Helikopter turun di hotel milik keluarga Mark, Leon dan 4 sahabatnya bergegas segera turun.
"Apa sudah bisa di lacak, siapa yang melakukannya?" tanya Leon kepada anak buah Mark yang menjemputnya di depan hotel.
"Tuan Mark mencurigai satu orang tuan," ucap Juan sambil fokus menyetir.
"Siapa?" tanya Kenzo yang mulai mengecek cctv yang di kirimkan tim Nara.
"Saudara tiri tuan Leon," seru Juan memberhentikan mobilnya tak jauh dari lokasi bar milik Leon, terlihat di sekitar bar ada 3 mobil pemadam.
"HAH?! SAUDARA TIRI?" pekik Kenzo terkejut.
Leon dan Juan tidak menjawab mereka sudah lebih dulu turun dari mobil. Leon berlari menuju Mark yang berdiri dengan wajah khawatir.
"Apa ada korban?" tanya Leon menatap bar yang habis terbakar.
"Tidak, hanya luka-luka kecil," sahut Mark memandang pasrah.
"Bagaimana bisa kau tidak ada di tempat?" Steffen angkat bicara.
"Aku tadi mendapatkan tele
"Leon..." panggil seorang dari pintu, Leon menoleh kebelakang, itu adalah Naya yang sedang menatapnya membawa selimut untuk menutupi badannya padahal dia telah memakai pakaian. Dia berjalan kearah Leon sekarang dengan rasa takut dan ragu. Leon yang paham mengeserkan duduknya hingga mentok di pinggir pegangan pinggir kursi, agar dia menjaga jarak dari Naya. Naya duduk di samping Leon , menutup badannya."Ada apa hmm?" tanya Leon dengan lembut sambil menatap Naya, namun Naya tidak menatap dirinya."Aku takut..." lirih Naya sambil menatap bintang."Dia sudah mati, jangan takut.""Kau sudah melihat tubuhku, apa kau akan jadikan aku sebagai budak nafsu mu dan teman-teman mu?""Apa maksud mu Naya?""Aku takut... Akuu takut hikss... Leon... Aku takut..." Naya mulai menangis lagi."Naya dengarkan aku, aku mungkin laki-laki sama seperti penjahat itu, tapi aku tidak sebejat dirinya, bukannya sudah ku katakan?
"Leon bagaimana ini ada 2 lokasi yang harus kita lihat, dan jarahnya cukup jauh keduanya," ucap Kenzo menatap machbooknya. Ada dua titik lokasi antara ponsel Darma dan titik lokasi jam tangan Naya."Makasud mu apa?!""Kita mengikuti jam tangan Naya atau lokasi ponsel ayah mu? Ada dua kemungkinan yang terjadi di sin--""Aku pilih jam tangan Naya, aku yakin Naya masih menggunakan jam tangannya cuman telah tersenggol lagi dengan yang lain mungkin mengakibatkan jamnya sudah tidak menghasilkan suara lagi.""Kalau mengikuti jam tangan Naya artinya Naya berada di hotel bintang lima itu, jaraknya hanya 3 kilo dari sini."Leon melepaskan pengamannya saat tau helikopter yang dia naiki akan turun di salah satu kantor milik sepupu Kenzo. Leon mengambil pistol miliknya yanga dia rakit sendiri lalu di sembunyikannya di balik kaosnya."Apa pun yang terjadi di hotel nanti ntah Naya berpakaian atau
