Sean Kalix Ackerman is a twenty-year-old billionaire. A man perfect in every way - handsome, caring, rich, talented, intelligent, everything you would ask for. He meets a lady who was born very different from him. Myrtle Piena Saragoza, a woman of her words. She is diligent, kind, a dreamer, and beautiful in her own way. She belongs to a family of farmers and grew up not wealthy but happy. One sad day came, and Myrtle's mother was rushed into the hospital because of cardiac arrest. They need fifty-billion dollars to pay for the surgery. After trying and struggling to find a job in the city, she had no choice but to marry Sean, the hot billionaire. "Let's have a deal, miss Myrtle. Be my wife, and I'll give you the money you need." Will she be a happy wife despite being coerced to accept the bargain? Will they live happily ever after?
View More"Hei sweetheart, kamu yakin tidak ingin ikut ke kolam renang?!" Marc merangkul istrinya dari belakang.
Valerie berbalik dan melihat Marc dengan wajah tertekuknya, "Bukankah di sana mereka semua akan bugil?!" tanya Valerie to the point.
"Betul sekali Val, malam ini adalah puncak acaranya. Semua tamu akan hadir disana, dan kamu tahu?” Marc menjawab dengan mata berbinar-binar sambil.
Valerie bergidik, "Tidak! Aku tidak mau Marc!" tolak Valerie mentah-mentah, membayangkan apa yang akan terjadi di sana membuat Valerie tiba- tiba mual.
"Apa kamu yakin?" tanya Marc sekali lagi.
Karena pasti jauh lebih menyenangkan jika bisa menikmati ini berdua dengan istrinya.
Valerie mengangguk dengan cepat, "Sangat yakin!"
"Hmm baiklah, tapi kamu akan bosan berada di kamar." Marc masih mencoba sedikit membujuk istrinya.
"Marc, bersenang-senanglah! Aku akan berjalan-jalan di kapal pesiar ini." Valerie benar-benar tidak bisa ikut dalam hal gila yang di sukai oleh suaminya.
"Ok sweety, kamu juga bersenang-senanglah," Marc menyerah membujuk Valerie.
Karena sejak awal pria itu tidak pernah memaksa Valerie untuk mengikuti hobinya yang sangat tidak biasa ini.
Contohnya seperti malam ini, mereka merayakan ulangtahun pernikahan mereka dengan liburan di kapal pesiar.
Bukan karena tanpa alasan, Marc memilih kapal pesiar ini dikarenakan ada event yang sangat ia nantikan—Naked Pool. Meskipun mereka berdua harus pergi ke negara sakura. Dimana para undangan yang hadir harus tanpa mengenakan sehelai benang pun saat acara berlangsung.
Acara ini di peruntukkan bagi jiwa-jiwa yang suka kebebasan.
"Hmm, tentu saja,"jawab Valerie mengedipkan mata dan tersenyum manis.
Dia tidak pernah keberatan dengan hobi aneh suaminya itu.
"See you sweety." Marc melambaikan tangannya kepada Valerie sebelum menutup pintu kamar.
Valerie dan Marc adalah pasangan yang tidak pernah menduga mereka akan berakhir dalam pernikahan. Karena mereka berdua memiliki kepribadian dan karakter yang bertolak belakang. Tapi siapa sangka, itu semua yang membuat mereka berdua saling tertarik satu sama lain dan menemukan kecocokan lebih baik dari dugaan mereka.
Valerie dan Marc berpacaran selama dua tahun dan memutuskan untuk menikah. Setiap tahun, mereka akan berbulan madu di negara yang berbeda-beda. Tentu saja dengan event-event yang di sukai oleh Marc.
"Ahh, lebih baik aku mencari udara segar di luar sana!!" gumam Valerie seraya memilih gaun panjang dan kardigan yang berwarna senada—pink pastel. Gaun tersebut melekat sempurna di tubuhnya.
"Manis!" gumam Valerie puas melihat dirinya di pantulan cermin.
***
Sedangkan, di kamar yang berada tepat di sebelah Valerie dan Marc terlihat dua pasangan sedang memadu kasih.
"Laura, milikmu meremasku sayang dengan begitu kuat!" erang Dylan di sela gerakannya yang panas.
Suara desahan Laura memenuhi ruangan kamar tersebut, "Ah sayang!" racauan wanita bertubuh seksi itu.
Dylan menjadi sangat bergairah ketika melihat Laura yang baru saja selesai mandi, tubuh istrinya yang masih basah terlihat sangat erotis.
Tepat saat itu juga, dia menarik tubuh istrinya membuat mereka berakhir dengan peraduan liar di atas sofa.
Dylan menaikkan kedua kaki Laura dan melebarkannya. Menusuk dengan dalam ke inti tubuh istrinya.
"Akh! Akh! Dylan lebih dalam please!" mohon Laura dengan mulut terbuka karena desahan nikmat.
"As your wish sayang!!" Dylan menghujam dengan dalam liang kenikmatan Laura dengan keras dan cepat.
"Oughh, nikmat Dylan, sayang a-a-aku mau keluar!"
