Chao Xing, putri bungsu Negara Qin yang kelahirannya tidak pernah disebutkan dalam sejarah dinasti Qin. Sebagai pengabdi Kerajaan Langit, memiliki putri dengan energi bulan bawaan adalah sebuah aib, takutnya akan dianggap sebagai pengkhianat. Tak ingin membahayakan rakyat dan putrinya, Raja Qin mengasingkan Chao Xing di Istana Timur. Membatasi kegiatannya agar tidak mengenal dunia luar, dengan harapan sang putri tumbuh menjadi wanita biasa. Namun tanpa sangka, identitas yang ditutupi dengan rapat tetap tercium oleh Raja Bulan. Takdir Chao Xing akhirnya berubah. Berbagai kejadian tidak terduga terjadi.
Lihat lebih banyakKabar gembira yang berubah menjadi petaka meliputi Negara Qin. Negara terbesar dan terkuat di seluruh dunia dengan kekayaan dan kemakmuran yang luar biasa. Perlindungan Dewa Langit dipercaya menjadi alasan Negara Qin merupakan negara paling aman.
“Yang Mulia, hamba mohon bicara.” Kasim Lan menghadap Raja Qin.“Permaisuri Wen akan segera melahirkan.” Ucap Kasim Lan sambil membungkukkan badan menatap lantai.Mendengar kabar berita besar itu, Raja Qin bergegas menuju kediaman Permaisuri. Di tengah perjalanan, langkahnya tiba-tiba terhenti. Raja Qin mendongak ke langit menatap langit yang tiba-tiba menghitam di tengah hari. Matahari yang awalnya terik perlahan tertutup dan membuat langit buta sesaat.“Yang Mulia jangan menatap langit, ini adalah kutukan bagi langit” Kasim Lan mengingatkan Raja Qin yang seolah terhipnotis dengan fenomena langka ini.Selang beberapa saat akhirnya langit kembali normal. Sinar matahari kembali menyentuh jubah agung Raja Qin.“Yang Mulia.” Kasim Hong bersujud menghadap Raja Qin di tengah lorong.Kasim Hong awalnya ragu untuk membuka suara. Ia terus menatap lantai tanpa berani menengadah. Kedua tangan yang terkatup saling meremas dengan kuat. Melihat tatapan Raja Qin yang mulai menajam, Kasim Lan mendekati Kasim Hong. Mendekatkan telinga kanannya ke bibir Kasim Hong. Dengan lutut bergetar ia menyampaikan maksud kedatangannya.Mata Kasim Lan terbelalak mendengar bisikkan Kasim Hong. Ia segera berdiri dan memberitahu Raja pesan yang baru saja ia dengar.“Yang Mulia, Permaisuri Wen baru saja melahirkan seorang Putri.” Bisik Kasim Lan menutupi bibirnya dengan satu tangan kirinya.Raja Qin yang terkejut berusaha mengendalikkan ekpresinya agar tidak terlihat terguncang. Ia segera meminta Kasim Hong mengantarkannya ke kediaman Permaisurinya. Sementara pelayan dan penjaga yang mengikutinya ia suruh kembali. Kasim Hong memimpin Raja Qin diikuti Kasim Lan menuju kediaman Permaisuri.Setibanya dia kediaman Permaisuri, ia menghela nafas sejenak. Perasaannya bercampur aduk antara bahagia, sedih, khawatir dan kecewa.“Yang Mulia Raja datang.” Suara lantang menyambut kedatangabn Raja Qin.“Selamat datang Raja. Semoga Raja panjang umur.” Semua pelayan bersujud hingga ke lantai melihat kehadiran Raja Qin.“Berdirilah.” Ujar Raja Qin memasuki kediaman.“Yang Mulia, hamba layak mati.” Seorang tabib bersalin bersujud dihadapan Raja Qin berderai air mata sekaligus keringat.“Tuan Putri lahir dengan selamat. Ta… ta… tapi…” sang tabib tak berani melanjutkan ucapannya.Raja hanya menatap kosong tempat tidur dihadapannya. Seorang wanita cantik terbaring di sana.“Yang Mulia.” Suara lirih terdengar lemah.“Bertahanlah.” Raja terduduk di pinggir tempat tidur menggenggam tangan istrinya yang lemas.Sang Ratu menggelengkan kepalanya pelan. Mengusap lembut genggaman hangat Raja Qin.