Sudah satu minggu ini Rihana bekerja di kantor resort milik Daddynya. Tidak ada kendala yang berarti dalam pekerjaanya. Selain karena Rihana lulusan dari jurusan bisnis managemen, ia juga sering menjadi brand ambassador dari beberapa produk kecantikan yang menjadikannya punya sedikit pengalaman dari pemasaran suatu produk. Bahkan ia sering di tawari untuk menjadi seorang model profesional beberapa merek pakaian. Ia selalu menolak tawaran tersebut karena tidak mau terikat dengan kontrak yang bisa membelenggunya dari kebebasan.
Lain halnya soal pekerjaan yang berjalan lancar, soal calon suami yang belum ia temukan untuk di kenalkan kepada Daddynya membuat ia frustasi.
"Aaaaaaa." Rihana meremas rambutnya, Ia menelungkupkan wajahnya di meja kerjanya.
"Ting." Notif dari akun jodoh onlinenya berbunyi tanda ada sebuah pesan masuk. Ia ragu untuk membukanya karena selama ini yang ingin mengajak kencan semuanya tidak ada yang masuk dalam kriterianya. Bahkan ada yang iseng mengirim photo bugil, yang membuat dirinya meradang dan uring-uringan.
Setelah menimang-nimang akhirnya dengan setengah menutup matanya, Rihana membuka pesan tersebut. "Mr Dj." Rihana bergumam menyebut nama akun yang menurutnya aneh. Belum sempat ia membuka profilnya, ia sudah di kejutkan dengan suara dari orang yang sangat di bencinya.
"Hai manis, sedang sibuk?" Ashton sudah berdiri di depanya.
"Bisakah kau mengetuk pintu sebelum masuk. Tidak sopan!" Rihana mendengus kesal.
"Heiiiii dari tadi, aku sudah mengetuk pintu dan memanggil namamu tapi kau terlalu fokus sehingga tidak mendengarkan panggilanku. Memang pekerjaan apa yang membuatmu serasa di dunia lain." Ashton mencondongkan kepalanya ke arah laptop milik Rihana.
"Apa apaan sih." Karena gugup, maksud Rihana yang tadinya ingin menyembunyikan situs perjodohan o****e malah salah tekan tombol. " Sial." Gerutu Rihana yang tidak sengaja menerima tawaran kencan dari seseorang dengan nama akun Mr Dj yang tidak pernah ia ketahui profilnya.
"Any problem?" Ashton menyelidik.
"Bukan urusanmu. Oh ya ada apa, kau menemuiku?"
"Aku hanya ingin memastikan, apa kau benar-benar menerima orderan untuk acara dari selebritis yang suka bikin sensasi itu?"
"Yup, kenapa memangnya. Ada masalah?"
"Pikirkan kembali baik-baik, karena bukannya menguntungkan tapi bisa jadi boomerang buat resort ini. Nama baik resort ini akan jadi taruhanya." Rihana menatap Ashton heran, karena baru kali ini Rihana melihat Ashton dengan raut muka yang terlihat serius.
"Kau takut?"
"Bukanya takut, karena tidak akan berimbas apa-apa buatku. Tapi aku mengkhawatirkanmu dan resort ini." Ashton bersedekap.
"Ckkk berlebihan." Rihana berdecih.
"Terserah kau saja, aku cuma mengingatkan."
"Sudah selesai?"
"Baiklah aku pergi dulu karena kau mengusirku. Ashton membalikkan badannya menuju ke arah pintu keluar.
"Penawaran kencanku masih berlaku, daripada mengencani seseorang dari situs jodoh o****e. Ibarat membeli kucing dalam karung. Ha ha ha ha." Ashton menghindar dari heels yang di layangkan Rihana ke arah mukannya.
"Sialan, menyebalkaaaaaan."
~~~~~~~~~~~~~
Karena sudah menyetujui ajakan kencan yang tidak sengaja dan omelan Daddynya yang menuntut, akhirnya Rihana berniat untuk bertemu teman kencanya malam ini.
Jauh dari kata anggun penampilanya Rihana terlihat santai tidak menyerupai acara kencan seperti kebanyakan orang. Rihana memakai atasan tanpa lengan berwarna putih dengan bawahan rok pantai bermotif floral dengan panjang di bawah lutut.Rambut coklatnya ia kuncir kuda dan untuk alas kaki,ia memakai sandal jepit andalannya.