"Bersama Lau!" seru Dylan dan semakin dalam menghujam Laura dan meremas kedua bongkahan istrinya.
"Ugh sayang, aku keluar!" erangan Dylan mendapatkan puncak kenikmatannya, dia tidak dapat menahan hisapan kuat dari kewanitaan istrinya.
"Yes Dylan!" Laura pun mengunci tubuhnya mendapatkan puncak kenikmatan bersama sang suami.
Dylan memeluk tubuh istrinya yang begitu seksi dan mengecupnya sekilas.
"Kamu yakin tidak ingin ikut sayang?" tanya Laura dengan nafas yang masih tersengal-sengal akibat gempuran suaminya.
Dylan mengecup kening Laura, "Ya sayang, kamu sangat tahu, aku tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu, kamu nikmati saja, hmm?"ucapnya lembut mengizinkan istrinya untuk mengikuti event Naked Pool yang diadakan di kapal pesiar ini.
Yang sengaja dia hadiahkan untuk sang istri sebagai hadiah anniversary pernikahan mereka yang ketiga tahun. Karena Laura sempat membahas masalah event ini kepada dirinya.
Laura tersenyum senang dan mengecup bibir Dylan, "Thank you sayang! Kalau begitu aku berpakaian dulu!" serunya semangat dan mengambil kimono tipis untuk menutupi tubuhnya.
"Kamu tidak membasuh diri dulu sayang?" tanya Dylan.
Laura menggelengkan kepalanya sambil mengikat tali kimononya, "Tidak perlu sayang, lagi pula di sana aku akan masuk untuk berenang."
Dylan hanya tertawa kecil, "Terserah kamu saja, sayang."
Laura berlari kecil dan kembali menghampiri Dylan, "Cup! Bye sayang!" Laura mengecup bibir Dylan dan berpamitan.
"Have fun, sayang!" seru Dylan sebelum istrinya menghilang dari pintu.
"You too!" suara Laura terdengar samar-samar.
Yah, beginilah kami. Laura dan diriku memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Tapi aku sangat mencintai dia yang apa adanya. Termasuk hobinya yang aneh itu.
Itu hanya sekedar hobi—pikirku. Jadi, tidak ada masalah selama dia bahagia, aku pun bahagia.
"Lebih baik aku bersih-bersih dan keluar untuk mencari udara segar!"
----
Marc berjalan penuh percaya diri dengan celana renang yang dia kenakan. Tubuhnya yang standart tapi masih dalam kategori sedap di pandang. Tidak menyurutkan dirinya untuk tampil tanpa sehelai kain ditubuhnya setelah melepaskan celana renangnya disalah satu kursi santai yang berada ditepi kolam renang.
"Ahh, karena semua di sini orang jepang, membuatku tidak khawatir kalau akan bertemu orang dari negaraku! Tidak mungkin ada orang lain yang sepertiku untuk pergi begini jauh hanya untuk mengikuti event ini!"gumam Marc dan masuk ke dalam kolam renang.
Marc melihat sekeliling dan sedikit kecewa karena tamu yang datang rata-rata sudah berumur. Hanya beberapa yang berada dalam seusianya, yang tentu saja mereka terlihat cuek untuk menikmati waktu mereka. Ada yang berpasangan ada juga yang seperti dirinya, sendiri menikmati event menyenangkan ini.
"Sebaiknya aku berenang saja!" gumamnya dan mulai berenang namun matanya tertuju pada siluet yang lewat di sampingnya.
Marc spontan berhenti dan terperangah ketika siluet tersebut berdiri lalu mengusap rambut panjangnya kebelakang.
"Wow! Luar biasa! Tubuhnya begitu seksi!" gumam Marc dalam hati tidak dapat mengalihkan pandangannya dari wanita cantik di depannya.
"Wajah, tubuh dan kulitnya sangat cantik, dan sepertinya dia satu-satunya wanita asing yang ada di sini. Di atas semua itu, wanita ini terlihat sangat percaya diri dengan penampilannya." kagum Marc melihat wanita didepannya.
"Parfaite!" seru Marc memuji wanita didepannya menggunakan bahasa negaranya—prancis. Parfaite artinya kesempurnaan untuk seorang wanita.
Namun, naasnya wanita yang dipuji tersebut menoleh ke arahnya.
"Yak!" teriak wanita tersebut menutupi tubuhnya dan berlari meninggalkan dirinya yang ikut terkejut.
"Shit! Jangan bilang kalau dia juga berasal dari Prancis?" tatapan Marc tidak dapat teralihkan dari kemolekan tubuh wanita yang baru dia temui.
"Damn! Dia terlalu sempurna!"
***
Dan di sisi kapal pesiar yang lainnya, Valerie tengah berjalan-jalan di deck kapal menikmati angin laut dan keindahan malam.
Brugh
"Sorry," suara pria yang menabraknya.
Valerie menoleh sedikit dan menjawab, "No problem," kemudian berlalu meninggalkan pria yang menabraknya tadi. Memilih untuk duduk di salah satu kursi panjang menghadap ke lautan lepas.
