Pov Ibu MertuaAku harus bisa membuat Dimas kembali lagi ke rumah ini. Dan aku berharap dia kembali ke rumah ini sendiri tanpa Nining.“Dimas kamu ga bisa tinggal di rumah ini lagi? Ibu kesepian dim dirumah sebesar ini sendirian.” Ucapku memelas untuk mencari perhatian putra kesayanganku ini.“Ibu kan tahu dimas ga bisa lihat ibu dan nining adu mulut terus tiap hari. Kapala dimas rasanya mau pecah kalau mendengar perdebatan kalian berdua. Ini pilihan yang tepat agar Ibu dan Nining berjauhan untuk menghindari konflik diantara kalian. Ibu paham kan? Aku ingin yang terbaik buat Ibu dan Nining.”“Ya udah terserah kamu deh, yang penting setiap makan malam kamu harus makan disini. Kalau kamu ga makan malam disini ibu ga mau makan.” Ancamku pada Dimas.“Iya bu, Dimas janji sama ibu.” Pintaku pada dimas sebelum dia meninggalkan rumah ini untuk tinggal bersama istrinya di sebuah rumah kontrakan sederhana.Aku harus mendekatkan Zulaikah sama Dimas, kulihat sepertinya perasaan Zulaikah sama Dima
Hari ini aku melihat wajah bahagia ibu ketika kami makan malam bersama Zulaikah. Dia begitu perhatian terhadap ibu, melayani ibu makan. Nining dulunya juga perhatian begitu sama ibu, tapi ibu selalu menolak kebaikan Nining. Aku sedih melihat wajahnya sedih menerima penolakan dari ibu. Tapi akupun tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa menyaksikan semua itu terjadi di depan mataku.Aku sangat menyayangi Nining sebagai istri, tapi aku juga menyayangi dan menghormati ibu sebagai orang tuaku. Aku sangat bahagia jika bisa melihat mereka bisa saling menyayangi satu sama lain. Tapi ternyata hari ini aku merasa seperti gagal menjadi suami dan anak yang baik. Aku melihat ibu bahagia dengan wanita lain. Wanita yang merupakan masa laluku.Wanita itu begitu baik mau melayani ibu yang bukan siapa-siapa baginya. Aku pun sudah lama sekali melihat wajah ibu sebahagia itu. Apa yang harus aku lakukan? Jika aku mengikuti keinginan ibu maka aku akan menyakiti nining, jika aku memilih nining aku tidak
Apa sebenarnya yang terjadi di rumah ibu mertua? Kenapa perasaanku tidak tenang begini? Tidak mungkinkan mas Dimas melakukan hal-hal yang buruk selama di rumah ibunya. Itukan rumah ibunya, itu harusnya menjadi tempat yang aman untuk dirinya. Kenapa aku yang tidak tenang begini? Apa ada yang disembunyikan mas Dimas dariku?Karena merasa tidak tenang aku memutuskan untuk ke rumah ibu mertua, meskipun tadi sore aku sudah kesana. Perasaan tak tenang ini begitu menggangguku.Kulajukan motorku dengan kecepatan sedang, aku memarkirkan motor di jalan. Jaga-jaga kalau terjadi sesuatu biar bisa langsung jalan.Saat memasuki halaman rumah ibu aku mendengar tawa yang penuh dengan kebahagiaan.“Kenapa mereka tertawa begitu bahagianya? Tapi sepertinya suaranya lebih dari dua orang.” Gumamku dengan keheranan. Aku masuk ke rumah ibu mertuaku seperti pencuri yaitu dengan cara mengendap-endap. Kulihat di depan sana ibu dan mas Dimas tertawa dengan bahagianya ka
“Mas tadi bu RT bilang ke aku kalau di rumah ibu ada zulaikah. Kok kamu ga pernah cerita sama aku?”“Aku ga enak bilangnya sama kamu, selama ini dia yang nyiapin makan malam buat aku sama ibu.”“Kamu ga kasihan mas sama dia?”“Kasihan kenapa?”“Kamu ga ada hubungan sama dia, tapi dia nyiapin makan malam buat kalian dan tetangga pasti berfikiran jelek tentang Zulaikah. Kamu membuat dia terlihat sebagai wanita ga bener dengan terus berkunjung ke rumah ibu ketika ada kamu disana, apalagi sampai malam hari. Kecuali kalau kamu tidak ada disana pasti para tetangga akan menilai Zulaikah baik karena mengurus janda tua. Tapi aku sama kamu pasti terlihat jelek karena tidak mengurus ibu.”“Terus apa yang harus mas lakukan Ning? Melarang dia berbuat baik sama ibu?” Tanya mas Dimas frustasi.“Itu terserah kamu, yang jelas kalau kamu memang ada hubungan special sama Zulaikah leb
