POV: TAKUMI zHANG. Peristiwa pagi itu…… Setelah saya terbangun dari tidur saya dan menemukan seorang wanita bule di sisi saya, diam diam saya mengingat kejadian kemarin di saat saya merindukan Kartika Lee. Dengan sedih saya menelpon Juna Takazawa meminta dia datang sendiri tanpa Sari. Dengan penuh tanda tanya Juna datang kerumah mewah saya yang terletak di tanah seluas satu hektar itu, ya, saya disini memiliki peternakan bermacam binatang. Ada peternakan kuda , sapi dan ayam yang diurus oleh para pegawainya, sedangkan saya mengelola bisnis lain,. Karena saya tahu Kartika Lee senang memelihara berbagai binatang peliharaan.dan semua aset ini rencana nya akan saya hadiahkan untuk Kartika Lee. Juna datang dan langsung ke kamar kerja saya. Terlihatlah Takumi Zhang yang sedang duduk termenung dan baru sadar dari mabuk, atau setengah sadar. “Ada apa?” Tanya Juna penuh keingintahuan dan juga dengan mimik kebingungan. “Saya semalam telah menikah dengan seseorang.” Kata saya sedih dan
POV: ROBERT ZHANG. “Mengapa Kartika Lee tidak mau kemari ya, kakek sangat ingin bertemu dengan dia.” Kata kakek sangat kesal dan juga sedih. “Salah kamu sendiri, gadis yang begitu baik dan polos, kamu sia sia kan hanya demi seorang Jenny Wu, menyesal juga percuma, masih untung dia memaafkan kamu, tapi ingat segala perbuatan pasti ada karmanya, jika kamu berbuata baik, karma perbuatanmu akan berbuah baik, tapi jika kamu berbuat jahat dan sangat menghina, kamu juga akan mencicipi karma perbuatan jahatmu. ya, hukum tabur tuai lah yang berlaku. Dulu kamu menghina dia karena kemiskinannya dan kamu membanggakan kekayaanmu, hati hati lho, menurut kepercayaan kita jika terlalu melekat pada kekayaan bisa terlahir ke alam binatang, perbanyaklah perbuatan baik selama kamu masih diberikan kesempatan beberapa hari lagi sebelum ajal mu menjemput.” Kata nenek dengan ketus dan juga marah dengan ulah kakek yang selalu ingin menang sendiri. “Robert, mulai hari ini kamu temanin kakek, kita akan melak
“Hayo, kakak, ceritakan, mengurus bunga jadi lebih semangat jika kita mendengar cerita kakak bunga jelita itu.” jerit anak anak dengan riuhnya. dan mengelilingi nenek berumur itu sambil melonjat lonjat. “Baiklah, kakak akan cerita, kakak bunga jelita adalah teman bermain kakak dari kecil dan kalian harusnya jangan memanggil kakak dengan sebutan kakak. Sekarang kalian sudah harus memanggil saya sebagai nenek.” Kata wanita berumur itu. Melihat semua itu, nenek dengan santai menghampiri bangku yang ada di tengah taman bunga itu dan dia mengajak kakek duduk disana sambil memerhatikan nenek berumur itu dan anak anak panti. “Hayo, kita dengarkan apa yang akan nenek sehat itu ceritakan ke anak anak itu.” kata nenek sambil duduk agak ke dalam sehingga wanita berumur itu tidak dapat melihat nenek. Melihat tingkah laku nenek sepertinya nenek sangat mengenal nenek beruban itu. “Beberapa tahun yang lalu, ketika kami masih remaja, kakak bunga jelita sering datang kemari dan taman ini adalah
POV: KARTIKA LEE Masa sih Takumi Zhang menikah tanpa memberitahukan saya dan sekarang juga ada Kartika Zhang, sudah berapa lama dia menikah, setipis itukah cintanya pada saya secepat itukah dia melupakan saya. Batin saya sedih. Betapa sakitnya jika masih mencintai orang dan orang itu sangat mudah melupakan kita, tapi cinta suci itu ya, akan bahagia melihat pasangan cinta kita bahagia, akan seperti itukah saya? “Kartika Zhang, hayo mam gendong.” kata seorang wanita bule dengan bahasa Indonesia yang terbata bata yang kemudian saya kenal bernama Katarina. “Tidak, saya mau di gendong mami Kartika . saya sudah menemukannya jadi saya ingin dad menjadikan dia mami saya.” kata Kartika Zhang dengan tangisan yang sedih. “Cup cup, sudah ya, tangisnya, jangan takut ada mami, mereka tidak akan galak sama kamu.” kata Kartika Lee membujuk Kartika Zhang dengan santai dan seperti sudah pintar dia merawat anak kecil, ya Kartika Lee itu memang sangat di senangi anak anak kecil dan dia juga sudah ber
