LOGIN" Fuck me, yeah!" the groaning continued. The closer I got, the louder the groaning became. "Tell me that I am sweeter than your Luna," Celine commanded the minute she saw me. While grinning so wickedly. "You are sweeter than my mate," he groaned, plunging hard into her. A wolf assassin was betrayed by her mate and left to die on a forest floor but the moon goddess gave her another chance at life, Some unfinished businesses that needed taking care of, Would she seek revenge? or would she forgive him? What happens when she finds out that the moon goddess blessed her with another mate, a rare gift, but she was that special? Would she give love another chance? Or Would she throw it all away? Find out in this suspense-filled book, ASSASSIN LUNA!!!!
View MoreBella Thania memasuki ruang kerjanya, melangkah mendekati kursi lalu duduk bersandar menghilangkan penat setelah seharian menangani pasien melahirkan.
Baru saja mata terpejam, menikmati dingin ruangan, ia mendengar suara pintu dibuka, disusul suara seseorang yang memanggil mesra. "Honey." Bella membuka mata, menatap ke arah laki-laki tampan yang tersenyum sambil membawa sebuket bunga mawar dengan kedua tangan. "Mas, kamu ke sini?" Mata Bella membulat dengan senyuman indah merekah di wajah. Kejutan dari sang kekasih sukses membuat rasa lelah setelah seharian bekerja, hilang seketika. "Kenapa? Apa aku ngga boleh datang ke sini, hmm? Aku Direktur di rumah sakit ini." Pria dengan senyuman menawan itu mendekati Bella, meletakkan buket bunga ke atas meja. "Aku merindukanmu, Honey." Ia tatap wajah cantik sang kekasih yang tengah tersenyum lebar di padanya. "Aku juga Mas, tapi kenapa kamu ke ruangan aku? Kenapa ngga nunggu di mobil aja? Kalau ada yang melihat kamu di sini, gimana?" Bella melangkah mendekati pria itu, lalu memeluk manja. Pria tampan bernama Anugrah, yang tak lain Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak tempat Bella bekerja itu, adalah kekasih sang Dokter. Sudah hampir tiga bulan mereka menjalin asmara. Bella Thania_Dokter Kandungan berusia 29 tahun, menerima cinta sang Direktur yang berusia jauh di atasnya. Ya, Anugrah adalah duda beranak satu yang baru setengah tahun bercerai dari istrinya. Hubungan asmara itu belum berani diungkap oleh Bella karena berbagai alasan. Salah satunya, karena Anugrah baru saja menyandang status sebagai duda anak satu. Anugrah menatap sang kekasih dengan senyuman kecil. "Kenapa? Kamu masih malu mengakui hubungan kita di depan orang-orang? Apa alasannya?" Bella menggeleng, "Bukan malu Mas, tapi aku ngga mau orang mikir aku diistimewakan di sini karena aku pacaran sama Direktur Rumah Sakit. Aku maunya dianggap sama seperti Dokter lain." Kening Anugrah berkerut, "Memang ada yang mengistimewakanmu di sini selain aku?" Bella menggeleng sambil tersenyum manja. "Ngga ada sih, cuma kamu yang mengistimewakan aku." Cup! Kecupan lembut mendarat di kening. Anugrah menatap Bella lekat, membuat kedua pipi wanita itu memerah, malu. "Jangan ngeliatin aku begitu, Mas. Aku ma .... " Belum selesai ucapan keluar dari mulut Bella, kecupan kembali mendarat di bibir. Anugrah merapatkan tubuh Bella ke meja di belakang, merengkuh jenjang leher wanita kesayangan, melumat habis bibir manis rasa strawberry itu dengan rakus. "Ehm!" Suara desahan kecil keluar dari mulut keduanya yang menikmati kecupan dan permainan lidah satu sama lain. Suasana hening di dalam ruangan seolah mendukung keduanya untuk melakukan yang lebih dari sekedar kecupan panas. Sadar tempatnya tidak tepat, Bella mendorong pelan tubuh Anugrah, memalingkan wajah. "Jangan di sini Mas." Ia tahu apa yang ada di pikiran Anugrah. Sang Direktur tersenyum lembut, "Tidak ada orang di sini." Bella mengangkat kepalanya, menatap pria tinggi tampan itu, "Kalau tiba-tiba ada yang masuk, gimana? Jangan di sini. Di hotel aja." Anugrah mengangguk pelan, "Oke, di hotel." Ia melangkah mendekati pintu, mengunci ruangan itu. Deg! Kedua mata Bella membulat sempurna, melihat kekasihnya mengantongi