Share

xvi. Bukan Ilusi

Badanku benar-benar seperti remuk. Hancur menjadi serpihan-serpihan paling kecil. Aku terbangun di sofa dengan kepala yang masih pening ketika mampu kusaksikan apel itu sama sekali belum berpindah dari meja, dan membuatku tersadar kalau semalam aku mungkin pingsan setelah Gerry pergi dari ruangan ini, karena aku ingat kalau kali terakhir aku dapat merasakan punggungku yang kembali menabrak alas sofa saat aku menekankan kakiku ke lantai, mencoba berdiri dan berjalan ke ranjang. Serta pandanganku yang seketika hanya berubah menjadi hitam. Bertemu satu kegelapan yang panjang.

Aku tidak percaya kalau aku masih menjadi orang yang sama pagi ini; perempuan malang dalam kenahasan itu lagi, dengan tiada kemujuran yang mau menghampiri. Mataku sayu, dan kantungnya kelihatan amat besar. Satu tanda mujur bahwa penderitaan sedang menggantung tepat di kedua pundakku. Terlebih tubuhku yang kini sudah jelas kurus, dan tampak ringkih kala kutatap lekat cermin di hadapanku ㅡmengasihani diriku sendiri.

K
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status