Home / Fantasi / AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World / 03 . Different. Special or Not?

Share

03 . Different. Special or Not?

Author: j-Taesyaa
last update Last Updated: 2021-09-30 07:58:11

Mari lupakan fakta bahwa ia terdampar ke dimensi— ah, dunia lain, atau apapun itu. Nyatanya saat ini Airélle sedang sibuk mengamati dan mengagumi setiap inci bangunan dari akademi megah yang dipijakinya.

Pemandangan segar, suasana asri, bangunan megah— tinggi menjulang juga sangat luas, sentuhan ornamen unik yang khas. Airélle tidak pernah menemukan tempat seperti ini di Chicago. Satu-satunya yang ada di bayangannya adalah film adaptasi dari fiksi karangan J. K. Rowling. Oh tunggu, apa dia akan bertemu Harry Potter di sini?

Terlalu asyik melamun membuat Airélle terperanjat kecil saat Mr. Ernest mengetuk sebuah pintu kaca— bukan kaca polos, ah, bagaimana menjelaskannya. Seperti ada pantulan air dari kolam di pintu kaca itu, mengesankan.

Setelah mendengar sahutan dari dalam, Mr. Ernest memberi kode agar Airélle mengikutinya masuk ke dalam ruangan itu.

“Dia memiliki keistimewaan seperti kita, jadi saya berpikir untuk membawanya ke akademi.” ujar Mr. Ernest tanpa basa-basi kepada seorang pria yang tengah sibuk dengan setumpuk kertas di mejanya.

“Dari mana ia berasal?”

Pertanyaan pria itu membuat Airélle mengerjap. Bagaimana ia menjawabnya? Dari Bumi? Oh tunggu, memangnya di planet mana sekarang ia berada? Dari dunia manusia? Tunggu, tunggu! Memangnya mereka bukan manusia? Cukup, Airélle pusing sekarang.

“Dia bilang, dia tersesat.” Mr. Ernest akhirnya menjawab.

Pria itu berhenti berkutik dengan kertas, dan menoleh ke arah Mr. Ernest. “Tersesat? Bagaimana jika dia dari Hellger?”

“Penduduk Hellger...” Mr. Ernest menyahut cepat. “...tidak dapat menemukan akademi.”

“Baiklah.” Pria itu mengangguk dua kali. Kemudian menatap intens pada Airélle. “Elemen apa yang kau punya?”

“Eh?” Airélle spontan tergagu. Elemen? Apanya yang elemen! Dia adalah manusia normal, manusia biasa yang hanya menggunakan energi untuk beraktivitas sehari-hari.

“Itulah, Mr. Vorded, dia... berbeda.”

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 。 。 。

Airélle turut berhenti saat Mr. Ernest yang memimpin jalannya berhenti melangkah di depan sebuah pintu— tepatnya kamar asrama dengan ukiran angka 912. Sejujurnya ia masih merasa mual karena tadi berteleportasi hingga ke lorong dekat elevator lantai 20.

“Ini adalah kamar asramamu.” pria dewasa itu berujar. “Suatu kebetulan kau datang tepat saat tahun ajaran baru akan dimulai. Semua seragam dan peralatan belajarmu sudah tersedia.”

Airélle bergerak sedikit gelisah, hingga akhirnya kalimat itu ia lontarkan. “Tidak bisakah Anda memulangkanku saja?”

Mr. Ernest mengernyit. “Dimana rumahmu?”

“Di Chicago....” balas Airélle pelan.

“Chi... apa? Dimana itu?”

“Tempat ini yang dimana?” Airélle bertanya dengan sedikit jengkel. Oh Tuhan, bahkan mereka berbicara dengan bahasa Inggris. Kepala Airélle benar-benar ingin meledak setelah mengalami semua ini.

Dia benar-benar seperti terdampar, entah ke dimensi atau dunia lain. Airélle tidak mengerti hal semacam ini. Dia bukan Aurora atau Donna yang tidak pernah tertinggal setiap seri karya dari J. K. Rowling mengenai dunia sihir.

“Ini di Negeri Fantasia, sudah kukatakan bukan?”

Airélle menghela napas berat. “Baiklah, terserah.” dia menyerah. Ia pikir untuk sementara ia bisa tinggal di asrama akademi ini sambil mencari cara agar pegasus di bandul kalungnya kembali berwujud dan harus mengantarkannya pulang ke Chicago. Atau mungkin dengan cara lain apapun itu.

Mr. Ernest tersenyum tipis. Sebenarnya ia juga memiliki banyak pertanyaan tentang asal-usul remaja yang berhadapan dengannya, namun ia urungkan. Selama Airélle tidak memiliki aura kejahatan, pikirnya semua itu tidak masalah.