"Oh my! Apa dia seorang bidadari?" gumam Dylan terpesona dengan keanggunan wanita yang baru saja dia tabrak.
"Aku tidak pernah melihat wanita dengan kecantikan seperti ini!" Dylan tidak dapat meninggalkan wanita tersebut dalam kesendirian.
Pria itu memilih untuk mengawasi wanita manis yang ia tabrak tadi dari jarak jauh, menikmati keindahan yang mempesona didepannya. Seolah ada magnet yang siap mengikat dirinya dengan wanita itu.
Myrtle's Point of ViewI don't understand this man. Why is he making things worse?!"Stop doing this to me," I sternly spoke and pulled myself away from Sean's grip.He turned to me with a cold face. Hah, he still has the guts to show me that kind of look? His hands around my wrist loosened as he leaned on his car. He slowly crossed his arms and sighed deeply before saying a word to me."What is your problem, hmm?" he intoned. The 'hmm' was so gentle and so satisfying to hear. I felt ashamed for acting like a child.I shook my head and bit the inside of my left cheek as I looked away awkwardly."J-just..." "You're jealous, right?" he said, stopping me from finishing whatever I had to say.I looked back at him and caught him looking at me already. His eyes were at me with this impish kind of stare and a slight smirk formed on his pink lips."I am not," I replied immediately. "I asked Lemon and she told me you were jealous of my ex. But of course, I knew there was something bothering
Myrtle's Point of View"Did you wake up early?" Sean asked me as soon as he woke up.I slept beside Lemon last night. I couldn't bear sleeping with Sean after what he just muttered.I didn't reply.I don't even understand why I am feeling this way. It's so pathetic!Like I care if he still loves his ex-girlfriend.But still, he kept confessing his love to me! It's so confusing."Hey, darling, what's—""Could you stop calling me that? It's so annoying," I unintentionally yelled.This doesn't feel like me. My parents didn't raise me to just yell at anyone for no reason."Oh, is it your time of the month? I'm so sorry. I'll go buy you pads. Do you use tampons? What do you want to eat? Pizza? Chocolate?" he asked.His voice made me infuriated. I just don't want to hear him talk to me for a while."Yes, it's that time of the month. Please don't talk to me first because your voice an
Myrtle's Point of ViewIt's been a week since Sean and I went on our honeymoon.After that, we barely even talked about anything because he was always at work.I wondered if I really loved him, would I be annoyed if my husband lost his time for me?Anyhow, it's not my problem anymore. I know his job isn't as easy as I think it is. It's probably more complicated than plowing the fields."Good morning, Myrtle. Are you alright?" I heard Lemon's voice.She was peeping through my door."Oh, come in," I told her.Immediately, she jumped into my bed."Hey! Don't be so naughty!" I yelled at her."So, what have you been thinking?" Lemon asked me and placed a cola-flavored lollipop in her mouth."None at all," I replied and laid down on my bed beside her.Sean mentioned before that he was planning on making me his secretary once we got married. I think he didn't take that seriously. Until now,
Myrtle's Point of ViewThis day is the last day of our honeymoon slash vacation. It kind of saddens me because I wanted to spend more time here. However, Sean is abruptly needed in their company."You sure you're going to come with me already? You can stay here for a few more days," Sean said as he wiped his wet hair. He just came out from the shower."No, I'll come home too," I replied.It's going to be embarrassing if I stayed here alone. Well, in fact, I don't own this resort or anything here.Everything is Sean's.Sean sighed and looked at me. He looked apologetic."I'm really sorry we have to go back immediately. If you want, I can cancel my schedules and—""Don't worry about it, Sean. It's fine, and I'm fine. There's nothing you should worry about." I smiled at him.He just nodded and smiled back at me.For the last time, I gazed my eyes around the place and let myself drown in its bea
/Myrtle's Point of View/I woke up earlier than Sean to roam around the place. I went outside barefoot and looked at the ocean through the shore.This place is heaven. I can't believe I'm actually experiencing going to a place like this.Thank goodness the staff lend me a shawl to cover my skin. I'm still wearing my nightgown since the extra shirts here are not yet dried.I let the cold breeze of air touch my skin and sighed. I can't believe I am actually married.Am I dreaming?Of course not."Good morning, beautiful. Why did you wake up so early?" I heard a voice from behind.I didn't look back because I knew the voice was from Sean. After a while, I felt his arms being wrapped around me."Hey, what are you doing?" I asked him in shock."Hugging you, obviously?" he replied in his deep, morning voice.I just sighed. I looked at the ocean and inhaled heavily."Do you like it here?" S
/Myrtle's Point of View/Where am I?Did I pass out?I slowly opened my eyes and looked around the area.I'm inside a clinic and still wearing my wedding gown.What happened?A nurse came in, and I immediately asked her what was happening. She told me I had lost consciousness in the bathroom, and Sean brought me here.I messed up again.I can't believe the wedding was ruined because of me."Myrtle." Sean walked towards me and immediately hugged me. "Are you okay?" he asked.
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments