Share

Wali

Aku yakin sudah memberikan penolakan yang sangat tegas pada Pak Prana. Aku juga sudah melukai hatinya dengan kata-kataku. Entah dengan maksud apa pria tua itu kembali menemuiku malam ini.

“Aku harusnya sudah tidur sekarang,” kataku padanya.

Tidak ada basa-basi dalam kata-kataku. Aku hanya ingin pria ini menyingkir segera dari dalam kamarku.

Namun, Pak Prana tidak bergeming berdiri di depan pintu yang tertutup separuh. Kepalanya tertunduk ke bawah. Sesekali ada gerakan sentakan di lehernya, seperti ia telah menemukan kata-kata untuk dikatakannya padaku. Namun sentakan itu tidak membuat kepala milik Pak Rana menegak dengan cepat.

“Ada apa, Pak?”

Yang kuinginkan hanya tidur saat ini, tidak yang lain.

“Aku akan jadi walimu saat menikah nanti!”

Pemberitahuannya mengejutkanku. Kantuk yang sejak tadi berusaha aku tahan mendadak lenyap seketika. Aku berdiri dari sisi ranjang yang kududuki sejak awal. Kemudian aku mempeolototi Pak Prana.

“Kenapa harus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status