Home / Rumah Tangga / ADA BAYI SEPULANG DARI LUAR NEGERI / Bab 2. Mengusir Para Benalu

Share

Bab 2. Mengusir Para Benalu

Author: ananda zhia
last update Last Updated: 2023-02-17 09:12:52

"Sayang, kamu pilih ikut bapak dengan tante dan nenek, atau kamu tetap tinggal di sini dengan ibu kamu?"

Aku mendelik. Seenaknya saja mas Larsono akan merebut Danang setelah apa yang dia lakukan padaku.

"Apa-apaan kamu, Mas? Tentu saja anak yang belum dewasa ikut ibunya. Lagipula aku tidak mau anakku ikut kalian yang tak punya hati!"

Mas Larsono tertawa lebar. "Oh, ya. Tunggu sebentar."

Mas Larsono berbisik ke arah Titin. Titin mengangguk lalu membuka kopernya, mengambil beberapa berkas dalam lipatan dalam kopernya lalu menunjukkannya padaku.

Aku mendelik dan jantungku nyaris terlepas dari rongganya. Berkas yang ditunjukkan oleh Titin berisi fotokopi akta cerai, fotokopi surat nikah dan KK terbaru milik mas Larsono.

Kartu keluarga milik mas Larsono yang tertulis dengan jelas nama anggota mas Larsono dengan Titin, Danang, dan Febi. Bayi mereka.

"Kamu sudah merencanakan ini semua, Mas? Kamu sengaja usir aku ke luar negeri demi nikah dengan adikku?" tanyaku tak percaya.

"Awalnya tidak. Aku ingin menunggu mu pulang dengan mengasuh anak kita. Tapi lama-lama, aku tidak kuat menahan naf su karena kamu tinggal terlalu lama."

Aku mengepalkan tangan, meraih ponsel dan mengaktifkan siaran langsung I*******m lalu mengarahkannya pada mas Larsono dan juga Titin.

"Saksikan semua. Ini suami saya dan nikah dengan adik kandung saya sendiri saat saya sedang menjadi TKW. Miris sekali bukan?!"

Mas Larsono terkejut dan mendelik. Dia hendak merebut ponsel yang kugenggam.

"Jangan seperti anak kecil, Nai!" serunya melotot.

Aku tersenyum kecut. "Kamu apa aku yang seperti anak kecil?"

Kamera kuarahkan pada dua lembar kertas di hadapanku.

"Dan ini, saat aku sedang bekerja menghidupi mereka. Suamiku ternyata telah menceraikan aku secara sepihak tanpa pemberitahuan.

Dan dia juga langsung menikahi adik kandung ku. Dunia emang sudah tua ya. Saat suami dibantu mencari uang, dia malah main gi la di belakangku. Dan apa kalian tahu? Bahwa suami ku juga membangun toko dan kredit mobil dengan hasil keringatku!"

"Nai! Hentikan!" Mas Larsono mencengkeram tangan yang memegang hpku. Saat tangan satunya hendak merebut hp yang kugenggam, dengan cepat aku menggigit tangannya.

"Aaargh! Dasar bar-bar kamu! Nggak ada lembut-lembutnya!"

"Daripada kamu yang seperti bangsa lelembut! Sana pergi! Jangan pernah bermimpi untuk mengajak Danang."

Aku menoleh pada Danang yang berdiri mematung. Sedikit menyesal karena dia melihat orang tuanya bertengkar seperti ini.

Mas Larsono mengelus-elus tangan yang kugigit. Lalu menatap Danang. "Ayo ikut Bapak!"

"Danang, temani ibu saja ya, Nak. Ibu kangen. Katanya kamu tadi juga kangen Ibu." Aku menatap penuh harap pada anakku. Sebenarnya sedikit ragu kalau Danang akan memilih ku karena kami baru saja bertemu setelah umur dua tahun dia kutinggalkan bekerja.

Mas Larsono mendekat ke arah Danang dan memegang tangannya. "Ayo ikut Bapak."

Dan akupun langsung berjongkok mensejajarkan tinggiku dengan Danang lalu memegang pundaknya.

"Kamu ikut ibu ya, Nak. Ibu punya banyak oleh-oleh untuk kamu."

Aku menuju ke koper yang teronggok di depan pintu masuk rumah, lalu membukanya dan mengeluarkan pesawat dengan remote kontrol.

Pesawat dengan model helikopter berwarna hijau army yang segera membuat mata Danar berbinar.

