Share

Grow Up Love
Grow Up Love
Penulis: Trins

Hi! Perkenalkan

Tahun 2020. Perkenalan.

Kurvaku menurun lagi. Mungkin hampir berjumpa pesimis. Saat ada keinginan lari agar segera tiba di tujuan, aku ragu. Apa masih bisa?

"Luka akan sembuh." Itu kalimat yang kudengar.

Iya. Lukaku juga. Bukannya sudah membaik sejak lama? atau masih ada luka yang terlalu dalam dan sulit pulih.

Jujur saja, aku ingin bilang, pikiranku kosong, tapi sebenarnya tidak. Seperti selama aku hidup dan terjaga, atau dalam lamunan sekalipun. Lalu kosong itu di mana?

Hatiku?

Kenapa?

Dalam hal ini aku bilang pada diri sendiri, sabar jika belum ada jawaban.

Aku.

Di bumi ini, di sebuah kota, di kamarku, bersama waktu berteman ke kanan.

Perkenalkan! Ini tentangku. Bagian ini aku. Bukan dia, mereka, siapapun, atau kucing kesayanganku. Cukup aku kali ini. Diriku sendiri mencoba berkomunikasi, atau lebih tepatnya bercerita.

Hari ini, dua hari sebelum ulang tahunku. Musim pancaroba dengan curah hujan yang tinggi. Jam 3 dini hari. Hujan deras. Itu! Di luar terdengar. Suhu di dalam ruangan menurun. Mulai terasa dingin.

Aku kembali lagi di kamar ini. Masih mudah menemui gelisah, walau coba ditutupi dalam diam. Jika bicaraku bertambah, mungkin akan ada yang tau. Setidaknya itu yang kupikirkan. Aku putuskan untuk menutupi sisi yang tampak lemah dari diriku.

Aku di dalam rumah sudah lama menjadi si sulung, melihat kepala keluarga yang gagah telah banyak berubah, melihat ibu di rumah dengan kerut yang bertambah. Selain itu, ada adik perempuanku yang sebentar lagi akan menikah dan si bungsu yang berusia sepuluh tahun.

Aku di luar rumah. Kesekian kali tidak mampu bertahan di ruangan kantor dengan segudang variety show. Disalahkan. Salah lagi. Salah lagi. Kerjakan lalu kerajakan. Pokoknya kerajakan. Ada batas-batas terlewati. Aku memang tidak melawan, tapi bukan berarti aku menerima saja. Jika ini egoku, aku terbawa. Aku mundur. Aku ke luar saja. Padahal, berani sekali aku dengan kondisiku sekarang. Kebutuhanku sangat bergantung dari pendapatan tetap setiap bulan. Tabungan yang dimiliki juga belum seberapa. Sedikit malah. Di tambah, ini tahun di masa pandemi. Kasus terinfeksi yang dikonfirmasi juga semakin naik.

Aku di dalam diri. Sendiri. Kesendirian. Setelah terpatahkan, masih menata hati. Belum ada pasangan. Kata umumnya, jomblo. Sedikit lebih halus, single. Status KTP belum menikah.

Aku si pemimpi yang hampir kapok bermimpi. Mulai mengambil moto hidup layaknya air yang mengalir. Sebetulnya, itu manipulasi dari kondisiku "tidak tau lagi mau ngapain". Akhirnya jalanin saja. Bukan berarti sudah menyerah. Hanya pernah berkali-kali ingin, tapi tidak. Aku semakin sadar harus ada yang diperbaiki.

Tiga tahun terakhir aku jarang sekali menangis. Walau ternyata, terkadang tidak menangis lebih menyakitkan dari pada menangis.

Aku ingin lebih baik. Berjalan ke arah yang tepat bukan sebaliknya. Di balik pujian dari orang lain yang ku dapat, aku juga punya sisi tergelap. Sisi yang tidak boleh merenggut dan menarik diriku untuk jatuh, hingga makin sulit menjamah petunjuk. Sisi gelap yang ingin dihadirkan cahaya.

Perjalananku bukan untuk dicontoh. Aku bisa menjadi protagonist bagi mereka, tapi aku juga punya sisi antagonist untuk beberapa orang. Aku memiliki perjalanan. Kita semua begitu. Perjalanan ini yang akan berakhir nantinya, membawa kita semua pulang.

Tapi sebelum itu, dalam proses menjalaninya, mau berbagi kisah denganku?

Namaku Khairiyah Hasanah.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening cant wait to read the next chapter.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status