“Yang Mulia, Wen Zi hanya mohon Yang Mulia menerima keberadaan Putri kita. Kelahirannya…” nafas Ratu mulai tersenggal membuat Raja Qin semakin panik. Ia memerintahkan Kasim Lan untuk segera menjemput tabib Kerajaan.“Kelahirannya, bukanlah kesalahannya. Biarkan ia hidup demi nyawaku.” Air mata menetes dari kedua mata Permaisuri Wen Zi.Raja Qin terus menggenggam tangan Permaisurinya.“Wen’er, jangan ucap apapun lagi.” Minta Raja dengan tulus.“Chao Xing.” Sebut Permaisuri dengan lirih.“Ia akan menjadi bintang penolong bagi Yang Mulia dan Negara Qin.” Jelas Permaisuri dengan senyum diikuti air mata.“Yang Mulia, berjanjilah untuk mengampuni nyawanya demi aku.” Mohon sang Permaisuri.“Wen’er, aku tidak akan membunuh anak kita. Ia adalah penantian panjang kita.” Ujar Raja Qin meneteskan air mata.“Walaupun aku sudah memiliki Xiao Lin dan Bing Ran, tapi Chao Xing adalah anak pertama kita.”“Baiklah, Wen Zi sudah bersyukur. Wen Zi…” ucapan Permaisuri semakin melemah, ia sudah mulai tidak sanggup membuka matanya.“We’er, aku sudah mengerti, kau tidak perlu memaksakkan diri. Tabib Kerajaan akan segera datang. Bertahanlah!” Raja Qin mengusap rambut Permaisuri.“Wen Zi mohon ampun untuk pergi terlebih dahulu. Lin Wen Zi, memberi hormat pada Yang Mulia untuk terakhir kali.”Permaisuri Wen Zi menghembuskan nafas terakhirnya dipelukkan Raja Qin. Tangan Permaisuri jatuh dari genggaman sang Raja. Tangis tak terbendung akhirnya pecah. Kesedihan Raja menjadi kesedihan rakyat.Reputasi Permaisuri Wen Zi sebagai sosok Ratu yang lembut dan elegan, baik hati dan sayang rakyat, kematiannya merupakan pukulan bagi Negara Qin. Memiliki seorang anak yang dinanti sekian lama merupakan berkah yang dinanti Raja dan Permasuri. Namun takdir begitu mempermainkan manusia, memberikan kebahagian dan kesedihan bersamaan, berkah dan kutukkan beriringan.“Bawa kemari anak itu.” Pintah Raja pada tabib bersalin.Tabib wanita itu membawa putri cantik itu kehadapan Raja. Raja Qin memandang putri cantiknya itu. Fitur wajah kecil yang mirip dengan ibunya, mata tajam tapi lembut dan bibir indah mirip sang Raja. Garis wajahnya adalah perpaduan Raja dan Permaisuri.Raja Qin menyentuh pipi lembut Chao Xing. Sebuah energi menjalar menyengat tubuh Raja Qin. Raja Qin menutup mata menahan air mata.“Yang Mulia. Hamba mohon ampun, lancang berbicara.” Ujar Kasim Hong. Raja Qin membuka matanya memandang pria tua di hadapannya. Ia memberi isyarat pada Kasim Hong untuk berbicara.“Tuan Putri Chao Xing lahir dengan energi bulan bawaan yang sangat kuat.” Ujar Kasim Hong.“Kelahiran dan kematian adalah sebuah takdir, hamba tidak berani menyalahkan.” Sambungnya.“Lalu menurut Kasim Hong, apa maksud semua ini.” Tanya Raja dengan datar.“Yang Mulia, Tuan Putri lahir di saat gerhana menutup langit. Mengingat rahmat Dewa Langit, mustahil jika langit sedang mengutuk Negara Qin, namun…”“Namun?”“Yang Mulia, hamba menghawatirkan bahwa hal ini akan menjadi bencana kelak bagi Negara Qin.” Ujar Kasim Hong menyelesaikan kalimatnya.Raja Qin sudah menyadari sejak awal persalinan Permaisuri. Ia hanya ingin menyangkal kenyataan pahit itu. Rasa sedih kehilangan Permaisuri masih sangat mendalam, ia tidak bisa kehilangan putrinya juga.Pikiran dan perasaan Raja Qin berkecambuk. Negara Qin merupakan Negara yang berada di bawah naungan Kerajaan Langit. Rahmat para Dewa Langit yang melindungi Negara Qin. Namun, pertempuran Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan bukanlah rahasia di dunia manusia.Tidak ada keturunan Kerjaan Bulan di Negara Qin. Tapi fenomena ini juga bukan keinginannya. Kejadian ini harus dirahasiakan atau Negara Qin bisa dianggap sebagai pengkhianat Kerajaan Langit. Raja Qin terus berfikir menimbang keputusan yang harus ia ambil.