LOGINAlya butuh uang untuk menyelamatkan adiknya. Arka butuh istri pura-pura untuk menyelamatkan reputasinya. Satu pernikahan palsu menyatukan dua dunia yang bertolak belakang itu. Tapi ketika batasan mulai kabur dan perasaan mulai tumbuh di antara mereka, masa lalu dan rumor menghancurkan segalanya. Saat Alya memilih pergi, Arka mulai sadar bahwa cintanya tak pernah pura-pura. Lantas apakah Alya akan kembali kepada Arka?
View More"Kenapa…?” bisik Alya setelah meletakkan gelasnya.Matanya yang sembap menatap Arka, penuh dengan pertanyaan yang tak terungkap."Kenapa kamu nggak marah?”Arka menghela napas panjang. Ia duduk di samping Alya, mengambil kedua tangan wanita itu ke dalam genggamannya. Tangan Alya terasa sedingin es.“Marah?” Arka menggeleng pelan. “Untuk apa? Marah karena kamu berusaha melindungi aku? Marah karena kamu menanggung beban yang sama sekali bukan salahmu sendirian?”Ia menatap lekat ke dalam mata Alya. “Satu-satunya orang yang berhak aku marahi adalah diriku sendiri, Al. Aku marah karena aku buta. Aku marah karena aku malah nyakitin kamu dengan cemburu dan ego bodohku, padahal di saat yang sama kamu lagi berjuang sendirian ngelawan monster itu.”Air mata yang Alya kira sudah habis, kembali menggenang di pelupuk matanya. “Aku takut… aku takut banget kamu bakal benci aku, Ka. Kalau kamu tahu…”“Ssssttt…” Arka menarik Alya ke dalam pelukannya, membenamkan wajah wanita itu di dadanya. “Jangan
Dunia di sekeliling Alya saat ini terasa berputar dalam kaleidoskop buram. Seragam biru tua, kilatan lencana, hingga suara-suara asing yang tajam dan berwibawa. Namun, satu-satunya hal yang nyata, satu-satunya jangkar di tengah badai itu, adalah sepasang mata di hadapannya. Mata Arka. Hangat, lekat, dan penuh janji yang baru saja terucap.“Ayo kita pergi dari sini,” bisik Arka, suaranya rendah dan mantap, membelah keributan di sekitar mereka.Tangannya yang menangkup wajah Alya bergerak turun, menggenggam bahunya dengan erat namun lembut. Ia memutar tubuh Alya, menjadikannya punggungnya sebagai perisai hidup yang menghalangi pemandangan Rio yang kini digiring oleh dua orang petugas.“Tunggu sebentar, Arka-san.” Suara Kenji terdengar, tenang dan profesional. “Petugas perlu beberapa keterangan awal.”Kevin yang berdiri di sampingnya menyahut cepat, “Biar saya yang urus, Kenji-san. Namun sekarang saya harus bawa mereka pulang. Kondisi Alya nggak memungkinkan.”“Saya mengerti,” jawab Ken
Teriakan putus asa Rio berubah menjadi pekikan kaget saat momentumnya hilang, tubuhnya terlempar ke samping, jauh dari Alya dan Reyhan.TRAK!Serpihan kayu runcing itu terlepas dari genggamannya, berputar di udara sebelum jatuh dengan suara kering di atas lantai kayu yang mahal. Ancaman itu telah berlalu, tetapi badai di dalam ruangan itu baru saja mencapai puncaknya.Arka tidak berhenti. Didorong oleh amarah murni dan ketakutan yang baru saja mencengkeram jantungnya, ia menarik kerah baju Rio, menyeret pria itu berdiri hanya untuk menghantamnya lagi. Pukulan kali ini bukan lagi sekadar luapan emosi, melainkan sebuah pernyataan. Setiap bogem mentah yang mendarat adalah eksekusi atas setiap detik teror yang Rio ciptakan.“Ka, udah! Cukup!” Suara Alya terdengar parau, nyaris tak dikenali. Ia merosot lemas jika saja Reyhan tidak menahannya lebih erat. “Nanti kamu bisa bunuh dia…”Arka seolah tidak mendengar. Ia memojokkan Rio ke dinding, napasnya terengah-engah seperti binatang buas yang
