Home / Fantasi / A Wandering Star / Part 2: Kenangan

Share

Part 2: Kenangan

Author: M.D.Samantha
last update Last Updated: 2021-06-01 12:12:46

Tiga hari berlalu. Tepat hari ini adalah hari di mana para putri kerajaan dan gadis-gadis bangsawan dari seluruh suku di Dunia Musik, berkumpul dan memperkenalkan dirinya kepada pangeran Suku Harmoni. Tentu saja, Higiri malas menghadirinya. 

"Tuan Muda, anda harus turun sekarang” ucap Ardee yang ternyata sudah cemas dari tadi, karena Higiri hanya diam saja dari atas balkon ruang pertemuan istananya yang sangat luas itu. 

"Aku tidak berminat, aku akan memandang mereka dari sini saja, dari jauh. Biarkan saja mereka menghadap orang tuaku” sahut Higiri. 

Raja dan Ratu sudah duduk bersama di atas singgasana-nya. Banyak kendaraan dari berbagai kerajaan Suku lainnya sudah tiba dan menurunkan putri-putrinya. Namun Higiri sama sekali tidak ingin melihat mereka. Sang raja sudah memberi kode keras kepada Ardee, agar Higiri mau turun dan menyapa para gadis itu. 

"Tuan Muda, Yang Mulia Raja sudah memanggil”, teriak Ardee. 

Higiri, bukannya turun ke bawah untuk menemui para gadis itu, dia malah berjalan cepat menuju kamarnya, lalu mengunci kamarnya dari dalam. 

Higiri masih menatap jendela kamarnya. Kamar dengan dinding warna biru, dengan ranjang besar dan sebuah lemari dan jendela besar yang posisinya agak jauh dari ranjangnya. Higiri tiba-tiba mengingat kembali kejadian sepuluh tahun lalu: 

--- Seorang gadis berusia sekitar enam tahun yang sedang membawa keranjang bunga, melewati kebun bunga matahari sambil menggenggam erat keranjang berukuran sedang, yang berwarna coklat. Gadis itu memiliki bola mata berwarna biru langit, dengan rambut panjang berwarna biru tua. Sangat manis. Higiri bertemu gadis tersebut ketika ia sedang berkunjung ke dunia manusia bersama orang tuanya waktu itu. Ketika bertemu gadis cilik itu, Higiri masih berusia 10 tahun. Gadis tersebut mengambil hati Higiri dengan kecantikannya dari jauh. Tersenyum bebas walaupun ia hanya berjalan sendirian. 

Higiri kecil, malu-malu menghampiri gadis tersebut dan mulai berusaha mendekatinya, "Hai, halo..." 

Gadis tersebut nampak kaget mengetahui Higiri hendak berbicara kepadanya, "Oh, halo! Apa yang bisa kubantu?" 

"Oh, tidak apa-apa. Aku hanya penasaran apa yang mau kau lakukan dengan keranjang kecil itu? Bukankah bunga matahari sangat besar? Keranjang itu mana muat?" 

Gadis itu tersenyum, "Aku mengambil kelopak dari bunga matahari. Itu saja. Ibuku membutuhkannya, untuk dijadikan pewangi." 

Jantung Higiri berdebar kencang sampai wajahnya memerah. 

"Wajahmu memerah, apa kau baik saja?" tanya gadis tersebut. Higiri nampak tersipu malu sambil bertanya, "Aku Higiri. Apa aku boleh tahu namamu?" 

Gadis itu tersenyum lebar dan menjawab, "Namaku Kenta. Senang bisa berkenalan dengan dirimu!” -- 

Seketika Higiri tersadar dari ingatannya, karena Ardee berteriak kencang sekali sambil mengetuk agak keras pintu kamarnya, "Tuan Muda!!!! Yang Mulia Raja memanggil Anda!!" 

Higiri lalu memalingkan wajahnya ke arah pintu, "Aku ada ide! Baiklah! Aku akan langsung meminta ijin orangtuaku!" 

Higiri bergegas berlari keluar kamarnya. 

Ardee langsung mengejar mengikuti tuannya itu sambil berteriak, “Tuan Muda!! Yang Mulia Pangeran! Tunggu aku!!”