“Kasim Lan.” Panggil Raja Qin.“Hamba menghadap, Yang Mulia.” Kasim Lan memberi hormat.“Buatkan papan kematian Chao Xing dan kabarkan bahwa putriku meninggal.”“Yang Mulia… tapi titah Permaisuri….” Kasim Lan terkejut dengan keputusan Raja Qin.“Tidak ada Chao Xing dalam sejarah keluarga Qin. Ia meninggal setelah dilahirkan.”Titah Raja Qin diluar kuasa Kasim Lan. Ia menjalankan sesuai perintah Raja Qin. Rakyat yang bersedih menghadiri pemakaman kedua tokoh istana itu. Lebih dari rakyat, seseorang yang benar-benar terpukul dan terpuruk adalah Raja Qin.“Wen Zi, maafkan aku….”“Lu Ye, kau melihat kejadian tadi?” Guru Wu Chang bercengkrama dengan Dewa Lu Ye seusai kelas.Kejadian itu masih membekas di benak Lu Ye. Saat tiba-tiba Xiyun muncul diantara Ye Ming Yu dan Xiao Lin.“Bukankah dia berpindah dengan ilmu ruang yang aku ajarkan?” Tanya Guru Wu Chang.Dalam situasi itu, mustahil untuk berpindah secara tepat dalam sekali percobaan. Mungkinkah Yue Xiyun sudah pernah mengusainya? Lu Ye mencoba memikirkan beberapa kemungkinan.“Ye Ming Yu! Kau mau bermain-main denganku?” Chao Xing menatap Ming Yu.“Selesaikan saja tugasmu.” Jawab Ye Ming Yu singkat.Chao Xing melirik sinis. Entah kenapa ia cukup kesal dengan sikap Ye Ming Yu kali ini. Seharusnya ia tidak benar-benar berniat mencelakai Xiao Lin bukan?Ye Ming Yu tertawa melihat ekspresi Chao Xing saat ini. Sepertinya gadis ini yang justru menelan umpannya.“Xiyun, kembali gunakan otakmu bukan hatimu.” Ujar Ye Ming Yu.“Kenapa? Setidaknya hatiku masih berfungsi.” Balas Chao Xing.Ia menatap Ming Yu yang berdec
Xiao Lin menemui Lu Ye dan menceritakan pertemuannya dengan Yue Xiyun semalam. Sebelumnya, ia merasa sangat yakin bahwa gadis itu adalah adiknya. Tapi setelah pertemuan mereka, Xiao Lin jadi mulai ragu.“Xiao Lin, sebaiknya kau jangan terlalu gegabah dulu.” Saran Lu Ye.Saat ini Lu Ye juga sedang berusaha menyelidiki maksud Kerajaan Bulan yang sebenarnya. Kedamaian yang sementara ini semakin terasa mencurigakan. Terlebih setelah mendengar kabar dari Xiumin tentang seseorang yang juga disandera, Lu Ye semakin khawatir.“Xiao Lin, kau tetap awasi Yue Xiyun untuk sementara.” Ujar Lu Ye.Sepertinya Xiao Lin akan lebih mudah membatasi gerak Yue Xiyun untuk sementara. Alasan itu yang digunakan Lu Ye sembari memikirkan strategi lain.Sesuai dengan permintaan gurunya, Xiao Lin menerima tugas itu dan mulai mengawasi Yue Xiyun dari jauh. Ia kemudian meninggalkan kediaman Lu Ye kembali ke akademi.Pelajaran di akademi kembali berlanjut. Kali ini giliran guru Wu Chang memimpin kelas hari ini.Sel
“Xiyun, kau belum memberi tahu kakakmu?”“Siapa?”“Tak perlu berlagak bodoh lagi di depanku.”Chao Xing menatap datar Ye Ming Yu. Ia menyandarkan badannya sambil menyilangkan lengan. Kali ini siapa yang ia maksud?Chao Xing tak menanggapi. Entah siapa yang ada di pikiran Ye Ming Yu, ia harus memastikannya terlebih dahulu. Pria di hadapannya ini bukanlah pria yang sederhana.“Masih mengelak?” Kini Ye Ming Yu melayangkan tatapannya pada Chao Xing yang terlihat santai.“Ahh…” gumam Chao Xing dalam hati.Tentu saja, trik bodohnya tidak akan terus mengelabui Ye Ming Yu. Tapi, sejak kapan ia menyadari bahwa Chao Xing adalah saudara Xiao Lin?Gadis itu membalas pandangan Ye Ming Yu. Sebenarnya, ia juga merasa tak sepenuhnya berbohong. Hanya saja pria dingin itu tidak pernah menanyainya.“Kau tidak perlu menghindarinya.” Ujar Ye Ming Yu menenguk tehnya.“Maksudmu?” Tanya Chao Xing.Perkataan manis Ye Ming Yu bukanlah hal yang mengejutkan bagi Chao Xing. Tentu tidak akan sesederhaan itu makna d
