๐ณ๐๐๐บ๐พ๐ต๐ด๐๐ด ๐ฟ๐๐ด๐๐ด๐ฝ๐๐ธ๐ฝ๐ถ
ใ๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ
Suara tapak sepatu yang bersatu dengan lantai kasar itu terdengar dengan jelas, perlahan-lahan bergerak menjauh darinya. Benar. Kenapa Kaline tidak memikirkan ini sebelumnya? Bagaimana jika Pangeran dari Voalire menolak untuk berbicara padanya? Pertanyaan sederhana yang belum mendapatkan jawaban itu membawanya ke dalam kegagalan.
โTapi aku adalah tuan rumah di sini, Pangeran.โ Kaline berbalik, membuat pintu ganda yang hendak tertutup sempurna itu terhenti pergerakannya.
Gadis itu telah berusaha keras untuk menginjakkan kakinya di sini. Ia tidak akan menyerah semudah itu. โBukankah kau seharusnya memberikan sedikit rasa hormat jika kau memang belajar tata krama?โ
Pangeran Cliftone melipat kedua tangannya di atas dada, seakan-akan menantang Putri yang berdiri dengan percaya diri, menatap langsung manik abu-abunya yang tak terlihat dengan jelasโberlawanan dengan miliknya yang selalu menyala saat gelap. โSelain tata krama, aku juga belajar tentang simbiosis mutualisme, Putri. Tentu tidak adil jika hanya satu pihak yang diuntungkan. Aku menginginkan milikku juga.โ
Mata menyalanya menatap Kaline dari ujung ke ujung lalu mendengus geli. โBerbicara tentang tata krama, kau pasti tahu jika seorang wanita yang menghampiri pria seorang diri tanpa ikatan apapun itu melanggar tata krama, Putri.โ
Suara dentuman pintu yang tertutup dengan rapat menjadi akhir perbincangan keduanya.
***
โDasar vampir sialan!โ teriak Kaline frustasi. Ia berada di dunia yang jauh berbeda sekarang. Persetan dengan image sempurnanya, ia bisa membuat image baru untuk dirinya sendiri tanpa memperdulikan hal lain.
Terdengar derap langkah seseorang yang tampak terburu-buru. โPutri, apa sesuatu buruk terjadi? Kenapa ruangan ini tampak sangat berantakan?โ tanya Narin terkejut.
Meski mentari sudah bersinar terang hari ini, rasa kesalnya mengingat kejadian memalukan semalam sama sekali tidak berkurang, membuat Kaline tersulut emosi dan melampiaskannya dengan melempar semua barang yang ada di hadapannya.
โVampir sialan itu, apa mereka selalu kurang ajar seperti ini?โ tanya Kaline berapi-api.
โAh ....โ Narin menganggukkan kepalanya. Sesuatu yang buruk pasti terjadi semalam. โApa Pangeran dari Voalire membantu Anda?โ
โMembantu apanya!โ kesal Kaline. โIa membuat harga diriku jatuh. Apa orang gila itu lupa kalau aku adalah penerus tahta kerajaan ini?โ
Narin berjongkok, memungut satu persatu mutiara yang berserakan di atas lantai. โSudah saya beritahu sebelumnya, vampir memang yang terburuk di antara yang lainnya, Putri. Sebaiknya Anda tidak berurusan lagi dengan mereka.โ
Tidak, itu tidak mungkin. Kaline tahu pasti jika vampir itu ada hubungannya dengan semua ini. Dia pasti tahu sesuatu atau setidaknya dia bernasib sama dengan Kaline. Jika memang begitu, Kaline bisa mendapatkan sekutu untuk mencari jalan keluar dari dunia aneh ini.
โAh! Kenapa tidak Theo saja yang ada di sini. Jika begitu, semuanya akan jauh lebih mudah,โ gerutu gadis itu.
