Share

Bab 224

Author: Rexa Pariaman
Pada saat itu juga, suara sirene ambulans mulai terdengar dari luar.

Ewan melirik ke luar jendela bus dan melihat rombongan besar tenaga medis dari Rumah Sakit Papandaya sedang berlari ke arah mereka. Di barisan paling depan adalah Neva.

Neva mengenakan jas putih panjang, rambutnya disanggul rapi ke belakang, wajah cantiknya terlihat dingin dan tegas. Setiap langkahnya penuh wibawa dan anggun, tetapi tetap menunjukkan ketegasan dan profesionalisme.

Ewan juga memperhatikan bahwa ada beberapa jurnalis yang ikut datang untuk merekam dan mewawancarai di lokasi kejadian. Tangan kiri Ewan yang tadi mencengkeram batang besi pun perlahan dilepaskannya.

Beberapa detik kemudian, Neva naik ke dalam bus dan langsung berjalan menghampiri Ewan.

"Bagaimana keadaannya?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Yang ini agak rumit," ujar Ewan sambil menunjuk anak laki-laki kecil itu.

Neva melirik ke arah bocah tersebut, ekspresinya langsung berubah sedikit. "Segera bawa ke rumah sakit untuk operasi," ucapnya cepat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Play With Us
bab selanjut nya thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 224

    Pada saat itu juga, suara sirene ambulans mulai terdengar dari luar.Ewan melirik ke luar jendela bus dan melihat rombongan besar tenaga medis dari Rumah Sakit Papandaya sedang berlari ke arah mereka. Di barisan paling depan adalah Neva.Neva mengenakan jas putih panjang, rambutnya disanggul rapi ke belakang, wajah cantiknya terlihat dingin dan tegas. Setiap langkahnya penuh wibawa dan anggun, tetapi tetap menunjukkan ketegasan dan profesionalisme.Ewan juga memperhatikan bahwa ada beberapa jurnalis yang ikut datang untuk merekam dan mewawancarai di lokasi kejadian. Tangan kiri Ewan yang tadi mencengkeram batang besi pun perlahan dilepaskannya.Beberapa detik kemudian, Neva naik ke dalam bus dan langsung berjalan menghampiri Ewan."Bagaimana keadaannya?" tanyanya tanpa basa-basi."Yang ini agak rumit," ujar Ewan sambil menunjuk anak laki-laki kecil itu.Neva melirik ke arah bocah tersebut, ekspresinya langsung berubah sedikit. "Segera bawa ke rumah sakit untuk operasi," ucapnya cepat.

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 223

    Barulah Ewan tersadar, lalu dengan cepat berlari masuk ke lokasi kecelakaan. Ada enam sampai tujuh mobil yang bertabrakan dan yang paling parah adalah bus sekolah itu.Ewan segera menilai situasi sekilas. Penumpang dari kendaraan lain memang ada yang terluka, tapi luka-luka mereka tampaknya tidak terlalu serius.Namun, di dalam bus sekolah itu, terlihat darah yang berserakan di mana-mana. Beberapa anak yang hanya mengalami luka ringan, terus menangis dan menjerit. Jelas sekali mereka sangat ketakutan.Tatapan Ewan langsung tertuju pada beberapa anak yang mengalami luka paling serius. Wajahnya pun menjadi lebih tegang."Jessie, bantu tenangkan anak-anak, suruh yang hanya luka ringan segera turun dari bus," perintah Ewan. Jessie mengangguk dan segera berlari menghampiri anak-anak untuk menenangkan mereka.Sementara itu, Ewan bergerak cepat menuju ruang kemudi untuk memeriksa kondisi sang sopir. Kepala sopir tertunduk di atas setir, penuh dengan darah."Pak, Anda baik-baik saja?" tanya Ew

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 222

    Begitu mendengar Neva mengatakan bahwa telah terjadi insiden, hati Ewan langsung mencelos. Dia buru-buru bertanya, "Bu Neva, ada kejadian apa?""Telah terjadi kecelakaan besar di Jalan Sentosa, sebuah bus sekolah tertabrak. Di dalamnya ada lebih dari 20 siswa SD," kata Neva. "Pihak atasan sudah memerintahkan agar Rumah Sakit Papandaya menangani penyelamatan. Aku sedang dalam perjalanan ke lokasi, sekitar 20 menit lagi sampai."Ewan langsung menyadari betapa seriusnya situasi itu. Dia berkata, "Aku hanya tiga menit dari Jalan Sentosa. Aku akan langsung menuju ke sana.""Ingat, selamatkan korban bagaimana pun caranya.""Siap!"Begitu menutup telepon, Ewan langsung berkata pada Jessie, "Ada kecelakaan besar di Jalan Sentosa. Aku harus segera ke lokasi untuk menolong korban."Begitu mendengarnya, Jessie langsung mengambil lampu sirene dan meletakkannya di atap mobil. Suara sirene segera menggema, membuat kendaraan di depan buru-buru menepi memberi jalan.Jessie dengan cekatan mengoper gigi

