Share

Bab 225

Author: Rexa Pariaman
Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan Ewan disatukan membentuk seperti pedang, siap untuk menggambar jimat kapan saja demi menghentikan pendarahan.

Neva, Jessie, dan dokter gawat darurat semuanya menatap ke arah tangan Ewan tanpa berkedip. Semua orang sadar, ini adalah saat yang paling krusial.

Tepat saat itu, seorang jurnalis naik ke dalam bus sekolah. Melihat adegan menegangkan ini, dia diam-diam mengeluarkan ponsel dan mulai merekam.

Suasana di dalam bus sangat sunyi. Ewan tidak bergerak sedikit pun. Tekanan di udara terasa menyesakkan.

Dokter gawat darurat kembali tak tahan untuk berbicara, "Pak Ewan, apa Anda benar-benar berniat mencabut batang besi itu langsung? Saya sarankan sebaiknya jangan, karena saat batang itu dicabut, luka akan mengalami pendarahan hebat!"

Dalam hati Ewan merasa geli. Pengetahuan dasar seperti itu ... apa dia pikir aku tidak tahu?

Ewan tidak menggubris komentar itu dan tangan kirinya tetap mencengkeram batang besi dengan kuat.

Namun, dokter itu masih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 242

    Apa? Tidak mau? Pelayan itu tampak bingung. Kalau begitu, kenapa tadi disebutkan? Tangannya sampai pegal karena menulis semua itu.Kini, sebagian besar hotel biasa sudah menggunakan sistem pesan lewat ponsel atau komputer. Akan tetapi, di hotel-hotel mewah masih mempertahankan tradisi menulis menu secara manual, demi memberi kesan hangat kepada para tamu.Plak! Ewan menutup buku menu dengan tegas, lalu berkata kepada pelayan, "Bawakan satu porsi sup sirip hiu andalan kalian."Seketika, ruangan menjadi hening. Orang-orang yang tadi mengejek Ewan pun menunjukkan ekspresi tak percaya, mengira mereka salah dengar.Pasalnya, sup sirip hiu andalan hotel ini harganya 16 juta per porsi. Sebelumnya mereka bahkan tidak berani pesan, meskipun ingin mencoba.Ewan tersenyum dan berkata, "Aku pikir kalian ada benarnya juga. Kita sudah susah-susah kumpul bareng, tempatnya juga hotel bintang lima. Kalau aku pesan makanan murahan, bukannya bikin kalian malu? Kita ini 'kan teman sekelas, masa iya aku te

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 241

    "Ya. Kalau kamu sendiri gimana?" Ewan menoleh menatap Glenda.Glenda menjawab, "Aku sebelumnya kerja di rumah sakit pengobatan tradisional, tapi sekarang berencana resign.""Resign?" Ewan terkejut, buru-buru bertanya, "Kenapa?""Kerja di rumah sakit terlalu melelahkan, jadi aku nggak mau lanjut.""Terus, kamu mau kerja apa setelah ini?""Ada salah satu agensi hiburan yang sedang menghubungiku. Mereka mau kontrak aku jadi artis mereka. Tapi, aku masih pikir-pikir.""Wah, selamat ya! Kalau nanti kamu sudah jadi terkenal, jangan lupa sama teman lamamu ini!""Tenang saja, aku nggak bakal lupa kok. Oh ya, kamu sama Mona gimana sekarang?" tanya Glenda."Aku sudah putus sama dia," jawab Ewan dengan tenang.Glenda kaget. "Lho, kalian kelihatannya baik-baik saja. Kenapa bisa putus?""Nggak cocok saja.""Ya sudah. Namanya jodoh, memang nggak bisa dipaksakan." Glenda tersenyum dan meneruskan, "Ewan, kamu 'kan hebat, aku yakin kamu bisa ketemu perempuan yang cocok dan pantas buat kamu.""Terima ka

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 240

    Suasana benar-benar sunyi.Ruang VIP yang sebelumnya penuh canda tawa, kini mendadak hening hingga suara jarum jatuh pun bisa terdengar.Puluhan pasang mata serempak menatap ke arah Ewan, dengan berbagai ekspresi. Terkejut, bingung, tetapi yang paling dominan adalah curiga.Baru lulus beberapa bulan, kok sudah jadi kepala departemen? Siapa yang mau percaya?Ewan tertawa dan berkata, "Cuma bercanda, biar ramai saja."Seketika, ruangan kembali riuh. Namun, kali ini bukan dengan tawa, melainkan sindiran."Nggak punya kemampuan masih sombong!""Aku paling nggak suka orang model begini.""Sudah hidupnya susah, masih berani datang ke acara reuni!""Eh, Halim, bukannya sekarang kamu jadi sales ya? Yang datang ke sini semua orang dunia medis, kamu nggak masuk kategori!"Wajah Halim langsung memerah karena malu.Saat itu, dari meja tengah tempat para dokter tetap duduk, seorang pemuda membuka mulut dan berkata, "Sudahlah, kita 'kan satu angkatan juga. Nggak usah terlalu keras. Halim, Ewan, dudu