Aku menyerahkannya pada anakku dengan rasa puas. "Sayang, ikut Ibu saja ya. Masih banyak oleh-oleh yang lainnya lagi."

Danang mengangguk. "Aku ikut ibu saja!"

Aku tersenyum lega.

"Heh, nggak bisa gitu dong Nai. Kamu jangan serakah. Kamu kan sudah ngusir kami. Lagipula, Danang harus ikut aku sesuai KK dong!"

"Heh, serakah?! Ngaca Mas! Siapa yang makan hasil keringat istri tanpa tahu malu dan malah kawin lagi? Kalau masalah KK itu, aku juga bisa menggugatnya. Ini tidak adil. Kamu telah menceraikan aku dan mengurus hak asuh secara sepihak. Aku tidak terima dan akan memperjuangkan hak asuh Danang bagaimanapun caranya!"

Tetangga mulai berkerumun di depan pintu rumah nya masing-masing. Aku maju dan berkata lantang.

"Bapak dan Ibu! Lihatlah para penghianat ini. Si Laki-laki hanya mokondo saja. Si perempuan, tega sekali pada saya, saudara kandungnya dan merebut suami saya. Emang ya, pelakor cocok dengan tempat sampah!"

Aku nyaris menangis mengatakan hal itu. Tapi kutahan sekuat tenaga. Aku pun heran, kenapa para tetangga tidak ada yang melarang pernikahan mereka.

Wajah mas Larsono dan Titin memerah. Lalu tanpa berkata apapun, mereka masuk ke dalam mobil yang kuyakini telah mereka beli dengan hasil keringatku.

Tunggu saja, aku juga akan mendapatkan hasil keringatku lagi.

Setelah mantan suamiku sudah tidak tampak lagi, sebuah sentuhan menyentuh pundakku.

"Nai, ayo kita masuk ke dalam rumah. Ada yang ingin kami bicarakan."

Aku menoleh ke samping. Tampak Bu Joko, pemilik warung sebelah rumahku menatapku iba. Di samping Bu Joko, ada beberapa ibu-ibu lain yang menatap ku dengan pandangan serupa.

Aku mengangguk. Memandang sekilas ke arah dimana mobil mas Larsono menghilang lalu mengajak mereka masuk ke dalam. Sedangkan para tetangga lainnya masuk ke dalam rumahnya masing-masing.

"Mari silakan duduk, Bu."

Sekitar lima orang ibu-ibu yang duduk di sofa ruang tamu.

"Apa kabar, Nai? Apa kamu sehat?" tanya Bu Joko.

Aku mengangguk. "Alhamdulillah."

Mereka berpandangan sejenak. Membuatku bertanya-tanya sebenarnya apa yang akan dikatakan oleh mereka.

"Nai, sebenarnya saya curiga mereka ada sesuatu sejak dua tahun yang lalu."

Hatiku berdebar. Dua tahun yang lalu dan mas Larsono berhasil menyembunyikan nya dengan baik. Astaga!

"Tapi setahu saya, Titin itu punya pacar anak kepala desa. Setelah SMA, mereka pernah terlihat sering berboncengan berdua. Tapi entah kenapa jadi nikah sama Larsono." Ibu-ibu lain menimpali.

Aku hanya terdiam. Ingin menyimak cerita selanjutnya seraya melirik Danang yang asyik dengan pesawat mainannya.

"Kabarnya dulu, Titin sempat dikenalkan sebagai calon istri anak pak kades. Tapi mungkin pak Kades tidak menyetujuinya. Lalu dia mendekati Larsono."

"Awalnya kami tidak setuju saat melihat Larsono dan Titin kemana-mana berdua. Tapi kami tidak bisa menegur sembarangan karena tidak ada hal yang mencurigakan dan mertuamu selalu mengatakan hubungan Larsono dan Titin sudah seperti kakak adik."

"Ya betul. Dan setahun lalu, kami terkejut saat Larsono mengumumkan pernikahannya dengan Titin. Saat kami menanyakannya, kata Larsono, kamu sudah tidak ada kabar sejak lama karena menikah dengan majikan kamu di luar negeri."

Aku terpaku lalu merenung beberapa saat.

"Apa itu benar, Nai?" tanya Bu Joko.

Aku tersenyum kecut. " Tentu saja tidak, Bu. Itu hanya akal-akalan mas Larsono agar bisa kawin dengan Titin. Lalu saya juga masih mengirimkan uang hasil kerja kerasku padanya tiap bulan."

Bu Joko menepuk pundakku. "Kamu yang sabar, ya. Lalu apa rencana kamu sekarang?" tanyanya.