***
โBukankah terlalu cepat untuk pulang sekarang, Raja Varine? Aku dengan kau sahabat lama Yang Mulia,โ ucap Polinโpenasehat pribadi kerajaan. Ia menatap kereta-kereta yang membawa rombongan Kerajaan Elavrine perlahan meninggalkan area istana.
Raja Varine tertawa renyah. โJika aku tinggal lebih lama, sepertinya kau harus bekerja ekstra, Polin. Rajamu memiliki temperamen yang buruk, bukan?โ Mata Raja Varine tampak bersemangat, berusaha membuat Polin berbicara lebih banyak tentang โsahabatโ lamanya.
Polin tersenyum canggung, membenarkan posisi kacamata bulatnya. Ia menghabiskan setengah dari kehidupannya bekerja di samping Raja El secara langsung. Berbicara hal buruk di belakangnya adalah cara lain untuk mati dengan cepat. โBagiku, Yang Mulia merupakan contoh yang sempurna bagi Eargard.โ
Raja Kerajaan Elavrine itu menatap Polin dengan bangga. โPolin, kerajaanku amat membutuhkan orang yang bersedia menutup mata dengan segala aib kerajaan sepertimu.โ
seorang ksatria yang mengenakan baju zirah dengan emblem serigala milik Kerajaan Elavrine menghampiri mereka, membuat percakapan itu terputus seketika. Ksatria itu menunduk, โYang Mulia, keretanya sudah siap.โ
โSayang sekali, Polin. Sepertinya ini akan menjadi akhir dari percakapan kita. Aku harap aku masih bisa melihatmu saat sayembara tiba,โ ucap Raja Valine
Polin menunduk hormat. โSenang akhirnya bisa bertemu denganmu, Raja Varine X.โ
Setelah memastikan rombongan Kerajaan Elavrine meninggalkan gerbang istana, pria tua itu kembali berjalan bersama tongkatnya menuju tumpukan kereta berwarna emas menyala. Tidak ada kuda yang menarik kereta itu, namun cahaya mistis berwarna emas yang terlihat seperti percikan api secara ajaib membuat kereta tersebut berjalan dengan sendirinya.
โSudah akan pergi, Albert?โ Polin menjabat tangan Albretโpenasehat dari Kerajaan Lyvorra. Tidak seperti Raja Varine X yang selalu menyampaikan sakrasmenya lewat lelucon yang payah, pria seusianya ini teramat bijak dan tenang. Dia memang dilahirkan untuk menjadi penasehat.
โSayang sekali saya tidak bisa berlama-lama di negeri indah ini, Polin.โ Sorot teduhnya menenangkan Polin yang selalu gelisah. Pria itu dari Klan Helbart, yang berarti dia bisa menenangkan segalanya hanya dengan bersentuhan secara langsung.
โAku harap kau akan hadir di peresmian sayembara nanti, Albert.โ
Albert mengangguk. โAkan saya usahakan, Polin.โ
Rombongan dari Lyvora telah pergi. Polin hanya perlu bersalaman dengan satu orang lagi, Pangeran Sirius Cliftone Alorine dari Kerajaan Voalire. Hampir semua orang membenci bangsa vampir, termasuk Polin. Sikap mereka yang selalu seenaknya dan angkuh itu benar-benar memuakkan. Sepertinya karena mereka terlalu lama hidup, mereka lupa tentang tata krama dasar.
โSudah akan pergi, Pangeran?โ tanya Polin tatkala Pangeran Cliftone bersama jubah yang menutupi seluruh tubuhnya itu hendak melangkah keluar dari bangunan utama istana.
โApa ada hal lain yang menahanku disini?โ tanyanya balik tanpa minat.
โTidak ada selain ucapan selamat tinggal, Pangeran,โ jawab Polin tenang.
โSayangnya kami tidak melakukan itu, Tuan Polin.โ
Polin menghela napasnya samar. Dari semua makhluk yang pernah ia temui, vampir-lah yang paling menyebalkan. โTapi kami melakukannya. Kau adalah tamu kami, Pangeran. Bersikaplah seperti tamu.โ
Suara tawa yang terdengar amat dingin itu keluar dari mulut Pangeran Cliftone. โAh ... aku lupa sedang menginjak tanah makhluk fana,โ sahutnya sakras. โKalau begitu, sampai jumpa lagi, Tuan Polin. Aku akan kembali dalam beberapa bulan.โ
โSampai jumpa lagi, Pangeran.โ
***
Derap langkah Kaline yang tampak amat tergesa itu bergema di sepanjang lorong. Gadis itu tak mempedulikan para pelayan yang silih berganti menundukkan badan mereka saat berpapasan dengannya.
Kaline melihat dengan jelas, seorang yang mengenakan jubah hitam itu meninggalkan area istana. Sebelum itu, ia juga melihat rombongan Kerajaan Lyvora dan Elavrine meninggalkan istana. Kaline amat yakin jika seseorang yang mengenakan jubah hitam itu adalah Pangeran Clifton.
Bagaimana bisa dia meninggalkan istana begitu saja? Harga diri Kaline sebagai seorang putri benar-benar ternodai oleh vampir menyebalkan itu.
โPolin! Kau benar Polin, bukan?โ seru Kaline saat ia melihat seorang pria tua berkacamata tebal berjalan dengan tongkatnya. Dari ciri-ciri yang Narin sebutkan sebelumnya, Kaline yakin pria itu adalah Polin, penasehat pribadi kerajaan.
Pria tua itu menunduk. โBenar, Putri. Apa ada yang bisa saya bantu?โ
โApa kau melihat Pangeran Cliftone? Aku harus berbicara dengannya,โ tanya Kaline bersemangat.
Polin membenarkan letak kacamatanya. โSayang sekali, Putri. Pangeran Cliftone telah meninggalkan istana.โ
โAh!โ Kaline mengacak-acak rambutnya frustasi. Terlalu lama jika menunggu sampai sayembara dimulai untuk menemuinya. Bagaimana bisa Kaline tidur dengan nyenyak di dunia penuh misteri ini?
โNamun jika memang penting, Anda bisa mengirim surat. Saya dengan senang hati akan meminjamkan elang saya agar cepat sampai ke tangan Pangeran Cliftone,โ tawar Polin.
Benar, Kaline bisa menghubungi vampir itu surat. Meski kemungkinan besar tidak akan dibalas, yang penting ia telah berusaha. โAku ingin meminjam elang mu.โ
ยปโโโโโโโโโโโ
๐ ๐ช๐ฃ๐๐ช๐ฃ๐๐ ๐๐ฃ๐จ๐ฉ๐๐๐ง๐๐ข @๐๐ช๐จ๐ ๐ค๐๐๐ฎ๐ ๐ช๐ฃ๐ฉ๐ช๐ ๐ข๐๐ก๐๐๐๐ฉ ๐๐๐ฉ๐๐๐ก ๐๐๐ง๐๐ฉ๐
๐ณ๐๐๐บ๐พ๐ต๐ด๐๐ด ๐ฟ๐๐ด๐๐ด๐ฝ๐๐ธ๐ฝ๐ถใ๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใKastil luas itu tampak amat suram. Tidak sedikitpun cahaya fajar dapat masuk melewati gorden-gorden tebal yang terpasang di setiap jendela. Seorang pria dengan jubah hitam yang tak pernah lepas dari tubuh jakungnya itu berdiri tegak menatap betapa kosongnya kastil itu. Udara dingin melilit kulit pucat yang tak pernah mengusik ketenangan pria itu.“Sudah pulang, Pangeran?”Pangeran Cliftone berbalik, mendapati seorang pria jakung akhir 40-an itu menatapnya dengan manik merah menyala. Sudah lebih dari satu dekade Cliftone mengenal pemimpin Voalire itu, namun tak sedikitpun dari wajahnya berubah menua.Pangeran Cliftone menunduk. “Baru saja, Yang Mulia.”
๐ณ๐๐๐บ๐พ๐ต๐ด๐๐ด ๐ฟ๐๐ด๐๐ด๐ฝ๐๐ธ๐ฝ๐ถใ๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใTepat dua hari sebelum pertemuannya dengan Pangeran Cliftone, Kaline masih belum menemukan cara bagaimana ia bisa tiba di Danau Sane tepat waktu. Meski ia sadar maksud Pangeran dari Voalire itu membalas surat hanya untuk mempermainkan Kaline, tapi itu tetap kesempatan emas. Bagaimanapun, ia harus tetap hadir meski melukai harga dirinya sekalipun.“Apa kau sungguh yakin cara ini tidak akan berhasil?” tanya Kaline untuk kesekian kalinya.Narin menghela napasnya. Sudah berjam-jam mereka berdebat soal ini. “Anda adalah seorang penerus tahta Kerajaan Eargard, Putri. Tentu tidak mudah menghilang begitu saja meski hanya dalam satu jam,” jelas Narin dengan sabar.Sejujurnya, ia merasa kas
๐ณ๐๐๐บ๐พ๐ต๐ด๐๐ด ๐ฟ๐๐ด๐๐ด๐ฝ๐๐ธ๐ฝ๐ถ ใ๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ Kaline menatap Pangeran Cliftone tajam. Ia tak peduli manik merah menyala milik lawannya itu membalas tak kalah tajam. Setelah pertemuan mereka, Pangeran Cliftone langsung membawa Kaline menuju gubuk kecil yang tampak tua. โBeraninya kau membangun tempat persembunyian di wilayahku,โ ucap Kaline penuh penekanan. Bagaimana bisa gubuk ini lolos dari pengawasan para penjaga perbatasan? Jika terus dibiarkan, vampir ini bisa saja masuk ke istana tanpa ketahuan. Pangeran Cliftone tersenyum sinis, tampak sama sekali tak merasa bersalah atas tindakannya. โAndai kau tahu hal kotor yang orang kalian lakukan di wilayahku, Putri. Kau harus berkunjung ke penjara Voalire lain kali.โ Kaline terdiam. Ia telah mende
๐ณ๐๐๐บ๐พ๐ต๐ด๐๐ด ๐ฟ๐๐ด๐๐ด๐ฝ๐๐ธ๐ฝ๐ถ ใ๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ Rumor hubungan spesial antara Putri Kaline dan Pangeran Cliftone menyebar dengan cepat. Seluruh penjuru negeri sudah mengetahui rumor tersebut hanya dalam satu malam. Banyak rakyat yang tidak setuju dan meminta penjelasan dari pihak kerajaan. Beberapa bahkan setia menunggu di depan istana sedari malam. โJawab aku, Putri. Apa kau benar berhubungan dengan Pangeran Cliftone?โ tanya Raja El sekali lagi dengan suara datar yang terdengar amat dalam. Kaline menundukkan kepalanya gelisah. Ruangan raja yang dikelilingi dengan rak buku itu tak ia sangka dapat menjadi amat menakutkan. Ratu Faline yang berdiri di samping kursi raja itu mengelus pundak suaminya perlahan, berusaha membuatnya tenang. โKau tahu ap
๐ณ๐๐๐บ๐พ๐ต๐ด๐๐ด ๐ฟ๐๐ด๐๐ด๐ฝ๐๐ธ๐ฝ๐ถ ใ๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ Udara dingin yang menusuk kulit tak mengurangi antusiasme rakyat dari empat kerajaan besar terutama Eargard. Lampion serta obor di jalan dinyalakan dengan terang, menghiasi jalanan Eargard yang sudah mulai gelap. Gerbang istana yang biasanya ditutup dengan rapat kini terbuka dengan lebar, mempersilakan semua kalangan masuk tanpa memandang kasta. Para bangsawan dengan kereta kuda serta setelan yang tampak anggun membentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan kasta sosial. Berbincang-bincang sekaligus mencari celah untuk merendahkan satu sama lain. Beberapa dari mereka turut memperhatikan rakyat biasa yang tampak histeris melihat keindahan bangunan istana dengan tatapan risih. โAku tak percaya pihak istana turut mengundang rakyat bawahan itu,โ bisik salah satuny
๐ณ๐๐๐บ๐พ๐ต๐ด๐๐ด ๐ฟ๐๐ด๐๐ด๐ฝ๐๐ธ๐ฝ๐ถ ใ๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ Beberapa jam sebelumnya .... Aula utama istana terasa amat sesak. Ratusan bangasawan dengan gaun-gaun mengembang menari bersama mengikuti irama lagu yang dibawakan sekelompok musikan ternama di atas panggung kecil. Para pelayan sibuk mondar-mandir membawa gelas-gelas anggur yang sudah habis. Sebagian lain yang sudah terlalu mabuk untuk menari memilih berbincang ringan membentuk kelompok-kelompok kecil. Kaline yang masih terjebak di atas balkon itu terus menatap balkon yang ada di seberangnya. Wajah familiar yang fokus memperhatikan tamu undangan yang menari itu tak sekalipun menoleh pada gadis itu. Membuat manik abu-abunya terlihat suram. โKau menyukai vampir itu, bukan?โ Ratu Faline yang duduk di sampingnya tiba-tiba b
๐ณ๐๐๐บ๐พ๐ต๐ด๐๐ด ๐ฟ๐๐ด๐๐ด๐ฝ๐๐ธ๐ฝ๐ถ ใ๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ โPutri ....โ Sudah satu jam terakhir Kaline terus menangis sembari menatap ke luar jendela yang gelap tanpa cahaya selain bintang dan bulan yang bersinar tak terlalu terang. Narin hanya bisa memandangi Kaline yang sudah ia dampingi saat ia menginjak usia 18 tahun itu dengan nanar. Seingatnya, Kaline hanya pernah menangis dua kali. Pertama saat ia terjatuh dari kuda lima tahun yang lalu, dan sekarang yang entah disebabkan karena apa. โApa Pangeran dari Elavrine menyampaikan sesuatu yang buruk pada Anda, Putri?โ Narin kembali menebak dengan suara rendah. Ia sempat mendengar desas-desus dari pelayan yang mengurus pesta dari malam jika Putri Kaline dan Pangeran dari Elavrine terlihat sangat akrab. Bahkan mereka sempat berdansa bersama.
๐ณ๐๐๐บ๐พ๐ต๐ด๐๐ด ๐ฟ๐๐ด๐๐ด๐ฝ๐๐ธ๐ฝ๐ถ ใ๏ผก๏ผฆ๏ผด๏ผฅ๏ผฒ๏ผฆ๏ผก๏ผฌ๏ผฌใ Hari pertama sayembara telah dimulai. 4 buah kereta kuda dengan corak emas dengan bendera yang berbeda warna di depannya sebagai penanda setiap kerajaan telah tersusun rapi di depan pintu utama istana. Para prajurit dari setiap kerajaan telah bersiap mengelilingi setiap kereta dengan kuda gagah mereka. Burung-burung yang berkicau setiap pagi hari masih terdengar, namun ketiga pangeran dan seorang putri telah duduk dengan manis di dalam kereta masing-masing. Kaline memperhatikan kereta dari Kerajaan Lyvora yang berada tepat di samping miliknya. Kereta itu paling unik karena tidak ada kuda yang mendorongnya, melainkan kilauan emas yang terlihat seperti percikan api yang membuatnya dapat melayang meski tanpa roda dan berjalan tanpa bantuan k