Sesampainya di ruang pertemuan, teriakan para putri semakin menggema ketika mereka melihat Higiri muncul dari balik pintu, lalu berjalan ke atas singgasana kedua orangtuanya, dan mulai berbisik sesuatu kepada ibunya. Ibunya langsung memasang ekspresi kaget dan heran, namun, ia tetap meneruskan bisikan tersebut kepada sang raja.

Sang raja yang mendengar bisikan itu, juga memasang wajah kagetnya, dan mulai berpikir, sebentar, kemudian ia berdehem, lalu berdiri dari singgasananya, "Kita sudahi dulu sesi perkenalan ini. Ada pekerjaan lain yang harus aku selesaikan. Terima kasih sudah berkunjung dan semoga kalian para putri cantik yang sudah datang dan meluangkan waktu untuk memperkenalkan diri kalian. Aku sebagai raja dan istriku sebagai ratu di Suku Harmoni ini sangat menghargai seluruh usaha dan tenaga serta waktu yang kalian luangkan untuk bertemu putraku satu-satunya, sekali lagi aku sampaikan permohonan maaf karena ada laporan mendadak dan harus segera kuselesaikan sekarang, terima kasih!" 

Sang raja, ratu, dan Higiri sendiri memberi hormat kepada para putri dan para gadis yang sudah hadir di sana, lalu berbalik menuju ruang kerja. Para putri menunduk memberi hormat, walaupun ekspresi mereka banyak yang menunjukan kekecewaan, namun pesta tetap berlanjut, hidangan tetap disediakan. 

Sesampainya di ruang kerja, Higiri langsung berlutut. Sang raja menatap anaknya dengan serius. 

"Sudah, hanya ada kita bertiga saja di sini. Apa yang mau kamu katakan?" tanya Raja. 

"Ayah, ijinkan aku kembali ke dunia manusia." 

"Untuk apa? Pendidikanmu di sana hanya tiga bulan saja dan kamu terlalu pintar untuk mahluk dunia manusia, gurumu yang di sana sering melapor padaku bahwa kamu terlalu suka memamerkan kepintaranmu di kelas. Tidak cocok kau ini di dunia manusia, mengapa ingin kembali?" 

"Berikan aku ijin, dua bulan untuk menetap di dunia manusia. Setelah dua bulan dan jika aku tidak menemukan gadis tersebut, aku akan menikah dengan calon pilihan kalian. Namun jika kutemukan gadis tersebut, aku akan segera dan langsung menikahinya." 

Sang raja berdiri dengan wajah marah, "Gadis dunia manusia?? Bahkan mahluk di sana saja tidak bisa hidup tanpa oksigen! Dunia musik tidak memerlukan oksigen! Kau tidak akan bisa membawanya kesini! Dunia mereka berbeda dengan kita! Disini kita mengenal kekuatan magis, kau sendiri punya kekuatan itu namun tidak pernah kau pakai, padahal nada-nada dan alunan musik selalu siap memberikanmu kekuatan mereka! Namun manusia dunia manusia? Mereka bisa apa? Mereka sendiri mahluk mortal, tidak seperti kita yang bisa hidup sangat lama!" 

"Ayah, aku akan membawanya dengan segala cara. Ijinkan aku kembali ke dunia manusia sebagai murid di sebuah sekolah di dekat daerah tempat kita tinggal waktu itu. Aku akan mencarinya sendiri”

"Tidak bisa, daerah itu terpencil dan sudah didirikan banyak bangunan lain, akupun tidak ingat tepatnya kita tinggal di mana waktu itu!" 

"Jika demikian, tempatkan aku di sebuah kota di dekat wilayah tempat kita tinggal waktu itu saja. Seharusnya dia masih sekolah." 

Sang raja hanya bisa mendesah panjang sambil membalas, "Kamu merasa yakin sekali, aku sudah memberikan peringatan untukmu. Namun baiklah. Ketentuannya, dua bulan. Jika kamu berhasil menemukannya dan bisa membawanya kesini, akan langsung kunikahkan kalian. Jika kau tidak bisa menemukannya atau kau tidak bisa membawanya ke sini, menikahlah dengan putri yang akan kucalonkan untukmu!" 

Higiri mengangkat kepalanya. "Baiklah, aku minta persiapanku seminggu ini, aku akan menyewa sebuah tempat tinggal di sana." 

