Jam menunjukkan pukul 21.10 dan saat ini Keyra sudah di dalam perjalanan pulang. Keyra berjalan dengan tenang menuju asrama, dia memutuskan untuk berjalan kaki untuk menghemat pengeluaran uang. Sudah cukup jauh Keyra berjalan dan sepanjang jalan masih banyak pengendara motor berlalu lalang.
Saat Keyra akan menyeberang ke jalan depannya, tanpa bisa di hindari ada pengendara motor yang melajukan kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata ke arahnya. Dengan raut wajah terkejut, Keyra masih diam di tempat seperti menunggu ajalnya datang.
Pengendara motor tadi mengerem kendaraannya dengan tiba-tiba. Jika dia tak pandai mengendalikan motornya mungkin akan ada kecelakaan di sana, tapi tetap saja dia jatuh di atas aspal dengan tak berkarisma.
Pengendara motor tadi mulai bangkit dari aspal dan dengan perlahan membuka helm yang menutupi wajahnya. Saat helm itu terlepas, terlihat wajah yang penuh akan lebam, bukan lebam karena jatuh tapi seperti lepas kena pukul. Deng
Siang harinya Keyra sudah ada di kantin kampus. Dia di sana sedang belajar sambil menunggu jam kuliahnya. Saat ini kantin terbilang ramai, karena masih ada banyaknya Mahasiswa/i yang berlalu lalang untuk membeli makanan atau hanya sekedar berbincang-bincang.Saat sedang membaca buku tanpa dia sadari ada seseorang yang berjalan ke arahnya dengan minuman di tangannya. Saat orang tadi akan melewati tempat Keyra duduk dengan sengaja dia menyiram air yang dia bawa di siramkan ke tubuh Keyra.“Ups! Sorry gak sengaja” kata orang tadi dengan raut wajah bahagia.Keyra yang mendapatkan siraman tadi masih setia menunduk dengan tatapan mata tajamnya. Saat melihat buku mata kuliahnya yang sedikit basah, emosi Keyra semakin meluap. Ingin rasanya dia memberi pelajaran kepada orang yang sudah menyiramnya tapi dia tepis karena tak mau membuat masalah di sini.“Heh! Mati lu?” kata orang tadi dengan tatapan mata mengejek.“Lagi merenung
Saat ini Arka sedang dalam proses belajar mengajar dan sendari tadi dia tak bisa fokus kepada materi yang di jelaskan oleh Dosen di depan. Arka masih ke pikiran tentang maksud dari perkataan Keyra tadi.“Siapa dia sebenarnya? Kenapa respons gue ke dia selalu aneh dan apa maksud dari perkataannya tadi? ” gumang Arka sambil menatap ke arah lapangan.‘Akhh! Bisa gila sendiri gue kalau mikirin itu terus’ batin Arka sambil mengacak rambutnya frustrasi.Dia masih setia menatap ke arah lapangan kampus tak memedulikan materi yang sedang Dosen jelaskan. Toh, nanti dia bisa memahaminya sendiri tanpa bantuan Dosen.Saat sedang terhanyut dalam pikirannya tanpa sadar sorot matanya menangkap sosok makhluk yang sendari tadi mengganggu pikirannya. Dengan gerakan cepat Arka menyambar tasnya dan berlari keluar dari kelas.“Saya izin untuk hari ini, permisi” kata Arka tanpa menatap ke arah Dosen yang sedang mengajar.D
Saat ini Keyra sedang menikmati suasana sore di taman. Karena Cafe libur dan dia tak memiliki pekerjaan lain, jadi Keyra memutuskan untuk menikmati suasana langit sore di kota Jakarta.Keyra sedang duduk sendiri di salah satu bangku taman. Dengan tatapan kosong dia menatap ke sekelilingnya.‘Ngerasa ngenes gue kalau kayak gini’ batin Keyra sambil meratapi nasibnya yang hidup di kota Jakarta sendirian.‘Kalau di ingat-ingat kehidupan Fely lebih ngenes dari gue’ batin Keyra dengan raut wajah senyum geli.“Besok libur kuliah gue mau ngapain ya?” gumang Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.“Bisa mati kebosanan gue kalau di asrama terus” kata Keyra dengan raut wajah berpikir.“Kalau ngajak si Satria enak kayaknya” gumangnya dengan senyum mengembang.“Kalau gue perhatiin, mereka banyak berubah ya” kata Keyra dengan raut wajah menerawang, membandingan sikap mereka yang
