Share

Bab 600

Author: Rexa Pariaman
Millie sama sekali tidak menyangka, orang tuanya akan mengurung dirinya dan Ewan di satu kamar.

Awal mula kejadian ini sebenarnya berhubungan dengan percakapan singkatnya bersama ibunya di dapur tadi.

"Millie, menurutku Ewan anaknya bagus. Kalian sebenarnya sudah sejauh apa?"

"Ibu, aku dan Ewan hanya teman biasa."

"Sudahlah, jangan bohongi Ibu. Sejak Sekar kehilangan ayahnya, ini pertama kalinya kamu membawa pria pulang. Kamu mau aku dan ayahmu bantu lihat-lihat dulu?"

"Ibu, bukan begitu ...."

"Katakan padaku, kamu dan Ewan sudah tinggal serumah belum?" tanya ibu Millie langsung.

Wajah Millie langsung merah padam. "Mana mungkin? Aku dan Ewan hanya ...."

"Millie, kamu nggak usah bilang apa-apa lagi, Ibu sudah paham. Tenang saja, urusan ini serahkan pada Ibu."

Ibu Millie juga mengingatkan, "Ewan masih muda, masih malu-malu. Tapi kamu nggak sama, kamu pernah nikah, harus belajar lebih berani."

"Laki-laki memang begitu. Begitu berhasil ditaklukkan, dia akan setia padamu seumur hidup. Malam
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 618

    Ewan buru-buru mengenakan pakaian, membuka pintu, dan melihat Gatra berdiri di luar. Dia pun bertanya, "Ada apa?""Baru 20 menit lalu, Wardoyo meninggal. Sama persis seperti korban sebelumnya, menari lalu langsung mati," kata Gatra. "Pak Ewan, kuantar kamu ke rumahnya untuk melihatnya?""Baik."Ewan baru saja mengiakan, Eko, Betandi, dan Mini juga sudah keluar dari kamar dengan pakaian lengkap."Paman Gatra, tadi kudengar Paman bilang ada yang mati, siapa yang mati?" tanya Eko."Wardoyo mati," jawab Gatra.Betandi langsung melotot dan berkata, "Nggak mungkin! Tadi siang Wardoyo masih bersama kita, bagaimana bisa mati?""Memang sudah mati, sama seperti korban-korban aneh sebelumnya, tanpa tanda-tanda," ujar Ewan. "Eko, kalian ambil semua perlengkapan, bersiap melakukan autopsi pada Wardoyo."Eko segera kembali ke kamar bersama Betandi untuk mengambil peralatan.Ewan lalu berkata, "Mini, kamu tetap tinggal di rumah, istirahat yang baik."Mini langsung memeluk lengan Ewan dan berkata, "Ke

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 617

    "Bagaimana dengan tanahnya?" tanya Ewan lagi. Betandi menjawab, "Tanahnya sudah diambil sampel dan diperiksa, nggak ada masalah apa pun."Mini ikut menambahkan, "Sekarang pada dasarnya bisa dipastikan, di Desa Jager nggak ada wabah penyakit menular."Ewan terdiam. Hasil ini sebenarnya sudah ada dalam perkiraannya sejak awal. Namun kalau bukan karena penyakit menular, lalu apa sebenarnya penyebab kematian para warga Desa Jager?"Ketua, di pihak Ketua ada temuan apa?" tanya Eko. Ewan menggelengkan kepala, lalu berkata, "Nggak ada perkembangan sama sekali.""Seumur hidup, baru kali ini aku menemui hal yang aneh seperti ini, benar-benar gila," ujar Betandi, "Jangan-jangan, dunia ini memang benar ada hantu?""Semua orang lanjutkan pencarian. Ingat, periksa dengan teliti," perintah Ewan."Baik," jawab Eko."Ketua, boleh nggak pinjam Anda sebentar?" tiba-tiba ucap Mini.Belum sempat Ewan menjawab, Gatra sudah lebih dulu mengernyitkan kening dan bertanya, "Bu Mini, kamu mau apa?""Pemandangan