Sang raja menyetujui. Setelah itu Higiri keluar dari ruang kerja ayahnya.

Ibunya menghampiri namun dengan ekspresi wajah yang sangat khawatir, sambil menepuk bahu Higiri, ia berkata, "Nak, apakah kamu yakin? Dia itu manusia, sepuluh tahun lalu itu lama sekali, bisa saja dia sudah melupakannya!"

"Oh, aku akan membuatnya mengingat diriku!" seru Higiri lalu berjalan menuju kamarnya. Ibundanya hanya bisa menggelengkan kepala sambil menarik nafas panjang dan mulai bergumam, "Anak itu, hanya karena dia anak satu-satunya, tingkahnya begitu..." gumam sang ratu sambil mengelus dadanya.

M.D.Samantha

revisi pertama, mohon di acc. sudah diperjelas alur ceritanya dan sedikit koreksi.

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • A Wandering Star   Bonus part: Kisah yang Terlupakan 2

    Higiri kecil hanya bisa terdiam, ia lalu membalas lagi ibunya, “Ibunda, aku akan segera masuk dan melanjutkan makananku, pemandangan di sini sangat luar biasa. Aku akan memandangnya sebentar, boleh?" Ibunya lalu mengangguk sambil menjawab, “Baiklah aku akan menunggu di dalam, jangan terlalu lama, oke?" Lalu Higiri kecil melihat ibunya masuk ke dalam rumah makan tersebut, namun Higiri kecil sendiri masih melihat sekitarnya, berharap gadis kecil itu akan datang lagi, ia sangat penasaran dengan gadis kecil tersebut. Tiba-tiba saja, seorang wanita bertopi agak lebar dan panjang, menghampirinya, lalu berlutut di hadapan Higiri kecil sambil tersenyum. “Apakah kau mencari gadis kecil berambut biru tua dan mempunyai bola mata biru langit?” tanya wanita tersebut. Higiri kecil mengangguk. Wanita tersebut tersenyum semakin lebar. “Ia pergi ke arah sana, ia sedang menuju ke sebuah ladang di mana bunga-bunga matahari mulai tumbuh besar, dan ia hendak mengambil biji bunga-bunga matahari tersebu

  • A Wandering Star   Bonus Part: Kisah yang Terlupakan 1

    Suatu hari yang cerah, di halaman belakang rumah Kenta yang berada di Dunia Manusia, nampak Higiri, X, Ahr, Westo dan Nozomi sedang berkumpul bersama sambil menikmati hidangan kecil bersama teh. Mereka sedang menikmati teh dan cemilan di sore hari, sementara Kenta sendiri sedang tidak ada di rumahnya, karena sedang menemani Putri Aoi di suku Harmoni. Higiri lalu memulai pembicaraan. “Hei, X, apakah selama ini kau, dan kalian semua, berpikir bahwa Ratu Angel sudah menjodohkan diriku dan Kenta, sejak kami masih kecil?” tanya Higiri.X lalu menatap Higiri dan membalas, “Tentu saja, tidak mungkin Yang Mulia Ratu Angel akan membuat Kenta mencari jodohnya sendiri? Kemungkinan besar perang yang ada di Dunia Musik, tidak akan pernah berhenti, sepertinya." Higiri lalu tersenyum kecil. “Ada apa? Apakah ada yang salah? Atau jangan-jangan X sebenarnya hanya mengarang cerita saja?" tanya Nozomi. Higiri menghela nafasnya dalam-dalam. Kali ini, ia mulai serius. “Ratu Angel tidak pernah menjodohk

  • A Wandering Star   Part 92: Finale

    "Kenta!! Kenta!!! Kenta, apa yang terjadi!! Tunggu, aku akan panggilkan perawat!!" seru Higiri, namun, Kenta langsung menarik lengan baju Higiri dan menggelengkan kepalanya. Masih dengan darah yang mengalir dari mulutnya, Kenta lalu berusaha berbicara dengan pelan, "Higiri, melihatmu saja sudah cukup." Higiri khawatir mendengar pernyataan Kenta tersebut, dan membalas, "Kau, kau kenapa!! Tolong jangan menyembunyikan apapun dariku lagi!! Kau membuatku menderita, membunuhku dengan rasa penasaran!! Kenta! Katakan kepadaku, apa yang terjadi!" Kenta tersenyum kecil, lalu membalas Higiri pelan, "Maafkan aku. Dadaku sering terasa sakit beberapa minggu ini. Paman X berkata bahwa kemungkinan besar energi yang terlalu kuat, yang berasal dari dalam diriku, waktu itu, termasuk energi yang kuhabiskan untuk mempertahankan kehamilanku yang sangat menguras tenaga, dan juga kelahiran anak-anak kita yang sangat berat. Semakin lama, badanku sendiri semakin tidak kuat, terlebih lagi, aku sudah lama tid