Lu Ye membuka segel pesan dari Xiumin. Sesuai dugaan Lu Ye, Ye Shuo Ren pasti sudah membuat sebuah rencana yang besar. Dengan kemampuan kultivasi Xiumin, ia berhasil menerobos Kerajaan Bulan tanpa terlihat. Tapi ia tidak bisa melihat jelas gadis yang sedang ditawan oleh Kerajaan Bulan.“Dewa Lu Ye, gadis itu dipenuhi oleh energi Bulan yang sangat kuat. Hanya saja energi itu terlihat tidak beraturan.” Begitulah tertulis dalam surat laporan Xiumin.Lu Ye berfikir keras. Ia yakin bahwa gadis yang dibawa Ye Ming Yu adalah Qin Chao Xing. Tapi kenapa Xiumin melihat seorang gadis yang ditawan? Siapa gadis yang dilihat Xiumin?Berdasarkan penjelasan Xiumin, gadis itu dikurung di sebuah penjara terdalam Kerajaan Bulan. Hanya ada sedikit penjaga yang berjaga di sekitar bangsal. Gadis itu terlihat sedang berlatih kultivasi dan berusaha mengendalikan energi yang keluar dari tubuhnya.Sayangnya, Xiumin tidak bisa melihat lebih jelas. Energi bulan yang mengerubungi gadis itu tampak sangat kuat. Aka
“Chao Xing?” Xiao Lin bergumam dalam hati.Tidak terlalu yakin karena hanya wajahnya saja yang terlihat sama. Masih terlintas jelas senyuman manis dan lembut dari wajah adik bungsunya. Berbeda dengan tatapan gadis di depannya yang terlihat tajam tanpa senyuman.“Xiao Lin kau jangan gegabah. Ye Ming Yu adalah orang yang licik.” Batin Xiao Lin mengurungkan niatnya mendatangi gadis itu.Setelah kehebohan yang terjadi berturut-turut, tiba saatnya peresmian akademi. Seluruh murid berdiri di lapangan yang besar. Para Guru Besar dari Kerajaan Langit tiba menyambut seluruh murid.“Lu Ye, perkiraanmu sangat tepat.” Bisik Guru Wu Chang melihat Ye Ming Yu hadir di akademi.Lu Ye tersenyum tipis. Sebelumnya ia telah mengatur strategi dengan Xiumin untuk menerobos Kerajaan Bulan di saat salah satu senjatanya terpisah.“Xiumin, tujuan kita adalah membawa Chao Xing ke Kerajaan Langit.” Ujar Lu Ye.“Dewa Lu Ye, bukankah energi yang dimiliki Chao Xing memang adalah energi Bulan?” Tanya XiuminMemang b
Setelah beberapa waktu melakukan persiapan, Akademi Keabadian akhirnya resmi dibuka. Akademi ini diikuti oleh seluruh sekte dari Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan. Kerajaan Langit akan menyediakan satu tempat untuk melangsungkan akademi ini. Bisa dibilang ini adalah kelas persahabatan antar kedua Kerajaan.Seluruh murid akademi berkumpul di aula utama. Terlihat banyak wajah-wajah baru dari berbagai sekte. Mulai dari sekte yang besar hingga sekte-sekte terkecil, semuanya turut meramaikan akademi musim ini.“Hei, aku dengar Kerajaan Bulan mengirim salah satu Pangerannya.” Ujar seseorang berbisik.“Murid Dewa Lu Ye juga datang musim ini.” Timpal yang lain.“Xiao Lin?” Ujarnya terkejut.“Wah, aku penasaran bagaimana penampilan murid Dewa Lu Ye yang terkenal itu.” Ujar yang lain.Semenjak menginjak Kerajaan Langit, Xiao Lin tidak pernah turun dari Gunung ZIhuang. Berlatih seorang diri dengan Dewa Lu Ye mengasah kultivasinya. Beberapa guru besar justru akan datang berkunjung ke Gunung Zihu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen