Share

Part 8: Pertemuan yang Salah

Higiri mendengar percakapan tersebut, ternyata benar, itu gadis yang ia cari selama ini! Jackpot! Namanya Kenta, iya, memang benar, namun kondisinya tidak bagus. 

Sang gadis ketua yang arogan, menatap Kenta dengan sinis, "Kalau begitu, kau akan kumaafkan, ayo masuk ke dalam kelas, dan jangan lupa, bawakan makan siangku nanti. Jangan lupa!" 

Para gadis tersebut tertawa dan masuk ke dalam sekolah. Kenta ingin menangis, ia menyeka air matanya yang mulai keluar sedikit, namun semua ia tahan. Ia lalu masuk ke dalam sekolah. Higiri yang berada di ujung jalan, kini perlahan menyadari, bahwa ada yang tidak beres dengan kehidupan Kenta. Ia memutuskan untuk menunggu Kenta selesai sekolah. 

"Ia masih sama, manis, walaupun badannya kecil dan tidak begitu tinggi. Namun aku yakin, ia punya penderitaan besar. Aku, aku sangat ingin menolongnya. Seorang pembantu? Pesuruh? Apa yang terjadi sebenarnya kepada Kenta selama ini?" 

Higiri menunggu dan menunggu, bahkan sambil terduduk di jalan itu. Penantiannya terbayar setelah mendengar bel terakhir berbunyi. Para murid mulai berhamburan keluar sekolah. Kenta dan gadis-gadis anggota geng tadi pagi, juga keluar, namun mereka justru menuju sebuah pohon besar yang ditutupi banyak tanaman besar di ujung sekolah. Higiri mengikuti mereka diam-diam. 

"Bodoh kau! Pesuruh apaan ini? Aku menyuruhnya membelikanku makanan, bukan pakai uangku! Kau sebagai pengikut harusnya membelikan makanan untuk ketua! Mengapa berani sekali kau meminta uang kepada ketua?!" teriak seorang gadis. 

Kenta sangat ketakutan, ia menggenggam erat tali ranselnya. Gadis tersebut lalu menamparnya hingga terjatuh. Wajahnya memerah, dan ia mulai menitikkan air mata, namun tetap ia tahan. 

"Kau menangis? Lemah sekali! Bawahan bodoh!" gadis ketua tersebut menamparnya sekali lagi, dan ketika ia hendak menampar Kenta untuk yang ketiga kalinya, kali ini Higiri datang, dan langsung menahan tangan gadis ketua itu. Seluruh mata para gadis tertuju kepada Higiri. Mereka terdiam. 

Higiri membuang tangan si gadis ketua, dengan kasar. Lalu ia berjalan dan membantu Kenta berdiri, sambil menggenggam tangannya, tanpa berbicara sama sekali, Higiri langsung membawa Kenta pergi sambil berlari kecil, pergi dari gadis-gadis tersebut. Para gadis hanya bisa terkaget-kaget. Higiri terus menggenggam erat tangan Kenta, sambil berlari meninggalkan gadis-gadis anggota geng tersebut. 

Tiba-tiba saja, setelah agak menjauh dari sekolah, Kenta berhenti berlari, lalu menarik tangannya. Higiri pun berhenti seketika, lalu menoleh kebelakang, menatap Kenta. 

"Siapa kau? Kenapa harus menarik tanganku?!" sahut Kenta, sambil menarik nafas panjang. 

"Aku tidak tahan lagi, mereka menyiksamu!" balas Higiri. 

Kenta menatap Higiri dengan tatapan kesal, "Tidak ada urusan denganmu! Kau mengenalku? Ini semua bukan urusanmu!" 

"Mereka menamparmu berkali-kali! Wajahmu memerah!" balas Higiri. 

"Ya, aku tahu, dan terima kasih atas tindakanmu, aku akan segera mendapat pemukulan lebih dari itu! Ketua, ketua.., sangat tidak menyukaiku karena ia terus berkata aku cantik, dan tidak boleh ada pria yang mendekatiku selain dia yang bisa! Dan aku benci sekolah itu!!!!" teriak Kenta lalu terduduk, dan menangis. 

Higiri lalu terdiam. Kini ia merasa bersalah. Kenta lalu menghentikan tangisannya, menyeka air matanya, dan mulai berdiri, melangkah. Ia berjalan menuju sebuah halte bus. Higiri masih mengikutinya. Sampai pada stasiun kereta MRT-pun, Higiri masih mengikutinya, bahkan ia duduk di samping Kenta. 

Kereta MRT yang tidak terlalu ramai, membuat Kenta berani bertanya, "Siapa kau? Kenapa mengikutiku terus? Aku sangat tidak nyaman, kau bahkan berani sekali menarik tanganku!”

