Empty vessels make the most noise, and men who fit that description to a tee hardly make for suitable partners. When Corinne had to go on a blind date with someone like that, she did the unthinkable simply to show her disinterest in him—she kissed a handsome older man whom she had never met before. "I hereby pledge myself to you," the older man vowed. If a single kiss from her was all it took for him to devote himself to her, would a second kiss entail much more? There was only one way for Corinne to find out…
View MoreLangit Anggara. Lelaki tampan dengan sejuta pesonanya adalah siswa playboy di sekolah. Dia arogan, angkuh, sombong dan narsisme. Namun di balik semua sikap buruknya, dia juga mempunyai sisi lembut yang hanya di tunjukan pada orang yang dianggap spesial dan tuhan menyempurnakan hidup langit dengan otak yang sangat cerdas. Apakah dunia adil?
Selain itu dia adalah remaja yang haus kasih sayang, karna sejak kecil dia sudah di tinggalkan kedua orang tuanya.
Lelaki yang baru menginjak usia remaja ini, terjebak dalam lingkaran setan pergaulan bebas. Langit adalah penguasa sekolah, dia begitu disegani oleh semua siswa bahkan guru. Tak ada satu pun guru yang bisa menghukum seorang langit Anggara. Lelaki bandel ini adalah cucu pemilik sekolah. Cucu dari David Anggara sekaligus pemilik agensi entertainment dan perusahaan properti terbesar di Indonesia. Tertulis marga anggara adalah orang terkaya ke 2 di negara ini. Dan tentu saja semua kekayaan itu akan diwariskan pada langit sebagai pewaris satu satunya.
1 bulan lalu langit dan kedua temannya-Tonmy dan marsel- membuat sebuah taruhan lagi, lagi dan lagi. Ya, mereka memang sering membuat taruhan-taruhan bodoh yang menjadi kesenangan bagi mereka.
"Dalam 5 bulan Lo harus bisa merenggut keperawanan Asila Arya Kusuma," ucap Tommy kala itu.
Langit yang memiliki gengsi selangit dan harga diri di atas Awang menjawab dengan angkuh, "Gak perlu 5 bulan, 1 bulan aja cukup buat gue. semua cewek berlomba-lomba naik ke atas ranjang gue, ga akan ada yang nolak pesona gue yang sempurna."
Langit memang terkenal dengan keangkuhan dan ke narsisan.
Entah ada angin apa seorang langit Anggara si Playboy sekolah berusaha mendekati ashilla. berbagai macam cara telah langit lakukan, proses pdkt yang tak mudah. Baru kali ini langit susah menaklukkan seorang gadis.
Karna asila tetaplah asila, si gadis kutub dengan segala pesona nya.
Asila Arya Kusuma adalah seorang murid tercantik di sekolah SMA tunas bangsa, tapi gadis cantik itu sangatlah dingin sedingin kutub es di Antartika membuat para lelaki segan untuk mendekati nya. Dia siswi terpandai di sekolah. paket lengkap sudah cantik pandai pula.
Asila sedikit tersanjung dengan sifat langit yang perhatian, lembut, dan terus berusaha menarik perhatian asila dengan berbagai cara. Usaha langit setidaknya membuahkan sedikit kemajuan, meskipun hanya sedikit.
Asila akui pesona Langit memang tak bisa di tolak begitu saja, bakat mumpuni nya sebagai playboy sepertinya telah tertanam sejak dalam kandungan ibu.
Ah apakah asila jatuh cinta?
Kringgg kringgg
Bunyi bel istirahat membuat semua siswa di kelas bersorak senang termasuk asila yang tak sabar untuk pergi ke kantin dan makan karna cacing di perutnya sudah berdemo, setelah guru mapel meninggalkan kelas. Semua murid pun berhamburan menuju kantin, tempat mereka memanjakan perut.
Asila dan kedua sahabatnya-Vania dan Nana- duduk di meja kantin paling pojok setelah memesan mie ayam mang joko.
"Duh gue laper banget," keluh Vania ntah yang keberapa kali sejak mereka duduk di kantin, sampai membuat kedua sahabatnya bosan mendengar keluhan itu.
