Beberapa hari setelah pemotretan itu, jadwal Alya semakin padat. Ia mulai menerima undangan menghadiri acara publik bersama Arka—launching film, dinner amal, sampai talk show. Pagi itu, Alya duduk di meja makan apartemen sambil membaca rundown acara gala premiere film Arka yang akan digelar malam nanti. “Dress code hitam elegan,” gumamnya, membaca undangan. Arka muncul dari kamar, mengenakan kaus putih dan celana jogger. Ia mengambil kopi sambil melirik berkas di tangan Alya, “Siap tampil jadi istri artis?” Alya menoleh dengan ekspresi setengah panik, “Jujur aja... aku takut salah kostum, salah ngomong, salah gerak.” Arka tersenyum kecil. “Tenang. Kamu udah belajar banyak. Lagipula... kehadiran kamu aja udah cukup bikin mereka heboh.” Alya menunduk, mencoba menyembunyikan rona merah di pipinya. “Aku cuma nggak mau mempermalukan kamu.” Arka berjalan mendekat, menyentuh pundaknya ringan. “Kamu nggak pernah mempermalukan aku, Alya.” Detik itu, hati Alya bergetar. Kata
Terakhir Diperbarui : 2025-05-29 Baca selengkapnya