Share

TAKDIR YANG HARUS DIJALANKAN.

Luna sangat terkejut karena ada Chen. Bisa-bisanya Sang raja Naga itu melihat dirinya sedang berganti pakaian. Dengan cepat Luna memakai pakaiannya yang tadi. Selesai memakai pakaian, Luna menatap Cheng sedang bersantai di atas lemari.

“Oh... Tuan Naga, kenapa kamu tiba-tiba saja hadir di atas lemari?” Luna mencoba menahan amarahnya.

“Ratuku, apakah kamu tidak tahu kalau aku sering duduk di atas lemari ini? Hampir setiap malam kamu selalu aman bersamaku.” Cheng merubah dirinya menjadi naga lalu turun.

Sontak saja Luna terkejut untuk kedua kalinya. Baru kali ini ia benar-benar melihat naga di depan matanya sendiri. Luna hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar.

“Apakah kamu akan memakanku?” tanya Luna ketakutan.

Chen merubah dirinya menjadi manusia. Cheng tersenyum manis lalu mendekati Luna. Cheng menatap wajah Luna dan menghilangkan rasa takutnya itu.

“Aku tidak menyukai daging manusia. Aku hanya memakan masakan yang telah dibuat oleh Tan. Masakannya sangat enak,” jawab Cheng.

“Siapa lagi Tan?” Luna semakin bingung dengan keadaannya.

“Dia adalah koki kesayanganku. Dia juga bernasib sama seperti diriku. Cepat atau lambat dia akan menemukan raga baru.” Cheng menekuk wajahnya karena mengingat masa lalunya.

Luna tidak habis pikir akan hidupnya sekarang. Ia sekarang harus menjalankan hidup aneh setelah kehadiran sang naga. Luna mencoba menetralisir otaknya supaya tidak gila.

“Oh... Tuhan, kenapa aku jadi begini?” tanya Luna meringis.

“Jangan salahkan Tuhan. Tuhan tidak pernah salah sama sekali. Ini adalah takdirmu sendiri. Kamu harus menjalaninya. Begitu juga dengan pria manja itu. Sebelum kamu meninggalkan aku, kamu telah menggambar wajahku ini dengan sempurna. Kamu sudah bersumpah akan hidup bahagia setelah mendapatkan wajahku ini kembali. Semesta alam mendukungmu tentang sumpah itu.” Cheng mulai mengingatkan Luna kejadian di masa lampau.

“Takdir Tuhan?” Luna mendongak melihat wajah Cheng.

Selama meneliti wajah Cheng, Luna terkejut. Ternyata Tuan mudanya sangat mirip dengan Cheng. Bedanya Cheng memiliki mata sipit. Kalau Davey memiliki mata besar. Luna tidak bisa mengingat kejadian di masa lampau. Bahkan potongan-potongan masa lalu tidak pernah hadir di dalam ingatannya.

“Aku tidak tahu siapa dirimu sebenarnya. Aku harap setelah sampai di Yunani, kamu bisa keluar dari tubuh tuan muda. Janganlah kamu mempersulit hidup tuan muda.” Luna berharap Cheng tidak mengganggu hidup Davey.

“Tidurlah!” Cheng memegang pundak Luna sambil mengapa menuju ke ranjang. Cheng meniup mata Luna dan membiarkannya mengantuk.

Dalam hitungan detik, Luna sudah mengantuk. Luna mengucapkan selamat malam dan membiarkan Cheng berkeliaran. Cheng sengaja membuat Luna tidur. Jika Luna tidak tidur, akan ada pertanyaan yang belum siap diterima olehnya. Cepat atau lambat Cheng akan memberikan petunjuk kepada Luna.

“Maafkan aku, ratuku! Aku tidak bisa bercerita sekarang. Akan ada misi penting yang harus dijalani semuanya!” Cheng berkata dalam hati.

Beberapa hari sudah Cheng tidak membuat ulah. Ia sengaja tidak masuk ke dalam tubuh Davey. Melainkan Cheng bertapa di atas lemari milik Luna. Luna hanya membiarkannya saja. Beban di pundak Luna mulai berkurang.

Setelah memasak Mia datang. Mia menaruh kantong belanja kemudian menghempaskan bokongnya di hadapan Luna. Mia sengaja tidak bersuara sedikit pun. Tak lama kemudian Luna menegurnya.

“Tumben-tumbenan kamu belanja lama banget,” tegur Luna.

“Kakak tahu nggak? Ada masalah besar. Aku mendadak menjadi mata-mata. Bruno berada di kampung ini. Aku menyelidiki Bruno di kampung sebelah. Rumah yang ditempati sama Pak Broto ternyata milik Bruno.” Mia mengusap wajahnya tanda frustasi.

Luna membuka kantong belanjaannya sambil memandang Mia. Ia tidak habis pikir kenapa Bruno sampai kesini. Luna memiliki firasat kalau Davey benar-benar dalam bahaya. Cepat atau lambat anak buah Bruno akan menangkap Davey.

“Sepertinya kita nggak bisa kayak gini terus-terusan. Kalau diteruskan nyawa tuan muda dalam bahaya. Kita harus pergi ke Gunung Olympus dalam beberapa bulan kemudian,” ucap Luna yang menata barang-barang itu di atas meja.

Mia tersadar atas kehadiran Cheng. Ia menunduk dan memikirkan masa depan Davey. Di samping itu, nyawa Davey dalam bahaya.