Udara di ruangan mewah itu seakan membeku, tertekan oleh bobot amarah dalam dua kata yang diucapkan Arka. “Lepasin istri gue!” Suara itu bukan teriakan, tapi sebuah geraman yang dalam dan pelan. Suaranya menunjukkan kemarahan yang luar biasa dan sebagai pertanda bahwa perkelahian tidak bisa dihindari.Rio, bukannya gentar, justru melengkungkan bibir. Senyumnya adalah goresan sinis di wajahnya yang tampan, sebuah provokasi terang-terangan. Ia tidak melepaskan Alya, malah menarik gadis itu lebih dekat, menjadikan tubuh gemetar Alya sebagai perisai manusia.“Oh, lihat ini,” cibir Rio, matanya menari-nari mengejek antara Arka dan Alya. “Pahlawan kita akhirnya muncul. Tapi kayaknya telat deh, Bro. Udah gue cicipin duluan.”Ucapan itu adalah bensin yang disiramkan ke api. Namun, sebelum Arka sempat meledak, sebuah gerakan cepat terjadi di sisi lain ruangan. Bukan Arka, melainkan Reyhan yang bergerak lebih dulu. Dengan ketenangan seorang dokter di ruang gawat darurat, ia melangkah maju, tang
Dua sedan hitam melesat tanpa suara, membelah keheningan malam di jalanan pinggiran Kyoto yang berkelok seperti ular tidur. Di dalam mobil terdepan, Arka mencengkeram kemudi dengan kekuatan sedemikian rupa hingga buku-buku jarinya menonjol, memutih laksana pualam. Waktu seolah merayap dengan kejam. Detik-detik itu menjadi siksaan, setiap ketukannya di pelipis adalah bisikan yang semakin jelas bahwa ia sudah terlambat. Di luar, pepohonan kuno berdiri seperti nisan raksasa yang bisu, bayangan mereka yang panjang dan kurus seakan mencoba meraih mobil itu dan menelannya ke dalam kegelapan.“Kita sudah dekat,” suara Kevin memecah keheningan yang menyesakkan itu. Nada cemasnya nyaris tak terdengar di atas deru mesin yang halus. Dia memegang ponselnya. Di layar, ada titik merah berkedip yang menunjukkan lokasi villa yang didapatkan dari Kenji. “Rencana tetap sama. Kenji bilang gerbang depan mustahil ditembus tanpa memicu alarm. Kita akan menyelinap lewat jalan setapak di belakang, langsung
Dunia seolah berhenti berputar. Udara dingin malam Kyoto yang menusuk kulit terasa menghilang, digantikan oleh hawa beku yang merayap dari dalam diri Arka sendiri. Kevin dan Reyhan, yang semula melangkah di belakangnya, kini berdiri kaku di sisinya, mata mereka terpaku pada layar ponsel yang menyala terang di tangan Arka yang mulai gemetar.“Jangan dibuka, Ka,” ucap Kevin lirih, suaranya nyaris tak terdengar. “Bisa jadi jebakan. Virus. Atau apa pun itu.”“Gue harus liat,” desis Arka, ibu jarinya sudah melayang di atas tombol putar. Ia tidak peduli lagi dengan risiko apa pun. Firasatnya mengatakan ini tentang Alya. Ini adalah pesan dari neraka yang sedang dijalani istrinya.Dengan satu sentuhan gemetar, video itu pun terbuka. Tidak ada suara musik yang menyeramkan. Tidak ada gambar yang mengerikan. Justru sebaliknya, yang muncul adalah pemandangan yang indah dan tenang, membuat perut Arka semakin mulas.Alya duduk di sebuah ruangan dengan lantai kayu yang mengilap, di belakangnya terha
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments