Samantha Davis fell pregnant, and she knew nothing about the man she slept with. After being disowned by her father, she left the city to start anew. Raising her own children, Samantha strived and overcame. Little did she know, her twins meant to find a daddy, and they weren't settling for any less! At three years old, her babies asked, "Mama, where Dada?" "Umm... Dada is far away." That was the easiest way for Samantha to explain to her kids the absence of a father. At four years old, they asked again, "Mommy, where is Daddy?" "Umm... He is working at Braeton City." Yet again, Samantha chose the easy way out. After nearly six years, Samantha returned to the place that had long forsaken her, Braeton City. She knew she was bound to answer her kids' curiosity over their unknown father, and she concluded it was about time to tell the truth. However, one day, her twins came to her with glistening eyes and announced, "Mommy! We found Daddy!" Standing before her was a block of ice, Mr. Ethan Wright, the most powerful businessman in the city. *** Book 1 of the Wright Family Series Book 2: Flash Marriage: A Billionaire For A Rebound Book 3: I Kissed A CEO And He Liked It Book 4: The Devil's Love For The Heiress Book 5: I Fell For The Boy His Daddy Was A Bonus Note each story can be read as a standalone. Follow me on social media. Search Author_LiLhyz on IG & FB.
View MoreSebuah taksi berhenti di area pemakaman, langkah kakinya terasa berat. Dia membawa dua karangan bunga yang sudah di pelukannya dengan erat.
Dua batu nisan terpampang jelas di pelupuk matanya. Ada rasa sesal dan sesak dalam dada, rasa sakit yang disimpan selama lima tahun itu tertumpah begitu saja diatas batu-batu nisan tersebut."Aku pulang Pah, Lana. Maaf membuat kalian menungguku terlalu lama. Maaf karena aku telah banyak menyusahkan kalian. Aku berjanji akan menjaga dan merawat mama menggantikan kalian."Deraian air mata berjatuhan membasahi wajah nan cantik jelita. Mengingat semua kejadian lima tahun lalu meninggalkan luka yang teramat dalam.Setelah menaruh karangan bunga, dia pun pergi meninggalkan area pemakaman. Taksi kembali melanjutkan perjalanan pada sebuah rumah sakit.Dia membawa satu karangan bunga lili putih juga sekotak makanan kesukaan. Wanita paruh baya itu terbaring lemah dengan selang infus di lengan dan hidungnya. Alat bantu yang membuatnya bertahan untuk hidup.Wanita nan cantik jelita tadi meletakan bunga lili putih kesayangan menggantikan bunga yang sudah layu di atas meja pasien."Ma, aku sudah pulang, aku sudah sehat. Semua ini berkat Lana yang sangat menyayangiku. Sekarang giliran aku yang menjaga dan merawatmu," ucap wanita nan cantik jelita itu sambil mengusap lembut pipi wanita kesayangan yang sudah terlihat keriput.Suara dorongan pintu dibuka, seorang pria berkacamata menghampiri wanita nan cantik jelita tadi, "Kau sudah datang, Nis? Bagaimana perjalananmu?" suara tadi menepuk perlahan pundak wanita itu."Uhm, lumayan melelahkan Adam, tapi aku sudah bertemu papa dan Lana sebelum kesini," ucapnya sambil tangan mungil itu memijat perlahan lengan wanita kesayangan tadi."Sebaiknya kau pulang dan istirahat, dua hari lagi kau kan sudah mulai bekerja dan maaf jika tempat tinggal yang kupilihkan tidak sesuai dengan keinginanmu. Aku harap kau tak keberatan," tambah lelaki yang bernama Adam tadi."Terima kasih sudah membantuku mencarikan pekerjaan dan tempat tinggal buatku, Dam!" suaranya nan lembut dengan lesung pipi yang kembang kempis juga tersenyum saat berbicara."Jangan bicara seperti itu Nis, selama ini paman dan bibi sudah banyak membantuku. Kalau bukan mereka yang membantu, mungkin