Share

Bab 17

Author: lovelypurple
last update Huling Na-update: 2025-06-16 22:33:42

Pasalnya di dalam ruangan, bosnya Radit tak sendirian. Di dalam ruangan, sudah ada tiga orang mengenakan jas rapi.

Salah satu dari mereka sedang mempresentasikan grafik di layar proyektor.

Oops.

Semua mata menoleh ke Alya yang berperan sebagai Hana.

Dengan canggung, Hana menunduk. “Maaf... saya nggak tahu Bapak sedang rapat...

Salah satu tamu bertanya iseng, “Itu kopi buat kita semua?”

Arka yang berperan sebagai Radit pun berkata. “Sayangnya tidak. Itu hanya untuk saya. Sekretaris saya tahu saya suka kopi pahit... dan kejutan manis seperti ini.”

Tawa kecil terdengar dari salah satu tamu rapat. Wajah Hana memerah.

"Maaf... saya keluar dulu…" pamit Hana yang wajahnya sudah memerah karena malu.

Ia buru-buru menutup pintu dan bersandar di luar.

Beberapa menit kemudian...

Radit membuka pintu ruangannya, “Hana, masuk!"

Hana pun masuk dengan langkah tegas.

Tanpa duduk, ia langsung bicara, “Kenapa proposal klien yang sudah saya revisi ditolak, Pak? Bahkan tanpa konfirmasi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 23

    “Kalau boleh jujur...” lanjut Alya, suaranya bergetar, “Ya aku mulai peduli sama Arka. Tapi aku juga tahu, hatinya masih belum selesai sama Sasha. Dan sekarang, aku cuma jadi pemeran pengganti di tengah mereka berdua.”Reyhan menarik napas panjang. “Alya... kamu bukan pemeran pengganti. Kamu bukan bayangan siapa-siapa. Kamu adalah kamu. Dan kalau ada yang nggak bisa lihat itu... mungkin dia yang salah.”Alya menatap Reyhan, dan untuk pertama kalinya malam itu... ia tersenyum—meski kecil, meski masih nyeri.“Terima kasih, Rey.”“Jangan bilang terima kasih. Bilang aja... nanti traktir teh kantin lagi,” jawab Reyhan sambil terkekeh.Malam itu, teh hangat di tangan Alya mungkin tak banyak mengubah apa pun. Tapi ucapan jujurnya membuat hatinya terasa sedikit lebih ringan.Ponsel Alya bergetar pelan di dalam tasnya. Ia baru saja kembali ke ruang rawat Risa setelah ngobrol lama dengan Reyhan.Begitu Risa tertidur dengan napas tenang dan wajah damai, Alya membuka tas dan mengecek layar ponsel

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 22

    Syuting telah selesai, tapi Alya tidak pulang bersama Arka ke apartemen. Ia memilih pergi ke rumah sakit menemui adiknya, Risa. Terlebih lagi saat ini hatinya sedang kacau. Ia ingin menjauh dulu dari Arka.Suasana rumah sakit malam itu terasa sunyi. Lampu-lampu koridor tampak redup, hanya suara langkah perawat yang terdengar sesekali di lorong. Alya melangkahkan kakinya pelan menuju ruang rawat Risa.Ditangannya ia membawa tas kecil berisi cemilan. Saat pintu kamar dibuka, Risa terlihat sedang duduk di tempat tidur, mengenakan hodie dan kaus kaki tebal. Wajahnya cerah meski pucat.“Kak Risa! Aku kira kakak enggak jadi datang,” seru Risa senang.Alya tersenyum. Senyum yang ia paksakan sejak beberapa jam lalu.“Harusnya kakak yang nanya, kenapa kamu masih bangun?” ujar Alya.Risa mengangkat bahu. “Nunggu Kakak. Tadi udah tidur sebentar sih. Tapi aku ngerasa Kakak bakal datang, makannya enggak tidur lagi.”Alya menaruh tas di kursi, lalu duduk di tepi ranjang. Ia membelai kepala adiknya p

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 21

    Malam berlalu dengan cepat. Arka terbangun dalam kondisi kepala terasa berat dan mata sembap. Bahkan ia sama sekali tak ingat kapan dirinya tertidur. Yang ia tahu, sampai dini hari dirinya masih duduk di balkon memandang langit gelap sambil memutar ulang ribuan kenangan yang tak bisa ia kubur.Sekarang apartemen sudah terasa hidup. Ia mendengar suara panci kecil dari dapur. Aroma teh melayang samar ke arah kamar. Lalu terdengar suara langkah kaki seseorang yang tak lain Alya menyusuri lorong.Arka masih duduk di tepi ranjang, mengucek mata dan menghela napas dalam. Tak ada percakapan semalam. Alya langsung masuk kamar. Terlebih lagi pria itu tak punya keberanian untuk mengetuk pintu.Bukan karena takut, tapi karena ia sendiri belum tahu ingin bicara apa. Lagi pula apa yang ia bisa jelaskan, kalau dirinya pun belum selesai berdamai dengan pikirannya sendiri?Arka dengan segera bangkit mencuci mukanya, lalu keluar kamar. Di luar tampak Alya sudah rapi. Rambutnya diikat sederhana. Ia mem

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 20

    Malam itu, angin berembus pelan menerpa wajah Arka yang duduk di kursi balkon apartemennya. Ia baru saja pulang dari lokasi syuting. Kota Jakarta bersinar terang, seperti lautan cahaya yang tak pernah tidur. Tapi hati Arka justru gelap, kosong, dan tak tentu arah.Biasanya, saat ia sampai rumah, Alya sudah ada di dalam. Kadang di dapur, kadang tertidur di sofa dengan naskah masih terbuka. Tapi malam ini, sepi. Hanya bunyi AC dan suara jalanan dari luar jendela yang menemani.Arka menaruh jaket di gantungan, lalu membuka pesan terakhir di ponselnya.“Aku langsung ke Rumah Sakit ya, Ka. Risa demam lagi. Kayaknya butuh dicek lab,” tulis Alya dalam pesannya.Itu dikirim sekitar satu jam yang lalu. Arka tidak membalas. Saat itu ia terlalu lelah, pikirannya masih kalut sejak bertemu Sasha.Kini, saat semua sudah tenang, rasa bersalah itu datang. Alya menjaga jarak, tapi bukan berarti dia tak peduli. Bahkan dalam situasi seperti ini, Alya masih memberi kabar, menjaga peran mereka sebagai pas

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 19

    Alya menatap jendela dan membalas, “Aku cuma... ikut mainkan peranku.” Arka tak membalas. Sementara itu, Sasha duduk di balkon suite hotelnya, ditemani angin malam dan secangkir anggur merah yang sudah tak lagi hangat. Tablet miliknya masih menyala, menampilkan cuplikan adegan Radit dan Hana yang tengah viral. Namun malam itu, perhatiannya bukan pada adegan manis atau tagar-tagar trending yang memenuhi media sosial. Ia membuka kotak masuk email, lalu men-scroll hingga menemukan satu email yang masuk beberapa minggu lalu—tanpa nama pengirim, hanya alamat surel tak dikenal: silenttruth@email.com. Subjeknya hanya berbunyi, "Apa kamu yakin Arka benar-benar memilih Alya?" Jantung Sasha berdetak pelan saat ia membuka isi email itu. Tidak banyak kalimat. Hanya satu paragraf pendek: “Mereka bukan pasangan yang kamu pikirkan. Pernikahan mereka hanya kontrak. Mainan publik. Bukti terlampir.” Sasha menahan napas saat menemukan satu lampiran P*F dan dua foto dalam email itu. Dengan jari ge

  • 365 Hari Jadi Istrimu   Bab 18

    Series Cinta Kontrak Sang CEO mencapai puncak popularitasnya. Tagar #RaditHanaEveryday dan #CoupleGoalsAlyaArka tak pernah absen di jajaran trending.Adegan mereka yang romantis namun penuh sindiran cerdas di setiap episode tak hanya membuat penonton baper, tapi juga ikut berharap mereka seperti itu di kehidupan nyata. Dan nyatanya, publik mengira memang begitu.Yang publik tahu... Alya dan Arka adalah pasangan suami istri yang memerankan pasangan suami istri.“Omg... pantes chemistry-nya edan, ternyata mereka udah nikah beneran?”“Ini baru pasangan selebriti idaman. Nggak banya drama, nggak banyak pamer tapi real bangaet!”.“Ini nih... yang namanya cinta dari balik naskah.”Namun, tak ada satu pun dari mereka tahu bahwa cinta itu hanya kontrak. Bahwa pernikahan mereka hanya bagian dari kesepakatan. Dan bahwa, setelah drama ini selesai, pernikahan itu mungkin juga akan ikut selesai.Di tempat lain, Sasha duduk di sofa ruangannya. Wanita itu tampak sedang menatap layar tablet yang mena

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status