“Apakah mereka akan melacak keberadaan kita?” Mia bertanya seakan tidak yakin.

“Tiba-tiba saja aku memiliki rencana. Bagaimana kalau kita membekukan paspor milik Bruno. Kamu tahu kan skandal yang dilakukan oleh Bruno beberapa bulan yang lalu?” Luna sengaja memberikan teka-teki.

“Skandal apa Kak? Sepertinya kakak ingin mempersulit Bruno?” tanya Mia membaca isi hati Luna.

“Kamu benar. Kita bisa meminta ke badan imigrasi untuk membekukan paspor Bruno. Dengan alasan Bruno memiliki skandal yang tidak bisa ditolerir lagi. Dan aku menyuruh Rio mengawasi Bruno. Aku yakin Bruno tidak akan bisa kemana-mana,” jelas Luna.

“Tapi Kak, kita harus izin terlebih dahulu tuan besar.” Mia mengingatkan keadaan Davey.

“Nanti sore aku berangkat ke Jakarta. Aku akan meminta Rio datang ke sini agar menjaga kalian. Semoga saja Bruno tidak membuat masalah,” ujar Luna.

Mau tidak mau Mia menyetujuinya. Mia sadar Luna tidak akan membicarakan ini lewat telepon. Mia takut kalau ponsel milik Luna disadap. Karena menyangkut kepindahan Davey, Luna maupun Mia harus tetap waspada. Mengingat Bruno berhasil menemukannya.

“Aku tidak akan lama kesana. Besok pagi aku sudah kembali,” ucap Luna.

“Lalu bagaimana dengan sang raja naga itu? Aku harap dia tidak akan membuat masalah.” Mia berharap masalahnya tidak bertambah selama ditinggal oleh Luna.

“Aku akan memintanya menjaga tuan muda terlebih dahulu.” Luna akan memberikan tugas kepada sang raja naga.

Mia tersenyum dan menyetujui keinginan Luna. Mia berharap sang raja naga bisa diajak kerjasama dengan baik. Akan tetapi Mia tidak bisa mengendalikan raja Naga begitu saja. Yang bisa mengendalikannya hanya Luna.

“Kalau begitu aku akan beres-beres terlebih dahulu. Siang ini aku harus menuju ke bandara. Nanti ada Tio yang mengantarkannya.” Luna meninggalkan Mia sendirian.

Bruno yang berada di kampung sebelah sedang mengintai keberadaan Davey. Ia baru saja mendapatkan informasi kalau Davey sering pergi memancing sendiri. Hal ini membuat Bruno semakin semangat untuk menangkap keberadaan Davey.

“Selain memancing aktivitas anak manja itu apa?” Bruno menatap pria berkepala plontas itu.

“Duduk di halaman rumah sendiri,” jawab pria berkepala plontos tersebut.

“Siang ini kamu harus mengeksekusinya! Bunuh Miya dan Luna terlebih dahulu. Lalu serahkan anak manja itu ke dalam tanganku!” perintah Bruno. “Oh ya satu lagi Truno. Habisi Luna dan Mia di dalam rumah itu. Aku tidak ingin para warga melihatnya!”

Truno nama pria berkepala plontos tersebut. Ia menganggukkan kepalanya dan menyetujui perintah Bruno. Truno memberikan salam lalu berpamitan untuk menyusun rencana bersama teman-temannya. Truno berharap kalau rencana ini berhasil. Truno akan mengerahkan seluruh kekuatan anak buahnya itu.

“Sebentar lagi Torres group akan jatuh ke tanganku. Cepat atau lambat aku bisa menguasai dunia dan mempekerjakan orang-orang miskin tanpa dibayar sepeserpun. Aku bisa menikah lagi dan memiliki banyak anak. Dira adalah istri yang tidak berguna!” Bruno tertawa seperti orang kesurupan.

Kembali lagi ke rumah Luna. Gadis itu mengambil tas punggung dan melemparkannya di atas ranjang. Luna mengambil satu pakaian kemudian memasukkannya ke dalam tas itu. Beberapa saat kemudian sang raja naga turun. Ia sengaja menghentikan pertapaannya. Ia duduk di atas ranjang sambil bersila.

“Kamu jangan pergi hari ini.” Cheng menyuruh Luna agar tidak pergi.

“Kenapa aku tidak boleh pergi hari ini?” tanya Luna.

“Nanti akan ada serangan mendadak. Ilmu bela dirimu lebih bagus ketimbang Mia adikmu. Jika pergi kamu yang akan mendapat masalah besar.” Cheng sengaja memberikan konsekuensinya.

“Tidak ada serangan sama sekali. Kamu tenang saja. Berenang tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Karena dia hidup di kampung orang!” Luna mencoba menenangkan Cheng.

“Kalau begitu aku harus pergi dulu!” Cheng langsung menghilang dari pandangan Luna.

“Kamu mau kemana?” tanya Luna yang tidak mencari keberadaan Cheng.

“Aku segera masuk ke dalam raga Tuan mudamu itu.” Cheng berteriak hingga membuat rumah ini bergetar.

Luna mencerna kata-kata Cheng. Di dalam hatinya sedang bertanya, Apa benar akan ada serangan mendadak dari Bruno? Kalaupun ada berarti hidup kita dalam bahaya besar. Luna semakin gelisah dengan keadaannya maupun Davey. Di tengah kegelisahannya, tiba-tiba saja ada yang berteriak.

“Pergi kau dari ragaku!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status