Share

Bab 156

Author: Rexa Pariaman
Dor!

Tiba-tiba terdengar suara tembakan. Kemudian, muncul lubang berdarah di dahi Fauzan. Tubuhnya langsung tumbang dan dia tidak bergerak lagi. Apa Fauzan sudah mati?

Ewan segera berbalik dan melihat Henry yang menembak Fauzan. Kala ini, Henry bukan hanya sudah menghabisi 2 murid Sekte Hyang. Bahkan dia juga menghabisi 2 orang yang membawa parang di depan pintu.

Salah satu tangan Henry berdarah, tangannya yang lain menggenggam pistol dengan erat. Ewan yang merasa tidak tenang menghampiri Fauzan dan menendangnya 2 kali. Dia baru merasa lega setelah melihat Fauzan tidak bergerak sedikit pun.

Ewan menghampiri Henry dan bertanya, "Kak Henry, bagaimana kondisi lukamu?"

"Nggak masalah, cuma luka luar," sahut Henry sembari tersenyum. Tadi murid anggota Sekte Hyang menebas lengan Henry dengan parang saat mereka bertarung.

"Aku balut lukamu dulu," ujar Ewan. Setelah membantu Henry membersihkan darah di lengannya, dia baru melihat ternyata luka Henry sepanjang 10 sentimeter. Lukanya menganga se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 162

    Wajah Tripta memucat. Reaksi pertamanya adalah tidak percaya. Dia bertutur, "Pak Polisi, apa kalian nggak salah? Putra saya baik-baik saja. Mana mungkin meninggal?""Kami nggak salah. Dokter forensik sudah melakukan autopsi. Setelah mencocokkan wajah dan sidik jari, sudah dipastikan sementara bahwa jenazah adalah Dylan. Tapi, kami masih butuh Anda untuk mengenali jenazah sebagai konfirmasi akhir," jelas polisi.Mendengar ucapan polisi, sekujur tubuh Tripta gemetaran. Dia bergumam, "Putraku nggak mungkin meninggal. Kalian pasti salah. Pasti ada kesalahan ...."Bam! Tripta jatuh pingsan ke lantai.Setengah jam kemudian, Tripta perlahan-lahan siuman. Ketika membuka mata, dia mendapati bahwa dirinya ada di dalam sebuah mobil. Dua polisi itu duduk di sampingnya."Di mana ini?" tanya Tripta."Gunung Selatan," jawab polisi.Tripta segera duduk tegak dan bertanya, "Di mana putra saya?""Ada di depan," sahut polisi sebelum membuka pintu mobil.Setelah turun dari mobil, Tripta melihat ada banyak

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 161

    "Tentang apa?" tanya Ewan."Masa lalunya," balas Satria.Ewan menimpali, "Nggak tahu. Ibuku nggak pernah ceritakan tentang masa lalunya padaku. Waktu aku tanya, dia selalu mengalihkan topik."Satria menjelaskan, "Biar aku yang ceritakan padamu. Ibumu itu Nona Besar Keluarga Kunantara dan gadis berbakat di Soharia. Waktu berumur 16 tahun, dia lulus ujian masuk universitas terbaik dalam negeri. Dia fasih lima bahasa, menguasai musik, catur, kaligrafi, dan melukis."Satria meneruskan, "Waktu berumur 19 tahun, dia ditahan untuk mengajar meski umurnya belum memenuhi syarat. Kalau nggak ada kamu, mungkin sekarang ibumu sudah menjadi seorang pengajar ternama."Satria berkata, "Tapi, ibumu meninggalkan semua yang dimilikinya demi dirimu. Dia membawamu pergi jauh dari Soharia, lalu menetap di Papandaya dan berperan sebagai ibu tunggal biasa. Dia benar-benar luar biasa."Mata Ewan memerah. Selama ini, dia tahu ibunya melakukan sangat banyak hal untuk dirinya. Namun, dia tidak menyangka ternyata

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 160

    Ewan tertegun. Latar belakang ayahnya sangat hebat, bahkan melampaui batas penyelidikan Satria? Ini tidak mungkin!Ewan bertanya, "Tuan Sida nggak bercanda denganku, 'kan?"Satria bertanya balik, "Apa menurutmu aku kelihatan seperti bercanda?"Ewan menggeleng. Satria melanjutkan, "Kalau kamu sudah nggak sabar ingin tahu identitas ayah kandungmu, aku sarankan kamu untuk tanyakan kepada ibumu. Dia pasti tahu."Ewan menimpali, "Kalau ibuku mau, dia pasti sudah memberitahuku sejak awal."Satria menanggapi, "Sejujurnya sekarang aku juga penasaran dengan identitas ayah kandungmu. Bahkan, aku nggak bisa menemukan informasi tentangnya. Sepertinya ayah kandungmu sangat hebat.""Sehebat apa?" tanya Ewan.Satria terdiam sejenak sebelum perlahan menjawab, "Kemungkinan besar dia lebih hebat daripada Barry."Apa? Kali ini, bukan hanya Ewan yang terkejut, Raja Naga dan Henry juga sama.Ewan tidak memercayai ucapan Satria. Dia bertanya, "Tuan Sida, menurutmu apa mungkin sebenarnya ayah kandungku nggak

