Home / Fantasi / A Wandering Star / Part 1: Pangeran Suku Harmoni.

Share

Part 1: Pangeran Suku Harmoni.

Author: M.D.Samantha
last update Huling Na-update: 2021-06-01 12:12:40

"Aku tidak mau menikah," sahut Higiri kepada ibunya, sang ratu suku Harmoni. 

Sang ratu hanya tertawa, "Usiamu sudah dua puluh tahun, perlukah ibumu ini mencarikan seorang putri dari suku lain? Dunia Musik ini penuh gadis cantik, dari seluruh sukunya. Tentu saja kamu belum bertemu mereka semua!" 

"Tidak, aku tidak mau. Aku sudah mempunyai seorang wanita yang sudah sangat lama bersemayam dan menetap di hatiku, dan aku tidak mau menikah kecuali dengan dirinya." 

"Siapa? Kau tidak pernah membawakan satupun gadis kepada kami. Tidak pernah satupun! Mungkin hanya alasanmu agar menunda pernikahan? Kamu harus tahu, sebagai pangeran, kamu harus menikah dan meneruskan aliansi antar suku. Tentu tidak bisa sembarang gadis kau pilih. Dia haruslah seorang putri dari salah satu suku yang ada di Dunia Musik ini. Ibumu ini, akan membicarakan jadwal pertemuan dengan para putri di seluruh dunia musik ini, jadi sebaiknya jangan kau ada pikiran menunda pernikahan lagi!" 

Higiri hanya membalas lemas perkataan ibunya. Ia lalu melirik pengawal pribadinya, Ardee, sambil mengeluh, "Jika ibu tahu seseorang yang sangat aku cinta, ada di luar dunia musik ini, apakah dia akan marah? Apakah ayah juga akan marah? Aku menunggunya sudah sangat lama, aku juga tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak, huft, berat sekali rasanya menjadi seorang pangeran!"

"Tuan muda, memangnya kau masih memikirkan perempuan sepuluh tahun lalu itu? Namun itu sudah sangat jauh, sepuluh tahun, tentu sudah terlalu lama, mungkin dia sudah melupakan Anda. Sebaiknya coba Anda pikirkan lagi, Tuan Muda, wanita mana yang tahan menunggu sampai sepuluh, ya, sepuluh tahun lamanya, Tuan," balas Ardee.

Higiri terdiam, hanya bisa termenung sambil melirik tirai jendela istananya. 

Higiri, adalah pangeran dari suku Harmoni. Usianya dua puluh tahun, mempunyai bola mata berwarna merah darah, dengan rambut hitam-kemerah-merahan. Sangat tampan dan gentle, begitulah kepribadiannya. Dia tidak pernah membuat masalah karena sadar diri bahwa ia adalah seorang pangeran. Ayahnya adalah Raja Akira, sudah bertahta di kerajaan suku Harmoni selama lebih dari enam puluh tahun. Ibunya adalah Ratu Kiara, seorang putri dari suku Piano dulunya, sebelum menikah dengan ayahnya. Ayah dan ibunya menikah di usia muda, ketika mereka berusia lima belas tahun. Mereka menantikan seorang putra penerus kerajaan suku Harmoni selama hampir dua puluh tahun lamanya, dan barulah lahir seorang pangeran, ya, seorang anak tunggal.

Dan sekarang, Higiri sendiri belum menikah sama sekali, terus mencari alasan untuk menghindari pernikahan. Jauh di dalam hatinya, ada seorang perempuan yang tinggal di dunia manusia yang ia temui sekitar sepuluh tahun lalu, tentu saja Higiri masih mengingat namanya, namun entah apakah gadis kecil tersebut masih ingat kepadanya atau tidak. Higiri hanya mengingat, dan membayangkan fisik gadis kecil itu. 

"Tuan muda, tuan, halo? Tuan?" Ardee berusaha menyadarkan sang pangeran yang nampaknya bengong sedari tadi. 

"Oh ya, ada apa?" balas Higiri yang baru sadar setelah berkali-kali Ardee berusaha memanggilnya. 

"Sudah saatnya makan siang bersama Yang Mulia Raja dan Ratu, ada baiknya kita segera menuju ke ruang makan" balas Ardee. 

"Oh, tentu," balas Higiri sambil merapikan bajunya, serta rambutnya. 

