Share

Bab 8

Author: Siti_Rohmah21
last update Last Updated: 2021-08-25 13:39:11

POV Ana

Aku bergegas pulang ke rumah, ingin segera mengetahui kejutan apa yang telah papa siapkan untukku? Sudah setahun berpisah darinya, kini hari-hariku penuh dengan kejutan-kejutan. 

Kulajukan mobil dengan kecepatan sedang, agar sampai di rumah dengan selamat. Kebetulan jarak dari rumah Lita ke perumahan tempat papa tinggal tidak terlalu jauh.

Setibanya di rumah, ternyata kejutan manis itu adalah kedatangan Sinta, adikku. Lama tak jumpa dengannya, kini ia sudah memiliki gelar sarjana.

"Halo, Kak!" sapanya.

"Hai, kamu cantik sekali hari ini," sahutku sambil memujinya. Kemudian aku melihat ke sekeliling rumah yang penuh dengan meja dan kursi. Ada persiapan apa ini? Rasanya terlalu berlebihan jika menyambut kedatangan Sinta mengundang orang. Terlihat dari kursi yang dipersiapkan sebegitu banyak.

"Hari ini akan banyak kejutan untukmu, Sayang. Kedatangan Sinta hanya kejutan kecil yang Papa berikan," sambung papa sembari menghampiriku.

"Oh ya, ini ada acara apa?" tanyaku penasaran.

"Kamu ingin tahu jati diri Lita sesungguhnya?" tanya papa.

"Ya, tadi aku ke rumahnya, tapi tidak ada di tempat," jawabku.

"Sebentar lagi, ia yang akan datang ke sini, dan kamu akan mengetahui siapa Lita sesungguhnya." Aku menautkan kedua alisku yang tebal. Rasanya ada yang aneh dengan pernyataan papa. Sinta pun ikut tersenyum mendengar ucapan papa.

Tidak lama kemudian, Pak Gilang datang. Ia juga turut hadir di sini. Setelah menit demi menit berlalu, semakin banyak yang hadir, aku pun terperangah dengan apa yang aku saksikan saat ini. Sudah ada papa dan mama di hadapanku yang berpakaian resmi.

"Pah, Mah, ada apa ini?" tanyaku semakin penasaran.

"Kamu bersiap di sini, ada undangan rapat terbuka. Oh ya, jangan sampai kamu lepas dari Gilang. Anggap saja pernyataan Zaki tentang tuduhanmu dan Gilang itu benar," pesannya sebelum ia naik kembali ke lantai atas bersama mama.

"Sinta, kamu tetap di sini temani Kakakmu, hanya saja agak sedikit jaga jarak," imbuhnya dan akhirnya mereka naik ke lantai atas.

Aneh, ada para tamu mereka malah naik ke atas. Aku disuruh olehnya tetap berada di dekat Pak Gilang. Begitu pula dengan Sinta, ia disuruh papa untuk tetap di sini menyaksikan rapat terbuka yang akan dipandu oleh Pak Gilang.

Tidak lama kemudian, aku dikejutkan kedatangan kedua orang yang telah berkhianat terhadapku. Mas Zaki dan Lita, mereka termasuk tamu undangan papa. Ada rasa cemburu sedikit, tapi aku coba tepis dan menguburnya dalam-dalam.

Pak Gilang pun mulai naik ke atas panggung, ia menjadi pembawa acara dalam rapat terbuka ini.

"Hadirin sekalian, selamat datang dalam pertemuan terbuka ini. Rapat ini terbuka karena akan membicarakan bisnis properti baru dari atasan saya," pungkasnya dalam membuka acara ini.

"Untuk itu, akan saya panggilkan pemilik perusahaan terkemuka di kota ini, sekaligus pemilik bisnis properti terbesar saat ini," imbuhnya lagi. Aku semakin gemetar saat Pak Gilang akan memanggil pemilik bisnis properti, apakah papa sedang menjalankan bisnis ini? 

