Share

03 . Different. Special or Not?

Mari lupakan fakta bahwa ia terdampar ke dimensi— ah, dunia lain, atau apapun itu. Nyatanya saat ini Airélle sedang sibuk mengamati dan mengagumi setiap inci bangunan dari akademi megah yang dipijakinya.

Pemandangan segar, suasana asri, bangunan megah— tinggi menjulang juga sangat luas, sentuhan ornamen unik yang khas. Airélle tidak pernah menemukan tempat seperti ini di Chicago. Satu-satunya yang ada di bayangannya adalah film adaptasi dari fiksi karangan J. K. Rowling. Oh tunggu, apa dia akan bertemu Harry Potter di sini?

Terlalu asyik melamun membuat Airélle terperanjat kecil saat Mr. Ernest mengetuk sebuah pintu kaca— bukan kaca polos, ah, bagaimana menjelaskannya. Seperti ada pantulan air dari kolam di pintu kaca itu, mengesankan.

Setelah mendengar sahutan dari dalam, Mr. Ernest memberi kode agar Airélle mengikutinya masuk ke dalam ruangan itu.

“Dia memiliki keistimewaan seperti kita, jadi saya berpikir untuk membawanya ke akademi.” ujar Mr. Ernest tanpa basa-basi kepada seorang pria yang tengah sibuk dengan setumpuk kertas di mejanya.

“Dari mana ia berasal?”

Pertanyaan pria itu membuat Airélle mengerjap. Bagaimana ia menjawabnya? Dari Bumi? Oh tunggu, memangnya di planet mana sekarang ia berada? Dari dunia manusia? Tunggu, tunggu! Memangnya mereka bukan manusia? Cukup, Airélle pusing sekarang.

“Dia bilang, dia tersesat.” Mr. Ernest akhirnya menjawab.

Pria itu berhenti berkutik dengan kertas, dan menoleh ke arah Mr. Ernest. “Tersesat? Bagaimana jika dia dari Hellger?”

“Penduduk Hellger...” Mr. Ernest menyahut cepat. “...tidak dapat menemukan akademi.”

“Baiklah.” Pria itu mengangguk dua kali. Kemudian menatap intens pada Airélle. “Elemen apa yang kau punya?”

“Eh?” Airélle spontan tergagu. Elemen? Apanya yang elemen! Dia adalah manusia normal, manusia biasa yang hanya menggunakan energi untuk beraktivitas sehari-hari.

“Itulah, Mr. Vorded, dia... berbeda.”

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ 。 。 。

Airélle turut berhenti saat Mr. Ernest yang memimpin jalannya berhenti melangkah di depan sebuah pintu— tepatnya kamar asrama dengan ukiran angka 912. Sejujurnya ia masih merasa mual karena tadi berteleportasi hingga ke lorong dekat elevator lantai 20.

“Ini adalah kamar asramamu.” pria dewasa itu berujar. “Suatu kebetulan kau datang tepat saat tahun ajaran baru akan dimulai. Semua seragam dan peralatan belajarmu sudah tersedia.”

Airélle bergerak sedikit gelisah, hingga akhirnya kalimat itu ia lontarkan. “Tidak bisakah Anda memulangkanku saja?”

Mr. Ernest mengernyit. “Dimana rumahmu?”

“Di Chicago....” balas Airélle pelan.

“Chi... apa? Dimana itu?”

“Tempat ini yang dimana?” Airélle bertanya dengan sedikit jengkel. Oh Tuhan, bahkan mereka berbicara dengan bahasa Inggris. Kepala Airélle benar-benar ingin meledak setelah mengalami semua ini.

Dia benar-benar seperti terdampar, entah ke dimensi atau dunia lain. Airélle tidak mengerti hal semacam ini. Dia bukan Aurora atau Donna yang tidak pernah tertinggal setiap seri karya dari J. K. Rowling mengenai dunia sihir.

“Ini di Negeri Fantasia, sudah kukatakan bukan?”

Airélle menghela napas berat. “Baiklah, terserah.” dia menyerah. Ia pikir untuk sementara ia bisa tinggal di asrama akademi ini sambil mencari cara agar pegasus di bandul kalungnya kembali berwujud dan harus mengantarkannya pulang ke Chicago. Atau mungkin dengan cara lain apapun itu.

Mr. Ernest tersenyum tipis. Sebenarnya ia juga memiliki banyak pertanyaan tentang asal-usul remaja yang berhadapan dengannya, namun ia urungkan. Selama Airélle tidak memiliki aura kejahatan, pikirnya semua itu tidak masalah.

Lantas Mr. Ernest mengetuk pintu kamar asrama itu beberapa kali. Tidak butuh waktu lama, pintu tersebut terbuka. Seorang gadis berpakaian kasual dengan rambut ikat ekor kuda muncul di balik pintu.

“Oh, selamat malam Mr. Ernest, ada apa?”

“Selamat malam.” Mr. Ernest membalas. “Aku mengantarkan teman sekamar kalian.”

Perhatian gadis itu teralih ke Airélle, seakan baru menyadari eksistensi gadis dengan rambut silver itu. Gadis berkuncir itu tersenyum pada Airélle. Dan dengan sedikit kikuk, Airélle membalas dengan senyuman pula.

Mr. Ernest menoleh pada Airélle. “Jika kau kebingungan atau ingin bertanya, tanyakan pada teman sekamarmu. Mereka akan membimbingmu.” katanya, kemudian ia beralih pada si kuncir kuda. “Aku akan pergi, tolong bimbing dia.”

Tepat setelah Airélle dan gadis berkuncir kuda itu mengangguk mengiyakannya, Mr. Ernest berteleportasi pergi dari sana.

“Hey, ayo masuk.” ajak si kuncir kuda.

Airélle melangkah masuk ke dalam kamar tersebut, bertepatan dengan itu seseorang baru saja keluar dari kamar mandi yang ada di dalam kamar.

Manik oranyenya berbentur tatap dengan manik Airélle. “Siapa dia, Kareen?” tanyanya spontan pada teman sekamarnya.

“Teman sekamar kita. Tadi Mr. Ernest mengantarkannya.” si gadis berkuncir menjawab. Ia mendudukkan dirinya di salah satu meja belajar minimalis di sana. Setelahnya, ia tersenyum bersahabat pada Airélle. “Namaku Kareen Flowxyelle, ah, elemenku Elf. Dan dia Amatera Aurin, pengendali elemen api matahari dan cahaya.”

Airélle mengatupkan bibirnya mendengar perkenalan dari Kareen. Ia berdehem singkat sebelum mulai memperkenalkan dirinya juga. “Aku... Namaku Airélle Panemorfi.”

“Apa elemenmu?” Amatera bertanya sambil mengeringkan rambut pirang keemasannya dengan sedikit kekuatannya.

Airélle menghela napas berat. “Ya, itu masalahnya. Aku ini manusia murni, yang terlahir tanpa elemen.”

ㅤㅤㅤㅤㅤ〔 TO BE CONTINUE 〕

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status