Sesampainya di ruang makan, Yang Mulia Raja menyambut anaknya sambil tersenyum, namun senyum yang penuh maksud tersembunyi. 

"Anakku, Higiri! Aku sudah mendengar dari ibumu bahwa sudah waktunya kau berhenti memikirkan cara untuk mengundur pernikahanmu. Lihatlah usia orang tuamu yang sudah sangat tua ini, kau mau kami berapa lama lagi menahan untuk menunggu seorang menantu dan seorang cucu yang tampan? Aku sudah memerintahkan para prajurit pengantar surat, untuk mengirimkan undangan kepada seluruh gadis perawan, terutama seluruh putri-putri yang berada di Dunia Musik ini, dari suku manapun! Bahkan kau harusnya tahu, bahwa suku asal ibumu, banyak sekali wanita cantik disana!" 

Sekali lagi, Higiri nampaknya kesal mendengar celotehan ayahnya, namun kali ini dia berusaha menahannya dan hanya tersenyum kecil. Ia duduk di kursi makannya yang mewah dan berkelap-kelip, sambil mendesah sedikit, lalu menjawab ayahnya, "Aku tidak ingin menikah. Apakah dia seorang gadis atau seorang putri sekalipun, manapun yang ayah dan ibu kenalkan padaku, silakan. Namun tidak akan ada yang aku jadikan istri. Aku hanya akan menganggap mereka tamu saja," balas Higiri. 

Makanan mulai dihidangkan satu persatu oleh para pelayan, namun, sang Raja nampak tidak senang. Ia melihat Higiri yang dengan santai mulai merogoh beberapa makanan yang sudah tersedia di depan matanya. 

"Apakah ada seseorang di luar?" sahut sang Raja. 

"Tentu, ada, Yang Mulia Raja,” jawab Ardee yang sedang menjaga di luar pintu ruang makan, ia lalu bergegas menuju ke dalam ruang makan dan berlutut di hadapan sang raja. 

"Berbicaralah pada kami, raja dan ratumu. Siapa gadis itu? Bukankah selama ini Higiri dan kau selalu berdua? Pasti ada yang ia bicarakan dan tidak ingin kamu ketahui, namun karena ini masalah krusial, aku ingin kau segera menjawab, siapa gadis yang ada di dalam pikiran dan hati anakku ini sampai-sampai ia menolak tawaran seluruh putri perawan dari semua suku yang ada di Dunia Musik ini?” tanya sang raja sambal memasang wajah serius. 

Namun, Ketika Ardee hendak menjawab, Higiri justru membalas ayahnya, "Aku tidak yakin dia akan mengingatku, ayah. Tidak perlu memaksa Ardee menjawabnya karena ia sendiri tidak tahu siapa gadis itu. Sudah sangat lama sekali, aku pun tidak tahu apakah ia masih mengingatku atau tidak”

Mendengar ini, sang Raja mulai emosi dan memukul meja makannya. Namun Higiri justru dengan santai memulai santapnya, sementara ibunya mulai gelisah. 

"Gadis itu saja tidak bisa kau jelaskan dengan mulutmu sendiri. Apa itu hanya khayalanmu saja? Kau seorang pangeran dan pasti kau tahu suatu saat harus menggantikan aku sebagai Raja suku Harmoni. Jika memang itu khayalan, buang saja! Ingat, pernikahan adalah aliansi antar suku dan jangan lupa itu! Tidak ada yang boleh kau nikahi, selain para gadis bangsawan atau kedudukannya setara dengan putri kerajaan!" 

Raja yang marah lalu memutuskan tidak ikut makan bersama, kemudian berdiri dan berbalik menuju ruang kerjanya bersama pengawal pribadinya. 

Sang Ratu semakin gelisah, mulai menggigit bibirnya dan kali ini, ia menegur Higiri, "Jelaskan sendiri kepada ayahmu, ibu tidak bisa melindungimu lagi, kau sudah dewasa. 3 hari lagi para putri kerajaan dan gadis-gadis bangsawan akan memasuki istana ini, sebaiknya kau bersiap. Jangan membuat ayah dan ibumu kecewa, kami sudah lama menantikan dirimu, jangan membuat kami menunggu lebih lama untuk melihatmu menikah dan memberikan seorang penerus," lalu sang Ratu sendiri juga meninggalkan meja makan, mengikuti jejak sang raja. 