Memang terlihat sangat aneh, tapi ia ingin memperlihatkan jati dirinya tanpa menutup-nutupinya.
Pukul delapan malam ia sampai di sebuah restoran dengan tema outdoor di pinggir pantai yang letaknya tidak terlalu jauh dari resort milik Daddynya.
Sesampainya di depan resepsionis restoran. "Reservasi meja nomor delapan."
"Sebelah sini nona Dawson." Rihana mengikuti sang resepsionis yang menunjukan meja yang telah di bookingnya.
Sampai di meja nomor delapan, nampak seorang pria tampan memakai stelan tuxedo mahal dan sangat rapi. Berbanding terbalik dengan penampilan Rihana.
"Haiiii sudah lama? Tapi kayaknya aku tepat waktu kok." Rihana mengulurkan tangannya.
"Ah aku saja yang takut telat nona Sun." Sun adalah nama samaran Rihana di situs perjodohan o****e.
"Nice to meet you Mr------
"Benedict Garner, panggil saja Ben nona Sun."
"Rihana Dawson, biasa di panggil Ana."
Dari belakang pohon palem, sepasang mata berwarna biru sedang memicingkan matanya melihat mereka berdua." Dasar setan tua, mencari teman kencan sampai ke tempat ini hufffft. Tak akan kubiarkan kau mendapatkan Riri dengan mudah."
TBC
Wahhhh saingan Ashton muncul juga akhirnya.
HANI ^^
"Tidak disangka kita akan kembali lagi ke sini." Rihana saat ini berada di dekapan Ashton."Benar, Riri. Aku tidak menyangka juga jika kita kembali ke Pulau Bali dengan status yang berbeda. Dulu kau dan aku datang ke tempat ini dalam keadaan single. Sekarang kita telah menikah dan orang yang menjadi partnerku adalah kau, gadis jutek yang marah-marah karena salah mengenai koper.""Please, aku mohon jangan kau ungki-ungkit masalah itu lagi, Ash, kau membuatku malu saja.""Tidak perlu malu karena aku sudah melihatmu seutuhnya bahkan aku sudah menikmati semua apa yang ada di tubuhmu.""kau ini, Rihanna menyebut perut Ashton dan laki-laki itu pun terkekeh."Jangan lupa setelah sampai di Villa kau harus memberikan bagianku.""Seharusnya aku memilih Benedict daripada kau untuk menjadi suamiku.""Kata-kata apa ini?" Ashton tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rihanna."Menjauhlah dariku, aku membencimu sekarang." Rihanna berpindah tempat duduk untuk menjauhi Ashton."Sayang, kau tidak
"Aston kau sudah bangun?" Meg dengan tingkat kepercayaan tinggi bertanya kepada laki-laki yang berada di sampingnya itu."Hai kau siapa?" Meg pura-pura kaget melihat keberadaan Rihanna di kamarnya."Hai, aku Rihanna. Aku adalah mantan tunangan laki-laki yang berada di sampingmu.""Maksudmu kau sudah bertunangan dengan Aston dan dibatalkan, ya?" Meg tertawa dibuat-buat."Kau salah, laki-laki yang berada di sampingmu itu adalah Anthony bukanlah Ashton.""Apa? Tidak mungkin." Meg berteriak setelah melihat wajah laki-laki yang berada di sampingnya itu. Dia adalah Anthony sepupunya sendiri."Hei, bangun, bangun!" teriak Meg.Anthony terbangun. "Kenapa kau yang di sini?""Seharusnya aku yang bertanya. Kau bukanlah Ashton. Apa yang kau lakukan, brengsek!" Meg mengamuk sambil memukul wajah Anthony."Ada apa? Kenapa kau sangat ribut sayangku, Ana?" Anthony masih saja belum bisa"Aku bukan Rihanna! Aku bukan mantan tunanganmu! Aku Meg, bodoh!""Apa?" Anthony bingung. "Kenapa kau mengamuk? Pasti
