Share

Part 2: Kenangan

Tiga hari berlalu. Tepat hari ini adalah hari di mana para putri kerajaan dan gadis-gadis bangsawan dari seluruh suku di Dunia Musik, berkumpul dan memperkenalkan dirinya kepada pangeran Suku Harmoni. Tentu saja, Higiri malas menghadirinya. 

"Tuan Muda, anda harus turun sekarang” ucap Ardee yang ternyata sudah cemas dari tadi, karena Higiri hanya diam saja dari atas balkon ruang pertemuan istananya yang sangat luas itu. 

"Aku tidak berminat, aku akan memandang mereka dari sini saja, dari jauh. Biarkan saja mereka menghadap orang tuaku” sahut Higiri. 

Raja dan Ratu sudah duduk bersama di atas singgasana-nya. Banyak kendaraan dari berbagai kerajaan Suku lainnya sudah tiba dan menurunkan putri-putrinya. Namun Higiri sama sekali tidak ingin melihat mereka. Sang raja sudah memberi kode keras kepada Ardee, agar Higiri mau turun dan menyapa para gadis itu. 

"Tuan Muda, Yang Mulia Raja sudah memanggil”, teriak Ardee. 

Higiri, bukannya turun ke bawah untuk menemui para gadis itu, dia malah berjalan cepat menuju kamarnya, lalu mengunci kamarnya dari dalam. 

Higiri masih menatap jendela kamarnya. Kamar dengan dinding warna biru, dengan ranjang besar dan sebuah lemari dan jendela besar yang posisinya agak jauh dari ranjangnya. Higiri tiba-tiba mengingat kembali kejadian sepuluh tahun lalu: 

--- Seorang gadis berusia sekitar enam tahun yang sedang membawa keranjang bunga, melewati kebun bunga matahari sambil menggenggam erat keranjang berukuran sedang, yang berwarna coklat. Gadis itu memiliki bola mata berwarna biru langit, dengan rambut panjang berwarna biru tua. Sangat manis. Higiri bertemu gadis tersebut ketika ia sedang berkunjung ke dunia manusia bersama orang tuanya waktu itu. Ketika bertemu gadis cilik itu, Higiri masih berusia 10 tahun. Gadis tersebut mengambil hati Higiri dengan kecantikannya dari jauh. Tersenyum bebas walaupun ia hanya berjalan sendirian. 

Higiri kecil, malu-malu menghampiri gadis tersebut dan mulai berusaha mendekatinya, "Hai, halo..." 

Gadis tersebut nampak kaget mengetahui Higiri hendak berbicara kepadanya, "Oh, halo! Apa yang bisa kubantu?" 

"Oh, tidak apa-apa. Aku hanya penasaran apa yang mau kau lakukan dengan keranjang kecil itu? Bukankah bunga matahari sangat besar? Keranjang itu mana muat?" 

Gadis itu tersenyum, "Aku mengambil kelopak dari bunga matahari. Itu saja. Ibuku membutuhkannya, untuk dijadikan pewangi." 

Jantung Higiri berdebar kencang sampai wajahnya memerah. 

"Wajahmu memerah, apa kau baik saja?" tanya gadis tersebut. Higiri nampak tersipu malu sambil bertanya, "Aku Higiri. Apa aku boleh tahu namamu?" 

Gadis itu tersenyum lebar dan menjawab, "Namaku Kenta. Senang bisa berkenalan dengan dirimu!” -- 

Seketika Higiri tersadar dari ingatannya, karena Ardee berteriak kencang sekali sambil mengetuk agak keras pintu kamarnya, "Tuan Muda!!!! Yang Mulia Raja memanggil Anda!!" 

Higiri lalu memalingkan wajahnya ke arah pintu, "Aku ada ide! Baiklah! Aku akan langsung meminta ijin orangtuaku!" 

Higiri bergegas berlari keluar kamarnya. 

Ardee langsung mengejar mengikuti tuannya itu sambil berteriak, “Tuan Muda!! Yang Mulia Pangeran! Tunggu aku!!”

Sesampainya di ruang pertemuan, teriakan para putri semakin menggema ketika mereka melihat Higiri muncul dari balik pintu, lalu berjalan ke atas singgasana kedua orangtuanya, dan mulai berbisik sesuatu kepada ibunya. Ibunya langsung memasang ekspresi kaget dan heran, namun, ia tetap meneruskan bisikan tersebut kepada sang raja.

