Bersembunyilah sejauh yang kau bisa, tapi saat aku menemukanmu, kau tak akan pernah bisa lari lagi dariku.~Seanders Genaaro~Singapura.Sean menatap layar ponselnya dengan bibir terus menyunggingkan senyuman. Malam ini dia susah sekali untuk memejamkan mata, dia hanya berguling ke kiri dan kanan sambil memegang ponsel di tanganya.Saat Aleeka dan Nancy di rumah sakit sore tadi, Sean sudah menyuruh anak buahnya untuk memasang cctv di seluruh area unit apartemen Aleeka, dan kini Sean tak henti-hentinya memandangi wajah Aleeka yang sedang pulas tertidur.“Aku rindu hembusan napasmu saat kau terlelap di bahuku baby”Sambil tidur terlentang Sean menaruh ponsel di dadanya, seolah itu adalah Aleeka, dengan memejamkan mata dia membayangkan saat malam panasnya bersama Aleeka.~\/~Pagi hari Aleeka terbangun karena mencium aroma kopi kesukaanya, Nancy memang biasa membuatkanya kopi di pagi hari.“Oh Nancy, sudah kukatakan jangan melakukan apa-apa dulu, dan tetaplah diatas ranjang” dengan mata
“Aku mengatakan hal yang sebenarnya Se-... maksudku Tuan Sean, aku benar-benar tidak bermaksud menipumu, tolong kasihanilah kami” Sean hanya diam dan dengan tatapan terfokus hanya pada Aleeka, dan hal itu membuat Aleeka menjadi semakin takut, terlebih dia mengingat bayi yang ada dalam kandunganya. Bagaimana jika Sean menuntut dan memenjarakanya? Sedangkan kondisinya saat ini sedang hamil. Itulah yang menjadi beban pikiran Aleeka saat ini. “Kemasi barang-barangmu, kita pulang sekarang” suara Sean melunak, ada senyum kecil yang dia sembunyikan di sudut bibirnya. “Tapi ini rumahku, kau hendak membawaku kemana?” “Ke Jakarta, atau ke Sisilia itu akan kita bicarakan nanti, untuk saat ini ikutlah saja dulu” “Tidak Sean, buk... bukan begitu maksudku... ehm.. dengar, aku ada pekerjaan disini, aku tak bisa meninggalkanya begitu saja” “Aku bisa mengatur semua itu, kau tenang saja” “Lalu bagaimana dengan Nancy, dia sedang menjalani pengobatan” “Aku sudah mengurusnya, dia akan mendapatkan p
Aleeka mengerjapkan matanya beberapa kali, sinar matahari yang masuk melalui celah jendela kamar membuatnya menyipitkan mata karena silau untuk sesaat lamanya. Perlahan dia mulai bangkit dan duduk, hal pertama yang di lihatnya adalah sebuah kamar besar nan mewah, juga temoat tidur king size dengan kasur empuk dimana dirinya terbaring.“Dimana aku?” lirih suara Aleeka berusaha mengingat rentetan kejadian yang menimpanya. Lalu ingatanya melayang pada saat kedatangan Sean ke apartemenya secara tiba-tiba, Aleeka pun tersentak dan menjadi ketakutan.“Ya Tuhan, apakh Sean sudah mengetahui kebohonganku? Oh tidak... aku harus memperingati Aqeela untuk hal ini, tapi di mana ponselku?”Aleeka mulai meraba dan mencari keberadaan ponsel di dekatnya, namun nihil, dia tak menemukan apapun bahkan dia juga tak mengenali tempat dimana dirinya berada saat ini.Tiba-tiba pintu kamar terbuka, dan masuk seorang wanita paruh baya dengan membawa nampan berisi makanan dengan aroma yang membuat perut Aleeka b
Saat ini Aleeka sedang berada dalam sebuah mobil yang di kendarai oleh Sean, dibelakangnya ada beberapa mobil jeep yang mengawal, Aleeka sendiri tidak tau akan dibawa kemana dirinya oleh pria yang masih menjadi tunangan kakak kembarnya itu. dan satu kesulitan bagi Aleeka, dia tidak memahami dan mengenal area Indonesia, karena sejak bayi dia sudah tumbuh di Singapura dan hanya beberapa kali berkunjung ke Jakarta, itupun hanya ketika sang nenek masih hidup. Kini setelah ibu dari ayahnya meninggal dunia, Aleeka hampir tak pernah lagi menginjakan kaki ke Jakarta.“Sebenarnya kita mau kemana Sean? Hendak kau bawa kemana aku?”Sean tak menjawab, dia hanya melirik sesaat ke arah wanita yang sudah mengusik tidur malamnya, tatapan Sean tetap fokus pada jalan raya di hadapanya. “Jika kau lelah kita bisa beristirahat sejenak” ucapnya tanpa menghiraukan pertanyaan Aleeka.Aleeka hanya mendengkus kesal dengan respon Sean, setelah itu dia tak lagi menanyakan tujuan mereka, gadis itu akhirnya hanya