aku masih bergelandangan di jalan," ucap Adam menatap Nisa yang sedang mengkhawatirkan kondisi ibunya."Bagaimana dengan kondisi terakhir mamaku, Dam? Apa yang dokter katakan?" Nisa mencoba mengalihkan dengan pertanyaan."Bibi memerlukan transplantasi jantung dan yang paling penting biaya untuk operasi juga pemulihannya membutuhkan biaya yang tak sedikit," jelas Adam.Meski mencoba tersenyum, Adam sangatlah tahu beban yang sedang dirasakan Nisa."Uhm, aku paham!"Nisa hanya mengangguk perlahan, dia mencoba memahami semua ucapan yang dikatakan Adam.Ya ... inilah awal baru untuk seorang Faranisa Aznii setelah orangtuanya bangkrut. Ayah dan adiknya, Lana meninggal karena kecelakaan dan jantung Lana didonorkan kepadanya. Sedangkan dirinya terpaksa memulihkan diri di negeri orang dengan sia-sia ekonomi terakhir mereka.Ibunya memiliki riwayat yang sama seperti Nisa, terpaksa hanya bisa mengandalkan peralatan bantu untuk mendominasi tubuhnya tiga tahun belakangan ini. Kali ini Nisa harus berjuang mengandalkan diri sendiri dan kemampuannya yang tak seberapa untuk mencari biaya perawatan, operasi ibu juga dirinya sendiri.Nisa berjalan keluar rumah sakit berbarengan dengan satu mobil yang diparkir dengan tergesa, terlihat salah seorang membuka pintu penumpang dan memapah seseorang yang terluka. Mereka hanya terhalang satu orang sehingga tidak ada satupun dari mereka yang menyadarinya."Nis, aku akan mengantarkanmu." Adam berlari menyusul Nisa."Kau pasti lelah seharian bekerja, Dam. Apa masih ada waktu untuk mengantarkanku?"Nisa merasa sungkan karena selama dia tak ada, Adamlah yang menjaga juga merawat ibunya."Tidak apa-apa, Nis. Kau juga pasti belum makan, kita mampir makan sekalian ya," ucap Adam, Nisa tak bisa menolak lagi menerima ajakan dari Adam."Aku ambil motorku sebentar. Kau tunggu disini ya, Nis," lanjut Adam meninggalkan Nisa berjalan ke arah parkiran."Cih ... aku bilang, aku baik-baik saja. Kau sampai repot membawaku ke rumah sakit!" Gerutu seorang pria yang lengannya sudah di balut perban."Maaf, Tuan, tapi ini adalah perintah dari tuan Prawira langsung, kakek Tuan, beliau menyuruh saya menjaga Tuan apapun yang terjadi. Jadi mana saya berani melanggarnya." kilahnya."Kau masih saja memakai alasan kakekku, Bisma. Dia itu sudah meninggal, sudahlah, aku bukan anak kecil lagi," sahutnya dengan suara setengah bariton yang dikeluarkan."Ta–ta–pi, Tuan Leon, ini adalah amanat beliau yang harus saya jaga." Bisma masih saja bersikeras."Sssttt, sudah jangan berisik lagi. Ambilkan mobil! Mau sampai kapan aku berdiri seperti ini," delik Leon memberi perintah. Dia terdengar tak sabar ingin segera meninggalkan rumah sakit."Ba–ba—baik, saya ambil sekarang, mohon tunggu sebentar, Tuan!" Bisma berlari meninggalkan tuannya mengambil mobil.Mata Leon berkeliling sesaat, matanya menangkap sosok yang dia kenali. Namun, dia segera meremas wajahnya sendiri dengan kasar."Ughh. Aku masih juga belum bisa melupakan dia, padahal sudah lima tahun berlalu. Rasanya itu tidak mungkin dia. Aku sudah sering salah mengenali orang. Dasar sial, semua karena ulah Marko mengajakku minum malam ini."Leon bergerutu dalam hati saat melihat sosok wanita yang di bonceng motor bebek butut."Maaf ya, Nis. Aku hanya bisa mengantarmu pakai motor jelek begini," ucap Adam disela perjalanan mereka."Nggak apa-apa, Dam. Kalau kamu nggak kasih aku tebengan malam ini, aku akan keluar uang lagi buat bayar taksi," kekeh Nisa. Adam hanya tersenyum mendengar celotehannya.Motor bebek butut Adam berhenti di salah satu warung tenda pecel ayam."Nah Nis, ini pecel ayam favorit disini, aku jamin sekali coba bikin nagih!" Adam