Sang raja yang mendengar bisikan itu, juga memasang wajah kagetnya, dan mulai berpikir, sebentar, kemudian ia berdehem, lalu berdiri dari singgasananya, "Kita sudahi dulu sesi perkenalan ini. Ada pekerjaan lain yang harus aku selesaikan. Terima kasih sudah berkunjung dan semoga kalian para putri cantik yang sudah datang dan meluangkan waktu untuk memperkenalkan diri kalian. Aku sebagai raja dan istriku sebagai ratu di Suku Harmoni ini sangat menghargai seluruh usaha dan tenaga serta waktu yang kalian luangkan untuk bertemu putraku satu-satunya, sekali lagi aku sampaikan permohonan maaf karena ada laporan mendadak dan harus segera kuselesaikan sekarang, terima kasih!" 

Sang raja, ratu, dan Higiri sendiri memberi hormat kepada para putri dan para gadis yang sudah hadir di sana, lalu berbalik menuju ruang kerja. Para putri menunduk memberi hormat, walaupun ekspresi mereka banyak yang menunjukan kekecewaan, namun pesta tetap berlanjut, hidangan tetap disediakan. 

Sesampainya di ruang kerja, Higiri langsung berlutut. Sang raja menatap anaknya dengan serius. 

"Sudah, hanya ada kita bertiga saja di sini. Apa yang mau kamu katakan?" tanya Raja. 

"Ayah, ijinkan aku kembali ke dunia manusia." 

"Untuk apa? Pendidikanmu di sana hanya tiga bulan saja dan kamu terlalu pintar untuk mahluk dunia manusia, gurumu yang di sana sering melapor padaku bahwa kamu terlalu suka memamerkan kepintaranmu di kelas. Tidak cocok kau ini di dunia manusia, mengapa ingin kembali?" 

"Berikan aku ijin, dua bulan untuk menetap di dunia manusia. Setelah dua bulan dan jika aku tidak menemukan gadis tersebut, aku akan menikah dengan calon pilihan kalian. Namun jika kutemukan gadis tersebut, aku akan segera dan langsung menikahinya." 

Sang raja berdiri dengan wajah marah, "Gadis dunia manusia?? Bahkan mahluk di sana saja tidak bisa hidup tanpa oksigen! Dunia musik tidak memerlukan oksigen! Kau tidak akan bisa membawanya kesini! Dunia mereka berbeda dengan kita! Disini kita mengenal kekuatan magis, kau sendiri punya kekuatan itu namun tidak pernah kau pakai, padahal nada-nada dan alunan musik selalu siap memberikanmu kekuatan mereka! Namun manusia dunia manusia? Mereka bisa apa? Mereka sendiri mahluk mortal, tidak seperti kita yang bisa hidup sangat lama!" 

"Ayah, aku akan membawanya dengan segala cara. Ijinkan aku kembali ke dunia manusia sebagai murid di sebuah sekolah di dekat daerah tempat kita tinggal waktu itu. Aku akan mencarinya sendiri”

"Tidak bisa, daerah itu terpencil dan sudah didirikan banyak bangunan lain, akupun tidak ingat tepatnya kita tinggal di mana waktu itu!" 

"Jika demikian, tempatkan aku di sebuah kota di dekat wilayah tempat kita tinggal waktu itu saja. Seharusnya dia masih sekolah." 

Sang raja hanya bisa mendesah panjang sambil membalas, "Kamu merasa yakin sekali, aku sudah memberikan peringatan untukmu. Namun baiklah. Ketentuannya, dua bulan. Jika kamu berhasil menemukannya dan bisa membawanya kesini, akan langsung kunikahkan kalian. Jika kau tidak bisa menemukannya atau kau tidak bisa membawanya ke sini, menikahlah dengan putri yang akan kucalonkan untukmu!" 

Higiri mengangkat kepalanya. "Baiklah, aku minta persiapanku seminggu ini, aku akan menyewa sebuah tempat tinggal di sana." 

Sang raja menyetujui. Setelah itu Higiri keluar dari ruang kerja ayahnya.

Ibunya menghampiri namun dengan ekspresi wajah yang sangat khawatir, sambil menepuk bahu Higiri, ia berkata, "Nak, apakah kamu yakin? Dia itu manusia, sepuluh tahun lalu itu lama sekali, bisa saja dia sudah melupakannya!"

"Oh, aku akan membuatnya mengingat diriku!" seru Higiri lalu berjalan menuju kamarnya. Ibundanya hanya bisa menggelengkan kepala sambil menarik nafas panjang dan mulai bergumam, "Anak itu, hanya karena dia anak satu-satunya, tingkahnya begitu..." gumam sang ratu sambil mengelus dadanya.

M.D.Samantha

revisi pertama, mohon di acc. sudah diperjelas alur ceritanya dan sedikit koreksi.

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status