“Mas hari ini aku lembur, mungkin sampai rumah Ibu jam tujuh malam”“Ya udah nanti juga mas dari kantor jam tujuh, biar kamu ga salah paham lagi sama mas. Kamu hati-hati di jalan ya Ning, ga usah ngebut-ngebut.”“Iya mas, kamu tenang saja. Tumben peka bisa menjaga perasaan istri segala.”“Ga papa mas pusing kalau kamu udah ngomel-ngomel ning.” Ujarnya polos.“Ya sudah kalau begitu, aku tutup ya mas telfonnya. Kamu yang semangat kerjanya, ingat cicilan mobil masih empat tahun lagi.”“Iya ning kamu ga usah ngoyo kerjanya, aku ga mau kamu sakit. Assalamu’alaikum.”“Waalaikum salam mas.”“Tumben kamu ning telfonan sama mas suami.” Goda Nita padaku.“Ya ngga papa dong Nit, kamu juga boleh kalau mau telfon suami kamu.” Ujarku kalem.“Kamu itu ga usah sok polos Ning, pura-pura lupa kalau suamiku lagi menangani proyek di tengah hutan. Susah sinyal say.”“Hahaha kasihan yang di tinggal ke hutan. Udah ah sana balik lagi ke meja kamu, biar kita bisa pulang lebih awal.”“Iya iya yang mau makan ma
Seminggu sudah kejadian itu berlalu, kulihat Mas Dimas selalu murung. Mungkin dia memikirkan ibunya yang sendirian di rumah besarnya. Aku juga tidak menanyakan apakah mbak Zulaikah masih sering kerumah ibu atau tidak.“Mas senin kamu nanti WFH kan? Kamu kerja di rumah ibu aja, biar ibu ada temennya.”“Apa kamu ga papa Ning?”“Ya ga papa dong mas, biar bagaimanapun juga beliau adalah ibu kandung kamu Mas. Tapi kalau udah sore kamu cepet-cepet pulang ya. Aku ga mau kamu bersendau gurau sama mbak Zulaikah.”“Cemburu kamu dek? Ga usah cemburu karena aku adalah milikmu selamanya.”“Halah gombal kamu Mas.”“Kok gombal sih Ning, Mas serius Ning. Mas akan pegang janji setia kita sampai nanti maut memisahkan kita. Kita saling menguatkan ya Ning demi keluarga kecil kita. Dan mudah-mudahan Allah segera menitipkan malaikat kecil buat kita.”“Amin mas, semoga Allah ijabah do’a kita agar segera memiliki momongan ya mas.”“Gimana kalau kita periksa ke dokter aja mas? Periksa kesuburan kita berdua, a
Kami berdua pergi ke Dokter specialis untuk memeriksa kesuburan kami.“Selamat siang ibu Nining dan bapak Dimas, untuk pemeriksaan kesuburan silahkan bapak dan ibu ikuti suster untuk pengambilan sampel ya.” Ucap dokter joko kepada kamu dan menunjuk dua suster.Aku dan mas Dimas mengikuti instruksi dokter, kami masuk ke dalam bilik yang berbeda untuk pengambilan sample kita berdua.“Baik bu Nining dan bapak Dimas nanti tiga hari lagi bisa kesini lagi ya. Untuk pengambilan hasil labnya. Karena hasilnya tidak bisa langsung keluar. Paling cepat tiga hari ya. Nanti akan dikabari oleh admin dari rumah sakit kami. Kami berharap hasil pemeriksaan kesuburan dari bapak dan ibu normal semua.”“Baik terima kasih dok.”Kami berdua keluar dari ruang dokter dan kembali ke rumah kontrakan kami.“Mas gimana kalau ternyata aku ga subur mas?”“Kamu jangan bicara yang tidak-tidak Ning, kita berdua pas
“Bagaimana aku mengatakan hasil pemeriksaan ini kepada mas Dimas? Apa aku harus bilang kalau aku yang mandul? Tapi kalau aku bilang aku mandul maka mas Dimas pasti akan disuruh ibu untuk menikah lagi.”“Ah sudahlah lebih baik aku menemui mas Dimas di rumah ibu mertua.”Aku menuju parkiran rumah sakit dengan pikiran yang berkecamuk. Entah apa yang akan terjadi pada rumah tanggaku ini. Seakan makan buah simala kama apa yang akan aku putuskan akan menghancurkan rumah tanggaku. Tetapi aku tidak ingin kesehatan mental mas Dimas terganggu karena hasil ini.Sepertinya akan lebih baik jika aku yang mandul, asal mas Dimas tetap setia padaku pasti semua akan baik-baik saja. Aku memasukkan hasil pemeriksaan kami ke dalam tasku. Mas dimas tidak perlu tahu hasil yang sebenarnya. Dan ku tidak akan pernah mengatakan hasil ini kepada siapapun, aku harus menjaga aib mas Dimas.“Assalamu’alaikum”“Waalakum salam Ning&r