mempromosikan santapan pecel ayam dengan penuh semangat."Wah ... aku makan banyak loh, Dam, kalau bikin nagih aku bisa makan dua atau tiga porsi sekaligus," sahut Nisa sambil tersenyum meledeknya."Boleh, boleh, kamu mau makan tiga porsi pun, boleh. Malam ini spesial, aku traktir!" Adam tak bisa menghindari pesona dari wajah cantik Nisa."Oke, satu porsi aku bungkus ya, buat cadangan kalau nanti malam aku kelaparan. Soalnya aku belum punya stok apa-apa di rumah, barang-barang pun belum ada yang aku bongkar!" Nisa melepas rasa sungkannya sambil tertawa bersama di meja makan pecel ayam.***"Anda ada janji makan malam dengan nona Wina, Tuan," Bisma mengingatkan tuannya."Dia lagi! Huft, sungguh tidak pernah menyerah!" Leon langsung kesal ketika Bisma menyebutkan nama Wina."Setidaknya dia salah satu kandidat yang cocok untuk, Tuan," tambah Bisma lagi."Aku sudah bilang, apapun kau boleh atur, tapi untuk urusan kandidat apa dia cocok denganku atau tidak, aku yang sendiri yang menentukan. Itu perjanjianku dengan almarhum kedua orangtua dan kakekku!" tegas Leon, mengingatkan perjanjian mereka."Saya mengerti, Tuan. Tapi tidak salah jika anda mencobanya dengan nona Wina. Dia sangat cantik, anggun dan juga seorang model," kembali Bisma mulai berkhotbah mempromosikan Wina."Kalau begitu, kau saja yang menggantikan aku menemui dia. Kau juga harusnya sudah punya calon kandidat, kan?" cibir Leon tak mau kalah jika berdebat soal kandidat.Bisma menelan pil pahit ketika dia terus membujuk tuannya untuk menerima acara kencan buta yang sudah dirancang, tapi tuannya langsung menolak mentah-mentah."Ah, Tuan sampai kapan anda akan menutup diri anda. Setelah kepulangan anda lima tahun lalu, sikap anda telah banyak berubah."Readers of "Mommy, Where Is Daddy? The Forsaken Daughter's Return", Your dearest author would like to announce that I have turned this book into a series. I have written all the stories of Ethan's and Sam's children. To read the rest, simply search for the books below. Book 2: Flash Marriage A Billionaire For A Rebound (Kenzie's Story) Book 3: I Kissed A CEO And He Liked It (Kyle's Story) Book 4: The Devil's Love For The Heiress (Kate's Story) Book 5: I Fell For The Boy His Daddy Was A Bonus (Kaleb's Story) In the above-mentioned books, you can also learn about Sam and Ethan as they grow to be parents and grandparents. Another book that is related to the Wright family series is a spinoff of Book 5, I Fell For The Boy, His Daddy Was A Bonis. Check the book below: Mr. CEO, I Came Back To Love You (Completed) Aside from the Wright family, I also have the following stories for you to read. I hope that you will try them. The Playboy Superstar Versus The CEO (Erotic Romance - Co
Months after Samantha and Ethan had their honeymoon, they were back to their busy lives. With the second hotel in full operation, Samantha was now running five restaurants all in all. She now manned over two hundred chefs, requiring the promotion of two executive chefs. Ethan, on the other hand, was on the road to making his first Diamond Hotel outside the city. Ultimately, he wanted to make a hotel chain, keeping the Diamond brand. Kenzie and Kyle accelerated two years ahead, making them ready for high school after a year.While still young, both were fixated on their dreams and already had a map outlined for them to follow. Kyle wanted to be a computer engineer while Kenzie wanted to be a model or an actress. While the entertainment industry was not what Ethan dreamed for his child, he understood that he should not be in the way of his daughter's dream. He supported them by giving outside-of-school classes.