  • A Wandering Star   Part 91: Masih Belum Selesai

    Part 91: Masih Belum Selesai Higiri yang terlihat mengenakan pakaian formal, masuk ke ruangan utama sambil menggandeng Kenta yang terlihat cantik menggunakan gaun formal untuk acara itu, lalu mereka menaiki tangga menuju panggung utama. Sesampainya di atas panggung utama, Higiri lalu menghadap para tamu, lalu berbicara dengan suara lantang, "Para tamu terhormat sekalian, aku, Hijiribashi Higiri, raja dari suku Harmoni, ingin menyampaikan permohonan maaf yang sangat, sangat, sungguh besar, dari dalam hatiku, karena tiga tahun ini aku berduka, mengira bahwa setelah kejadian yang dahsyat itu, istriku sudah tidak ada, dan ia dalam kondisi hamil saat itu. Karena kesedihan yang besar sekali, aku menutup rapat hatiku, pikiranku, hingga istana suku ini. Aku merasakan kesedihan yang amat mendalam tiga tahun ini. Namun beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan istriku, Kenta, di dunia manusia, dan ternyata selama ini ia berhasil menyelamatkan dirinya, aku sangat berterima kasih kepada Ratu suku

  • A Wandering Star   Part 90: Kebahagiaan yang Kembali

    Higiri kesal sekali mendengar cerita itu, lalu berkata, "Mengapa tidak ada yang memberitahuku? Sampai aku mengira kau sudah hilang menjadi debu!" Kenta tersenyum kepada Higiri, dan membalas, "Paman-pamanku sendiri saja, baru terbangun, setelah hampir sebulan pemulihan di ruang musik. Para pelayan bergantian bernyanyi di sana. Mereka langsung berusaha mengunjungimu namun wilayah sukumu sudah tertutup untuk semuanya. Ketika aku sudah sadar, dan mereka bercerita seperti itu, aku tidak percaya bahwa kau menutup akses masuk bagi semua orang yang ingin menuju ke wilayah suku Harmoni, sendirian. Namun, para prajuritmu berjaga di sana dan mengatakan bahwa kau tidak menerima tamu bahkan aku." Kenta lalu menangis, Higiri memeluknya dengan erat, lalu Higiri mengeluarkan tongkat magisnya dan mulai menggoyangkan tongkat itu. Sebuah kotak coklat lalu muncul di atas tangan kanannya. Higiri lalu bertanya, "Lalu mengapa kau merahasiakan ini dariku?" Kenta terkejut, lalu menjawab, "Maafkan aku, aku

  • A Wandering Star   Part 89: Rencana yang Tidak Diinginkan

    Anak perempuan itu tiba-tiba menunjuk ke arah Higiri, lalu berteriak, "Ah!! Ibu, siapa paman itu?" tanyanya lalu menoleh ke arah dua kakak laki-lakinya, dan terlihat bingung. Kenta tersenyum menatap anak perempuannya itu, lalu berjalan menghampirinya, berlutut dan bertanya, "Ah, iya, Aoi, apa kau ingat ketika kau bertanya di mana ayahmu?" Kenta ternyata berhasil mempertahankan kehamilannya dan melahirkan tiga orang anak kembar, dan satu-satunya anak perempuan, bernama Aoi. Kedua anak laki-lakinya masing-masing bernama Kenzo dan Hikaru. Aoi menatap ibunya dan membalas, "Hmm, iya! Namun, ibu selalu mengatakan ayah sedang sibuk dan akan kembali, nanti." Aoi lalu bersedih. Kenta lalu menoleh ke arah Higiri, dan menunjuknya, sambil berkata kepada ketiga anaknya, "Ah, ayahmu sudah kembali. Aoi, Kenzo, Hikaru, pria yang di sana itu, adalah ayah kalian!" "Ayah? Benarkah itu ayah?" tanya salah satu anak laki-laki yang bernama Kenzo. Kenta mengangguk sambil tersenyum. “Ayah sudah kembali d

  • A Wandering Star   Part 88: Buah Dari Cinta

    X tahu Higiri marah besar, namun ia justru membalas Higiri dengan penuh amarah juga.X lalu berdiri dan berseru, “Aku mengijinkannya? Menurutmu begitu? Mengapa Kenta hanya memberitahuku kehamilan dan rencananya? Mengapa bukan dirimu? Higiri, ia memang mencintaimu, namun ia takut kau tidak mempercayainya!!! Aku mengijinkannya berperang, karena aku tahu dan percaya ia mampu!! Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi, seperti kesalahanku kepada Rine! Aku mempercayai Kenta kali ini!! Kau lihat, ia berhasil! Ia berhasil, Higiri! Ia berhasil mengubah total Dunia Musik, ramalan itu tidak terjadi! Kau lihat betapa seluruh penduduk di Dunia Musik sekarang sedang bersenang-senang dan berpesta karena perang sudah tidak ada lagi? Bahkan kau harus melihat langsung wilayah suku Bass dengan matamu sendiri! Itulah yang dikorbankan Kenta! Kau tidak akan pernah mengerti, Kenta sadar bahwa tugasnya lebih berat daripada harus menemanimu di atas ranjang atau singgasana istana suku Harmoni! Kau sendiri sehar

  • A Wandering Star   Part 87: Penyesalan yang Terlambat

    Ada sebuah surat yang tidak terlipat, bertuliskan, "Higiri! Aku hamil! Selamat!! Kau akan menjadi seorang ayah! Aku sangat mencintaimu! Hey, lihat! Aku sudah mual sejak beberapa hari ini, dan aku rasa kita akan memiliki seorang bayi mungil yang akan mewarnai hidupmu di istana ini!"Higiri mulai menangis setelah membacanya, gemetar di tangannya menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak percaya apa yang ditulis Kenta. Ia melihat lagi kotak kecil tersebut, dan menemukan benda lain dalam kotak tersebut, satu strip obat yang bahkan Higiri tidak tahu obat apa itu. Ia lalu memasukan obat itu ke dalam saku celananya, lalu menutup kotak kecil berwarna coklat tersebut. Ia lalu meletakkan kembali kotak berwarna coklat tersebut di pojok lemari pakaiannya, lalu menutup lemari tersebut. Higiri lalu keluar dari kamarnya dengan wajah serius, lalu berlari ke arah ruang medis istana. Sesampainya di sana, Higiri mengeluarkan obat tersebut dari saku celananya, dan memperlihatkan kepada mereka, obat mencurig

  • A Wandering Star   Part 86: Akhir Sebuah Perang

    Kaito tersenyum, menurutnya Kenta sudah setuju, dan Kaito mulai berkata, "Baguslah kau sadar, Kenta!! Akhirnya, akhirnya!! Kau akan menjadi milikku selamanya dan kita akan menjadi penguasa nomor satu di Dunia Musik! Katakanlah padaku, bahwa kau berjanji akan setia bersamaku dan suku Bass, sekarang juga!" Kenta hanya bisa menangis sedikit walaupun ia tersenyum kepada Kaito. Kaito lalu memeluk Kenta, dengan perasaan bahagia dan senang. Kenta dengan ragu, meneteskan air mata lagi, lalu menoleh ke arah Higiri dan tersenyum kepada suaminya itu, sambil membalas pelukan Kaito, lalu memejamkan matanya. Higiri melihatnya, hatinya sakit teramat sangat hancur, dan berteriak, "Kenta!!! Tidak!!!! Katakan kau mencintaiku, kau mencintai kami semua!!! Kentaaaaaaaa!!!" teriaknya. Tiba-tiba saja, seberkas sinar mulai muncul, dari Musical Sce milik Kenta. Sinar tersebut mulai membesar, dan semakin lama semakin besar. Melihat sinar berwarna putih gading yang tiba-tiba muncul dari Musical Scale milik Ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status