kunci ruangan. "Mas, kok dikunci?" Tak ada jawaban, Anugrah melangkah cepat mendekati Bella, memeluk erat, membawanya ke dinding dan merapatkan tubuh mereka. "Mas!" Bella mencengkram kemeja sang Direktur yang mulai tak dapat mengendalikan diri. "Hanya satu kali, setelah itu kita lanjutkan di hotel." Anugrah mengecup bibir Bella, melumat rakus hingga Bella kehabisan napas. Perlahan, tangan sang Direktur membuka satu per satu kancing kemeja sang kekasih, melempar pakaian itu ke atas lantai. Selesai dengan pakaian yang melekat di tubuh sintal Bella, Anugrah menaikan rok ke atas pinggang, meloloskan pakaian dalam merah muda, ke bawah. "Ehm!" desah Bella saat Anugrah memainkan jarinya di dalam liang kenikmatan. Wanita cantik itu menurunkan resleting Anugrah, mengeluarkan Joni yang sudah mengeras. Sang Direktur tersenyum mesum, mengarahkan tombak berurat itu ke liang yang basah dan memasukannya. "Ah! Mas!" desah Bella, mengigit bibir bawah pelan sambil memejamkan kedua mata. Anugrah memompa tubuhnya dengan ritme cepat, menahan desahan yang ingin meledak. Sadar, tempat itu tak memiliki peredam suara. "Kamu nakal Mas!" protes Bella manja. "Kamu menikmatinya juga 'kan, Honey?" Bella mengangguk malu-malu dengan suara napas terengah-engah. Peraduan peluh yang berlangsung beberapa menit itu terusik oleh suara ketukan pintu yang terdengar tiba-tiba. Anugrah mempercepat gerakan tubuh maju-mundur sambil mengigit telinga Bella pelan. "Mas, ada orang," bisik Bella, mendorong tubuh kekasihnya. "Aku belum selesai. Sebentar lagi," engah Anugrah, semakin mempercepat gerakan. "Tapi Mas." Wajah Bella memucat panik saat mendengar suara ketukan itu semakin kencang. "Udah Mas. Ada orang!" Anugrah menghentikan gerakannya. "Belum keluar. Sebentar lagi." Bella melirik ke arah pintu. "Ada yang ngetuk pintu." Tok Tok Tok! Membuang napas kasar, Anugrah menarik pusakanya dari dalam celah kenikmatan dengan wajah kesal. Buru-buru Bella memunguti pakaiannya dan memakai satu per satu. Tok Tok Tok! "Iya tunggu!" teriak Bella dengan wajah panik. Ia menatap pria tampan yang berdiri di depannya. "Masuk ke kamar mandi dulu Mas!" "Kenapa?" Anugrah mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi. "Please, masuk dulu. Ngga enak dilihat orang kalau kamu ada di sini." Dengan lesu, Anugrah menaikan celananya, melangkah masuk ke dalam kamar mandi. "Mas kuncinya." Bella berjalan mendekati kamar mandi, meminta kunci. Kamar mandi dibuka, kunci diberikan pada Bella yang langsung mendekati pintu dan membuka lebar. Seorang perawat berdiri di depan pintu, "Bu Bella, Anda diminta ke ruang Diskusi Medis." Bella mengerutkan dahi. "Ke ruangan itu? Untuk apa? Bukannya sekarang sudah waktunya saya pulang?" "Kalau itu saya kurang tahu, Dok. Saya hanya diminta menyampaikan saja. Saya permisi Dok." Perawat itu melangkah pergi. Bella menoleh ke belakang, melihat kamar mandi. "Aku pergi sebentar Mas," serunya lalu melangkah ke ruang Diskusi Medis, tempat para Dokter membicarakan tentang pasien dan prosedur rumah sakit. Sesampainya di ruangan tersebut, Bella langsung diminta masuk ke tempat yang ternyata sepi. Bella melangkah pelan sambil mengamati ruangan. Deg! Ia melihat seorang wanita duduk di kursi, membelakangi pintu. "Maaf, Anda siapa ya?" tanya Bella. "Ruangan ini hanya untuk Dokter." Wanita itu memutar kursinya, memperlihatkan wajah dingin dengan tatapan tajam. "Aku tahu hubungan gelapmu dengan Mas Anugrah! Jadi benar Mas Anugrah selingkuh dan dia menceraikan aku karena wanita murahan sepertimu!" Kedua mata Bella membulat sempurna, tak paham dengan tuduhan dari wanita yang baru pertama kali dilihat. "Maksudnya apa? Saya ngga ngerti sama ucapan Anda. Anda siapa?" tanya Bella gugup. Wanita itu tersenyum kecut, berdiri dari tempat duduknya lalu melangkah cepat mendekati Bella. "Kamu ingin tahu saya siapa?" desisnya. Bella mengangguk pelan. "Jauhi Mas Anugrah! Dasar pelakor!" sarkas wanita itu dengan sorot mata tajam.I heaved a sigh of relief when I saw him walk through