Share

AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?
AKU BUKAN PEWARIS TAHTA?
Penulis: Arsyiza

Surat Misterius

Bruuukkk...

Anna menjatuhkan badan di sofa usang peninggalan mendiang ayahnya. Ia kelelahan setelah mengirimkan roti ke banyak tempat hari ini. Ia memang terbiasa lembur di hari Sabtu karena banyaknya orderan. Orang-orang biasa memesan untuk menghabiskan malam minggu.

Menurutnya malam ini lebih merepotkan dibanding hari sabtu biasanya. Sabtu ini ia harus bekerja di lapangan sebagai kurir pengantar roti. Karena tadi pagi ia terlambat 3 menit saat ceklok. Bagi siapa saja yang terlambat datang harus bekerja di lapangan meski itu perempuan.

Anna memejamkan mata sebentar. Badannya sungguh lelah setelah dari pagi berkeliling seantero kota dengan panas terik yang menyengat. Hingga suara ketukan pintu membangunkannya.

"Permisi, nona, ada surat..", suara yang terdengar asing dari balik pintu.

Anna terdiam sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka pintu. Benar saja, itu suara pak pos.

"Terima kasih pak", Setelan menganggukkan kepala, pak pos berlalu pergi.

Anna masih terpaku di ruang tamu, sendirian. Ia adalah gadis yang mendadak menyandang status yatim piatu. Satu tahun lalu kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil. Kecelakaan itu merenggut semua yang ada. Keluarganya, kebahagiaannya, kenangannya, beserta semua kekuatan yang ada pada dirinya.

Anna adalah gadis cantik nan cerdas. Ia tinggal dalam keluarga yang bisa dibilang kalangan menengah. Ayahnya sebagai pengusaha roti yang sudah terkenal lama di Kota. Ibunya juga sebagai peracik resep roti yang handal. Keluarganya memiliki 3 cabang toko roti di berbagai kota. Dan secara mendadak kecelakaan itu merenggut segalanya.

Anna kembali memandangi amplop coklat di tangannya. Di depannya tertera lettermark Suryadinata Group.

"Suryadinata Group? perusahaan ternama?", dia dengan sigap membuka amplop coklat itu.

Dear Anna Aurelia,

Aku adalah kakekmu, Hadi Suryadinata. Aku turut berduka atas apa yang menimpamu. Atas meninggalnya anakku, Rosaline dan ayahmu. Mungkin bagimu aku adalah asing. Tapi aku secara pribadi mengundangmu untuk tinggal bersama kami. Aku ingin mengenalmu sebagai cucuku dan menebus semua dosa-dosa ku. Besok akan ada orang utusanku menjemputmu. Tinggallah bersama kami. Bersiaplah.

Anna melipat kembali surat itu dengan perasaan bimbang. Orang misterius yang mengaku sebagai kakeknya muncul secara tiba-tiba setelah 23 tahun silam. Selama ini orang tuanya tak pernah menceritakan apapun tentang kakek neneknya dari pihak ibu. Ia hanya tau tentang keluarga ayahnya yang berada di Turki. Sedangkan mengenai keluarga ibunya, kedua orang tuanya selalu merahasiakan sesuatu atau mengalihkan pembicaraan.

Anna meletakkan surat itu di laci ruang tengah. Ia tidak menghiraukan surat itu. " Barangkali ini adalah penipuan yang berkedok perusahaan ternama."

Ia lalu mengambil handuk dan mandi. Mengguyur seluruh tubuhnya yang letih. Ia berharap beban akhir-akhir ini hilang bersama air yang mengalir meluruhkan debu kotoran. Namun kenyataannya tidak.

****

Anna Aurelia, gadis berusia 23 tahun yang semula ceria berubah menjadi pendiam. Ia mengalami keterpurukan luar biasa. Orang tua yang amat menyayanginya pergi secara mendadak. Keluarga yang awalnya sangat hangat berubah menjadi sunyi. Ia tak mampu mengelola usaha milik orang tuanyaendirian di tengah musibah yang hampir merenggut nya juga. Tiga toko orang tuanya disita karena ia tak bisa membayar pinjaman modal usaha. Secara cepat seluruh peninggalan orang tuanya hilang. Meski ada beberapa oknum yang memang sengaja ingin menguasai toko peninggalan ayahnya. Anna merelakan begitu saja. Hidupnya kini tiada arti. Ia hanya ingin hidup sederhana dan semaunya. Hingga akhirnya surat itu datang.