Many years had passed since Ethan and Samantha got married. Yet, Samantha's beauty remained remarkable at thirty-three. Her golden hair already grew down to her back, and she did not seem to have aged at all.She had her hair somewhat straightened, with just enough waves to give life to her still angelic face.It was thanks to Ethan's pampering that she always had time to take care of herself.Getting her hair and make-up done in front of a vanity table, she received compliments left and right."Mrs. Wright, you are so beautiful. Your husband must really adore you.""Mr. and Mrs. Wright are perfect for each other."Samantha smiled as they fixed her up. She said, "I am... confident about that too. We are a great pair."Still, it was because she was wondering about the dress she was about to wear that she asked, "Although the dress has Sapphire gems on them, does it look to you as a wedding gown?""No, no.
Another year passed."Winfield, do you take Sarah to be your wedded wife, to live together in marriage? Do you promise to love her, comfort her, honor and keep her for better or worse, for richer or poorer, in sickness and health, and forsaking all others, be faithful only to her, for as long as you both shall live?" The officiant asked.Looking into his wife's eyes, Winfield Davis answered, "I do."After the priest asked the same Sarah Davis, she smiled back at her husband and answered, "I do.""May your love be eternal and undying. In witness of your love and commitment, it is now my pleasure to introduce you to those present here as husband and wife. In honor of your entrance into holy matrimony, you may now kiss the bride," the officiant closed, encouraging Sarah and Winfield to face the crowd.Smiles could be seen between Winfield and Sarah as they officially remarry after a year of moving to their new home.Cheers and
"Following my years of service, I officially announce my retirement. It has been a memorable and challenging years, serving my country, but the time has come for me to give my attention to my lovely wife, Sarah, and to my daughter," Announced Winfield Davis as he stood in front of a podium.Flashes could be heard around the military stadium where many of the reporters were invited to witness the General's official statement as he stepped down being the head of the nation's armed forces.Finally, after two years of requesting from the government, Winfield was granted the chance to retire early and spend the rest of his time with his family."And with my official retirement, I am proud to reveal the next general to follow in my footsteps!" Added Winfield.The crowd cheered and gave their applause to the newly appointed general, who happened to be one of Winfield's trusted men.In the front rows, Samantha, Ethan, and thei
"Doctor? How is it?" Ethan asked after the doctor came back in with the results of Samantha's recent laboratories.The doctor sat on his desk and reviewed the documents. After a while, he answered, "Everything is normal, and it has been for more than a year now."With a smile on his face, the doctor added, "I suppose it's safe to say that the Kannareth disease will no longer manifest."While Samantha was pregnant, she had monthly laboratories done, just to keep her health monitored.Shortly after giving birth, they have switched to quarterly visits to the doctor, and thankfully, Samantha showed no signs of the Kannareth disease.The doctor scoffed and declared, "So the pregnancy may have really helped!""We think so, doctor. In fact, BNU pharmaceuticals are already looking into this angle." Ethan leaned back in his seat and told, "I have even funded their research so more women who are affected by this illness will find a solutio
Mommy Where Is Daddy The Forsaken Daughters Return, is the story of a family, full of hope, love, loyalty, respect, and mutual support... Samantha Davis is pregnant, but she doesn't know who the father is. It's amazing. Her relationship with her father broke down and she left the city to rebuild her life. She struggled to raise her twin children on her own. Just grew up day by day. One day the child asked his father and tried to find a father for himself. What you never expect is that one day her twins walk up to her with their eyes shining and announce, "Mom! We found Daddy!" Start again and continue reading Mommy Where Is Daddy The Forsaken Daughters Return novel.
Welcome to Goodnovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more adimiration from readers.
Comments