"Aku masih mengingatmu, Kenta, apa kau sudah lupa?" ucap Higiri sambil menghela nafas panjang. 

"Maksudmu? Kau ini siapa?” tanya Kenta sambil terheran-heran. 

"Apakah kau sudah melupakan masa kecilmu? Apa kau sudah melupakanku?" ucap Higiri lagi. 

Kenta mengernyitkan dahinya sambil membalas Higiri, "Siapa kamu? Aku, aku sudah tidak begitu ingat masa kecilku. Aku tidak ingin lagi mengingatnya..." 

Higiri melihat Kenta mulai bersedih. Entah apa yang terjadi pada Kenta selama sepuluh tahun ini, lalu ia berkata, "Tidak perlu mengingat semua masa kecilmu. Ingat saja aku. Aku bagian dari masa kecilmu”

"Kau? Siapa?” tanya Kenta lagi. 

"Aku, Higiri, apakah kau masih ingat? Kita bertemu sepuluh tahun lalu di ladang bunga matahari itu,” jawab Higiri. 

Kenta tidak menjawab, namun, mata mereka saling menatap satu sama lain. Namun, kereta MRT sudah berhenti. Kenta lalu berdiri dan berjalan keluar, masih dengan wajah sedih. 

Sesampainya di luar stasiun, Higiri mulai berbicara, "Pelan-pelan saja mengingatku. Aku tidak akan memaksamu."

Kenta hanya menatap Higiri dengan wajah sinis, lalu tidak membalas ucapannya. Mereka meneruskan perjalanan sampai ke rumah Kenta. Higiri masih tetap mengikuti. 

"Cukup, sampai sini saja. Satu, aku tidak mengingatmu. Dua, terima kasih sudah menyelamatkanku, namun tiga, aku akan mendapat balasan dari mereka, besok. Jadi sudah, sudah cukup, jangan mengikutiku lagi," ujar Kenta, sambil mengambil langkah pelan masuk ke dalam rumahnya. 

"Aku akan membuatmu mengingatku!" teriak Higiri, dengan senyum di wajahnya. Ia lalu berjalan pulang sendirian. 

Di setiap jalan yang ia lalui, senyum terpancar di wajahnya. Ia sedang mengingat kejadian tadi. Membawa Kenta lari dari kerumunan gadis kurang ajar, menggandeng tangannya, dan berlari bersama. Sungguh memori yang indah, padahal baru hari kedua sejak ia menemukan gadis yang ia cari selama sepuluh tahun tersebut. 

Esok harinya, Higiri masih melakukan kegiatan yang sama, yakni pagi hari sekali sudah di depan rumah Kenta. Kali ini, ia mengenakan seragam sekolahnya. Ia menunggu Kenta keluar. Masih sangat pagi, dan ia sudah bersemangat. Tiba-tiba, suara pintu terdengar. Kenta keluar dari rumahnya, menuju pagar, dan menemukan Higiri lagi, di depan rumahnya. Kenta mulai menghela nafas, ia lalu menatap Higiri dengan tatapan tajam. 

"Aku tidak pernah menyuruhmu datang kesini. Aku masih tidak bisa mengingatmu, sebaiknya kau kembali," ujar Kenta. 

"Maka itu, aku akan membuatmu mengingatku," jawab Higiri. 

"Kau sangat memaksa, ada hal penting apa sampai aku harus mengingatmu? Seolah kau sangat mengenalku?" balas Kenta lagi. 

"Itu, yah, itu, karena waktuku di sini tidak lama. Setidaknya, aku senang bisa menemukanmu!" sahut Higiri. 

Kenta menghela nafas panjang, tidak membalas Higiri sama sekali, nampaknya Higiri sangat keras kepala. Kenta mulai berjalan ke arah yang sama ke sekolahnya seperti kemarin. Higiri mengikutinya juga kali ini. 

"Mengapa kau selalu mengambil jarak terjauh setiap pagi? Bukankah siang kau justru naik bus untuk pulang sekolah? Ada apa dengan sepeda milikmu?" tanya Higiri. 

Dengan wajah lesu, Kenta memberanikan diri menjawab Higiri, "Jika aku pagi ini naik bus, aku akan bertemu ketua. Ia dan geng-nya selalu naik bus pagi hari. Setidaknya masalah tidak akan menemukanku jika aku naik sepeda. Siang hari, mereka tidak akan langsung pulang, namun mereka akan menunjukan arogansinya kepada siswi lain, maka itu aku bisa naik bus siang hari ketika pulang sekolah, dan tidak perlu bertemu mereka." 

"Sepertinya gadis ketua sangat membencimu, namun aku tidak melihat ada sesuatu yang salah denganmu, kau hanya gadis sekolah biasa” ucap Higiri.

M.D.Samantha

revisi pertama. alur cerita diperbaharui.

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status