“Tapi sepatu gue di sana” kata Keyra sambil menatap ke arah sepatunya berada. Dengan langkah pelan dan hati-hati Keyra berjalan ke arah sepatunya berada, berniat untuk mengambilnya. Saat sedang berjalan menuju ke arah sepatunya berada. Tanpa dia sadari salah satu lawan Arka yang tadinya tumbang mulai bangkit, dengan susah payah orang tadi bangun dan berjalan ke arah balok kayu berada. Saat melihat kesempatan orang tadi berjalan ke arah Keyra. Saat sudah di belakang Keyra dengan ancang-ancang mantap orang tadi berniat memukul kepala Keyra tapi pergerakannya kalah cepat. Pukulan itu berhasil di tangkis oleh Keyra, dia menangkisnya dengan tangan kirinya. “Akh!” erang Keyra saat merasakan pukulan keras di tangan kirinya. Teriakkan Keyra berhasil memecah konsentrasi Arka. Dengan perasaan khawatir Arka melihat ke arah Keyra berada dan raut wajah yang tadinya serius berganti dengan kekhawatiran saat melihat Keyra yang sedang kesakitan. Sedangkan oran
Sesampainya di rumah Satria, dengan cepat Satria memanggil sekuriti dan tukang kebun yang bekerja di rumahnya untuk membantu membopong tubuh Arka.Di dalam rumahnya sudah ada dokter keluarga, sebab sebelum Satria berangkat menyusul Keyra dia sudah menelefon sang dokter.Tubuh Arka di bawa ke arah kamar tamu dan di tidurkan dengan perlahan. Dokter yang melihat kondisi Arka mulai memeriksa kondisinya. Sedangkan Satria dan Keyra menunggu dengan perasaan cemas.“Tidak ada hal yang perlu di khawatirkan, lukanya akan sembuh beberapa minggu dan luka di kepalanya mungkin di akibatkan oleh pukulan benda tumpul yang cukup keras, tapi semua baik-baik saja. Dia hanya perlu istirahat dan minum obatnya sesuai dengan resep. Serta pastikan dia tak banyak bergerak untuk memaksimalkan proses penyembuhan” jelas sang dokter sambil menuliskan resep di atas kertas kecil dengan raut wajah serius dan memberikan resep tadi ke Satria.“Baik, terima kasih dok&rdqu
Hari semakin malam dan rumah Satria masih terlihat damai dan sunyi.Di salah satu kamar terlihat ada satu sosok yang mulai mengerjapkan matanya dengan perlahan. Dia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk sambil mencoba membuka matanya yang masih terasa berat.Saat nyawanya sudah terkumpul semuanya dengan raut wajah heran dia menatap ke sekelilingnya.“Gue di mana?” gumang Keyra sambil menatap ke seluruh ruangan dengan tatapan heran. Sedetik kemudian dia sadar akan kejadian yang menimpanya dan Arka beberapa menit yang lalu.“Jam berapa sekarang?” gumangnya sambil menatap ke arah jam yang ada di ruangan itu.“Jam 9?” katanya dengan heran. Dia heran maksud dari jam 9 itu pagi atau siang.Dengan gerakan lesu dia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu kamar. Sosoknya berhenti di ambang pintu saat melihat sepinya rumah ini.Saat akan berjalan, tanpa sadar dia mendengar suara erangan seseorang ya
Jam menunjukan pukul 07.00 pagi dan Keyra baru saja keluar dari kamarnya. Dengan raut wajah heran Keyra menatap ke sekelilingnya. Dia sedang mencari sosok Satria untuk berpamitan pulang. Dengan langkah pelan Keyra berjalan ke arah kamar Arka.‘Siapa tahu dia ada di dalam’ batin Keyra sambil berjalan ke arah kamar Arka.“Bang Sat” panggil Keyra sambil membuka pintu kamar.“Panggil siapa lu?” tanya Arka dengan datar. Dia kira Keyra sedang memanggilnya.“Bang Satria” kata Keyra membalas pertanyaan Arka.“Satria?” tanya Arka memastikan atas perkataan Keyra tadi.“Hm” balas Keyra dengan tenang.“Dia gak ada di sini” kata Arka dengan malas.“Kalau gitu gue pergi dulu” kata Keyra dan berjalan keluar dari kamar Arka.“Gue belum selesai ngomong” kata Arka sambil menatap pintu kamar yang kembali tertutup dengan rapat.
Sesampainya di kamar Arka, dia menendang pintu kamar yang tertutup dengan pelan. Memberi isyarat untuk membukakan pintunya. Tak lama kemudian Satria membukakan pintu untuk Keyra.“Masak apa?” tanya Satria sambil mengikuti langkah kaki Keyra.“Bubur orang sakit” balas Keyra dengan nada suara malas.“Lah? Gak ada yang lain?” tanya Arka dengan raut wajah datar.“Kalau lu gak mau jangan di makan, gitu aja susah. Salahin tuh temen lu, dapurnya aja besar tapi bahan makanan gak ada” kata Keyra dengan sewot dan raut wajah kesal.“Mana gue tau gak ada bahan makanan, gue gak pernah ngurus masalah dapur” kata Satria dengan santai dan mengambil salah satu mangkuk yang ada di nampan.“Makan gak lu?” tanya Keyra dengan raut wajah kesal.“Hm, mau gimana lagi” kata Arka dengan raut wajah datar dan itu berhasil membuat Keyra kesal.“Masih bisa