Lantas Mr. Ernest mengetuk pintu kamar asrama itu beberapa kali. Tidak butuh waktu lama, pintu tersebut terbuka. Seorang gadis berpakaian kasual dengan rambut ikat ekor kuda muncul di balik pintu.

“Oh, selamat malam Mr. Ernest, ada apa?”

“Selamat malam.” Mr. Ernest membalas. “Aku mengantarkan teman sekamar kalian.”

Perhatian gadis itu teralih ke Airélle, seakan baru menyadari eksistensi gadis dengan rambut silver itu. Gadis berkuncir itu tersenyum pada Airélle. Dan dengan sedikit kikuk, Airélle membalas dengan senyuman pula.

Mr. Ernest menoleh pada Airélle. “Jika kau kebingungan atau ingin bertanya, tanyakan pada teman sekamarmu. Mereka akan membimbingmu.” katanya, kemudian ia beralih pada si kuncir kuda. “Aku akan pergi, tolong bimbing dia.”

Tepat setelah Airélle dan gadis berkuncir kuda itu mengangguk mengiyakannya, Mr. Ernest berteleportasi pergi dari sana.

“Hey, ayo masuk.” ajak si kuncir kuda.

Airélle melangkah masuk ke dalam kamar tersebut, bertepatan dengan itu seseorang baru saja keluar dari kamar mandi yang ada di dalam kamar.

Manik oranyenya berbentur tatap dengan manik Airélle. “Siapa dia, Kareen?” tanyanya spontan pada teman sekamarnya.

“Teman sekamar kita. Tadi Mr. Ernest mengantarkannya.” si gadis berkuncir menjawab. Ia mendudukkan dirinya di salah satu meja belajar minimalis di sana. Setelahnya, ia tersenyum bersahabat pada Airélle. “Namaku Kareen Flowxyelle, ah, elemenku Elf. Dan dia Amatera Aurin, pengendali elemen api matahari dan cahaya.”

Airélle mengatupkan bibirnya mendengar perkenalan dari Kareen. Ia berdehem singkat sebelum mulai memperkenalkan dirinya juga. “Aku... Namaku Airélle Panemorfi.”

“Apa elemenmu?” Amatera bertanya sambil mengeringkan rambut pirang keemasannya dengan sedikit kekuatannya.

Airélle menghela napas berat. “Ya, itu masalahnya. Aku ini manusia murni, yang terlahir tanpa elemen.”

ㅤㅤㅤㅤㅤ〔 TO BE CONTINUE 〕

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   18 . The Lios is Nice

    “Aku tidak jadi izin ke Mr. Grevin.” putus Airélle.Sontak saja dua sahabatnya itu menoleh padanya.“Kau serius?” Amatera memastikan, dan dijawab dengan anggukan kepala Airélle.“Tidak takut jadi santapan singa itu?” tanya Kareen, sedikit menggoda Airélle. Setidaknya ia harap bisa menggoyahkan Airélle, karena bagaimana pun, dia juga cemas akan keselamatan sahabatnya itu.Menanggapi pertanyaan Kareen, Airélle bergidik. Semoga saja dia tidak benar dijadikan santapan sarapan singa itu.“Itu sihir, ya? Singanya tidak habis-habis.” celetuk Airélle.Kareen di sebelahnya terkekeh. “Iya, itu ilusi mata.”“Menyenangkan....” gumam Airélle.“Bagaimana kau akan membunuh singa itu nantinya?” Amatera bertanya lagi.Airélle mengendikkan bahunya. “Aku tidak berpikir akan membunuhnya.”

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   17 . Fight Class

    Airélle menghadap cermin, menguncir rambutnya dengan sedikit tricky sehingga hasilnya terlihat lebih cantik.“Wow, bagaimana kau menguncirnya seperti itu, Airélle? Lebih tinggi dan cantik.” Kareen berkomentar.“Mau kulakukan juga ke rambutmu?” tawar Airélle. Maka, Kareen tidak akan menyia-nyiakan dengan menolaknya.Airélle meminta Kareen duduk menghadap cermin rias, lalu ia akan mengambil alih rambut coklat dengan sedikit helai berwarna hijau bergelombang itu.Amatera baru selesai dengan seragamnya. Ia mengamati Airélle yang menguncir rambut Kareen. Sedikit lebih menyusahkan dilihat dari caranya, tapi hasil tidak mengkhianati usaha.“Kalian berdua tampak lebih segar dengan bentuk kuncir itu.” Amatera berkomentar tepat setelah Kareen memekik senang atas hasil rambutnya.“Ame!” Kareen berseru, masih senang. “Kau juga harus mencoba ini. Ayolah, kita bertiga