Lala menatap vania kesal, "Sabar. Orang sabar pantat nya lebar,"ucap Nana.
"Tapi gue laper banget Na. Udah ga makan 2 tahun nih,"
"Lebay deh Lo," ledek sila terkekeh.
Ting
Bunyi ponsel asila menandakan ada pesan masuk, asila tersenyum tipis saat tau bahwa yang mengirimnya pesan adalah langit.
Asila memang sering bertukar pesan dengan Langit akhir-akhir ini, langit berhasil mencairkan es di kutub Utara berwujud Asila.
Langit: Ada kejutan buat Lo
Pesan dari Langit membuat asila menyergitkan dahi, kejutan apa?.
"Siapa tuh? senyum-senyum sendiri lama-lama gila lho," goda Vania.
"Langit," jawab sila sambil memasukkan lagi ponselnya ke dalam saku.
"Lo baper sama dia?" Tanya Vania.
Asila hanya mengangkat bahu pura pura tak acuh, padahal pipi nya sudah merona dan itu di sadari oleh Vania.
"Ciaaaeelaaah ada kulkas cair nih," goda Vania cekikikan. Tau sifat asila yang susah jatuh cinta dan sangat dingin tak tersentuh. Namun kali ini Langit memenangkan hati seorang Asila Arya Kusuma.
"Apaan sih, udah ah jangan bahas dia." Asila jadi malu sendiri.
Nana yang sedari tadi menyimak obrolan Asila dan Vania Akhirnya Berbicara, "Gue ga setuju kalo Lo sama dia,"ujar Nana tiba tiba-tiba.
"Lah kenapa?"tanya Vania.
Nana mengangkat bahu tak acuh. "Aneh aja, langit itu terkenal playboy, bejat, suka mainin cewe, kenapa tiba-tiba dia deketin Asila? Aneh kan? Cewe kan masih banyak. Kenapa harus Asila?Pasti ada sesuatu yang langit sembunyiin, mungkin niat jahat yang nantinya malah nyakitin hati Lo sil, "Jawab Nana membuat Asila dan Vania mengerutkan keningnya binggung.
Nana tersenyum melihat wajah bingung kedua sahabatnya, "Mungkin ini cuma insting gue aja,"
Asila mengangguk mengerti, Nana hanya tak ingin Asila terluka.
Mang Joko datang ke meja asila dengan baki berisikan mie ayam pesanan yang di sambut girang oleh ketiga gadis itu.
"Silahkan mie ayamnya,"ucap mang joko ramah.
"Makasih mang. mang Joko emang the best." Vania memberikan jempol 2 pada mang Joko.
Mang Joko hanya tersenyum lalu berlalu pergi dari sana.Ketiga gadis itu mulai memakan mie ayam mereka, namun baru satu suap mie ayam masuk kedalam mulut mereka.
Kegaduhan dari arah lapangan membuat atensi semua orang yang ada di kantin teralihkan, berbeda dengan asila yang masih cuek menyantap mie ayam miliknya. Karna mie ayam lebih menarik. Mungkin di lapangan ada yang sedang berkelahi. Pikir asila.
"O... emm...to...the...G!...OMG! OMO...OMO...OMO" Vania berteriak heboh memandang ke arah lapangan.
Lalu Vania menarik tangan Asila agar berdiri tanpa persetujuan si empu yang mulutnya masih penuh dengan mie ayam. Vania menyeret Asila ke arah kerumunan di lapangan.
"Woy tunggu gue!" susul Nana.
Asila yang diseret berusaha melepaskan diri, setidaknya beri waktu Asila untuk mengunyah. Mulutnya benar benar sangat dipenuhi mie ayam hingga mengembung.
Lapangan sudah sangat ramai, siapa lagi pelaku nya jika bukan Langit. Vania membawa Asila menerobos kerumunan siswa itu dan berhenti tepat di depan Langit.
Langit tersenyum melihat sila sudah datang, tersenyum licik tapi tak ada yang menyadarinya. Lalu langit berjalan mendekati Asila. Berdiri tepat di hadapan Asila yang memasang wajah terkejut. Dengan mulut yang masih penuh dengan mie ayam.