Hara masuk kedalam Lab, smeua mata tertuju kepada dirinya, membuat Hara gugup dia merasa teman-temannya tau kalau Naya pergi di bawa oleh seseorang.TRING!!Hara terkejut ponselnya berbunyi, dia mengambil ponslenya melihat nama yang muncul dari ponselnya. Dia adalah Eliana."Halo nyonya aku te--"'Cepat pergi dari sana! Bersembunyilah, Leon dan yang lain sedang menuju kampus!'"Hah?! Lalu bagaiman ini, aku akan ke apartemen mu saja ya?"'Tidak! Aku sedang dalam perjalan menuju Eropa, kau urus lah diri mu sendiri lagi, terimasih telah menjadi budak ku."Titt....Sambungan terputus, Hara panik bukan main, dia tidak tau harus bersembunyi dimana sekarang. Dengan cepat dia membereskan smeua barang-barangnya lalu berlari kearah parkiran. Dia akan pergi jauh ketempat kampung orang tua yang sangat terpencing. Hara yang sudah panik tidak menghubungi adiknya terlebih dahul
Pagi ini hujan turun, membuat udah yang masuk kedalam kamar Leon sangatlah dingin. Naya sudah mematikan ac di kamar Leon namun dirinya dan Leon masih enggan bangun meninggalkan kasur yang sangat membuat keduanya nyaman. Posisi keduanya masih saling berpelukan, seperti posisi saling peluk adalah posisi yang membuat keduanya nyaman.Naya membukannya matanya perlahan, karena ingat dia harus pergi kuliah sebum jam 9. Saat mngerjapkan matanya dia melihat Leon yang masih tertidur menghadap dirinya, bentuk wajah Leon sangat indah ternyata, membuat Naya terpesona."Sudah bangun?" suara berat yang selalu Naya dengar saat bangun tidur adalah suara Leon yang masih memejamkan matanya namun ternyata dia telah bangun."Hmmm sudah," ucap Naya sambil mengulet. "Pergi mandi sana, sekarang jadwal membersihkan luka di perut mu.""Engga mau mandi, malas, dingin," ucap Leon sambil ngedusel ke bahu Naya seperti anak kecil.
"Hara, aku ada sedikit kurang paham dengan tugas yang di berikan buk Syla tadi,""Mau mengerjakannya bersama-sama?" tawar Hara kepada Naya.Naha mengangguk antusias "Apa kau tidak sibuk?""Tidak, adikku sedang tidak pulang kerumah beberapa hari ini, dia tidur di rumah kawannya yang berada di dekat kampus, karena masihh ujian praktikum jadi mereka ngumpul untuk belajar bersama.""Kalau begitu aku akan menghubungi Leon terlebih dahulu." Naya mengambil ponselnya dari dalam tasnya untuk meminta izin kepada Leon."Leon ada menghubungi mu Luke?" tanya Naya kepada Luke.Luke mengangguk, "Tadi ada, tapi udah 1 jam yang lalu, emangnya ada apa?""Aku ingin meminta izin kepadanya, aku mau membawa Hara kerumah, kira-kira boleh tidak ya?""Coba saja kau hubungi."Naya mengangguk menghidupkan ponselnya mencari nama Leon. Setelah menemukannya, Naya langsung menekan tombol hijau.
"Rumah sama kecil ku?""Itu rencana yang aku katakan untuk memberi pelajaran kepada om Darma," ucap Kenzo dengan percaya diri."Kau..." Leon menggantung ucapannya menatap Kenzo tajam. Kenzo balik menatap Leon sambil menenguk ludah, wajah Leon tidak seperti ekspetasi Kenzo yang rasa akan terlihat senang, namun kenyataannya dia salah, Leon saat ini sedang mengeraskan rahangnya, mengerutkan keningnya."Sini!" bentak Leon sambil membesarkan matanya sekarang.Kenzo berjalan mendekati Leon dengan rasa sedikit takut. Seketika seisi meja makan mendadak bungkap dan ketakutan."A-apa aku melakukan kesalahan?""Tidak, tapi pekerjaan mu itu bagus," ucap Leon mengubah mimik wajahnya menjadi senang.Kenzo langsung tertawa melihat perubahan wajah Leon yang mengejutkan. Anak buah yang lain, yang ikut serta dalam pembakaran tadi malam ikut tertawa."Tapi tuan, bagaimana kalau di dalam sana tidak ada ayah