Setahu aku, bisnis yang akan papa berikan padaku adalah PT. Asam Manis Makmur. Sebuah perusahaan yang memproduksi makanan. Cukup terkenal di kota ini.

"Saya panggilkan Bu Sinta Meylani. Ia adalah pemilik bisnis properti saat ini. Mari kita sambut kedatangannya ke atas panggung." Astaga, ternyata bisnis properti yang disebutkan Pak Gilang itu akan dikelola oleh adikku. Syukurlah, aku tidak bakat mengurusi tentang properti.

Tepuk tangan dari tamu undangan pun terdengar meriah, mereka menyambut Sinta adikku untuk segera naik ke atas panggung. Aku pun turut berdiri saat ia menaiki panggung tempat Pak Gilang berada saat ini. Setelah itu, Sinta pun memberikan sambutan sepatah dua kata kepada para tamu.

Terlihat dua sosok yang sangat aku benci berada di depanku. Meskipun sedikit jauh, tapi sorotan mata Mas Zaki terkadang melirik ke arahku. Entah apa yang sedang ia pikirkan tentang aku.

"Saudara sekalian, perkenalkan saya Sinta. Terima kasih banyak atas kedatangan para tamu undangan, apalagi para vendor yang datang. Untuk itu saya akan memberi tahu pada kalian semua di dalam rapat terbuka ini, bahwa bisnis ini akan bekerja sama dengan PT. Keramik Jaya. Untuk perwakilan dari pemilik PT. Keramik Jaya, saya persilahkan untuk naik ke atas panggung!" panggil Sinta.

Aku mencari sosok yang Sinta panggil. Siapa yang ia maksudkan? Aku cari dari sudut ke sudut, tapi tidak ada yang bergerak naik ke atas panggung. Malah yang terlihat sedang bersiap-siap adalah Lita. 

Kemudian, langkah Lita perlahan maju dan selangkah dua langkah ia tapaki. Aku menghela napas panjang, terlihat di depanku ada Mas Zaki yang tersenyum tipis melihat sosok wanitanya naik ke atas panggung bersama adikku. Ia tidak mengetahui bahwa yang memanggil Lita adalah adik kandungku.

Aku sedikit terperangah melihat Lita yang maju ke atas panggung. Bisa saja ia perwakilan dari perusahaan tersebut. Siapa tahu ia hanya mantan sekretaris di sana.

"Terima kasih untuk Bu Sinta. Perkenalkan nama saya Lita Zafirah, anak dari pemilik PT. Keramik Jaya, Pak Farid Suntoso. Senang sekali atas undangannya ini, semoga kerja sama kami berdua bisa terus terjalin," tuturnya dengan amat bangga.

Aku tersenyum tipis menyaksikan sambutan dari Lita, yang ternyata adalah anak dari pemilik PT. Keramik Jaya. Pantas saja Mas Zaki lebih memilihnya, mungkin karena setahu dia, Lita lah yang berharta. Mas Zaki tidak tahu, bahwa yang diajak kerja sama oleh Lita adalah adik kandungku. Bisnis properti yang dijalankan hanyalah sebagian kecil bisnis papaku yang diwariskan kepada Sinta.

Aku merasa ini adalah sandiwara yang konyol. Bayangkan saja, aku menipu orang lain dengan berpura-pura sebagai anak jalanan, dan ternyata orang yang aku tipu pun melakukan hal yang sama. Ternyata aku tidak sendirian, Lita pun melakukan hal yang sama sepertiku. Namun, perbedaannya adalah, Lita terlalu b*doh mau dimanfaatkan oleh Mas Zaki.

Tepuk tangan pun terdengar keras dari arah Mas Zaki. Ia sangat bangga sekali melihat istri keduanya tengah berpidato layaknya pebisnis paling handal di kota ini.

"Terima kasih banyak atas sambutannya untuk Bu Sinta dan Bu Lita. Sekarang, saya akan panggil pemilik perusahaan terkemuka di kota ini. Pemilik PT. Asam Manis Makmur beserta sang istri. Beliau akan mengumumkan bahwa PT yang sudah lama dikelolanya akan diberikan kepada Puteri sulungnya."