"Hai,"sapa langit dengan senyumnya yang mengandung sejuta pesona.
Asila yang di sapa malah masih sibuk mengunyah mie ayam yang masih tersisa di mulut. Oh ini konyol.
Langit terkekeh melihat Asila yang terburu-buru mengunyah. Ia mengambil kedua tangan Asila untuk di genggam. Menatap asila intens dengan kedua kedua bola matanya yang berwarna biru laut.
"Gue bilang tadi mau ngasih Lo kejutan,"ujar langit.
"Apa?"
"Gue mau Lo jadi pacar gue. Gue cinta sama Lo, Lo mau kan jadi pacar gue?"
Asila mematung, memastikan ia tak salah dengar. Apa barusan langit menyatakan perasaannya?
"Aaaaaaaa," teriak semua siswi di sana histeris, bagi mereka hari ini adalah hari patah hati sedunia.
Wajah sila sudah sangat merah merona. Ia tersipu malu, "G-gue..." Asila gugup. Rasanya berbicara saja susah.
"Lo cuma boleh jawab iya, karna gue ga suka penolakan,"ujar Langit angkuh.
Asila menarik napasnya. Kenapa Langit tak bisa sedikit romantis? Ini seperti pemaksaan. Asila memutar bola matanya malas,"Iya gue mau jadi pacar lo." Gagal romantis deh.
Asila memang telah jatuh cinta pada langit. Terlebih melihat kegigihan Langit saat berusaha mendekati nya. Asila sadar dia bukan wanita yang mudah jatuh cinta. Tapi, langit berhasil membuat Asila merasakan apa itu cinta.
Langit memeluk pinggang Asila, membuat jarak mereka semakin terkikis, lalu mengecup bibir asila sekilas. "Gue tau lo ga bakal bisa nolak pesona gue,"ujar Langit percaya diri.
Asila masih mematung, apa itu barusan?Ciuman pertamanya? Ia meraba bibirnya. Ekspresi kaget di wajah nya tak bisa di sembunyikan.
Langit mendekatkan bibirnya pada telinga Asila dan berbisik,"Wellcome to the game." Dengan suara yang serak. Setelah itu langit mencium bibir Asila, kali ini dengan lumatan-lumatan kecil tak peduli dengan orang-orang yang berteriak histeris menyaksikan adengan mereka.
Asila yang masih belum siap menerima ciuman itu membelalakkan matanya, bibirnya hanya diam. Menerima semua sentuhan lembut dari bibir tebal milik langit.
Hari ini adalah hari awal dimana roda kehidupan membuat hidup asila dan langit berubah nantinya.
Taruhan ini baru dimulai.
Sherman could not help but feel fearful when he recalled the incident.Rita gently smoothed his furrowed brow. "I knew you'd come to rescue me, just like all the times you did. I love you, Sherman."Previously, Rita confessed her love to him when she was groggy. At this moment, however, she was clearly awake, even sporting a faint smile on her face as she confessed.Sherman immediately blushed. "I love you, too."Rita did not stay long in the hospital; she quickly returned to the Parr family's mansion. Just as Sherman's grandparents had said, Rita did not have any major injuries, so there was no need for her to stay in the hospital that long. In fact, she might even recover faster emotionally under the care at home.Not once did Sherman bring up Rita's job, but she surprisingly resigned from New Capital Times on her own accord. It would be difficult for her to investigate cases with her current condition; not to mention Sherman had handed over the evidence to the police. The polic
"Sherman, I like you. I love you," Rita finally confessed.Sherman, deeply pained, pulled Rita into his arms. "This is all my fault. I should've looked for you quicker. I've never blamed you. All I want is to see you smile. It's enough for me as long as you're willing to let me stay by your side."You don't have to confess to me. I know it's hard for you to do that because of your family. I've seen the way they've treated you, and…"The bodyguards who had barged in with Sherman felt a bit awkward to see their company president in tears. However, the priority was to get Rita to the hospital for a check-up. Being tied up for hours could cause circulation issues, and it could be dangerous if her limbs did not regain feelings soon.In the end, they got the bravest among them to convince Sherman to let them take Rita to the hospital. Instead of letting them do it, Sherman wiped away his tears and, with ease, lifted Rita as if she was as light as a feather.Fortunately, after the hospit