Aku menghela nafas panjang. "Sejujurnya saya masih kaget dan syok dengan apa yang terjadi. Untung saja saya pulang lebih cepat, dan rumah ini masih punya saya. Mungkin kalau saya pulang sesuai yang telah saya katakan pada mas Larsono, rumah ini sudah diambil alih olehnya."

Para tetangga hanya bisa manggut-manggut. Aku tahu aku tidak sepintar para perempuan bertitel diluar sana yang bisa sat set merebut kembali harta mereka dari mantan suami. Tapi aku juga akan menyiapkan rencana untuk membalas mas Larsono.

Dan kupastikan hanya aku yang mengetahui rencana itu karena aku tidak tahu siapa diantara para tetangga ini yang merupakan kawan dan lawan. Jadi akan kupastikan siapa yang berpihak padaku terlebih dulu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ADA BAYI SEPULANG DARI LUAR NEGERI   bab 30. Kembali Akur (Tamat)

    Titin baru saja menidurkan Febi saat terdengar ponsel nya berdering nyaring. Titin menghela nafas panjang dengan cepat meraih ponselnya yang berdering diatas kasur. Khawatir Febi akan terbangun. Perempuan beranak satu itu berdecak kesal saat melihat siapa yang menelepon nya. Titin segera keluar dari kamarnya untuk menerima telepon dari Dimas."Heh, ada apa lagi kamu, Dim? Kamu jangan harap bisa pulang sebelum kamu bekerja!" seru Titin dengan kesal. "Selamat pagi, Bu. Kami dari pihak kepolisian. Kami mengabarkan bahwa pak Dimas, suami ibu ditangkap oleh polisi karena menabrak seorang gelandangan hingga tewas. Untuk proses penyelidikan, pak Dimas bisa didampingi oleh pengacara. Dan sampai persidangan, pak Dimas akan ditahan terlebih dahulu.Kami menelepon ibu karena pak Dimas tertangkap dalam kondisi mabuk dan sekarang tidak sadarkan diri. Saat kami periksa, kontak nama ibu ada di dalam panggilan masuk ke ponsel pak Dimas beberapa kali.""Oh, Dimas ditahan ya? Tahan saja pak polisi!

  • ADA BAYI SEPULANG DARI LUAR NEGERI   bab 29. Perkelahian di Penjara

    Larsono membuka mata dan terkejut saat salah seorang anggota tahanan di selnya menusuk perut Larsono dengan ujung sikat gigi yang sudah ditajamkan. Darah segar mengucur dari lukanya itu.Larsono berteriak lagi. Tapi dua orang tahanan yang berada di satu sel dengannya hanya melihat perut Larsono ditusuk berulangkali oleh napi lainnya. Darah segar sudah mengalir kemana-mana membuat lantai penjara penuh dengan noda darah. Tepat saat Larsono lemas, datang sipir penjara dan langsung menegur mereka. Napi yang menusuk Larsono segera menyembunyikan sikat gigi itu di balik bajunya."Heh, apa yang sebenarnya sedang kalian lakukan? Tidak bisa ditinggal sebentar saja!" gerutunya sambil menyalakan lampu dalam sel. Dan seketika petugas itu terkejut melihat kondisi Larsono yang bersimbah darah. "Astaga, siapa yang melakukan hal ini?" tanya petugas polisi itu. Ketiga tahanan terdiam dan hanya menatap Larsono yang sudah pingsan karena kesaktian dan kekurangan darah. Polisi itu langsung memanggil

  • ADA BAYI SEPULANG DARI LUAR NEGERI   bab 28. Nasib saat Di Penjara

    Beberapa Minggu sebelumnya,"Kamu kayaknya lagi seneng deh, Put?" tanya Mamanya saat Putra baru saja pulang dari kafe Naimah. Putra mengurungkan niatnya untuk berjalan ke kamar lalu menghampiri mamanya. "Seneng dong. Coba Mama tebak alasannya?" tanya Putra sambil menatap wajah mamanya dengan seksama. Mamanya tersenyum lebar. "Pasti karena cewek. Ya kan?"Mata Putra mendelik. "Kok Mama bisa tahu sih?""Ya karena Mama pernah muda, Put. Tapi kamu saja yang belum pernah tua."Putra tersenyum. "Ya, bisa saja kan mama nebaknya karena omset toko kita naik?""Hm, nggak tuh. Kan feeling mama bilang kalau kamu bahagia karena perempuan. Jadi siapa dia? Coba bawa kesini," ucap sang mama membuat Putra tersipu malu. "Tapi, dia janda anak 1, Ma.""Lha, kenapa memangnya kalau janda. Asal bisa menjaga kehormatan diri, maju aja terus."Mata Putra berbinar. "Sungguh, Ma?""Tentu saja. Mama tidak pernah bercanda untuk hal seperti ini.""Jadi, mama setuju.""Tentu saja. Coba kenalin ke mama. Dan kamu

