pak, kenapa tadi berbohong kepada nenek? Kan yang beli buah Bapak, kenapa kok jadinya bisa saya yang bawa?” cecarku kepada Prabu.

“Sudahlah, ikuti saja perintahku.” Jawab singkat Prabu. Kemudian Aku teringat sesuatu.

“Ah, iya. Pak, kenapa Bapak buat janji seenaknya sih. Kenapa Bapak gak bilang kalau mau buat janji dengan Nyonya Mirna lagi? Kan saya dua hari nanti ada acara jalan-jala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status