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   16 . Aaric’s Room

    Gadis itu melangkah dengan tergesa - gesa menyusuri rak demi rak buku menjulang yang memadati perpustakaan.Karena ia tidak bisa berteleportasi seperti penduduk Fantasia lainnya, dengan bermodalkan ilmu komunikasinya yang menanyai setiap orang yang ia temui di koridor mengenai keberadaan Pangeran Orion akhirnya membuahkan hasil.Langkah itu semakin cepat ketika melihat punggung familiar di depan sana tengah membolak - balikkan lembar tiap lembar buku usang.“Aaric!” Airélle berseru.Laki-laki itu menoleh. “Ada apa?”Airélle mencebik. “Kau bilang untuk menemuimu—”“—jika kau sadar ada sesuatu yang kau butuhkan. Jadi, apa yang hilang dan kau butuhkan?” sela Aaric dengan wajah tanpa dosanya.Airélle menggeram kecil. “Kalungku hilang! Kalung yang kutunjukkan padamu hari itu. Aku butuh... siapa tahu kalung itu bisa membawaku kembali lagi ke Chicago!&rdqu

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   15 . The Necklace

    “AIRÉLLE!!”Kedua gadis itu, Kareen dan Amatera, berseru bersamaan ketika melihat satu bagian dari mereka menunjukan pergerakan pasti.Kelompak mata itu perlahan terbuka. Maniknya yang segelap malam justru seakan berkilauan diterpa sinar mentari.Airélle kembali mengerjapkan matanya.“Oh Gods! Airélle, akhirnya kau sadar!” Kareen langsung berhambur memeluknya.Amatera dengan sigap menarik Kareen agar melepaskan pelukannya pada Airélle.“Jangan membuatnya sesak napas, Reen.” katanya, sukses mengundang kekehan dari Airélle.“Kau sudah tidak apa-apa?” Amatera bertanya, mengabaikan gerutuan Kareen yang merajuk padanya.“Badanku... terasa lemas.” jawab Airélle pelan.“Serius, Airélle!” Kareen menatap lekat-lekat pada Airélle, memberitahu ia tak ingin dibantah. “Jangan tinggalkan sarapanmu, maka

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   14 . Healings

    Azrival akhirnya izin pamit undur diri, dia beralasan akan menemui Panglima Fantasia, meskipun niat sebenarnya adalah memberikan waktu berdua kepada dua orang yang paling dihormati di Fantasi, Raja dan Ratu.Sepeninggal Azrival, Raja Galant berjalan lebih mendekat lagi pada Ratu Eliza. Di jarak dekat, beliau bisa melihat wajah khawatir istrinya yang belum pernah Eliza tunjukkan padanya lagi selama belasan tahun.Raja Galant menyampirkan lengannya pada pundak Ratu Eliza. Mengusapnya, menghantarkan ketenangan di sana.“Kau akan menemuinya?” tanya Raja Galant, pelan dan dalam.Ratu Eliza menggeleng sekali lagi. “Tidak, suamiku. Aku belum siap.”“Berikan dia pengertian perlahan. Kau harus menemuinya, Eliza.” Raja Galant memberitahu.“Aku hanya takut, dia tidak bisa menerimaku sebagai ibunya. Dia sangat menyayangi Giovany dan Federick, dia pasti sulit menerima kenyataan ini.” ungkap Ratu Eliza.

  • AIRÉLLE : Puzzle of Fantasy World   13 . The Bad Plan Has Failed

    Aaric memutuskan untuk benar - benar pergi dari sekitar air mancur halaman sisi barat akademi ketika melihat Airélle beranjak dari duduknya. Gadis light blonde itu menepuk-nepuk bagian belakangnya yang ia pikir kotor. Aaric membalik badannya, berniat berjalan dengan arah yang berlawanan dengan Airélle. Memberikan waktu sendiri bagi gadis itu. Tentunya, sebelum insting istimewanya menyala. Aaric kembali berbalik, dan melihat Airélle tengah kewalahan menjaga keseimbangannya. Gadis itu tumbang. Hampir jatuh dan merasakan sakit di badannya apabila Aaric tidak segera menangkap tubuhnya. “Airélle? Kau mendengarku? Hey, bangun.” Aaric menepuk - tepuk pelan pipi itu, tetapi Airélle hanya diam menutup mata rapat. Dia pingsan. Dengan segera Aaric mengangkat tubuh Airélle di gendongannya. Membawa Airélle sesegera mungkin ke unit kesehatan. Koridor - koridor akademi nampak sepi. Dan tiba - tiba suara gadis menyerukan namanya. Aaric melihat di depa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status