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 616

    Pemakaman berada di lereng gunung.Setibanya di sana, hal pertama yang dilihat Ewan adalah enam peti mati hitam yang tergeletak berantakan di lereng bukit. Lalu, terlihat pula beberapa lubang tanah, karangan bunga duka, serta kasur dan kain bekas upacara pemakaman.Seluruh tempat itu tampak berantakan dan benar-benar kacau."Paman Gatra, semua orang yang mati itu dimakamkan di sini?" tanya Ewan."Ya." Gatra hanya mengangguk singkat.Ewan berjalan berkeliling di antara peti mati dan lubang tanah untuk berulang kali memeriksanya dengan harapan bisa menemukan jejak sekecil apa pun. Namun setelah setengah jam, dia tetap tidak menemukan petunjuk yang berharga."Sepertinya, aku terpaksa menggunakan senjata pemungkas ...."Saat Gatra lengah, Ewan diam-diam merapal mantra dengan suara pelan. Tangan di belakang tubuhnya mulai menggambar simbol pelacak.'Kalau nggak ada petunjuk di sini, aku harus ikuti jejak jasad yang hilang. Asalkan bisa menemukan ke mana mayat-mayat itu pergi, mungkin mister

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 615

    "Eko dan yang lain punya tugas berat, jadi tolong bantu mereka."Tanpa memedulikan keinginan Mini, Ewan langsung memerintahkan, "Mini ikut dengan kalian. Dia perempuan, kalian harus jaga dia baik-baik.""Ketua, tenang saja. Kami akan melindungi Mini," jawab Eko sambil tersenyum.Saat itu, istri Gatra sudah menyiapkan makan siang berupa masakan desa yang sangat khas. Untuk menyambut Ewan dan tim medis, dia bahkan memasak sekuali rendang sapi. Aromanya langsung memenuhi ruangan, membuat semua orang menelan ludah tak sabar."Oke, ayo kita makan dulu. Perut harus kenyang dulu, baru bisa kuat bekerja," celetuk Ewan. Begitu dia bicara, semua orang pun segera duduk mengelilingi meja.Saat makan, Gatra bahkan sempat menenggak dua cawan arak putih bersama Ewan.Begitu makan siang selesai, rombongan langsung berpencar sesuai tugas. Dengan ditemani Gatra, Ewan langsung berangkat menuju ke pemakaman.Di perjalanan, Gatra tersenyum ramah. "Pak Ewan, Bapak nggak keberatan 'kan aku melarang Bu Mini i

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 614

    Begitu Ferry mengatakan ada temuan, seketika semua mata langsung menatapnya."Apa yang kamu temukan?" tanya Ewan.Ferry menjawab, "Aku perhatikan, selain anak pertama yang mati di sumur, semua korban lainnya usianya nggak lebih dari 45 tahun. Semua korban adalah pria dewasa yang masih muda dan kuat."Sebenarnya Ewan juga sudah menyadari pola ini sejak awal.Eko bertanya, "Tapi itu bisa dibilang petunjuk?"Ferry menjelaskan, "Coba kita pikirkan. Kenapa yang mati selalu orang dewasa muda, bukan orang tua? Kalau ini benar penyakit menular, mestinya para lansia yang lebih dulu mati, karena daya tahan tubuh mereka paling lemah.""Karena itu, aku berani memastikan, yang terjadi di Desa Jager ini bukan penyakit menular!"Setelah mendengar analisis itu, semua orang terdiam.Ewan kemudian berkata, "Menurutku, analisis Ferry ada benarnya. Begini saja, setelah makan siang kita lanjutkan penyelidikan.""Kita tetap bagi dua kelompok. Aku akan pergi ke pemakaman, sementara Eko dan lainnya, kalian be

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 613

    Siapa sangka, Mini sama sekali tidak melepaskan lengan Ewan. Dia malah tersenyum manis dan berkata, "Oh, jadi Kakak Ipar juga orang sini ya.""Dia tinggal di kecamatan," jawab Ewan singkat.Mini masih merangkul lengan Ewan, lalu bertanya, "Ketua, setelah ini kita pergi ke mana?"Gatra melirik sekilas ke arah Mini, hatinya langsung terasa tidak enak. 'Sudah kubilang Ewan itu menantuku, kenapa masih juga rangkul-rangkul lengannya? Nggak tahu malu! Moral anak zaman sekarang benar-benar rusak! Perempuan nggak benar, nih!'Gatra mengutuk dalam hati.Ewan lalu memberi arahan, "Begini saja, Mini ikut denganku. Eko dan Ferry jadi satu tim. Kita berpencar untuk mewawancarai keluarga korban dan memeriksa lokasi kematian. Pastikan catat semuanya dengan detail.""Ketua, tenang saja. Kami pasti kerjakan dengan baik," sahut Eko.Ewan kemudian menoleh ke Gatra, "Paman Gatra, kami orang luar, jadi masih asing dengan desa ini. Tolong atur dua orang untuk menemani rekan-rekanku, sekaligus menjaga kesela

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status