Sebentar lagi papa akan turun dari lantai atas, dan mengumumkan bahwa akulah yang mewarisi PT. Asam Manis Makmur. Lihat saja respon mereka nanti setelah tahu papa yang akan baik panggung.

Bersambung

Bongkar sekarang nggak nih? Aduh malunya Zaki kayak apa ya kalau tahu Ana Melissa adalah pewaris perusahaan papanya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (25)
goodnovel comment avatar
Siti Hasni
suprise yg besar
goodnovel comment avatar
Florentina Tina
lanjutin kak, bagus banget ceritanya
goodnovel comment avatar
hardiana dian
bgus ceritany. sy suka
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 39 Ending

    Bab 39POV AnaKetika kami sedang berbincang-bincang, dan menyantap hidangan yang telah tersaji di hadapanku. Tiba-tiba Lita menghubungiku, ada apa ya kira-kira? Aku angkat teleponnya, sepertinya mereka sedang bertengkar. Buktinya Mas Zaki tak mau disebutkan sedang bersama dengannya."Halo, Lita, ada apa?" tanyaku tanpa basa-basi. Pasti ini hal penting, bukan hal main-main."Ana, aku sulit menghubungi Mas Zaki. Ya Tuhan, anakku meninggal dunia barusan dokter mengabarkan, ia melemah tadi, lalu tidak kuat," tuturnya membuatku terkejut. Astaga, rupanya bayi prematur yang dilahirkan Lita sudah tak bernapas. Bibirku pun kaku, sulit untuk berkata apapun.Setelah Lita bercerita, aku pun sontak mematikan teleponnya. Mataku sedikit berair, merasa bersalah atas kejadian yang menimpanya ini."Ana, ada apa?" Mas Zaki terus menerus menanyakan apa yang Lita katakan."Mas, bayi itu meninggal," ujarku padanya.Aku menghela napas, begitu pun de

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 38

    Bab 38POV Zaki"Maaf, Anda siapa ya? Ada keperluan apa ke sini?" tanyaku penasaran. Sebab, wajahnya tak pernah kulihat sebelumnya."Mas, ini laki-laki yang sudah beristri itu," jawab Yuni tertunduk. Dadaku bergetar hebat, tanganku tiba-tiba mengepal. Namun, saat melihat wajah Yuni, tak tega rasanya melakukan kekerasan di hadapannya."Jadi, kamu yang mempermainkan adikku?" selidikku."Ya, aku orang yang dirayu adikmu," sahutnya membuat darah ini semakin mendidih. Namun, lagi-lagi wajah Yuni yang memelas di hadapanku membuat tangan ini hanya mengepal tak kuat melampiaskan."Mau apa lagi kamu ke sini?""Aku ingin Yuni segera menggugurkan kandungannya, sebelum istriku dan keluarga besar mengetahuinya," terangnya.Plak ....Tak tahan lagi aku menahan emosi yang sudah meledak, tangan ini melayang ke pipi laki-laki songong itu. Bibirnya pun berdarah kala aku memukulnya dengan sekuat tenaga."Mas, tolon

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 37

    Bab 37POV ZakiPonselku berdering kembali, kini kurogoh dengan cepat agar tidak keburu mati lagi. Kulihat ke arah layar ponsel, ternyata Ana yang menghubungi."Halo, Ana, ada apa?" tanyaku masih dalam keadaan gemetar. Sebab, belum berhasil lihat wajah di balik kain putih itu."Mas, Yuni bersamaku, ia sudah kuantar pulang," celetuknya membuatku bernapas lega. Berati wanita yang berada di balik kain putih itu bukanlah Yuni. Ia sudah dibawa pulang oleh Ana."Ana, kamu membawanya pulang ke rumahku, kan? Aku mohon, tolong jangan tinggalkan Yuni sendirian, please!" pintaku. Dengan amat sangat, aku mengharapkan Ana menemani Yuni di rumah."Maaf, Mas. Aku tidak bisa, sebentar lagi ada meeting dengan klien, tapi aku sudah suruh bodyguard Papa untuk berjaga di depan rumahmu sampai kamu dan Mama tiba di rumah," tolaknya. Aku tidak bisa berharap lebih padanya. Ana sudah mau menolong Yuni saja aku seharusnya berterima kasih."Maaf ya, Ana. Aku me