POV: ROBERT ZHANG. Selama tujuh hari kemudian kakek istirahat di rumah dan selalu menemai nenek di rumah kaca dan dalam waktu tujuh hari itu mereka merancang 1 set perhiasan DI kamar kerja nenek yang kemudian akan diselesaikan oleh nenek. Mereka membuat perhiasan yang terdiri dari cincin, kalung dan anting yang kemudian hari saya ketahui itu untuk dipersembahkan untuk Kartika Lee jika di kemudian hari dia menjadi istri saya. Setelah tujuh hari kemudian, kakek mengajak nenek untuk menjelajahi restoran restoran terkemuka yang pernah mereka datangi di sekitar negara kami. Hari ini kakek mengajak nenek, paman Hendrik , bibi Midori dan saya ke restoran yang ada di pegunungan, tidak tahu saya kenapa sekarang kakek sangat senang ke pegunungan. Restoran yang sejuk di lereng pegunungan jadi kita bisa menikmati pemandangan yang memukau, dengan aliran sungai di celah celah pegunungan dengan pohon pohon yang rindang dan bunga bunga yang indah di sepanjang jalan dan di sekitar restoran. Suara
Melihat kelakuan pemudi itu, saya dan paman tercengang, sungguh berani melawan bibi Midori. Apakah pemudi ini tidak sadar diatas langit ada langit lagi, gunung yang tinggi ada gunung yang lebih tinggi lagi, jadi berusahalah menjadi manusia yang bersahaja. Terlihatlah pandangan yang membingungkan, pada saat pemudi itu memukul bibi Midori, Bibi Midori hanya menangkis dengan tangan kirinya dan terlihat pemudi itu tangannya menjauh dan badannya juga terlihat bergetar dan mundur beberapa langkah. Setelah itu bibi menghampiri pemudi itu dan berkata:” jika mau menampar seseorang lihatlah apakah diri kamu sudah mampu?” Tentu saja pria yang menemaninya tidak senang dan dia juga ingin menampar bibi, tapi sayang tangan itu dipegang oleh seseorang yang baru datang. “Sungguh lancang, berani menyentuh tamu undangan saya, sudah kuatkah kalian berdua, gunakan tenaga kalian untuk nanti di atas panggung, jangan disini membuat ulah.” kata seseorang yang baru tiba itu dan ternyata adalah tertua lao
“Ketua, silahkan jalan dan sampai bertemu lagi di perkumpulan 2 bulan dari sekarang.” Kata salah satu dari mereka.“Jangan panggil ketua, saya belum jadi ketua, belum pantas menyandang panggilan itu, nanti saja ya, setelah resmi jadi ketua, kamu boleh memanggil saya seperti itu, nanti dimarahi bibi Midori lho.” kata saya sambil tersenyum.Kedua pemuda itu hanya mengangguk dan membalikkan badan masuk ke dalam sedangkan kami berjalan santai ke mobil tanpa menghiraukan keadaan sekitar kami dan inilah bahayanya .Ternyata kedua pemuda pemudi itu adalah pasangan tunangan dan di luar perkumpulan hitam bawah tanah itu telah menjadi ketua geng perkumpulan pemuda yang baru terbentuk.Jadi melihat kami keluar dan berjalan ke tempat parkir, disaat kami sampai di tempat yang sepi dan terpencil dan tanpa pantauan CCTV, mereka para pemuda dan pemudi sekitar 10 orang menghampiri kami dan terjadilah pengeroyokan.Kami bertiga terkurung di dalam lingkaran kesepuluh pemuda pemudi ini dan bibi hanya ter
Keesokan harinya, Robert Zhang memasuki kamar rahasia setelah di sarapan dulu di ruang makan keluarga Zhang tanpa kehadiran kakek yang sudah almarhum dan nenek yang sibuk membuat perhiasannya. Setelah selesai makan, Robert berpesan kepada kepala pelayan:” jika perlu apapun dan ada sesuatu yang ada hubungan dengan nenek, hubungi paman Hendrik atau bibi Midori, jangan mencari saya selama sebulan atau lebih.” “Ya, tuan muda.” kata kepala pelayan. Robert memasuki kamar kerjanya dan Robert langsung menekan tombol rahasia yang ada di rak buku dan pintu terbuka dengan lebarnya lalu Robert berjalan melalui pintu dan pintu tertutup sendiri Setelah masuk Robert membiasakan dirinya dengan lampu yang redup dari kamar rahasia ini. “Tuan muda kamu sudah siap memulai pelajaran yang agak susah ini.” Tanya V “Ya, mari kita mulai.” kata Robert sambil menuju ranjangnya dan membaringkan tubuhnya agar tubuhnya menjadi santai sehingga bisa menerima semua tantangan yang akan dia hadapi. Robert memula