  • ADA BAYI SEPULANG DARI LUAR NEGERI   bab 27. Tertangkap Polisi

    Orang itu menerima serbuk putih lalu dengan secepat kilat menodongkan pistol ke arah Larsono."Kami polisi! Angkat tangan dan menyerahlah!" seru orang itu seraya menempelkan pistol pada kening Larsono. "Apa salah saya, Pak? Saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya suruhan untuk nganter barang.""Barang yang kamu antar itu Narkoba. Jadi jangan pura-pura tidak tahu! Segera turun dari mobil dan hadap ke depan!"Larsono mengangguk lalu membuka pintu perlahan. Saat dia hampir keluar dari mobil, lelaki itu menabrakkan pintunya ke tubuh polisi itu. Lalu berlari sekuat tenaga masuk ke dalam sawah. "Saudara Larsono, jangan lari!"Kedua polisi itu langsung mengejar Larsono. Salah satu dari mereka, menembakkan pistol nya ke udara. "Dorr!!""Jangan lari, kamu! Atau kami tembak."Larsono mempercepat larinya. Suasana gelap area persawahan membuatnya kesulitan untuk lari dengan kencang. Dooorrr!Aaarggh!Peluru yang ditembakkan oleh polisi itu mengenai kaki Larsono. Lelaki itu berteriak kesakitan da

  • ADA BAYI SEPULANG DARI LUAR NEGERI   bab 26. Pekerjaan Baru Larsono

    Larsono mengambil bungkusan putih itu dan mengamati nya. "Bukan kah serbuk ini mirip ..,"Pemuda ceking itu meraba saku jaketnya dan merasa ada sesuatu yang hilang. Dia lalu berbalik ke arah Larsono. Larsono yang sedang menggenggam serbuk putih itu menjadi terkejut. Lalu buru-buru menyerahkan serbuk itu pada pemuda ceking. "Mas, ini ..,"Pemuda itu menatap wajah Larsono dengan curiga lalu segera merampas serbuk putih itu."Jangan suka mengambilnya barang milik orang lain!" desisnya lirih sambil menatap tajam ke arah Larsono."Jangan sembarangan bicara! Benda itu mendadak jatuh dari sakumu dan akan dikembalikan saat kamu mendadak marah padaku padahal aku saja tidak melakukan kesalahan apapun padamu," sahut Larsono ketus.Lelaki ceking itu hanya melihat sekilas pada Larsono. Lalu melanjutkan langkahnya masuk ke dalam warung. "Hei, seperti biasa," ucap lelaki ceking itu pada pemilik warung."Beres, Bos."Pemilik warkop itupun bergegas membuatkan kopi kental ke dalam cangkir lalu men

  • ADA BAYI SEPULANG DARI LUAR NEGERI   bab 25. Kondisi Larsono

    "Jangan mimpi! Dia anak kamu atau bukan, papa tidak akan pernah mau menerima nya. Dan satu hal lagi, kamu pilih nikah sama perempuan itu tapi papi coret dari KK dan tidak mendapatkan warisan sepeserpun, atau kamu tinggalkan perempuan itu dan anaknya serta kembali pada Dila?! Jawab sekarang!"'Wah, papa masih marah, lebih baik aku mengalah dulu. Daripada namaku dicoret dari ahli waris, lebih baik aku pura-pura berdamai dengan Dila agar tetap dapat duit buat Titin,' batin Dimas. "Dimas tetap mau sama Dila, Pa. Dimas janji tidak akan menemui Titin lagi.""Tunggu, Pa." Dila bangkit dan menyeka air matanya dengan punggung tangan. "Dila tidak ingin bersama dengan mas Dimas lagi.""Kenapa Dil?" tanya orang tua dan mertuanya kaget. "Karena Dila tahu, Mas Dimas ingin mempertahankan pernikahan ini dengan setengah hati. Dila yakin sekali kalau mulut mas Dimas bilang ingin bersama dengan Dila, tapi nanti mas Dimas akan menemui perempuan itu lagi diam-diam. Dan Dila tidak mau dikhianati dan sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status