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 221

    Ewan membungkuk tiga kali ke arah jenazah, lalu meninggalkan tempat itu. Berhubung tubuh Abdi Hantu mengandung racun mematikan, Ewan tidak bisa membawa jasadnya keluar untuk dimakamkan dengan layak. Dia pun kembali ke permukaan.Begitu melihatnya, Ammar langsung tak sabar bertanya, "Ewan, bagaimana? Ada temuan?"Jessie juga penasaran, "Pak Ewan, apa yang ada di dalam kepala dewa itu?""Ada seseorang yang tinggal di dalamnya," jawab Ewan."Orangnya di mana?"Ammar dan Jessie saling berpandangan dengan ekspresi terkejut."Serius? Tinggal di dalam kepala dewa? Terus dia makan dan minum dari mana?" Jessie benar-benar merasa sulit percaya.Ammar pun tampak ragu."Memang benar ada orang di sana. Tapi saat aku masuk, dia sudah meninggal. Dari tubuhnya, aku menemukan jejak racun kecubung," ujar Ewan.Namun, dia tidak berkata sejujurnya. Apa yang dikatakan Abdi Hantu sebelumnya, termasuk identitas aslinya, masih belum dia pahami sepenuhnya."Kalau begitu, kemungkinan besar orang itu keracunan k

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 220

    Pada saat itu, Ewan hanya merasa hatinya sangat sakit, seolah-olah dicabik oleh pisau dan air matanya mengalir tanpa henti. Bahkan dirinya sendiri juga tidak tahu kenapa bisa seperti ini.Apakah karena pria di hadapannya yang bernama Abdi Hantu?"Aku bahkan nggak mengenalnya. Apa hubungannya dia mati denganku?"Namun entah kenapa, Ewan justru merasakan duka yang teramat dalam, seolah-olah baru saja kehilangan seseorang yang sangat penting dalam hidupnya.Butuh waktu tiga menit penuh hingga emosinya mulai mereda. Saat itulah, dia teringat akan kata-kata terakhir Abdi Hantu. "Benda itu ada di bawah ranjang batu. Benda apa?""Dia juga bilang itu ditinggalkan untukku, padahal aku sama sekali nggak mengenalnya!"Benak Ewan dipenuhi pertanyaan. Dia lalu berjalan ke sisi ranjang batu dan menyorotinya dengan senter.Tak lama kemudian, dia melihat ada sebuah batu bata diletakkan di bawah kaki ranjang batu itu.Batu bata itu ternyata sudah dilubangi dari dalam. Kalau saja Ewan tidak mengaktifkan

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 219

    "Mirip apa?" tanya Ewan, merasa semakin bingung."Kamu ... siapa namamu?" tanya Abdi Hantu sambil menatapnya dalam-dalam."Ewan Aditya," jawabnya.Ewan bisa merasakan jelas bahwa begitu dia menyebut namanya, mata Abdi Hantu langsung berbinar. "Kamu juga bermarga Aditya ... berapa usiamu?""Dua puluh empat setengah.""Usianya juga cocok ...." Sorot mata Abdi Hantu semakin terang, bahkan suaranya mulai bergetar. Dia buru-buru bertanya, "Kamu kenal seseorang bernama Ega?"Ewan menggeleng. "Nggak kenal.""Benar-benar nggak kenal Ega?""Nggak. Siapa itu Ega?" Wajah Ewan tampak kebingungan."Kelihatannya kamu memang nggak kenal ...." Cahaya yang tadi menyala di mata Abdi Hantu langsung meredup. Dia tampak sangat kecewa. Setelah terdiam cukup lama, dia baru bertanya lagi, "Seorang dokter sepertimu, kenapa bisa sampai ke tempat ini?""Aku sedang menyelidiki kasus," jawab Ewan. "Di atas kepala dewa ini dulunya berdiri sebuah bangunan rumah tinggal. Ada lima keluarga yang tinggal di sana, total

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status