"Ben, aku ingin bicara, bisa kau temui aku di kafe sebelah mall Palm?" Ashton ingin berdiskusi dengan Benedict tentang kebersamaan Anthony dan Meg. Walau bagaimanapun Meg adalah wanita masa lalu mereka berdua dan Rihana pun juga adalah calon wanita masa depan mereka."Ini penting, kau pasti ingin tahu kenapa Meg dan Anthony bisa makan siang bersama dan terlihat akrab?"Ashton menjauhkan ponselnya saat mendengar jeritan Benedict dari dalam ponselnya."Ya, cepatlah jika kau tertarik untuk mengetahui alasan kebersamaan mereka." "Dasar, si Ben membuat telingaku sakit." Ashton mengusap telinganya.Beberapa menit kemudian, Benedict sudah berada di hadapan Ashton dengan napas yang terengah."Ayo katakan bagaimana kejadiannya. Kenapa bisa mereka berdua akrab dan kenapa pula si Meg nisa berada di sini? Ini pasti bukan suatu kebetulan, kan?" tanya Benedict."Ini yang aku ingin diskusikan denganmu. Aku juga bingung, kenapa gadis itu bisa berada di sini? Dua tahun mengenalnya, aku belum pernah me
Mata Ashton terbelalak saat Rihana menurunkan celana dalamnya lalu menendang segitiga berwarna hitam itu sehingga terlepas dari kakinya."Seperti ini, sama seperti denganmu?" Rihanna merangkak lalu duduk di pangkuan Ashton. Keduanya saling berhadapan dan kedua alat vital mereka saling bersentuhan. Darah Ashton mendidih. Sudah sangat lama dirinya belum pernah menyentuh wanita pasca pengkhianatan Meg. Jika dihitung sudah dua tahun lebih. Dirinya tidak tertarik menjalin hubungan dengan wanita manapun karena terlalu malas dan takut terkhianati. Namun setelah bertemu dengan Rihanna di Bandara Ngurah Rai Bali, jiwa kelelakiannya kembali bangkut dan hasrat untuk menjadikan Rihanna kekasihnya begitu kuat. "Kau sangat cantik, Riri." puji Ashton. Ia lalu menyentuh buah dada Rihanna. "Lembut, ini … sangat lembut." gumam Ashton.Ashton lalu menundukkan wajahnya. Naluri laki-lakinya mendekati dada Rihanna. "May I ….""Sure, silakan." ucap Rihanna yang merutuki mulutnya karena lancang mempersilak
Mata Ashton terbelalak saat Rihana menurunkan celana dalamnya lalu menendang segitiga berwarna hitam itu sehingga terlepas dari kakinya."Seperti ini, sama seperti denganmu?" Rihanna merangkak lalu duduk di pangkuan Ashton. Keduanya saling berhadapan dan kedua alat vital mereka saling bersentuhan. Darah Ashton mendidih. Sudah sangat lama dirinya belum pernah menyentuh wanita pasca pengkhianatan Meg. Jika dihitung sudah dua tahun lebih. Dirinya tidak tertarik menjalin hubungan dengan wanita manapun karena terlalu malas dan takut terkhianati. Namun setelah bertemu dengan Rihanna di Bandara Ngurah Rai Bali, jiwa kelelakiannya kembali bangkut dan hasrat untuk menjadikan Rihanna kekasihnya begitu kuat. "Kau sangat cantik, Riri." puji Ashton. Ia lalu menyentuh buah dada Rihanna. "Lembut, ini … sangat lembut." gumam Ashton.Ashton lalu menundukkan wajahnya. Naluri laki-lakinya mendekati dada Rihanna. "May I ….""Sure, silakan." ucap Rihanna yang merutuki mulutnya karena lancang mempersilak
Mata Ashton terbelalak saat Rihana menurunkan celana dalamnya lalu menendang segitiga berwarna hitam itu sehingga terlepas dari kakinya."Seperti ini, sama seperti denganmu?" Rihanna merangkak lalu duduk di pangkuan Ashton. Keduanya saling berhadapan dan kedua alat vital mereka saling bersentuhan. Darah Ashton mendidih. Sudah sangat lama dirinya belum pernah menyentuh wanita pasca pengkhianatan Meg. Jika dihitung sudah dua tahun lebih. Dirinya tidak tertarik menjalin hubungan dengan wanita manapun karena terlalu malas dan takut terkhianati. Namun setelah bertemu dengan Rihanna di Bandara Ngurah Rai Bali, jiwa kelelakiannya kembali bangkut dan hasrat untuk menjadikan Rihanna kekasihnya begitu kuat. "Kau sangat cantik, Riri." puji Ashton. Ia lalu menyentuh buah dada Rihanna. "Lembut, ini … sangat lembut." gumam Ashton.Ashton lalu menundukkan wajahnya. Naluri laki-lakinya mendekati dada Rihanna. "May I ….""Sure, silakan." ucap Rihanna yang merutuki mulutnya karena lancang mempersilak