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 159

    Satria bertanya, "Kamu tahu apa itu dunia persilatan?"Ewan menjawab, "Dunia persilatan sangat berbahaya, banyak pertarungan dan pembunuhan."Satria membalas sembari menggeleng, "Salah!"Ewan bertanya, "Jadi, apa itu dunia persilatan?"Satria menyahut, "Tempat yang dihuni orang itu dunia persilatan. Baik dunia mafia atau rumah sakit tempat kamu bekerja, bahkan tempat lain juga termasuk. Pokoknya asalkan ada orang, pasti ada persaingan, intrik, dan hubungan yang rumit.""Saat ini, ekonomi negara makin bertumbuh, ilmu pengetahuan makin berkembang, dan kehidupan masyarakat makin baik. Tapi, ada beberapa aspek yang nggak sesuai dengan harapan kita. Misalnya, kurangnya kontrol dalam dunia mafia sehingga makin kacau dan keterlaluan," lanjut Satria.Satria meneruskan, "Tujuan awalku membangun Organisasi Draken itu membatasi kekuasaan dunia mafia biar semua masyarakat mematuhi aturan. Tentu saja, terkadang aku juga menggunakan trik yang melanggar hukum. Aku juga nggak berdaya karena banyak hal

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 158

    Apa? Menyerahkan Papandaya kepada Ewan? Bukan hanya Raja Naga dan Henry yang terperangah, bahkan Ewan juga bingung. Ewan bertanya, "Tuan Sida nggak bercanda, 'kan?"Satria bertanya balik, "Menurutmu, apa aku terlihat seperti bercanda?"Ewan menyahut seraya mengangguk, "Iya!"Satria tidak bisa berkata-kata. Ewan berpamitan, "Raja Naga, aku tiba-tiba ingat ada masalah di rumah sakit yang belum kubereskan. Aku harus pulang, sampai jumpa!"Selesai berpamitan, Ewan segera berjalan ke luar pintu. Dia ingin kabur. Satria membentak, "Berhenti!"Ewan bukan hanya tidak berhenti, dia malah mempercepat langkahnya. Satria melanjutkan, "Kalau kamu bersikeras pergi, janjiku sebelumnya nggak berlaku lagi."Ewan langsung menghentikan langkahnya dan perlahan berbalik. Dia melihat Satria dengan ekspresi bimbang dan berkata, "Tuan Sida, aku benar-benar ada urusan di rumah sakit. Aku mau pulang untuk mengobati pasien."Satria menimpali, "Kamu kira aku nggak pernah dirawat di rumah sakit? Dokter yang melaya

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 157

    Ewan menjelaskan, "Sebelumnya Raja Naga masih bisa hidup 1 bulan lagi setelah kuobati. Tapi, tadi Fauzan sudah memicu Racun Ular Yin-Yang di dalam tubuh Raja Naga. Jadi, takutnya Raja Naga nggak bisa bertahan lama lagi."Henry bertanya, "Jadi, Raja Naga bisa bertahan berapa lama lagi?""Perkiraanku 1 minggu," sahut Ewan. Kemudian, dia menambahkan, "Jadi, kita harus temukan orang yang mengobati Raja Naga secepatnya."Henry mengangguk dengan ekspresi muram. Setelah kembali ke Gunung Kabut, mereka turun dari mobil. Raja Naga bertanya kepada Henry, "Bagaimana lukamu?""Sudah sembuh," jawab Henry.Raja Naga yang tidak percaya membalas, "Sudah sembuh?"Henry menunjukkan lengannya kepada Raja Naga. Sementara itu, Raja Naga melihat luka di lengan Henry sudah menghilang. Bahkan, kulitnya sudah pulih seperti sebelumnya. Henry terlihat seolah-olah tidak pernah terluka.Raja Naga yang terkejut bertanya, "Ewan yang mengobatimu?"Henry menjawab, "Iya. Kemampuan medisnya sangat hebat."Raja Naga mera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status