Sean mengepalkan tanganya, dia yakin Felisha berbohong, dan dia bertekad akan mencari bukti atas kebohongan calon ibu mertuanya itu. Sementara Aleeka hanya terdiam dan menunduk di belakang tubuh Sean.“Aleeka sayang, ko kamu diam aja sih... sini nak, kamu juga ga kasih tau momy kalau mau pulang ke Indonesia” Felisha berdiri dan menghampiri Aleeka, dia mengusap lembut kepala Aleeka dan membimbingnya berjalan memasuki rumah kediaman Sean.Aleeka berjalan pelan karena takut akan kemarahan Aqeela dan juga kedua orangtuanya, terlebih cekalan tangan Felisha yang dia rasa cukup keras di lenganya, wajah Felisha memang tersenyum lembut memperlihatkan pada semua orang bahwa dia seorang ibu yang menyayangi kedua putri kembarnya.Felisha mendudukan Aleeka di sofa yang kosong di sebelahnya. “Jadi ini adalah Aleeka, adik kembarnya Aqeela, putri bungsu kami” ucap Felisha memperkenalkan Aleeka sambil kembali mengusap lembut kepala gadis yang tertunduk dengan wajah murung dan ketakutan.Sean melihat w
“Cukup Andina, aku sudah tidak kuat lagi” ucap Aqeela menahan tangan sahabatnya yang mau menuangkan kembali minuman ke dalam gelasnya.“Ayolah Aqeela, masa segitu aja udah mabok, liat tuh Zia, dia aja masih mau nambah pesen satu botol lagi”Aqeela melirik ke salah satu rekanya sesama model, Shazia. Akhirnya dia menuruti ucapan Andina untuk kembali mereguk minuman beralkohol tersebut. Aqeela bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan sedikit sempoyongan menuju toilet, meninggalkan teman-temanya yang masih asik minum dan tertawa.Sebelum langkah kaki Aqeela mencapai toilet, tiba-tiba ada lengan kokoh yang menariknya, tubuh Aqeela yang memang sudah lemas seketika menjadi linglung dan hampir terjatuh andai saja lengan kokoh itu tidak dengan sigap menangkap tubuhnya.~\/~Di rumah keluarga Genaaro.“Sean, sebenarnya apa yang sedang kamu selidiki?” tanya William, saat ini keduanya sedang berada di ruang kerja Sean.Tadi William meminta putranya itu untuk berbicara berdua dengannya, sesaat
Sean mencari keberadaan Aleeka di kamar Chelsea. “Chelsea, suruh dia keluar” ucap Sean saat melihat hanya adik sepupunya saja yang menampakan diri setelah membuka pintu kamar.“Dia sedang membersihkan dirinya di kamar mandi kak, kau tunggulah sebentar, aku akan menyuruhnya menemuimu”“Baiklah, suruh dia ke ruang kerjaku saat dia sudah selesai”Sean berbalik dan kembali berjalan ke ruang kerjanya tanpa menunggu jawaban dari Chelsea. Sambil berjalan Sean menghubungi tangan kananya, John dan memintanya untuk menemuinya di ruang kerjanya.Tak perlu menunggu lama John langsung bergegas menemui bosnya. Kini keduanya tengah terlibat pembicaraan serius.“Apa kau yakin yang pergi ke Paris itu adalah Aqeela yang asli John?”“Benar tuan muda, karena menurut catatan di pemerintahan Indonesia Nona Aleeka mengunjungi Jakarta sesuai dengan waktu pertunangan Tuan Muda Sean dan Nona Aqeela, dan dia kembali ke Singapura setelah satu bulan kemudian, dan itu pun setelah dia menemui Nona Aqeela di kamar h
“Sial, apa yang sudah aku lakukan?” Aqeela memijit pelipisnya yang terasa pening, dia merasa seluruh tubuhnya remuk dan nyeri di bagian-bagian tertentu. “Aku harus pergi dari sini secepatnya, sebelum laki-laki ini bangun”Aqeela memaksakan diri untuk bangkit dan turun dari tempat tidur, namun sebelum kakinya mencapai lantai, sebuah tangan kokoh merengkuh tubuhnya dan menariknya kembali keatas tempat tidur.“Kamu mau kemana cantik?” suara serah khas pria baru bangun tidur terdengar menggelitik di telinga Aqeela.Aqeela melirik lengan yang melingkari perutnya. “Lepaskan! Aku harus pergi”“Hey, jangan galak begitu dong, apa begini caramu bersikap dengan orang yang telah menolongmu?”“Apa maksudmu?! Menolong apa?! Jangan kau pikir aku sedang mabuk lalu aku tidak ingat apa-apa! Aku ingat kaulah yang menyeretku saat aku hendak ke toilet! Dasar b*j*ng*n!”Aqeela melayangkan pukulan bertubi-tubi ke tubuh pria yang kini telah merubah posisinya menjadi duduk namun dengan tangan yang masih teta