With that, Karen left without looking back. She was carrying Vince's baby in her womb, so how could she pin all her hopes on Sadie? Since Sadie was obviously unruly, she would have to rely on her son.'Sadie can spend the rest of her life with Esmond since she likes him so much. God knows it had been exhausting enough to raise her. Plus, it's only fair for Esmond to take care of her since I've done my part taking care of her until now,' thought Karen.Meanwhile, the only consolation for Sherman was that Esmond did not try to put up a fight. It seemed that he still cared about his daughter Sadie.Sherman led his men to a dilapidated house. Esmond had been cautious enough to choose a rundown house situated at the end of a village.When Sherman barged in, he found Rita lying on the floor while Esmond's men ignored her. Esmond's men had followed his orders, and since he did not instruct them to do anything to Rita, they left her well alone.Before the men could react, they were surrou
Karen cried and silently knelt by Sadie's side without trying to defend herself. Sadie, on the other hand, feebly tried to explain herself. Alas. Vince refused to listen.There had been many occasions before when he had chosen to believe Karen and Sadie, but at this moment, he realized he had been terribly wrong to do that.Rita used to be so kind, understanding, and well-behaved. However, ever since Karen and Sadie moved in, Vince felt like his daughter had become manipulative, always trying to compete for attention, and stirring up jealousy in front of him.Unfortunately, it took Rita's disappearance to make Vince realize that Rita was not trying to compete for attention. All Rita wanted from him was to treat her the same as Sadie.Vince used to think that Rita should give in to Sadie more since Sadie was younger, too."Why don't you go live with your biological father since you prefer him so much? I never want to see you show your face around here anymore! As for your mother, s
Sadie was so anxious that she wanted to jump out. "Mom, don't tell me you fell for it! Why did you call Esmond? Now they all know where Rita is. You've ruined everything, again! What were you thinking?"Karen could not care less. She cried and slapped Sadie. "You nearly scared me to death! What would I do if something happened to you? I didn't raise you just to watch you die. I told you not to meet up with Esmond, so why did you secretly meet up with him? How can you ask him to get rid of Rita?"Are you out of your mind? All I want is for us to live out the rest of our lives peacefully, so why didn't you listen to me?!"Sadie was furious. Karen had stopped trying to get rid of Rita ever since she got pregnant, so how could Sadie not be angry? Rita was like a thorn in her side, and Sadie would never be happy unless Rita was dead."Don't you know I like Sherman? How could you ask me to do nothing when Rita has stolen him from me?! I was the one who liked him first. It's either Rita g
Karen wanted so badly to slap Esmond through the phone.'What good are his pompous words now? We wouldn't be in this mess now if he hadn't hit me back then! What's more, he's saying he's doing this for Sadie. But has he ever thought of what would happen to me and Sadie if he got rid of Rita? Rita's the heiress of the Russell family. Not to mention, she's married to Sherman, so that makes her owner of Parr Group too! What makes Esmond think he can get rid of Rita so easily?'Karen's breath was ragged as she said, "If you don't believe me, just listen to your daughter's screams. I can't save her now; you will literally decide her fate! Plus, I'm pregnant with Vince's baby, so even if I lose Sadie, I still have a kid—which is more than what I can say about you!"Sherman could not help but be impressed by Karen a little. Even in this dire situation, she did not forget to express her heartfelt feelings to Vince, letting him know that she was always on his side. It was certainly not an ea
The Day I Kissed An Older Man written by Cher the Cherished is a billionaire romantic novel about meeting an unexpected love. It has five-star ratings from avid readers. Corrine Carew is on a terrible blind date arranged by her stepmother. To escape, she randomly kisses a stranger and dumps her date. The unknown man is quite handsome despite looking a bit old. Due to her unexpected action, the older man, Jeremy Holden, wants compensation. Corrine finds herself engaged to Jeremy all of a sudden. And it is highly publicized. Read all the chapters to find out what happens to this whirlwind romance.
Comments