Hari minggu, ia libur kerja. Ia sedang merapikan baju milik mendiang ibunya saat terdengar pintu diketuk. Ia membuka pintu dengan malas. Mengira itu adalah temannya Vania.

"Selamat pagi, dengan nona Anna?", Sapa seorang laki-laki tampan, berkacamata hitam dan berpakaian serba hitam dengan sepatu pantofel. Mengingatkan Anna dengan James Bond versi muda.

"Dengan siapa?"

"Saya utusan Hadi Suryadinata. Boleh saya masuk?", pria berusia 28 tahun itu meminta ijin.

"Maaf, saya tidak bisa mempersilahkan tamu laki-laki masuk. Silahkan duduk di sini". Anna mempersilahkan sambil menunjuk kursi besi yang ada di teras rumah.

Mereka duduk di teras. Anna mulai risau saat pria itu mengutarakan maksud kedatangannya.

"Saya diutus Mr. Hadi Suryadinata untuk menjemput anda. Anda adalah cucu beliau yang tak pernah mengenalnya."

Anna mengerutkan alisnya yang segaris indah, "Maaf, saya tidak bisa mempercayai anda. Ibu saya tak pernah menceritakan apapun tentang Kakek nenek saya sebelumnya."

Pria bertubuh tegap itu segera mengeluarkan berkas dari dalam amplop cokelat. "Silahkan dilihat"

Anna mengamati berkas-berkas yang berisi foto ibunya yang masih remaja. Terlihat dua orang laki-laki dan perempuan separuh baya, berwibawa. Anna sudah mengira itu adalah Hadi Suryadinata dan istrinya. Di samping wanita itu ada dua gadis remaja yang mengapitnya. Gadis cantik dengan rambut ikal blasteran eropa. Di belakangnya terlihat tiga laki-laki muda. Diantara anak-anak mereka, ibunya terlihat yang paling muda.

"Apakah ini keluarga ibuku?", tanyanya masih menatap foto itu.

"Benar. Anda adalah cucu dari Mrs.Anggun, ibu anda" Pria itu menjelaskan.

" Tidak, saya tidak bisa ikut. Ini satu-satunya rumah peninggalan orang tuaku. Setelah 23 tahun yang lalu dan secara tiba-tiba anda datang sebagai utusan Kakekku atau siapapun itu, bagaimana saya mempercayainya? lagipula, saya sudah nyaman tinggal disini." Gadis bermata coklat hazel itu menolak.

Pria itu melepas kacamatanya dan tersenyum. Matanya menyipit, terlihat semakin tampan. Ia lalu mengeluarkan ponsel. Kemudian ia menelepon seseorang. Ia hanya mengangguk kemudian melakukan video call dan mengarahkannya ke Anna.

"Kemarilah nak, kakekmu ingin mengenalmu. Disini kau akan lebih bahagia." Pria berusia 70 tahun dengan rambut putih itu terlihat berwibawa.

"Mohon maaf, kakek, atau siapapun anda, saya akan merasa jauh lebih baik jika dekat dengan kenangan orang tua saya. Jadi mohon maaf, saya tidak bisa memenuhi permintaan anda". Anna mempertegas. Pria itu hanya tersenyum dan menunduk.

"Kau memang beda, sifat ayahmu yang keras kepala rupanya kau warisi. Tapi sepertinya tidak dengan sifatnya yang penipu." Kakeknya berkata dengan setengah tersenyum sinis.

"Apa? siapa kau yang tiba-tiba datang dan mencela ayahku seorang penipu?" Anna mulai meradang.

Pria berpakaian hitam itu langsung mematikan teleponnya. Anna masih mengerutkan alisnya dan mengarahkan pandangannya kepada pria itu.

"Katakan pada Pak Hadi Suryadinata, cucunya, Anna Aurelia tidak akan sudi menginjakkan kaki di kediaman Suryadinata. Sekali lagi mohon maaf, silahkan anda kembali." Anna masuk dan menghempaskan pintu.

"Kau pasti akan menginjakkan kakimu di kediaman Suryadinata. Meski bukan sebagai cucu..". pria itu bergumam dan tersenyum. Kemudian berlalu pergi dengan mobil ferrari hitamnya.

Anna menutup pintu dengan kesal. Ia kemudian duduk dan menggerutu. "Bagaimana mungkin orang yang mengaku sebagai kakekku mencela ayahku?"

Ia terdiam sejenak, kemudian membelalakkan matanya " Atau ini ada hubungannya dengan rahasia ayah dan ibu selama ini?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik sih ceritanya.. mau follow akun sosmed nya dong kalo boleh?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status