that door, looking so lethal. Sheila tried escaping, but I quickly shot her in the leg, while Hayden and his men devoured every last one of them except Zack."You keep destroying my stuff, Hayden. I'm going to make you pay," he barked, looking at the damage done to the property."I'm counting on it, Zack; you should have stayed gone when you ran, but you dare show your stupid face here," he barked at him."That throne is mine," Zack yelled at him."Says the illegitimate son; go blame your mother if you need someone to blame," Hayden yelled back at him."How dare you!" Zack barked. I heard from a reliable source that Zack was the first son of the former Lycan king, but it was just meant to be a fling. Zack's mom seduced the then-Lycan king, who wasn't married at the time, and he slept with her.The Fling lasted for a while, but the Lycan king found his mate and kicked Zack's mom out of the palace, but she was pregnant at the momen
It had been a week after the whole drama, and things were finally getting back to normal. Tessa had a hard time adjusting, but she is fine now. My real parents moved in with us, and we have been bonding well. I'm in my last trimester and it could happen any time now, honestly, I'm kind of scared. Hayden went after Sheila and Zack, but that sneaky bastard got wind of it and escaped the country. As satisfying as it would have been to watch him die, all the same, he is out of our lives now till he shows his ugly head again. The only problem is that Hayden increased our security again; each time there is an attack on any of us, he ends up getting more security. It's frustrating watching the whole property filled with more security than actual occupants. I was allowed to go out before now, but these days I'm just stuck in here like I'm in prison. Hayden wasn't at home, and I was getting tired of staying home already. I picked up my phone, wore the necklace he got me, and stashed some
I held Tessa in my arms as she continued crying, holding onto me so tightly. "Hush now, honey, it's fine now," I said to her, gently patting her hair. Hayden's men shot the bastard a couple of times just to make sure he was dead. I took Tess back into the house and to her room. She laid down on her bed, and I turned to leave, but she grabbed my hands. "Tess, honey, you should take a rest," I said to her. "I don't want to be alone," she whispered while holding onto my hand. I sat back on her bed, brushing the hair off her face. "I will kill every single one of them before they lay a finger on you," I said, holding her gaze. "Kay," she whispered as tears formed in her eyes, gently trickling down on the bed. "I will be right outside if you need me," I whispered into her eyes, and she nodded, smiling at me. I smiled back and made my way out of the room. I went into the room, dropping my bag in the room. I took off the 2-inch heel I was putting on. I was about to pull out the gun;
AGNARS POVI have been troubled ever since I saw Kay. I don't know what troubles me more—the fact that my jealousy made me want to kill her or the fact that she is pregnant.I was a fool for kicking her out. I guess karma is indeed a bitch. There has never been a dull moment in this bloody pack. "What am I doing? I don't have time for regrets," I scolded myself.I shouldn't have seen her; seeing her has triggered something deep within me, and I can't seem to quench it. My head keeps going on a rollercoaster, and it's becoming exhausting."I need to keep myself busy," I quickly said, getting off my chair. I picked up my phone and made my way out of my office, heading towards my quarters. I wanted to get my keys from my room and probably go for a ride.It's the best way to get your mind off things. I got into my room and picked up the key from the counter, then headed out of the room.I made my way out of the room and was heading towards the parking lot when my phone began ringing.I f












Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
reviews