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 239

    Kelopak mata Ewan berkedut. Apa maksudnya? Memangnya sepanas itu? AC juga masih nyala, 'kan?Neva tidak berhenti sampai di situ. Dia lanjut membuka kancing kedua kemejanya. Kali ini, kulit putih yang terlihat jauh lebih banyak.Ewan buru-buru mengalihkan pandangan, tak berani lagi menatap. Namun entah kenapa, ada suara di dalam hatinya. 'Lihat saja, cepat lihat lagi ....'Tak tahan, Ewan kembali menoleh dan menatap Neva. Neva yang menyadari gerak-geriknya itu pun tersenyum licik. Kemudian, tangannya perlahan bergerak ke arah kancing ketiga.Mata Ewan terpaku pada tangan Neva. Dalam hati, dia terus berkata, 'Buka ... ayo buka lagi ....'Di luar dugaan, Neva tiba-tiba berhenti dan bertanya, "Ewan, aku cantik nggak?""Hmm." Ewan mengangguk."Menurutmu, aku atau Lisa lebih cantik?"Lagi-lagi pertanyaan itu ...."Menurutku, kamu dan Kak Lisa punya pesona masing-masing. Nggak bisa dibandingin." Ewan menjawab dengan jujur."Kalau begitu, malam ini ... kamu mau nggak ... nginap di sini?" tanya

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 238

    Ewan mengira dia salah dengar, jadi menatap Neva dengan heran. 'Larut malam begini, dia ajak aku ke rumahnya buat apa? Aku ini bukan cowok sembarangan lho.'Neva langsung bisa menebak pikiran Ewan. Dia memutar bola mata dan berkata dengan nada kesal, "Kamu mikir yang aneh-aneh lagi ya? Aku ajak kamu ke rumah buat makan, aku sudah hampir mati kelaparan.""Rupanya buat makan. Selama bukan buat makan aku sih nggak apa-apa." Ewan tersenyum nakal."Cih, kamu? Dikasih gratis pun aku nggak mau." Neva memasang ekspresi jijik."Memangnya aku kenapa?""Kamu bau ketek."Ewan langsung menunduk, mencium bagian ketiaknya sendiri, lalu berujar, "Nggak ada bau ketek kok!""Kamu sudah kelamaan sama Lisa si genit itu, sudah pasti ketularan bau!" Neva melemparkan kunci mobil ke arah Ewan. "Kamu yang nyetir."Dua puluh menit kemudian, mereka sampai di rumah Neva. Begitu masuk, Neva langsung memakai celemek dan masuk ke dapur untuk memasak."Aku bantu ya," kata Ewan, ikut mencuci sayur.Pria dan wanita itu

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 237

    Begitu kalimat itu keluar dari mulut Ewan, seluruh ruangan hening.Semua orang mengira Ewan akan memulai dengan perkenalan diri, lalu mengucapkan sedikit kata-kata sebagai penerima penghargaan. Tak ada yang menyangka dia justru memulai dengan cara yang tak biasa.Suasana sunyi senyap. Semua orang mulai berpikir, siapa sebenarnya orang yang paling bahagia di dunia ini?Di atas panggung, Ewan kembali bersuara, "Sebenarnya siapa yang paling bahagia di dunia ini? Jawabannya sangat beragam. Sebuah surat kabar luar negeri pernah mengadakan survei mengenai hal ini. Ada tiga jawaban teratas.""Pertama, dokter yang berhasil menyelamatkan nyawa pasien kritis setelah melewati risiko besar. Kedua, seorang ibu yang memandikan bayinya setelah seharian sibuk bekerja. Ketiga, seorang seniman yang baru saja menyelesaikan karyanya, lalu bersiul sambil menikmatinya.""Aku sangat setuju dengan jawaban itu karena aku adalah seorang dokter. Pekerjaan sebagai dokter memang penuh tantangan, tapi juga penuh su

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status