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 36

    Bab 36POV ZakiBerita tentang Yuni kini tersebar di mana-mana. Akun sosial medianya pun ia tutup karena sudah meresahkan keluarga. Mama tak bisa bicara apa-apa, karena sejak berita itu muncul, Yuni pergi meninggalkan rumah."Mah, sebenarnya aku sudah tahu mengenai berita Yuni ini," ungkapku akhirnya membuka rahasia ini."Maksud kamu bagaimana?" tanya mama masih belum paham. Rupanya ia masih berharap bahwa berita ini adalah tidak benar."Mah, berita ini benar, dan saat ini Yuni sedang bersembunyi," sahutku lagi.Mama terdiam, matanya sudah berkaca-kaca saat mendengar penuturanku tentang Yuni. Lita yang baru pulih dari sakitnya pun menghela napas."Lalu bagaimana keadaannya?" tanya mama penasaran."Yuni hamil, Mah. Suami yang disebut-sebut menghamilinya itu memang pengusaha, tapi seenaknya ia meninggalkan Yuni, ini dikarenakan ia tak punya bukti apapun," sambungku membuat lutut mama tiba-tiba lemas. Ia mencari kursi untuk bersan

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 35

    Bab 35Aku berusaha tenang, terus berjalan ke arah Lita. Hati ini berusaha melawan rasa sakit hati atas pengkhianatannya padaku."Ana, maafkan atas segala kesalahanku," ucapnya membuatku dan Sinta saling beradu pandangan. Seorang Lita yang tak pernah mengucapkan kata-kata maaf, kini kata-kata itu terdengar merdu di telingaku?"Aku tidak salah dengar? Lita, ini kamu?" Aku benar-benar tidak menyangka bahwa ia telah dibukakan pintu hatinya."Tidak, Ana. Aku sungguh menyesal telah mengkhianatimu, dengan merebut Mas Zaki dari sisimu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.Rasa bahagia pun sontak mengiringi pertemuanku dengan Lita. Tubuhnya yang masih terbaring di ranjang rumah sakit, membuatku yang harus mendekatinya lebih dekat lagi.Aku memeluknya erat, dan menangis sesegukan. Menyesal pasti ada, telah balas membalas rasa sakit hati yang telah ia torehkan. Begitu pula dengan Mas Zaki, aku yang memiliki dendam berapi-api kepadanya, kini menyesali ke

  • AKU ANAK ORANG KAYA, MAS!   Bab 34

    Bab 34"Angga, ternyata elo pengkhianat, kenapa lakukan ini pada gue?" teriak Mas Zaki tak menghiraukan tempat. Seharusnya ia bisa jaga emosi di rumah sakit."Jangan ribut di rumah sakit!" sentak Pak Farid saat melihat pertikaian Mas Zaki dengan laki-laki yang ternyata bernama Angga itu. Mereka pun menghentikan perkelahiannya.Aku menyaksikan kedua orang yang ternyata berteman. Lita memilih Angga agar ia bisa memiliki anak dan mengaku anak itu adalah benih cinta Mas Zaki. Kutepis pikiran buruk tentang Lita untuk sementara, karena ia sedang berjuang antara hidup dan mati.Seorang suster pun keluar dari ruangan observasi. Ia memberikan kabar terbaru kondisi Lita."Pak, Bu, alhamdulilah pasien Lita sudah melewati masa kritisnya, silahkan untuk keluarga, segera urus ruang rawat inapnya," ungkap suster seketika membuat kami yang berada di depan ruang observasi menghela napas panjang.Syukurlah kalau begitu, aku sudah tenang atas kabar yang telah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status