Sejenak, Higiri mendesah lagi, dan melanjutkan santapannya dengan santai. Ardee sangat gelisah, "Tuan Muda, apa yang akan Anda lakukan?"

Higiri lalu menghentikan kegiatan makannya, lalu mendesah lagi sambil berkata, “Aku sepertinya harus ke Dunia Manusia, aku harus kembali, sepertinya."

M.D.Samantha

revisi pertama, harap di acc. ada penambahan dan perubahan alur cerita sedikit, serta koreksi penulisan.

| Like
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • A Wandering Star   Bonus part: Kisah yang Terlupakan 2

    Higiri kecil hanya bisa terdiam, ia lalu membalas lagi ibunya, “Ibunda, aku akan segera masuk dan melanjutkan makananku, pemandangan di sini sangat luar biasa. Aku akan memandangnya sebentar, boleh?" Ibunya lalu mengangguk sambil menjawab, “Baiklah aku akan menunggu di dalam, jangan terlalu lama, oke?" Lalu Higiri kecil melihat ibunya masuk ke dalam rumah makan tersebut, namun Higiri kecil sendiri masih melihat sekitarnya, berharap gadis kecil itu akan datang lagi, ia sangat penasaran dengan gadis kecil tersebut. Tiba-tiba saja, seorang wanita bertopi agak lebar dan panjang, menghampirinya, lalu berlutut di hadapan Higiri kecil sambil tersenyum. “Apakah kau mencari gadis kecil berambut biru tua dan mempunyai bola mata biru langit?” tanya wanita tersebut. Higiri kecil mengangguk. Wanita tersebut tersenyum semakin lebar. “Ia pergi ke arah sana, ia sedang menuju ke sebuah ladang di mana bunga-bunga matahari mulai tumbuh besar, dan ia hendak mengambil biji bunga-bunga matahari tersebu

  • A Wandering Star   Bonus Part: Kisah yang Terlupakan 1

    Suatu hari yang cerah, di halaman belakang rumah Kenta yang berada di Dunia Manusia, nampak Higiri, X, Ahr, Westo dan Nozomi sedang berkumpul bersama sambil menikmati hidangan kecil bersama teh. Mereka sedang menikmati teh dan cemilan di sore hari, sementara Kenta sendiri sedang tidak ada di rumahnya, karena sedang menemani Putri Aoi di suku Harmoni. Higiri lalu memulai pembicaraan. “Hei, X, apakah selama ini kau, dan kalian semua, berpikir bahwa Ratu Angel sudah menjodohkan diriku dan Kenta, sejak kami masih kecil?” tanya Higiri.X lalu menatap Higiri dan membalas, “Tentu saja, tidak mungkin Yang Mulia Ratu Angel akan membuat Kenta mencari jodohnya sendiri? Kemungkinan besar perang yang ada di Dunia Musik, tidak akan pernah berhenti, sepertinya." Higiri lalu tersenyum kecil. “Ada apa? Apakah ada yang salah? Atau jangan-jangan X sebenarnya hanya mengarang cerita saja?" tanya Nozomi. Higiri menghela nafasnya dalam-dalam. Kali ini, ia mulai serius. “Ratu Angel tidak pernah menjodohk

  • A Wandering Star   Part 92: Finale

    "Kenta!! Kenta!!! Kenta, apa yang terjadi!! Tunggu, aku akan panggilkan perawat!!" seru Higiri, namun, Kenta langsung menarik lengan baju Higiri dan menggelengkan kepalanya. Masih dengan darah yang mengalir dari mulutnya, Kenta lalu berusaha berbicara dengan pelan, "Higiri, melihatmu saja sudah cukup." Higiri khawatir mendengar pernyataan Kenta tersebut, dan membalas, "Kau, kau kenapa!! Tolong jangan menyembunyikan apapun dariku lagi!! Kau membuatku menderita, membunuhku dengan rasa penasaran!! Kenta! Katakan kepadaku, apa yang terjadi!" Kenta tersenyum kecil, lalu membalas Higiri pelan, "Maafkan aku. Dadaku sering terasa sakit beberapa minggu ini. Paman X berkata bahwa kemungkinan besar energi yang terlalu kuat, yang berasal dari dalam diriku, waktu itu, termasuk energi yang kuhabiskan untuk mempertahankan kehamilanku yang sangat menguras tenaga, dan juga kelahiran anak-anak kita yang sangat berat. Semakin lama, badanku sendiri semakin tidak kuat, terlebih lagi, aku sudah lama tid

  • A Wandering Star   Part 91: Masih Belum Selesai

    Part 91: Masih Belum Selesai Higiri yang terlihat mengenakan pakaian formal, masuk ke ruangan utama sambil menggandeng Kenta yang terlihat cantik menggunakan gaun formal untuk acara itu, lalu mereka menaiki tangga menuju panggung utama. Sesampainya di atas panggung utama, Higiri lalu menghadap para tamu, lalu berbicara dengan suara lantang, "Para tamu terhormat sekalian, aku, Hijiribashi Higiri, raja dari suku Harmoni, ingin menyampaikan permohonan maaf yang sangat, sangat, sungguh besar, dari dalam hatiku, karena tiga tahun ini aku berduka, mengira bahwa setelah kejadian yang dahsyat itu, istriku sudah tidak ada, dan ia dalam kondisi hamil saat itu. Karena kesedihan yang besar sekali, aku menutup rapat hatiku, pikiranku, hingga istana suku ini. Aku merasakan kesedihan yang amat mendalam tiga tahun ini. Namun beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan istriku, Kenta, di dunia manusia, dan ternyata selama ini ia berhasil menyelamatkan dirinya, aku sangat berterima kasih kepada Ratu suku

  • A Wandering Star   Part 90: Kebahagiaan yang Kembali

    Higiri kesal sekali mendengar cerita itu, lalu berkata, "Mengapa tidak ada yang memberitahuku? Sampai aku mengira kau sudah hilang menjadi debu!" Kenta tersenyum kepada Higiri, dan membalas, "Paman-pamanku sendiri saja, baru terbangun, setelah hampir sebulan pemulihan di ruang musik. Para pelayan bergantian bernyanyi di sana. Mereka langsung berusaha mengunjungimu namun wilayah sukumu sudah tertutup untuk semuanya. Ketika aku sudah sadar, dan mereka bercerita seperti itu, aku tidak percaya bahwa kau menutup akses masuk bagi semua orang yang ingin menuju ke wilayah suku Harmoni, sendirian. Namun, para prajuritmu berjaga di sana dan mengatakan bahwa kau tidak menerima tamu bahkan aku." Kenta lalu menangis, Higiri memeluknya dengan erat, lalu Higiri mengeluarkan tongkat magisnya dan mulai menggoyangkan tongkat itu. Sebuah kotak coklat lalu muncul di atas tangan kanannya. Higiri lalu bertanya, "Lalu mengapa kau merahasiakan ini dariku?" Kenta terkejut, lalu menjawab, "Maafkan aku, aku

  • A Wandering Star   Part 89: Rencana yang Tidak Diinginkan

    Anak perempuan itu tiba-tiba menunjuk ke arah Higiri, lalu berteriak, "Ah!! Ibu, siapa paman itu?" tanyanya lalu menoleh ke arah dua kakak laki-lakinya, dan terlihat bingung. Kenta tersenyum menatap anak perempuannya itu, lalu berjalan menghampirinya, berlutut dan bertanya, "Ah, iya, Aoi, apa kau ingat ketika kau bertanya di mana ayahmu?" Kenta ternyata berhasil mempertahankan kehamilannya dan melahirkan tiga orang anak kembar, dan satu-satunya anak perempuan, bernama Aoi. Kedua anak laki-lakinya masing-masing bernama Kenzo dan Hikaru. Aoi menatap ibunya dan membalas, "Hmm, iya! Namun, ibu selalu mengatakan ayah sedang sibuk dan akan kembali, nanti." Aoi lalu bersedih. Kenta lalu menoleh ke arah Higiri, dan menunjuknya, sambil berkata kepada ketiga anaknya, "Ah, ayahmu sudah kembali. Aoi, Kenzo, Hikaru, pria yang di sana itu, adalah ayah kalian!" "Ayah? Benarkah itu ayah?" tanya salah satu anak laki-laki yang bernama Kenzo. Kenta mengangguk sambil tersenyum. “Ayah sudah kembali d

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status